a. Gonore
Penyebab gonore ialah Neisseria gonorrhoaeae, gejala klinik
pada pria dan wanita berbeda beda. Pada laki-laki di tubuh uretra,
kental putih kekuningan atau kuning, kadang-kadang mukopurulen
atau edema pada meatus. Pada wanita seringkali asimtomatik, bila ada
di tubuh serviks purulen atau kadang kadang disertai eksudat purulen.
Pencegahan gonorhea bisa dilakukan jika tidak berhubungan
intim, setiap pada pasangan dan menggunakan kondom
b. Herpes genital
Penyebabnya adalah Virus herpes simplex. Masa inkubasi
biasanya 2-10 hari, dapat sampai 3 minggu. Gejala klinis biasanya
diawali dengan papul, ulkus berkeleompok diatas dasar eritematosa,
sangat nyeri, terdapat lesi
Pencegahannya bisa dengan tidak berhubungan intim, setia
pada pasangan, menggunakan kondom dan hindari faktor pencetus.
c. Sifilis (Raj Singa)
Penyebabnya Treponema palidum. Masa inkubasi 2 minggu
sampai 3 bulan. Dengan gejala klinis ulkus soliter, bulat atau lonjong,
dasar bersih, tepi ulkus meninggi, tidak ada rasa nyeri, kelenjar getah
bening sekitar membesar, umumnya bilateral, kenyal, tidak ada nyeri
dan tidak disertai eritema.
Pencegahan yang dapat dilakukan tidak berhubungan intim,
setiap pada pasangan dan menggunakan kondom
d. Ulkus Mole
Penyebabnya Haemophillus ducreyi. Masa inkubasi 2-10 hari.
Dengan gejala klinis ulkus multipel, bentuk tidak teratur, dasar kotor,
tepi bergaung, sekitar ulkus eritema dan edema, sangat nyeri.
Pencegahan yang dapat dilakukan tidak berhubungan intim,
setiap pada pasangan dan menggunakan kondom.
e. Limfogranula venereum
Penyebabnya chlamyulla trachomatis. Masa inkubasi 3-20 hari.
Gejala klinis terdapat beberapa stadium, afek primer jarang terlihat,
sindrom inguinal terdapat pembesaran kelenjar getah bening inguinal
medial dengan tanda radang akut.
Pencegahan yang dapat dilakukan tidak berhubungan intim,
setiap pada pasangan dan menggunakan kondom.
f. Trikomoniasis
Penyebabnya adalah Trichormonas vaginalis. Dengan masa
inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu. Dengan gejala klinis di tubuh
vagina, banyak kuning kehijauan, kadang-kadang berbusa, mukosa
vagina eritema, berbau seperti ikan busuk, disertai gatal pada vulva,
pH vagina > 5,0.
Pencegahan yang dapat dilakukan jaga kebersihan alat kelamin,
tidak berhubungan intim, setiap pada pasangan dan menggunakan
kondom.
D. Infeksi Neoplasma
Neoplasma adalah pertumbuhan abnormal, tetapi bukan kanker yang mungkin
terjadi di berbagai bagian tubuh. dengan demikian berkaitan dengan pertumbuhan
abnormal jaringan baru. Neoplasma lebih sering disebut sebagai tumor, namun
karena diklasifikasikan bersifat jinak, neoplasma tidak menyebabkan kanker, seperti
tumor pra-kanker atau ganas. Neoplasma atau tumor juga dikenal dengan nama
“nodul”. Nodul adalah neoplasma yang berukuran kurang dari 20 mm, sedangkan
massa setidaknya berukuran 20 mm.
Tidak seperti tumor ganas, tumor jinak tumbuh lebih lambat dan tidak
diketahui dapat bermetastasis atau menyebar ke jaringan di sekitarnya. Ketika
terbentuk, tumor ini membawa karakteristik dari jaringan asalnya dan dapat terbentuk
sendiri atau berkelompok. Karena tidak berbahaya bagi kehidupan penderitanya,
sering kali tumor ini tidak memerlukan pengobatan segera, tetapi masih harus
dipantau karena terkadang dapat tumbuh cukup besar dan menyebabkan masalah bagi
fungsi tubuh. Dua bahaya utama yang harus diperhatikan ketika tumor jinak muncul
adalah ketika neoplasia berkembang menjadi massa dan ketika tumbuh pada daerah
kecil tubuh di mana tumor dapat menyebabkan obstruksi. Dalam kasus tersebut,
tumor jinak juga mungkin mengancam jiwa sehingga pengobatan mungkin
diperlukan.
E. Jenis-jenis Neoplasma
Neoplasma dapat bersifat jinak, pra-ganas atau ganas (kanker).
F. Klimakterium
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase
usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokrinologik dari ovarium. Klimakterium biasa terjadi pada wanita berumur 40-65
tahun.
1. Manifestasi klinis
a. Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore,
polimenore dan hiper menore
b. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas, keringat banyak, rasa
kedinginan, sakit kepala, desing dalam telingan, tekanan darah yanga
goyah, jari- jari atrofi, gangguan usus.
c. Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang,
susah tidur
d. Gangguan organik : infark miokard ateroskleorosis, asteosklerosis,
osteoporosi, ofipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, dan
gangguan libido.
2. Patofisiologi
Klimakterium bukanlah suatu kedaan patologis, melainkan masa peralihan
yang berlangsung sebelum dan sesudah menapouse. Dimulai kira-kira 4-5
tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan endokronologik (estrogen
turun dan kadar hormon gonadotropin naik).
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan biasanya berkaitan dg keluhan yg muncul, dapat
dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan pengobatan
dengan estrogen bukanlah mmperlambat terjadinya menopause, melainkan
memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki masa klimakterium.
Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara suami-istri, maupun
antara dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan
kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang
terbaik.
Psikoterapi superficial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.
4. Klasifikasi
a. Pra Menopause (klimakterium) pada fase ini seorang wanita akan
mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan
psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara
4-5 tahun pada usia 48-55 tahun.
b. Fase Menopause adalah henti haid seorang wanita. Perubahan dan
keluhan psikologis dan fisik semakin menonjol,berlangsung sekitar 3-4
tahun pada usia antara 56-60.
c. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause.
Terjadi pada usia di atas 60-65 tahun, wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologi dan fisik, keluhan berkurang.
5. Efek klimakterium
a. Adipositas (kegemukan)
b. Diabetes melitus
c. Hipertensi
d. Anovulasi (tidka keluarnya sel telur dari indung telur)
e. Infertilisasi (kemnadulan)
f. Hiperlipidemia (terlalu banyaknya kolestrol didalam darah)
6. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
a. Gangguan rasa nyaman peningkatan suhu tubuh b.d instabilitas
vasomotor
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan seksual b.d nyeri saat senggama
c. Resiko terjadinya injury : fraktur b.d osteoporosis
d. Harga diri rendah b.d ketidakmampuan berfungsi normal
e. Resti terjadi arerosklerosis