Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YOVITA PITRI

NIM : 1810020148
KELAS : 5 F

Audit Berbasis Risiko

PENGENDALIAN VS RISIKO
 Pengendalian:
memastikan semua langkah mencapai Visi
 Risiko:
Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa, yang bila terjadi akan
menimbulkan dampak yang merugikan tujuan perusahaan
1. Adanya unsur “kemungkinan terjadi”, yang dinotasikan dalam rumus,
sebagai :
(K), atau Pr (Probability), atau L (likelihood)
2. Adanya unsur “dampak”, yang dinotasikan sebagai (D), atau E (exposure), atau
C (consequency)
3. Rumus risiko menjadi :
R= K x D ( Indonesia); atau
R= Pr x E (USA); atau R = L x C ( Australia dan New Zeland)
Bila faktor nilai ada tiga , maka :
R= L X C x D ( tingkat deteksi)
AUDIT EKSTERNAL & AUDIT INTERNAL BERBASIS RISIKO
 AUDIT EKSTERNAL BERBASIS RISIKO
ACUAN International Standards on Auditing (ISA) yang dikeluarkan oleh
International Auditing and Assurance Standard Board (IAASC)
 AUDIT INTERNAL BERBASIS RISIKO
ACUAN Standard of Internal Auditing yang dikeluarkan oleh The Institute
of Internal Auditors (IIA)
PERUBAHAN PENDEKATAN METODE AUDIT
1. KONVENSIONAL

 AUDIT UNIVERSE
Lebih mengutamakan area financial dan kepatuhan kepada kebijakan dan prosedur
internal
 TUJUAN AUDIT
Lebih memastikan bahwa pengendalian internal bekerja secara efektif dan untuk
meningkatkan efisiensi tanpa melihat keberadaannya untuk mengendalikan risiko.
 RENCANA AUDIT TAHUNAN
Siklus audit ditetapkan secara berkala
 TUGAS LAPANGAN
Berdasarkan perangkat kerja (work plan)tanpa tujuan spesifik
 PENGUJIAN
Konfirmasi bekerjanya pengendalian dan lebih mengarah pada temuan kesalahan
 PELAPORAN
Mengutamakan penyimpangan yang signifikan
 REKOMENDASI
Diberikan dalam kaitannya dengan pengendalian agar kuat, cost benefit, efisiensi dan
efektivitas

2. RISK BASED AUDIT


 AUDIT UNIVERSE
Semua aktivitas usaha, khususnya yang mengandung risiko usaha perlu
dipetakan
 TUJUAN AUDIT
Lebih memberikan keyakinan (assurance) bahwa risiko yang diidentifikasi
telah dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.
 RENCANA AUDIT TAHUNAN
Diproritaskan ke area yang berisiko tinggi
 TUGAS LAPANGAN
Memastikan bahwa perusahaan telah mengidentifikasi, mengendalikan,
dan memantau semua risiko yang ada.
 PENGUJIAN
Teknik pengujian sama tetapi lebih memastikan bahwa important risk
control berfungsi dengan baik untuk mengurangi risiko
 PELAPORAN
Memberi keyakinan bahwa semua risiko telah dikelola dengan baik
 REKOMENDASI
Diberikan dalam kaitannya manajemen risiko agar risiko dihindari,
didiversifikasi, dan dikelola dengan baik.
MANAJEMEN RISIKO
Adalah suatu proses pengambilan keputusan yang sistematik dan terorganisasi
dengan baik, yang secara efisien dapat mengidentifikasi resiko, menganalisis resiko
dan secara efektif mengurangi atau mengeliminasi resiko guna mencapai tujuan
Berbeda dengan problem solving yang action plan-nya bersifat represif, pada
manajemen risiko, action plan-nya bersifat preventif. Jika terjadi peristiwa berisiko,
maka dengan tindakan preventif dapat diminimalisir kemungkinan maupun
dampaknya.
STANDAR MANAJEMEN RISIKO
1995 : Australia dan slandia baru menerbitkan standar risiko pertama
di dunia
1997 : Kanada yg menerbitkan standar manajemen risiko
2001 : jepang menyusul menerbitkan standar manajemen risiko
2002 : profesi manajemen risiko di Inggris menerbitkan panduan manajemen risiko
(AIRMIC, IRM,ALARM)
2004 : COSO menerbitkan panduan mengenai integrated risk management frame work
terbit di USA
2009 : ISO menerbitkan ISO 31000:2009 risk management – principle and guidelines
2017 : COSO menerbitkan revisi panduan mengenai manajemen integrating wit
strategy and performance
2018 : Revisi ISO 31000 yang pertama sejak tahun 2009 menjadi ISO 31000:2018
SNI, adopsi Indonesia

