Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM REKAYASA JALAN


MODUL 1
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

PERIODE I (2020/2021)

KELOMPOK 5
Nama Mahasiswa/NIM : Ribka Maya Rani Tamba/ 104118035

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
Ribka Maya Rani Tamba* , Fathur Rizki Yufara5 , Geraldo J.V. Siboro5 , Givson Gabriel5 ,
Muhammad Faishal5 5Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas
Pertamina
*Corresponding author: ribkatamba05@gmail.com

Abstrak
Telah dilakukan praktikum Rekayasa Jalan pada Senin, 23 November 2020 secara daring
di kediaman masing-masing anggota kelompok dan asisten praktium dengan menggunakan media
Microsoft Teams. Berat jenis dan penyerapan agregat kasar penting untuk diketahui sebelum
digunakan untuk suatu konstruksi. Untuk mengetahuinya maka perlu dilakukan suatu percobaan di
laboratorium. Untuk itu digunakan beberapa alat seperti keranjang kawat no.6 atau no.8, tempat
air, timbangan, oven, cawan, saringan ¾ inch dan ½ inch serta kain lap dan kipas angin.
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan parameter berat jenis pada material batu pecah
ukuran maksimum ¾ inch dan batu pecah ukuran maksimum ½ inch. Tujuan lainnya adalah untuk
menentukan persentase penyerapan air pada kedua material tersebut. Dari hasil percobaan pada
batu pecah ¾ inch diperoleh nilai BJ Bulk, BJ Apparent, BJ SSD dan Penyerapan adalah sebesar
2.316 , 2.431 , 2.363 dan 2.037%. Sedangkan untuk batu pecah ½ inch diperoleh nilai BJ Bulk, BJ
Apparent, BJ SSD dan Penyerapan adalah sebesar 2.584 , 2.728 , 2.637 dan 2.037%. Standar
spesifikasi yang digunakan untuk beerat jenis adalah SNI 03-190-1990 dan penyerapan air adalah
SNI 03-1969-1990.
Kata kunci : Berat Jenis Agregat Kasar, Curah, Penyerapan, Semu, SSD.

Abstract
A Road Engineering practicum was conducted on Monday, November 23,
2020 online at the residence of each group member and practical assistant using
Microsoft Teams media. It is important to know the density and absorption of
coarse aggregate before it is used for a construction. To find out, it is necessary
to carry out an experiment in the laboratory. For this purpose, several tools are
used, such as wire baskets no.6 or no.8, water containers, scales, ovens, cups, ¾
inch and ½ inch filters as well as rags and fans. This experiment aims to
determine the specific gravity parameters of crushed stone material with a
maximum size of ¾ inch and crushed stone with a maximum size of ½ inch.
Another objective is to determine the percentage of water absorption in the two
materials. From the experimental results on ¾ inch crushed stone, it was obtained
that the values of BJ Bulk, BJ Apparent, BJ SSD and Absorption were 2.316,
2.431, 2.363 and 2.037%. Meanwhile, for ½ inch crushed stone, the values of BJ
Bulk, BJ Apparent, BJ SSD and Absorption were obtained as large as 2.584,
2.728, 2.637 and 2.037%. Standard specifications used for beerat types are SNI
03-190-1990 and water absorption is SNI 03-1969-1990.
Keywords: Absorption, Apparent, Bulk, Coarse Aggregate Density, SSD.
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Agregat kasar sebagai bahan perkerasan jalan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menyusun struktur perkerasan jalan. Daya dukung
perkerasan jalan ditentukan sebagian besar oleh karakteristik agregat kasar yang
digunakan. Pemilihan agregat kasar yang tepat dan memenuhi persyaratan akan
sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pembangunan maupun
pemeliharaan jalan. Parameter berat jenis dan penyerapan adalah saling berkaitan
erat. Berat jenis yang tinggi menunjukkan batuan yang padat dan kuat serta
menunjukkan porositas yang rendah. Sebaliknya batuan dengan nilai berat jenis
kecil menunjukkan tingkat kekuatan yang rendah dan porositas yang tinggi. Maka
dari itu perlu dilakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar untuk
mengetahui kelayakan agregat kasar tersebut.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan parameter berat jenis agregat kasar ?
2. Bagaimana menentukan persentase penyerapan agregat kasar?
III. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dibuat suatu tujuan penelitian
yaitu:
1. Menentukan parameter berat jenis agregat kasar.
2. Menentukan persentase penyerapan agregat kasar.
IV. Teori Dasar
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh pemukaan kering (SSD = Saturated Surface Dry). Untuk
menentukan berat jenis efektif agregat harus dihitung terlebih dahulu:
 Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity)
 Berat Jenis Jenuh Kering Permukaan (Saturated Surface Dry – SSD)
 Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity)
 Persentase Absorbsi

