Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

OBSERVASI PENIPUAN BERKEDOK KOPERASI


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Koperasi
Dosen Pengampu : Rakhmat Dwi Pambudi, SE, M.Si.

Disusun Oleh :
1. Bintang Mahardika Putra Bangsa 1705026091
2. M. Rosikhul Ilmi 1705026122
3. Choirul Hasri 1705026152
4. M. Ulil Albab 1805026081
5. Eka Dini Harianti 1805026083
6. Risa Hari Yanti 1805026085

EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Observasi Penipuan
Berkedok Koperasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi.
Terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman yang telah membantu mencari bahan
untuk menyelesaikan makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami sangat menyadari apabila dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik serta saran dari para pembaca sangat kami
harapkan. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dipergunakan
sebagaimana mestinya untuk menambah wawasan.

Dari Rumah, September, 2020

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai jenis usaha berbadan hukum, salah satunya adalah
koperasi. Dalam pasal 1 ayat 1 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
menjelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- orang
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi dalam menunjang kegiatan
usaha sumber yang diperoleh berasal dari koperasi itu sendiri. Dalam pasal 41 dan 42 UU
Perkoperasian menyebutkan bahwa modal berasal dari modal sendiri, modal pinjaman,
dan modal penyertaan.
Koperasi bisa disebut sebagai peran utama dalam perekonomian di Indonesia.
Namun peran koperasi sering di salahgunakan oleh oknum- oknum yang tidak
bertanggung jawab, misalkan penipuan yang mengatas namakan koperasi. Beberapa
tahun terakhir modus penipuan berkedok koperasi marak terjadi seiring adanya
peningkatan teknologi seperti media online dan elektronik. Pada penipuan itu pihak
koperasi akan menjanjikan hasil bunga yang sangat tinggi, menawarkan produk budidaya
perikanan atau pertanian, serta mengutip iuran bagi masyarakat yang ingin menjadi
anggota. Dan menurut Tongam L. Tobing data entitias ilegal tahun 2017- 2020 terdapat
158 fintech yang terdaftar pada OJK, dan semuanya tidak bebadan hukum koperasi.
Sehingga apabila terdapat koperasi yang melakukan fintech maka hal tersebut adalah
ilegal. Namun kenyataannya sampai sekarang masih banyak masyarakat yang tertipu
dengan modus yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab dengan mengatas
namakan koperasi. Sehingga dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana ciri-ciri dan
cara menghindari penipuan berkedok koperasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Koperasi dan Permodalan?
2. Bagaimana Ciri- ciri Penipuan Berkedok Koperasi?
3. Bagaimana Cara Mengatasi Penipuan Berkedok Koperasi?
4. Apa Contoh dari Penipuan Berkedok Koperasi?

3
C. Tujuan Penulisan
1. Agar Mengetahui Pengertian Koperasi dan Permodalan
2. Agar Mengetahui Ciri- ciri Penipuan Berkedok Koperasi
3. Agar Mengetahui Bagaimana Cara Mengatasi Penipuan Berkedok Koperasi
4. Agar Mengetahui Contoh dari Penipuan Berkedok Koperasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Pengertian Koperasi dan Permodalan


1. Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa latin coopere yang dalam bahasa inggris disebut
cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation atau
koperasi berarti bekerja bersama-sama. Dalam hal ini kerja sama tersebut dilakukan
oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian,
pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. 1
Terminologi koperasi yang mempunyai arti “kerja sama”, atau paling tidak
mengandung makna kerja sama, sangat banyak dan bervariasi dalam berbagai bidang.
Terdapat kerja sama dalam bidang ekonomi yang disebut “Economic Cooperation”
atau kerja sama kelompok manusia yang disebut “Cooperative Society”. Beberapa
pengertian koperasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :2
 ILO (International Labour Organization) = koperasi adalah perkumpulan orang-
orang yang berkumpul berdasarkan kesukarelaan memiliki tujuan ekonomi yang
ingin dicapai dan koperasi diawasi dan dikendalikan secara demokratis
 Chaniago = koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk
dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
 Moh Hatta (Bapak Koperasi Indonesia) = koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

1
Westriningsih, Koperasi Sekolah, (Klaten ; Cempaka Putri, 2008), hal. 11
2
Arifin Sitio, Halomuan, Koperasi :Teori dan Praktik, (Jakarta : Erlangga, 2001), hal 17-18

5
 Munkner = koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan “urus
niaga” secara kumpulan, yang berazaskan tolong-menolong.
Jadi dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah sekumpulan orang yang memiliki
kepentingan bersama, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya mereka
membentuk sebuah usaha bersama yang biasa disebut perusahaan koperasi dikelola
bersama-sama.
2. Permodalan koperasi
Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
a. Modal Sendiri
Modal sendiri Koperasi pertama-tama dihimpun dari simpanan anggota
(simpan pokok dan simpanan wajib), setelah koperasi berjalan dan mendapatkan
sisa hasil usaha sebagian dari sisa usaha tersebut dapat disisikan pada dana
cadangan untuk memperkuat modal sendiri. Dengan demikian modal sendiri
Koperasi berasal dari :
1) Simpanan pokok = adalah sejumlah uang yang sama besar,dari semua
anggota dan wajib dibayar pada saat masuk menjadi anggota simpanan pokok
tidak dapat diambil kemabali selama masih menjadi anggota. Besarnya
simpanan pokok ditentukan oleh rapat anggota.
2) Simpanan wajib = adalah sejumlah uang yang tidak sama besarnya bagi
setiap anggota yang wajib dibayar pada waktu tertentu. Simpanan wajib
ditunjukan untuk meningkatkan modal sendiri secara bertahab, selama
menjadi anggota, simpanan wajib tidak dapat diambil kembali.
3) Dana cadangan = adalah sejumlah dana yang disisihkan dari sisa usaha untuk
memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian Koperasi bila
diperlukan. Besarnya penyisihan dana yang dicadangan ditentukan/tercantum
dalam anggaran dasar.
4) Hibah/Donasi (kalau ada) = adalah pemberian yang meningkatkan berupa
uang atas barang untuk memperlancar jalannya usaha.

6
b. Modal Pinjaman
Modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari :
1) Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang
bersagkutan
2) Koperasi atau badan usaha lain, Pinjaman dari Koperasi atau badan usaha lain
dapat diperolah atas dasar kerjasama yang saling menguntungkan.
3) Bank atau lembaga keuangan lain, yaitu pinjaman dari bank dan lembaha
keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku
5) Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang
dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.

Modal sendiri :

1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Dana cadangan
4. Hibah/donasi

Modal
koperasi

Modal luar :

1. Anggota
2. Koperasi lain
3. Bank
4. Penerbitan
obligasi
5. Sumber lain

7
Ditinjau dari perspektif manajemen, modal selalu dibutuhkan selama usaha berjalan. Oleh
karena itu, para pengelola usaha pada umumnya menaruh perhatian khusus pada penanganan
modal kerja ini. Dilihat dari sifatnya, modal kerja akan berputar terus-menerus di dalam
perusahaan. pengeluaran-pengeluaran yang dipergunakan untuk pembelian bahan baku,
pembayaran gaji atau upah karyawan dan lain-lainnya akan kembali lagi menjadi uang kas
melalui hasil penjualan dan selanjutnya dipergunakan lagi untuk biaya operasional perusahaan.
Siklus yang demikian disebut perputaran modal kerja.3

Modal kerja

Operasional
Penjualan
perusahaan

Barang/Jasa

3
Ibid, hal. 84-85

8
B. Ciri- Ciri Penipuan Berkedok Koperasi
Supaya dapat terhindar dari penipuan ilegal berkedok koperasi maka masyarakat harus
mengetahui ciri- ciri dari penipuan tersebut. Adapun ciri- ciri penipuan berkedok koperasi
menurut Satgas Waspada Investasi (SWI) OJK Tongam L. Tobing diantaranya 4 :
1. Melakukan penawaran melalui berbagai media seperti SMS, situs, media sosial, google
play store, atau apps store untuk mengirimkan broadcast penawaran.
2. Menggunakan nama “KSP” atau “Koperasi”, namun tidak memiliki pengesahan badan
hukum atau izin usaha dari kementerian yang berwenang.
3. Melakukan pencatutan nama koperasi berizin atau terkenal sehingga menimbulkan rasa
percaya.
4. Menyatakan sudah terdaftar atau di awasi, seakan- akan sudah dalam pengawasan
instansi berwenang.
5. Menggunakan logo Koperasi Indonesia atau Kementerian Koperasi dan UKM, seakan-
akan benar- benar membentuk koperasi atau berkaitan dengan kementerian.
6. Berbadan hukum tapi kegiatannya tidak sesuai dengan prinsip koperasi.

C. Cara Agar Terhindar dari Koperasi Bodong


Saat ini masih banyak ditemui kasus-kasus yang berhubungan dengan penipuan
investasi berkedok koperasi atau bisa disebut dengan investasi bodong atau koperasi
bodong. Pada kasus ini para penipu menawarkan keuntungan ini dan itu untuk menarik
masyarakat untuk turut terjun di dalamnya. Akibat ketidaktahuan masyarakat, membuat
masih ada yang terbawa pada penipuan berkedok koperasi ini, sehingga diperlukannya
pengetahuan tindak tanduk para pelaku koperasi bodong agar bisa terhindar dari koperasi
bodong tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindari dari
koperasi bodong, antara lain:
1. Aktif mengikuti kegiatan sosialisai.
Dengan mengikuti kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi
UKM ini bisa mengetahui mengenai bunga simpanan koperasi yang tinggi melebihi

4
Tira Santia, “Kenali Ciri- cri Investasi Bodong Berkedok Koperasi” di akses dari
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4310722/kenali-ciri-ciri-investasi-bodong-berkedok-koperasi-apa-saja pada
tanggal 23 September 2020 pukul 08.21

9
instrument investasi lainnya sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui berbagai
macam modus penipuan yang dilakukan koperasi bodong.
2. Selalu ingat bahwa koperasi tidak memberikan pinjaman kepada selain anggotanya.
Jika sedang ditawari untuk melakukan penyimpanan uang pada koperasi tanpa pernah
menjalin hubungan dengan nama koperasi, maka harus mengingat-ingat terlebih dahulu
apakah anda masuk dalam anggota koperasi tersebut atau tidak. Sebab jika benar tidak,
maka penawaran yang ditawarkan itu jelas penipuan. Karena koperasi tidak akan
memberi peminjaman kecuali kepada para anggotanya. Lakukan pengecakan pula pada
kebenaran organisasi di koperasi aslinya atau dapat mencari informasi seputar koperasi
yang menawarkan penyimpanan uang tersebut.
3. Waspadai iming-iming imbal hasil yang tidak wajar.
Meskipun keuntungan yang ditawarkan dalam jumlah besar, namun tidak masuk akal
maka harus waspada berkaitan dengan modus penipuan. Jadi, jangan mudah tergiur
dengan keuntungan yang besar.5
4. Mengecek status badan hukum koperasi.
Jika koperasi tersebut belum ditetapkan badan hukumnya maka itu belum termasuk
koperasi.
5. Selalu menggunakan layanan simpan pinjam koperasi tercatat dalam buku keanggotaan.
Hal ini dilakukan untuk mencegah pengurus koperasi menyalahgunakan dana yang
dihimpun dari anggota.
6. Perlunya rapat akhir tahun (RAT) yang digelar oleh koperasi.
Bila koperasi tidak melakukan RAT, bahkan tidak melaporkan hasilnya kepada dinas
koperasi setempat, maka masyarakat pantas curiga lantaran koperasi itu tidak membuka
mekanisme pertanggungjawaban kepada anggota.6
7. Harus melakukan riset sebelum berinvestasi.
Masyarakat harus lebih aktif dan kritis dalam mengenali aset investasi yang hendak
dipilih.7