MENETAPKAN KONTEKS RISIKO


Risiko diidentifikasi berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan pada tahap
Penetapan Konteks. Informasi pada tahap penetapan Konteks merupakan Indikasi
Risiko atau Indikasi adanya peristiwa risiko yang terkait dengan konteks internal
maupun konteks eksternal. Hasil dari penetapan konteks, suatu resiko dapat
berhubungan dengan kondisi strategis bagi perusahaan, maupun terkait kegiatan
operasional saja. Penetapan konteks mengindikasikan, apakah antisipasi risiko harus
segera dilakukan atau masih dapt ditunda
Risiko diidentifikasi berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan pada tahap
Penetapan Konteks. Informasi pada tahap penetapan Konteks merupakan Indikasi
Risiko atau Indikasi adanya peristiwa risiko yang terkait dengan konteks internal
maupun konteks eksternal . Hasil dari penetapan konteks, suatu resiko dapat
berhubungan dengan kondisi strategis bagi perusahaan, maupun terkait kegiatan
operasional saja. Penetapan konteks mengindikasikan, apakah antisipasi risiko harus
segera dilakukan atau masih dpt ditunda .Penetapan konteks eksternal meliputi
pertimbangan faktor pemangku kepentingan dan persepsi nilainya, lingkungan
poleksospolbud,dan faktor eksternal lainnya. Penetapan konteks internal meliputi
pertimbangan strategi, organisasi, sasaran, tujuan,budaya, sistem informasi, karakter
bisnis dan kapasitas internal
EVALUASI RISIKO (INHERENT RISK, RESIDUAL RISK & APPETITE
RISK)
 Proses pembandingan antara level risiko yang dihasilkan selama proses analisis
dengan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya, yang dapat dan tidak
dapat diterima.
 Batas nilai risiko yang dapat diterima oleh perusahaan disebut sebagai appetite
risk (selera risiko).
 Risiko awal disebut sebagai inherent risk
 Bila inherent risk di atas risiko awal maka perusahaan perlu menyiapkan action
plan agar inherent risk turun
 Nilai inherent risk setelah action plan disebut residual risk
 Bila expected residual risk lebih rendah dari appetite risk, maka pelaksanaan
proyek berada dalam pemantauan
 Bila expected residual risk lebih tinggi dari appetite risk, maka direksi harus
memutuskan pilihan perlakuan terhadap risiko.

TUJUAN & MANFAAT AUDIT INTERNAL BERBASIS RISIKO


1. Membantu unit audit intern fokus pada hal-hal yang signifikan dan berdampak luas
seperti identifikasi risiko-risiko utama dalam organisasi yang dapat menggagalkan
pencapaian tujuan.
2. Membantu pimpinan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
melaksanakan manajemen risiko yang efektif
3. Mengidentifikasi risiko-risiko utama semua proses bisnis.
Kerangka Penyususnan Rencana Audit Tahunan Berbasis Risiko.
1 Memahami klien dan proses bisnis
2 Menyusun dan memutuskan audit universe dan menetapkan area audit
3 Indentifikasi dan pengukuran risiko
4 Penyusunan perencaan audit tahunan berbasis risiko

RISIKO-RISIKO DUNIA BISNIS SAAT PANDEMI RISIKO-RISIKO


1 Isu-isu seputar pandemic
2 Penurunan Pendapatan/Penjualan
3 Ancaman Resesi.
4 Kerugian investasi akibat turunnya harga saham
Pendekatan dan Dokumentasi
Audit Berbasis Risiko
Perspsktif External Auditing

Standar Audit di Indonesia


 Norma Pemeriksaan Akuntan oleh IAI – 1973
 Standar Profesional Akuntan Publik oleh IAI – 1994.
 Standar Profesional Akuntan Publik oleh IAPI – 2011 (IAPI terbentuk tahun
2007).
 SPAP based on International Standards on Auditing (ISA) oleh IAPI – 2013.
Jasa Kantor Akuntan Publik
 Assurance Services
Audit & Review of Historical Financial Information (ISA 100-999)
Assurance Engagement other than audit & Review of Historical Financial
Information (ISA 2100-2699)
 Related Services
Agreed Upon Procedures, Compilation, Pendampingan Perpajakan,
Perikatan Jasa Konsultansi (jasa advisory)
Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
KAP harus mendorong terciptanya suatu budaya bahwa mutu penting dalam
melaksanakan penugasan dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mendukung budaya tersebut (ISQC1.18)
Contoh Prosedur: Program pelatihan yang diselenggarakan KAP menekankan
pentingnya mutu pekerjaan, dan ini diperkuat dalam evaluasi pelaksaan dan keputusan
kompensasi.
Ketentuan Etika yang Relevan
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mendapatkan
keyakinan memadai bahwa KAP, para personelnya, dan bila perlu subyek lain
berkenaan dengan independensi, menjaga independensi apabila diwajibkan oleh
ketentuan etika yang relevan (ISQC 1.21)
Contoh Prosedur: Setiap partner dan karyawan harus menjawab “daftar pertanyaan
tentang independensi” setiap tahun, yang bersangkutan dengan kepemilikan saham dan
keanggotaan dalam dewan komisaris.
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien & Penugasan Tertentu
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk penerimaan dan keberlanjutan
dengan klien serta penugasan tertentu yang direncang agar KAP mendapat keyakinan
yang memadahi bahwa klien akan diterima atau hubungannya dilanjutkan apabila
kompeten, dapat mematuhi ketentuan etika dan telah mempertimbangkan integritas
klien (ISQC1-26).
Contoh prosedur: Dibuat formulir evaluasi tentang klien dan keputusan penerimaan
sebelum klien tersebut diterima
Sumber daya manusia
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mendapatkan
keyakinan memadahi bahwa KAP memiliki personel yang cukup dengan kompetensi,
kapabilitas, dan kemitmen terhadap prinsip-prinsip etika yang diperlukan untuk:
melaksanakan penugasan, menjadikan KAP dan partner yang ditunjuk dapat
menerbitkan laporan yang sesuai dengan situasi yang ada (ISQC1.29).
Contoh prosedur: setiap profesional harus dievaluasi untuk setiap penugasan dengan
menggunakan laporan evaluasi penugasan individu yang disiapkan oleh KAP.
Pelaksanaan Penugasan
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dan prosedur yang dirancang untuk
mendapatkan keyakinan memadahi bahwa penugasan dilaksanakan sesuai dengan
standar profesional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan bahwa KAP
atau pertner yang betugas menerbitkan laporan yang sesuai dengan situasi yang
dihadapi. Kebijakan dan prosedur mencakup: hal-hal yang relevan, tanggung jawab
supervisi dan tanggung jawab reviu (ISQC1.32).
Contoh prosedur: Manager Risiko dan Kualitas KAP siap untuk memberi konsultasi
dan memberi persetujuan atas semua penugasan sebelum dinyatakan selesai.
Pemantauan & Dokumentasi
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk dokumentasi
yang tepat sebagai bukti beroperasinya setiap elemen sistem pengendalian mutu
(ISQC1-57).
Contoh prosedur: Partner QC harus menguji prosedur pengendalian mutu sekurang-
kurangnya setahun sekali unutk memastikan bahwa KAP melaksanakan pengendalian
mutu, semisal menggunakan form monitoring program.

Anda mungkin juga menyukai