Berat jenis curah (bulk) ialah perbandingan antara berat agregat kering
oven dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu. Persamaan untuk menentukan Bulk Specific Gravity
adalah sebagai berikut:
Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity) = (Persamaan 1.1)

Berat jenis kering permukaan jenuh atau berat jenis SSD (Saturated
Surface Dry) ialah berat agregat kering permukaan jenuh dengan berat air suling
yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
Persamaan untuk menentukan Berat Jenis SSD adalah sebagai berikut:

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD) = (Persamaan 1.2)

Berat jenis semu (Apparent) ialah perbandingan antara berat agregat


kering oven dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu. Persamaan untuk menentukan Berat Jenis
Semu adalah sebagai berikut:

Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) = (Persamaan 1.3)

Penyerapan ialah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering. Persamaan untuk menentukan Penyerapan air agregat adalah
sebagai berikut:

Penyerapan (Absorption) = (Persamaan 1.4)

Keterangan:
BK = Berat benda uji kering oven
BJ = Berat benda uji kering permukaan
BA = Berat benda uji dalam air

Berdasarkan standar SNI 03-1970-1990, syarat berat jenis adalah ≥ 2.5%


dan berdasarkan standar SNI 03-1969-1990, syarat penyerapan air adalah ≤ 3% .
Apabila nilai berat jenis agregat kurang dari 2.5% dan nilai penyerapan air agregat
tersebut lebih dari 3% maka agregat tersebut tidak dapat digunakan.

METODE PENELITIAN
I. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pertama, keranjang
kawat ukuran 3.55 mm atau 2.36’’ (no. 6 atau no.8) dengan kapasitas 5000gr.
Kedua, tempat air dengan kapasitas dan bentuk yan sesuai untuk pemeriksaan.
Ketiga, timbangan dengan kapasitas 20.000 gr dengan ketelitian 0.2% dari berat
contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
Keempat, oven yang dilengkapai pengatur suhu pemanas (160±5)oC. Kelima,
cawan. Keenam, saringan ¾’’ dan ½’’. Terakhir, kain lap dan kipas angin.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah agregat yang
tertahan di saringan no.4 (batu pecah maksimum ukuran ¾’’ dan batu pecah
maksimum ½’’)

Source: Youtube

Gambar 1. 1 Batu Pecah Ukuran Maksimum 3/4" & 1/2"


II. Cara kerja
Metode dan langkah kerja praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Pertama, benda uji ukuran maksimum ¾” dicuci agar debu atau baha-bahan lain
yang melekat pada permukaan agregat hilang. Kedua, benda uji ditempatkan di
dalam keranjang untuk digunjangkan sehingga udara yang terperangkap di dalam
benda uji keluar, selanjutnya ditimbang berat dalam air. Ketiga, benda uji di
keluarkan dari air dan dikeringkan. Keempat, agregat dikeringkan dengan kain
penyerap dan di angina-anginkan sampai kering permukaan jenuh.

Source: Youtube

Gambar 1. 2 Pengeringan Agg Dengan Kain Penyerap


Kelima, benda uji kering permukaan jenuh di timbang. Keenam, batu
pecah dalam oven pada suhu 105oC di keringkan sampai berat tetap atau berat
tidak mengalami perubahan saat ditimbang. Ketujuh, agregat dimasukkan ke
dalam oven, batu pecah ukuran maksimum ¾” ditimbang dengan ketelitian 0.3 gr.
Terakhir, lakukan tahap yang sama untuk benda uji ukuran maksimum ½”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. 1 Data Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Batu Pecah ¾”

NILAI
PERCOBAAN SIMBOL
DATA
Berat kering + cawan (gram) BK + C 1235
Berat uji kering oven (gram) BK 982
Berat jenuh + cawan (gram) BJ + C 1255
Berat benda uji kering permukaan jenuh (gram) BJ 1002
Berat sampel dalam air + keranjang (gram) BA + K 1233
Berat benda uji kering permukaan jenuh di dalam
BA 578
air (gram)
Berat cawan (gram) C 253
Berat keranjang dalam air (gram) K 655

Tabel 1. 2 Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Air Batu Pecah ¾”

Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity) 2.316


Berat jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD) 2.363
Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) 2.431
Penyerapan (Absorption) 2.037%

