Anda di halaman 1dari 2

Slide 1

Ass wr wb
Selamat siang bu reni, selamat siagn teman2 semua. Kami dari kelompok 4 yang beranggotakan
saya sendiri Fadhila dan mas ferik yunarko. Hari ini kami akan mempresentasikan hasil diskusi
kami mengenai studi kasus pada chapter 5 yang berjudul works at amazon are not feeling
motivated.

Slide 2
Nah, studi kasus ini lebih membahas pada pekerja amazon di fulfillment center atau pusat
pengemasan barang/pesanan. Amazon ini memiliki lebih dari 175 fulfillment centers di seluruh
dunia dan terdapat lebih dari 125ribu pekerja. Amazon dengan konsisten selalu memenangkan
award dalam hal peringkat kepuasan customer. Dalam setahun, amazon dapat menerima
jutaan orderan bahkan lebih. Nah untuk memenuhi dan meningkatkan kepuasan customernya,
amazon mengeluarkan beberapa ide seperti 2 hari pengiriman untuk member premium,
pengantaran langsung kerumah, dll. Amazaon tercatat sebagai ecommerce terbesar kedua di
dunia di tahun 2019 dan termasuk perusahaan paling berpengaruh di dunia.

Slide 3
Nah tetapi dibalik semujlah prestasi yang dimiliki oleh amazon, terdapat beberapa poin
kekurangan amazon, salah satunya adalah dari bagian pekerja fulfillment. Mayoritas pekerja di
fulfillment merasa tidak termotivasi. Berikut kondisi yang terjadi di fulfillement amazon,
- Pertama. Jadi Pekerja yang tidak mencapai target/ kuota harian akan dicatat oleh
manajer. dan jika telah mencapai batas kuota yang ditentukan, maka pekerja akan
diberhentikan. Dari hasil pengamatan, terungkap bahwa beberapa pekerja sangat takut
kehilangan kuota/targetnya, sehingga mereka rela melewatkan waktu istirahat mereka,
bahkan mereka buang air kecil di dalam botol atau tempat sampah yang ada di dalam
Gudang. Nah seperti yang kita tahu, Amazon sangat berdedikasi pada tujuan
produktivitasnya, sehingga dilaporkan bahwa para pekerja fulfillment tidak saling
berbicara satu sama lain karena manajer melarang keras hubungan pertemanan antar
pekerja.
- Kedua. Pekerja amazon menggambarkan suasana tempat kerjanya menyerupai penjara,
setiap awal dan akhir shift kerja, manajer melakukan pemeriksaan barang selundupan
dan barang curian. Jika terdapat pekerja yang mencuri barang dari perusahaan, pekerja
tersebut akan dipermalukan secara publik dengan menampilkannya pada TV monitor
dan bulletin board yang ada di Gudang.
- Ketiga. Pegawai dapat dipecat jika terlalu sering tidak masuk kerja atau sesuai istilah dari
Amazon pekerja mendapatkan negative unpaid time off (UPT). Oleh karena itu, para
pekerja amazon merasa ketakutan untuk tidak masuk kerja, sehingga mereka rela untuk
masuk kerja dalam keadaan sakit atau cedera
- Keempat. Fulfillment center Amazon biasanya berada di lokasi yang jauh dari area
metropolitan dan dengan keadaan ekonomi yang tidak baik. Dengan berbagai masalah
yang ada, bekerja di fulfilment center amazon tetap merupakan suatu hal yang
membanggakan. Sehingga dengan bekerja di fulfilment ini hal tersebut akan lebih baik
daripada pekerjaan lain di daerah tersebut.
Slide 4
• Kelima. Kompensasi kerja yang diterima pekerja tidak sebanding dengan kondisi dan
tuntutan pekerjaan yang ekstrim, namun pekerja merasa hal tersebut bukan masalah,
karena pekerjaan ini memberikan pendapatan yang tertinggi yang bisa didpatkan di
daerah tersebut.
• Kemudian, Manajer memberikan reward berupa kupon yang hanya dapat ditukar
dengan barang-barang yang ada di Gudang seperti t-shirts, botol air minum, dll. Selain
itu reward juga berupa small gift cards dan bahkan hanya cookies. Pekerja mengatakan
mereka tidak membutuhkan reward semacam itu, mereka akan menerimanya jika
diberi, namun mereka lebih memilih reward dalam bentuk upah atau kebebasan dalam
menggunakan toilet saat bekerja.
• Reward yang diberikan kepada employee tidak sebanding dengan bonus yang diterima
manajer jika target tercapai. Jadi reward yang diterima manajer jauh lebih besar
daripada reward yang diterima pegawai.

Slide 5
Dari kondisi tersebut muncullah beberapa permasalahan dari sisi pekerja, yang pertama
performa pekerja menurun, kedua attitude pekerja terhadap perusahaan menjadi negative,
kemudian, pekerja mengalami penurunan motivasi, terjadi pergantian pekerja yang tinggi,, dan
reputasi perusahaan menjadi buruk.
Jadi problem diatas muncul karena adanya gap antara outcomes yang diharapkan dengan
actual outcomes.

Anda mungkin juga menyukai