Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK Z

DENGAN THYPUS ABDOMINALIS


DI RUANG KANTIL A 10 RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Disusun Oleh :

1. Wahyu Aji Nugroho 0300727


2. Weni Rakhmawati 0300728
3. Wiji Rahayu 0300729
4. Wiwi Tri S. 0300730

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


PRODI D III KEPERAWATAN
2005
BAB I
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna
dengan gejala demam lebih dari tujuh hari, gangguan saluran cerna dan gangguan
kesadaran. ( mansjoer, A. 2000 : 432 )

B. MANIFESTASI KLINIS

Masa tunas 7 – 14 ( rata – rata 8 – 30 ) hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan
gejala prodromal berupa rasa tidak enak badan. Gejala yang khas terdapat demam remitten
pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan
malam hari. Dalam minggu ke dua pasien terus dalam keadaan demam, yang turun secara
berangsur – angsur pada minggu ketiga. Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan
kotor, ujung dan tepi kemerahan jarang disertai tremor. Hati dan limpa membesar yang
nyeri pada perabaan. Biasanya terdapat konstipasi, tetapi normal bahkan dapat diare.
Keluhan yang sering terjadi pada penderita thypoid adalah :
- demam
- nyeri kepala atau pusing
- nyeri otot
- anorexia
- mual dan muntah
- obstipasi / diare
- perasaan tidak enak diprut atau nyeri
- lidah kotor
- hepatomegali
( Masjoer, A. 2000 : 432 – 433 )
C. PATHWAY

Samonella Thyposa

Saluran pencernaan

Lambung

Mati Hidup Inflasi mukosa lambung

Usus Anoroksia, mual, muntah


Bakteri masuk
Aliran darah
sistemik Absorsi usus
Intake inadekuat
menurun
D.
Sintesis dan
pelepasan Cairan intensital Perub.nutrisi krg dr
Zat pirogen Meningkat kebutuhan

Endotoksin
Diare Kurang informasi

Hipertermi Kekurangan
volume Kurang pengetahuan
cairan

lemas
Inflamasi
Mukosa usus /
pradangan Intoleransi
Hospitalisasi
aktifitas

Nyeri Ansietas

Masalah keperawatan
1. Hipertermi
2. Nyeri
3. Kekurangan volume cairan
4. Intoleransi aktivitas
5. Kurang pengetahuan
6. Ansietas
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, L,J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih bahasa Tim
Program Studi Keperawatan, UNPAD, EGC.Jakarta.
2. Doengoes, M,E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
3. Hotma. 2000. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,
Akper Pajajaran Bandung.
4. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
5. Sarwono, Waspadji. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 3. Jakarta :
FKUI
BAB II
T I N J A U A N K AS U S

I. Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2005


Jam : 13.30 WIB
Pengkaji : Kelompok Anak
Ruang : Kantil

a. Identitas Pasien
Nama : An. Z
Umur : 12 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Siswa sekolah dasar
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Tgl masuk : 8 Oktober 2005
No. RM : 271222
Dx. Medik : Thypoid
Alamat : Randegan, ½ Kebasen

b. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Hubungan : Ayah Kandung
Alamat : Randegan, ½ Kebasen

II. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama
Demam tinggi

2. Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke RSU Banyumas dengan keluhan badan terasa panas / demam sudah
selama 5 hari dan sejak tadi siang dari hidungnya keluar darah . Pada saat dilakukan
pengkajian, pasien mengeluh badannya masih terasa panas dan terasa lemas serta
pasien kelihatan pucat, berbaring di tempat tidur dengan TD : 90/60 mmHg, Nadi : 110
kali per menit, Suhu : 38 o C dan Respirasi: 20 kali per menit.

3. Riwayat kesehatan Dahulu


Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah menderita panyakit seperti
ini.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien,
tidak ada riwayat penyakit menular dan tidak ada riwayat penyakit keturunan.
5. Genogram
Keterangan :

: Laki-laki : Anak

: Perempuan : Menikah

: Pasien : Meninggal

: Tinggal serumah

6. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan sudah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu BCG, Hepatitis,
DPT, Polio dan campak.

7. Riwayat sosial
a. Yang mengasuh
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya
b. Hubungan dengan orang tua
Pasien mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang tuanya
c. Hubungan dengan teman sebayanya
Pasien suka bermain dengan teman sebayanya
d. Pembawaan umum
Pasien suka bermain dan bergurau
e. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah baik, hubungan dengan lingkungan sekitar baik.