Tabel 1. 3 Data Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Batu Pecah ½”

NILAI
PERCOBAAN SIMBOL
DATA
Berat kering + cawan (gram) BK + C 1235
Berat uji kering oven (gram) BK 982
Berat jenuh + cawan (gram) BJ + C 1255
Berat benda uji kering permukaan jenuh (gram) BJ 1002
Berat sampel dalam air + keranjang (gram) BA + K 1255
Berat benda uji kering permukaan jenuh di dalam
BA 622
air (gram)
Berat cawan (gram) C 253
Berat keranjang dalam air (gram) K 633

Tabel 1. 4 Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Air Batu Pecah ½”

Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity) 2.584


Berat jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD) 2.637
Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) 2.728
Penyerapan (Absorption) 2.037%
Contoh perhitungan untuk material batu pecah 3/4 ” adalah sebagai berikut:

Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity) = (Persamaan 1.1)


=
= 2.316

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD) = (Persamaan 1.2)


=
=

Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) = (Persamaan 1.3)

=
= 2.431

Penyerapan (Absorption) = (Persamaan 1.4)


=
=

B. Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan dengan 2 material batuan pecah yang
berbeda ukuran yaitu batu pecah ukuran maksimum ¾” dan batu pecah ukuran
maksimum ½” . Kedua material tersebut dilakukan pengujian berat jenis dan
penyerapan agregat dan diperoleh data pada Tabel 1.1 untuk batu pecah ¾” dan
Tabel 1.3 untuk batu pecah ½” . Selanjutnya, dilakukan perhitungan dengan
menggunakan Persamaan 1.1 – 1.4.
Berdasarkan nilai BJ batu pecah 3/4”, agregat tersebut tidak dapat
digunakan karena berada dibawah standar spesifikasi. Hal ini dapat disebabkan
oleh kesalahan saat pemilihan agregat, dimana agregat asli masih dalam kondisi
basah. Sedangkan, hasil perhitungan persentase penyerapan air batu pecah ¾” dan
batu pecah ½” memenuhi standar spesifikasi.
Namun, karena salah satu parameter pada batu pecah ¾” tidak memenuhi
standar spesifikasi maka material tersebut tidak dapat digunakan untuk pembuatan
aspal. Sehingga, material yang dapat digunakan adalah batu pecah ukuran
maksimum ½” karena nilai BJ dan penyerapan air memenuhi standar spesifikasi
dan juga berat jenis yang tinggi menunjukkan batuan yang padat dan kuat serta
menunjukkan porositas yang rendah.
KESIMPULAN
Parameter berat jenis agregat ada beberapa yaitu berat jenis curah (bulk
specific gravity), berat jenis semu (apparent specific gravity) dan berat jenis
permukaan jenuh (saturated surface dry). Perhitungan untuk tiap parameter
tersebut menggunakan Persamaan1.1-1.4. Telah diperoleh hasil dari ketiga
parameter untuk 2 jenis material yaitu: Pertama, batu pecah ukuran maksimum
¾”. BJ curah sebesar 2.316 , BJ semu sebesar 2.431 , BJ SSD sebesar 2.363.
Kedua, batu pecah ukuran maksimum ½”. BJ curah sebesar 2.584 , BJ semu
sebesar 2.728 , BJ SSD sebesar 2.637. Sesuai standar SNI 03-1970-1990 syarat
berat jenis adalah ≥ 2.5, maka agregat yang layak digunakan adalah batu pecah
ukuran maksimum ½”.
Menentukan persentase penyerapan air agregat guna untuk mengetahui
besarnya porositas dari agregat. Semakin besar nilai penyerapan mengindikasikan
agregat semakin bersifat porus. Hasil perhitungan menunjukkan nilai penyerapan
air pada 2 jenis material sebesar 2.037%. Sesuai standar SNI 03-1969-1990 syarat
penyerapan air adalah ≤ 3%, maka daya serap kedua agregat tersebut dapat
dikatakan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). 05.6 Bab 6. Retrieved Desember 05, 20200, from DSpace UII:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/402/05.6%20bab%20
6.pdf?sequence=10&isAllowed=y
Anonim. (2020). Modul Praktikum Perkerasan Jalan Version 1.3. Jakarta:
Universitas Pertamina.
Anonim. (n.d.). Bahan Agregat Untuk Pondasi Jalan. Retrieved Desember 5,
2020, from SIMANTU PUPR:
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/f00bf_2._Bahan_Agregat_Untuk_Pond
asi_Jalan.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai