Anda di halaman 1dari 2

Cuma Kecoa

Serangga yang berasal dari wilayah hangat Amerika ini pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Banyak di
antara kita yang merasa jijik, takut, geli, tetapi tak jarang juga ada yang berani dengan kecoa.

Sebelum saya membuat tulisan ini, saya tergolong orang yang berani terhadap kecoa, bahkan saya
sering membunuhnya. Saya pikir, 'halah, cuma kecoa'. Setelah itu, beberapa hari kemarin saya membaca
Quora yang membahas tentang isi dari perut kecoa, yang ewhh banget, lah, ada semacam cacing-
cacingny, gitu. Ternyata oh ternyata, si 'cuma' kecoa ini termasuk hewan yang harus kita hindari karena
dapat menimbulkan beberapa penyakit, seperti diare, kolera, disentri (radang usus), kusta (lepra),
demam tifoid, bahkan wabah. Jadi, selamat bagi kalian yang dari dulu sudah jijik, takut, dan geli pada
kecoa.

Itu disebabkan karena markas besar kecoa berada di tempat-tempat yang lembab, hangat, dan gelap.
Tempat tinggal dan berkembang biak kecoa juga di daerah kotor, yang banyak ditawarkan oleh tempat
sampah, tempat pembuangan, bahkan septitank.ereka juga memiliki kebiasaan buruk, di mana mereka
akan mengeluarkan makanan yang dikunyah atau memuntahkan dari lambung lalu ditinggalkan di
sembarang tempat. Ewhh!

Berbagai cara mungkin telah kita lakukan untuk membabat habis keberadaan si kecoa ini, tapi tak jarang
mereka akan kembali lagi. Nah, tapi saya ingat ada perkataan bahwa di mana sesuatu yang diciptakan itu
selalu ada manfaatnya. Berangkat dari situ, akhirnya saya bertanya-tanya, apa, sih, manfaat dari
diciptakannya mereka?

Banyak artikel yang saya baca mengenai manfaat dari kecoa, salah duanya dari lifestyle.okezone.com
dan HarapanRakyat.com yang mengklaim bahwa kecoa dapat membunuh bakteri, meredakan gejala flu
perut (gastroenteritis), mengobati luka bakar, mencegah diare, dan kaya akan protein.

Bersdberangan dengan dua artikel di atas, menurut hellosehat.com, kecoa dapat mengkontaminasi
makanan yang dihinggapi, Pseudomonas aeruginosa yang berkembang di dalam usus kecoa dapat
menyebabkan beberapa penyakit, seperti infeksi saluran kemih, masalah pencernaan, dan sepsis
(keracunan darah). Tidak hanya itu saja, mereka juga dapat menimbulkan alergi, asma dan dapat masuk
ke lubang tubuh kita, seperti telinga.

Waduh, kok, kontradiktif sekali. Jadi, apa sebenarnya manfaat dari si kecoa ini? Akhirnya saya
menemukan artikel dari The Rainforest Site yang juga sejalan dengan idntimes.com bahwa kecoa
memiliki beberapa manfaat. Masih ingat rantai makanan? Nah, si kecoa ini merupakan sumber makanan
bagi hewan lain, salah satunya burung, jadi kalau tidak ada kecoa dapat dipastikan bahwa burung akan
kekurangan makanan (kecoa), kemungkinan dapat mengurangi populasi burung. Otomatis, akan
berimbas pada keseimbangan rantai makanan bahkan ekosistem lingkungan.

Kecoa tergolong omnivora, di antaranya mereka juga makan daun. Ketika mereka merangkak melalui
tumbuhan dan melewati bunga satu ke bunga lainnya, di mana bunga memiliki serbuk sari sehingga
secara tidak sengaja, kecoa juga akan memindahkan serbuk sari tersebut. Itu artinya kecoa membantu
proses reproduksi tumbuhan.

Selanjutnya, kotoran kecoa mengandung nitrogen yang merupakan nutrisi baik untuk kesehatan tanah
dan pertumbuhan tanaman. Kecoa mengonsumsi bahan organik yang membusuk dan juga memakan
sisa dari organisme lainnya dengan memecahkan dan meningkatkan jumlah nitrogen. Kotoran dari kecoa
sendiri yang apabila jatuh dan menyatu dengan tanah, akan diserap oleh tanaman akibat kandungan
nitrogen tersebut.

Yang tidak kalah penting adalah kemampuan kecoa yang dapat hidup dan berkembang di daerah kotor
yang merupakan evolusi dengan memproduksi antibiotik alami, membuat para ilmuwan terinspirasi
untuk mencari kemungkinan antibiotik yang dapat diterapkan pada manusia. Antibiotik itu dapat
membantu manusia melawan bakteri E. Coli yang menyebabkan infeksi kandung kemih, enterik, dan
invasif, juga mengakibatkan prostatitis; dan bakteri MRSA (methicilin-resistant Staphylococcus aureus)
yang dikenal dapat menyebabkan infeksi penyakit, salah satunya pneumonia.

Yang terakhir adalah kaki kecoa memiliki desain yang efisien, untuk itulah para ilmuwan tertarik untuk
mempelajari bentuk dan fungsinya untuk mengembangkan aplikasi prostetik dan robot. Diharapkan
penelitian ini dapa bermanfaat bagi mereka yang kehilangan anggota badan (kaki).

Oh, ya, menurut Bisnis.com di China bahkan kecoa dikembangbiakkan untuk membantu mendaur
limbah dapur yang sejalan dengan kebijakan China tentang pelarangan memanfaatkan limbah dapur
untuk pakan babi agar mencegah perluasan Flu Babi Afrika.

Jadi, kecoa nggak selamanya menjijikkan dan menakutkan, kok. Banyak juga manfaatnya. Tapi,
keseimbangan populasinya juga harus dijaga karena sesuatu yang didahului dengan kata 'terlalu' itu
nggak baik, terlalu banyak, maupun terlalu sedikit. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan juga perlu
agar tidak dijadikan pemukiman kecoa ataupun terkena infeksi (alergi, digigit) oleh kecoa.

Paling terakhir, nih, saya serahkan semuanya pada kalian semua, mau percaya pada artikel mana. Jujur
saya sendiri juga masih bingung.

Anda mungkin juga menyukai