III. Pola Fungsional menurut Gordon.


a. Pola Management dan persepsi kesehatan.
Sejak lahir pasien belum pernah menderita penyakit yang serupa,
secara umum, kesehatan anak sejak lahir baik. Pada waktu bayi pasien di
periksakan secara rutin ke posyandu dan pasien sudah mendapatkan
imunisasi secara lengkap. Pasien merasa nyaman jika selalu ada
disamping kedua orang tuanya. Untuk mengobati penyakit yang ringan
biasanya membeli obat diwarung atau pergi ke mantri / dokter yang
terdekat.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Sebelum sakit orang tua pasien mengatakan nafsu makan anaknya kurang
bahkan kadang-kadang hanya makan 1 kali saja dalam sehari, minum 4-5 gelas perhari.
Pada saat dikaji nafsu makan pasien kurang dan hanya menghabiskan kurang lebih
setengah porsi dari tiap menu yang disajikan oleh ahli gizi, minum 4-5 gelas perhari.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit orang tua pasien mengatakan BAB 1 kali dalam sehari di pagi
hari tanpa kelainan dan tanpa kesulitan. Pada saat dikaji orang tua pasien mengatakan
anaknya BAB 2 kali sehari dengan konsistensi encer dan berwarnya kehitaman, BAK
4-5 kali sehari dengan warna kuning, tanpa kesulitan.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit orang tua pasien mengatakan anakanya termasuk aktif bergerak
dan banyak bicara ia lebih senang bermain dengan teman sebaya. Pada saat dikaji pasien
hanya terbaring ditempat tidur, bicara seperlunya sajadan tidak bisa beraktifitas
selayaknya seperti dirumah.
e. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit orang tua pasien mengatakan anakanya biasa tidur delapan
sampai sepuluh jam perhari pada malam hari tanpa kelainan tidur. Saat dikaji pasien
tidur hanya enam sampai tujuh jam perhari dan tidak tenang, sebentar-sebentar bangun
karena merasa sakit pada perutnya.

f. Pola persepsi kognitif


Pasien tidak bia mengekspresikan keinginanannya dan lebih banyak terdiam
karena menahan sakit.
g. Pola konsep diri / persepsi diri
 Gambaran diri : Pasien menyadari betul akan dirinya seorang laki-laki dan
mempunyai cita-cita yang tinggi.
 Peran : Pasien menyadari bahwa dia adalah seorang anak dan menghormati kedua
orang tuanya dan dia juga menyadari seorang siswa disekolah dasar. Karena sakit
aktifitas belajar disekolah terganggu
 Ideal diri : Pasien menyadari seharusnya saat ini dia sedang belajar disekolahan dan
karena sakitnya ini dia tidak bisa sekolah dan bermain dengan teman sebayanya.
 Harga diri : Saat ini dia merasa kurang begitu berharga karena selalu merepotkan
kedua orang tuanya yang selalu menungguinya di RS.
h. Pola peran / hubungan
Sebelum sakit orang tua pasien mengatakan pasien mampu berhubungan dengan
oprang tua, dengan saudara dan teman sebayanya dengan baik, pasien agak tertutup
dengan orang yang baru dikenalnya. Saat dikaji kurang komperatif karena keadaannya.
i. Pola seksualitas
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara, pasien sudah dapat membdakan
jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Orang tua tidak ada masalah dengan
perkawianan dan seksualitasnya.
j. Pola toleransi stres / koping
Pasien merasa cemas dengan keadaaan dirinya yang lemah, tidak bisa sekolah
dan beraktifitas.
k. Pola keyakinan dan nilai
Pasien mengikuti keyakinan atau agama yang dianut oleh kedua orang tuanya.
Orang tua merasa ada keyakinan akan kesembuhan anaknya setelah berdo’a dan berikhtiar
kepada Alloh SWT.

IV. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum
kesadaran : compos mentis
status gizi : berat badan = tinggi badan =
TTV : S = 38; N = 110 kali permenit; RR = 20 kali permenit; TD = 90/60 mmHg
b. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : rambut lurus, pendek kulit kepala bersih tidak ada lesi bentuk kepala meso
cepal
b. Mata : simetris, konjung tiva anemis, sklera ikterik, fungsi penglihatan baik, tidak
menggunkan alat bantu.
c. Hidung: simetris tidak ada polip, pencium baik, tidak terpasang NGT dan fungsi
pembawa normal.
d. Telinga: bentuk simetris, pendengaran baik, sedikit serumen, fungsi pendengaran baik
tidak menggunakan alat bantu.
e. Mulut : kering, gigi belum ada yang tanggal, bibir pecah-pecah, lidah kotor, tidak ada
stomatitis
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, JVP normal
g. Dada : simetris, tidak ada retraksi dada pada inspirasi dan ekspirasi.
h. Paru : tidak ada bunyi ronchi, tidak ada weezing, suara paru vesikuler
i. Abdomen : teraba kembung, pada abdomen kanan atas terjadi pembesarandan terdapat
nyeri tekan skala nyeri 5, peristaltik 20 kali/menit
j. Genetalia : tidak ada kelainan, tidak terpasang kateter
k. Ekstremitas :
- Atas : fungsi masih normal, tangan kanan terpasang infus KA EN 3B
20 TPM, kordinasi baik.
- Bawah : kedua kaki dapat digerakkan, kordinasi baik tapi lemah
apabila untuk menyangga tubuh

V. Laporan Penunjang
a. Therapi : Viccilin 3x1 gram, Transamin 2 x ½ gram,
vitamn K 2 x ½ gram, Paracetamol 3x1 k/p, Xilodella ½ : ½ apabila suhu lebih dari 39
derajat celcius.
b. Laboratorium :
Tanggal 8 Oktober 2005 Tanggal 9 Oktober 2005
Widal O (+) : 1/1250 ; H (+) : 1/1250. Hb : 7,4 gr %
GDS : 105 mg / dl Al : 1900
SGPT 39 u/I AT : 59.000
SGOT : 159 u/I HMT : 21,5 %
Ureum : 37,9 mg / dl Tanggal 11 Oktober 2005
Creatinin : 0,59 mg / dl WBC : 2,5 l
Na : 33,,6 Hb : 11,1 gr %
K : 3,86 HCT : 32,6 l %
Chlorid : 96,5 PLT : 71 l %
Hb : 10,5 PIT : 0,062 l %
HCT : 31,2 Lym : 16,7
PLT : 2500 ; Al : 2500 Mon : 4,4 ; Gra : 78,9

VI. ANALISA DATA

Tgl / Jam DX Data Fokus Etiologi Problem Paraf


10 Okt 05 I DS : Ps mengatakan Tubuhnya Proses Hipertermi
13.30 terasa panas. Infeksi
DO : Suhu badan 38 derajat dan
celcius, kulit teraba hangat, peradanga
berkeringat dan tampak gelisah, n
Widal St O : 1/1250 ; St H : 1/1250
II DS : Ps mengatakan perutnya sakit Proses Gangguan
saat ditekan sekitar perutnya. Inflamasi rasa nyaman
DO : Ps menahan nyeri saat usus : nyeri
ditekan, Perut tegang, Keluar
keringat dingin, Terlihat kembung,
skala nyeri 5.
III DS : Orang tua pasien mengatakan Hiper Gangguan
pagi ini anaknya mencret. peristaltik pola BAB :
DO : Terlihat pasien mengenakan Diare
pispot, sudah 2 kali BAB encer dan
warna kehitaman, Peristaltik usus
20 x / mnt
IV DS : Pasien mengatakan tubuhnya Kelemaha Intoleransi
terasa lemas, dan pegal pegal. n fisik aktivitas
DO : Terlihat berbaring ditempat
tidur, kelihatan pucat, ADL dibantu
orang tuanya. Hb : 7,4 gr %
V DS : Pasien mengatakan tidurnya Nyeri Gangguan
tdk tenang krn menahan nyeri. pola tidur
DO : wajah terlihat pucat
VI DS : Pasien mengatakan tidak Hospitalis Ansietas
betah berada di RS. asi
DO : Pasien terlihat cemas, gelisah.

Prioritas Masalah Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tgl Paraf


ditemukan
1 Hipertermi b.d Proses Infeksi dan peradangan 10-10-2005
2 Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses peradangan 10-10-2005
3 Gangguan Pola BAB : diare b.d Hiperperistaltik 10-10-2005
4 Intoleransi Aktifitas b.d Kelemahan fisik 10-10-2005
5 Gangguan pola tidur b.d Nyeri 10-10-2005
6 Ansietas b.d Hospitalisasi 10-10-2005

VII. RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal / DX Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf


jam Hasil
10 Okt 05 I Setelah dilakukan tindakan - Mengkaji saat timbulnya
keperawatan selama 2 x 24 demam
jam diharapkan suuhu pasien - Mengobservasi TTV
normal dengan KH : - Penganjurkan pasien untuk
- Panas berkurang atau banyak minum
dapat mencapai normal - Memberikan kompres
- Pasien tidak gelisah dingin
- Memberikan terapi obat
sesuai program dokter
II Setelah dilakukan tindakan - Kaji skala nyeri
keperawatan selama 2 x 24 - Ajarkan tehnik relaksasi
jam diharapkan nyeri - Berikan posisi senyaman
berkurang dengan KH : mungkin
- Skala nyeri turun - Ukur TTV
- Ekspresi wajah rileks. - Kolaborasi pemberian
analgetik

III Setelah dilakukan tindakan - Kaji faaktor penyebab


keperawatan selama 2 x 24 - Anjurkan pasien untuk
jam, diare dapat teratasi banyak minum
dengan KH - Monitor tanda-tanda vital
- Pola BAB normal 1 kali - Anjurkan pasien untuk
sehai istirahat
- Konsistensi BAB tdk encer - Jaga privasi pasien ketika
BAB di tempat tidur
menggunakan pispot
- Kolaborasi pemberian obat
anti diare

IV Setelah dilakukan tindakan - Kaji respon pasien


keperawatan selama 2x24 jam terhadap aktivitas
diharapkan pasien sedikit demi - Meningkatkan aktivitas
sedikit dapat melakukan secara bertahap
aktivitasnya yang ringan, ADL - Anjurkan pasien untuk
terpenuhi menghemat energi
- Anjurkan tehnik relaksasi

V Setelah dilakukan tindakan - Kaji penyebab kesulitan


keperawatan 2 x 24 jam pola dan gangguan tidur,
tidduur pasien dapat kembali - monitor TTV
normal dengan KH - Anjurkan pasien untuk
- Istirahat pasien terpenuhi istirahat cukup
- Dalam tidurnya, tidak - Ciptakan lingkungan yang
sebentar-sebentar bangun. nyaman dan tenang
- Ajarkan tehnik rellaksasi
VI Setelah dilakukan tindakan - Kaji Faktor penyebab
keperawatan 2 x 24 jam dan - Ciptakan suasana yang
pendidikan kesehatan tenang dan nyaman
diharapkan pasien akan - Berikan pendidikan
teenang dengan kriteria hasil : kesehatan
- Pasien terlihat rileks - Libatkan orang tua untuk
- Ansietas berkurang memberikan sugesti positif
- Berikan kenyamanan dan
ketenangan hati
- Batasi kontak dengan
orang yang juga
mengalami kecemasan
VIII. CATATAN KEPERAWATAN

Tgl / Jam DX Implementasi Respon Paraf


10 Okt 05 I - Mengkaji KU Ps Ps kooperatif dgn : KU
13.30 I - Menanyakan sedang, CM, Ps merasa
keluhan pasien lemas,mencret,
14.15 IV - Menganjurkan diare,merasa nyeri pd
pasien untuk banyak abdomen dg skala 5,
III istirahat Pasien minum sedikit tapi
- Menganjurkan sering
IV pasien untuk banyak Ps menghabiskan 3-4
minum sendok porsi makanan dr
- Menganjurkan RS
pasien untuk makan dan Infus KAEN 3 B 20 tpm
minum sedikit tapi TD : 90/60; N : 110 x ;
15.00 I sering S : 38 oC; RR : 20 x
- Memonitor tetesan pasien kooperatif dan
infus memperhatikan penjelasan
Ps mengikuti anjuran
- Memonitor TTV perawat.
I
II

Obat masuk per bolus


- Mengompres pasien
VI - Memberikan posisi
yang nyaman bagi
16.15 pasien. Tetesan infus lancar 20
- Memberikan injeksi tpm.
Ranitidin 35 mg.
I - Memberikan penkes KU : sedang, Ps
ttg penyakitnya. mengatakan masih lemas
- Mengganti infus dan perut masih sakit
KAEN 3 B KAEN 3 B 20 tpm