5
Hasna, “Tips Jitu Untuk Menghindari Koperasi Bodong”, diakses dari https://blog.klikcair.com/tips-jitu-
untuk-mengindari-koperasi-bodong/ pada tanggal 23 September 2020 pukul 10.15
6
Vincent Fabian Thomas, “OJK Minta Masyarakat Waspadai Penipuan Berkedok Koperasi”, diakses dari
https://titro.id/ojk-minta-masyarakat-waspadai-penipuan-berkedok-koperasi-daWf pada tanggal 23September 2020
pukul 09.37

10
D. Kasus Koperasi karangasem
Kasus Koperasi Simpan Pinjam di kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan, yang
menawarkan bunga simpanan fantastis hingga 30% per bulan, sampai akhirnya nasabah pun
dirugikan ratusan milyar rupiah. Dan ternyata, belum menjadi pelajaran juga bagi
masyarakat di Indonesia.
Bagi anda yang belum pernah tahu kabupaten Karangasem, belakangan ini akan
semakin sering terdengar nama kabupaten Karangasem tersebut di media massa.Apa
sebabnya nama kabupaten Karangasem mencuat ? Jawaban yang paling tepat mencuatnya
nama kabupaten Karangasem diakibatkan adanya“ Kasus Investasi Koperasi Karangasem
Membangun “
Kabupaten Karangasem adalah salah satu kabupaten di provinsi Bali.Kabupaten ini
masih tergolong kabupaten yang tertinggal, dengan tingkat pendidikan masyarakatnya yang
rendah dan juga kondisi perekonomian daerah yang relatif „morat-marit‟.Data dari Pemda
Karangasem menyebutkan, pendapatan per kapita masyarakat hanya sekitar Rp. 6 juta per
tahun.Pada tahun 2006, di kabupaten ini lahirlah sebuah koperasi yang bernama Koperasi
Karangasem Membangun (KKM).KKM ini dalam operasinya mengusung beberapa nama
besar di daerah tersebut.
Pengurus KKM misalnya, diketuai oleh Direktur Utama PDAM Karangasem yang
bernama I Gede Putu Kertia, sehingga banyak anggota masyarakat yang tidak meragukan
kredibilitas koperasi tersebut.Dengan bekal kredibilitas tersebut, KKM mampu menarik
nasabah dari golongan pejabat dan masyarakat yang berpendidikan tinggi.KKM sebenarnya
bergerak pada beberapa bidang usaha, antara lain simpan pinjam, toko, dan capital
investment.
Salah satu layanan KKM yang menjadi primadona adalah Capital Investment yaitu
Investasi Modal. Layanan capital investment yang dikelola oleh KKM, sangat menjanjikan
tingkat pengembalian investasi sebesar 150% setelah 3 bulan menanamkan modal.Dengan
kondisi sosial yang mayoritas masyarakatnya tergolong ekonomi kurang mampu dan juga
pendidikan yang relatif rendah, dengan diiming-imingi keuntungan sebesar itu tentunya
sangat menggiurkan.Dan lucunya, ada juga beberapa anggota DPRD kabupaten Karangasem
yang ikut berinvestasi di KKM tersebut, bahkan ada yang menanamkan modalnya sampai
sebesar Rp. 400 juta.
Anehnya walaupun KKM menawarkan produk investasi, koperasi tersebut sama sekali
tidak mengantongi izin dari Bank Indonesia ataupun Bapepam.Pada kenyataannya,
sebenarnya layanan capital investment tersebut adalah penipuan model piramida
uang.Sebagian nasabah yang masuk duluan, memang berhasil mendapatkan kembali
uangnya sekaligus dengan keuntungannya.Seorang pemodal misalnya, memberikan

7
Kliklegal.com, “Menyoal Maraknya Penyalahgunaan Koperasi dalam Bisnis”, diakses dari
https://kliklegal.com/menyoal-maraknya-penyalahgunaan-koperasi-dalam-bisnis/ pada tanggal 23 September 2020
pukul 10.03

11
testimoni bahwa hanya dengan bermodalkan Rp. 500 ribu, dalam waktu 3 bulan ia akan
mendapatkan hasil Rp. 1,5 juta.
Dengan iming-iming 150% tersebut, antara bulan November 2007 sampai dengan bulan
Februari 2009, KKM berhasil menjaring 72.000 nasabah dengan nilai total simpanan Rp.
700 milyar.
Beruntung Bupati Karangasem yang bernama I Wayan Geredeg cepat bertindak,
dengan meminta kepolisian segera menutup bisnis investasi ala KKM tersebut.Hasil
penyitaan asset, hanya berhasil menyita asset senilai Rp. 321 milyar atau hanya separuh dari
simpanan total nasabah yang berjumlahkan Rp. 700 milyar.Dan lebih dari Rp. 400 milyar
uang nasabah, tidak dapat dipertanggung jawabkan.Sayangnya tindakan Bupati Karangasem
tersebut justru ditentang oleh para nasabah.Ironis sekali, mereka tidak merasa tertipu dan
menganggap Bupati Karangasem melakukan fitnah sehingga pengurus KKM ditangkap oleh
pihak kepolisian.Namun nasabah malah meminta pengurus KKM dibebaskan, agar dana
mereka yang telah disetorkan tersebut dapat dikembalikan

Lampiran :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 1992
TENTANG
PERKOPERASIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Presiden Republik Indonesia,
Menimbang:
a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha
berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi;
b. bahwa Koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan
mandiri berdasarkan prinsip Koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru
perekonomian nasional;
c. bahwa pembangunan Koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan
seluruh rakyat;
d. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut dan menyelaraskan dengan perkembangan
keadaan, perlu mengatur kembali ketentuan tentang perkoperasian dalam suatu Undang-
undang sebagai pengganti Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian;
Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar
1945;

Dengan persetujuan

12
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG PERKOPERASIAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
2.Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi.
3.Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-
seorang.
4.Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.
5.Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan perkoperasian
yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama Koperasi.

BAB II
LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN
Bagian Pertama
Landasan dan Asas
Pasal 2
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas
asas kekeluargaan.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III
FUNGSI, PERAN, DAN PRINSIP KOPERASI
Bagian Pertama

13
Fungsi dan Peran
Pasal 4
Fungsi dan peran Koperasi adalah:
a.membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya;
b.berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat;
c.memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;
d.berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Bagian Kedua

Prinsip Koperasi
Pasal 5
(1)Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:
a.keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b.pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c.pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota;
d.pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e.kemandirian.
(2)Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip
Koperasi sebagai berikut:
a.pendidikan perkoperasian;
b.kerja sama antarkoperasi.

BAB IV
PEMBENTUKAN
Bagian Pertama
Syarat Pembentukan
Pasal 6
(1) Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang.
(2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi.
Pasal 7
(1) Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan dengan akta
pendirian yang memuat Anggaran Dasar.
(2) Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Pasal 8

14
Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) memuat sekurang-
kurangnya:
a.daftar nama pendiri;
b.nama dan tempat kedudukan;
c.maksud dan tujuan serta bidang usaha;
d.ketentuan mengenai keanggotaan;
e.ketentuan mengenai Rapat Anggota;
f.ketentuan mengenai pengelolaan;
g.ketentuan mengenai permodalan;
h.ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
i.ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
j.ketentuan mengenai sanksi.

Bagian Kedua
Status Badan Hukum
Pasal 9

Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh
Pemerintah.

Pasal 10
(1) Untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, para pendiri
mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian Koperasi.
(2) Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
setelah diterimanya permintaan pengesahan.
(3) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Analisis: Menurut saya cara penyelesaian kasus tersebut dengan seharusnya para pejabat
tinggi di daerah setempat bisa memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara
bernasabah di koperasi yang sehat agar mereka tau dan terhindar dari penipuan atau pun
kerugian dari iming-imingan keuntungan yang menggiurkan seperti dalam contoh kasus
tersebut .Karena dengan itu, warga bisa waspada dengan segala kemungkinan yang
terjadi jika ada koperasi yang “nakal” di kemudian harinya, kita tau tentunya sangat tidak
masuk akal bahwa produk investasi KKM bisa menawarkan keuntungan yang
begitutinggi (150% per tiga bulan alias 600% per tahun).Perlu di ingat, return 150%
hanya untuk nasabah saja, belum termasuk biaya operasional dan margin bagi
KKM.Artinya, KKM harus menginvestasikan modal nasabah dengan return di atasangka
150% tersebut dalam waktu tiga bulan, agar skema capital investment tidak ambruk. Ini
tentunya boleh di katakan mustahil bisa bertahan lama. Dan bagi parapengurus KKM

15
menurut saya, polisi harus menindak lanjuti kasus ini karena pengurus KKM selain di
curigai dalam masalah penipuan, serta sudah menyalahi aturan dalam mendirikan
koperasi dengan tidak adanya ijin dari Bank Indonesia ataupun Bapepam. Dan ini berart
ipara polisi dan para petinggi yang terkai tdalam kasus ini, harus bisa mencegah kasus
seperti ini lagi di daerah yang mayoritas penduduknya masih awam dan kurangya
pendidikan .

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi berasal dari bahasa latin coopere yang dalam bahasa inggris disebut
cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation atau
koperasi berarti bekerja bersama-sama. Dalam hal ini kerja sama tersebut dilakukan oleh
orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
Saat ini masih banyak ditemui kasus-kasus yang berhubungan dengan penipuan
investasi berkedok koperasi atau bisa disebut dengan investasi bodong atau koperasi
bodong. Pada kasus ini para penipu menawarkan keuntungan ini dan itu untuk menarik
masyarakat untuk turut terjun di dalamnya. Akibat ketidaktahuan masyarakat, membuat
masih ada yang terbawa pada penipuan berkedok koperasi ini, sehingga diperlukannya
pengetahuan tindak tanduk para pelaku koperasi bodong agar bisa terhindar dari koperasi
bodong tersebut.

17
Daftar Pustaka

Kliklegal.com, “Menyoal Maraknya Penyalahgunaan Koperasi dalam Bisnis”, diakses dari


https://kliklegal.com/menyoal-maraknya-penyalahgunaan-koperasi-dalam-bisnis/ pada tanggal 23
September 2020 pukul 10.03
Hasna, “Tips Jitu Untuk Menghindari Koperasi Bodong”, diakses dari https://blog.klikcair.com/tips-
jitu-untuk-mengindari-koperasi-bodong/ pada tanggal 23 September 2020 pukul 10.15
Vincent Fabian Thomas, “OJK Minta Masyarakat Waspadai Penipuan Berkedok Koperasi”, diakses
dari https://titro.id/ojk-minta-masyarakat-waspadai-penipuan-berkedok-koperasi-daWf pada tanggal
23September 2020 pukul 09.37
Westriningsih, Koperasi Sekolah, (Klaten ; Cempaka Putri, 2008), hal. 11
Arifin Sitio, Halomuan, Koperasi :Teori dan Praktik, (Jakarta : Erlangga, 2001), hal 17-18

18

Anda mungkin juga menyukai