I - Mengkaji KU N : 100, S : 37,5 oC

20 tpm
- Mengobservasi PRC 200 masuk
tetesan infus Obat masuk perbolus
11 Okt 05 - Mengukur TTV

01.15 - Mengganti infus Na Infus lancar 20 tpm


02.00 Cl
05.00 - Memberikan Injeksi masuk per bolus
tranfusi
I - Injeksi Viccilin N : 104, S : 38 oC
06.00 IV Ps makan separuh porsi
I Pasieen minum sedikit-
- Memantau tetesan sedikit tapi sering.
infus
- Mengganti infus RL
V - Memberikan injeksi
kemicetin 500 mg
V - Memonitor TTV
- Membagikan diit
pagi
II - Menganjurkan
pasien untuk banyak
09.00 VI makan dan minum Pasien dan keluarga
sedikit tapi sering meendengarkan dan
- Menganjurkan memperhatikan penjelasan
pasien untuk banyak yang diberikan, dan merasa
istirahat tenang
- Menciptakan
10.00 I lingkungan senyaman N : 100, S : 39 oC
14.30 I mungkin
14.40 - Mengajarkan tehnik
relaksasi dan distraksi
15.30 - Memberikan N : 37,3 oC; N 100 x
16.00 pendidikan kesehatan
16.15 mengenai penyakit Habis setengah porsi
16.25 Thypoid dan DHF serta 20 tpm
program perawatan dan
17.00 terapi di RS obat masuk per bolus
- Memonitor TTV
17.30 - Mengobservasi KU
- Mengobservasi
I tetesan infus KAEN S : 39,2 oC; N 110 x
I - Memonitor TTV
VI - Membagi air seka Pasien dan keluarga
- Membagi diit mendengarkan dan
- Mengganti infus menerima penjelasan yang
VI KAEN 3 B diberikan.
- Memberikan injeksi
per drip ranitidin 35
gram
- Memberikan injeksi
kemicetin 500 gram
- Mengobservasi TTV
- Memberikan
kompres
- Memberikan
penjelasan ttg
pentingnya kebersihan
diri
- Mengaunjurrkan
pada klg agar menyeka
pasien tiap pagi dan
sore.
IX. EVALUASI

Tgl / Jam No DX Evaluasi / SOAP Paraf


11 Okt 05 I S : Ps mengatakan badannya terasa panas dingin
10.00 O : KU sedang, CM S : 38 oC ,N : 104 x/mnt , Kulit
teraba hangat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kompres pasien
- Monitor TTV
- Anjurkan Banyak minum
- Memberikan Antipiretik ( Pamol / Xilodella )

10.10 II S : Pasien mengatakan nyeri perut berkurang.


O : Skala nyeri 4, pasien terlihat sedikit rileks, pasien
terlihat menahan sakit saat perut ditekan, Perut tegang,
Keluar keringat dingin
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- kaji skala nyeri
- Ajarkan tekhnik relaksasi ( nafas dalam ) &
distraksi
- Berikan posisi senyaman mungkin
- Kolaborasi pemberian analgetik
10.15 III S : Orang tua pasien mengatakan anaknya sudah tidak
mencret lagi
O : BAB 1 kali sehari dipagi hari, konsistensi lembek
warna kecoklatan, peristaltik usus normal.
A : Masalah teratasi
P:-

10.20 IV S : Pasien mengatakan masih merasa lemas dan lemah


O : Terlihat berbaring ditempat tidur, pucat, ADL
dibantu keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji respon terhadap aktivitas
- Anjurkan pasien untuk menghemat energi

10.25 V S : Orang tua pasien mengatakan kalau anaknya tidurnya


terganggu, sebentar-sebentar bangun.
O : Pasien terlihat pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan rencana keperawatan
- Anjutkan untuk istirahat di TT
- Ciptakan lingkungan yayng nyaman
- Ajarkan tehnik relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgetik

10.30 VI S : Pasien mengatakan sudah tidak bingung tentang


penyakitnya dan sedikit merasa lega, dan cemas
berkurang
O : Pasien dan keluarga terlihat tidak terlalu cemas
Pasien dan keluarga mengerti penyakit yang
dideritanya.
A : Masalah teratasi
P : Optimalkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai