Bab I Konsep Medis
Bab I Konsep Medis
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Racun adalah zat yang ketika ditelan, terhisap diabsorpsi, menempel pada kulit,
atau dihasilakn didalam tubuh dalam jumlah relaktif kecil menyebabkan cedera tubuh
dengan adanya reaksi kimia (Nurarif & Kusuma, 2015).
Keracunan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi
setelah menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi (Brunner & Suddarth,
2015).
B. Klasifikasi
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan
berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain :
1. Makanan
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme. Proses pembusukan
merupakan proses awal dari akibat aktivitas mikroorganisme yang mempengaruhi
langsung kepada nilai bahan makanan dapat juga disebabkan oleh bahan makanannya
sendiri yang beracun, terkontaminasi oleh protozoa, parasite, bakteri yang pathogen
dan juga bahan kimia yang bersifat racun. Di Indonesia ada beberapa jenis makanan
yang sering mengakibatkan keracunan, antara lain :
a) Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobic, yaitu
di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya
dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora. Karena cara hidupnya
yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada makanan kaleng yang diolah
secara kurang sempurna.
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak. 18-36 jam sesudah
memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang kemudian
disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf mata itu
diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita mengalami
kesulitan berbicara dan susah menelan. Pengobatan hanya dapat diberikan di
rumah sakit dengan penyuntikan serum antioksin yang khas untuk botulinum.
Oleh karena itu dalam hal ini yang penting ialah pencegahan. Pencegahan :
sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan kemudian direbus bersama
kalengnya di dalam air sampai mendidih.
b) Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak beberapa menit sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang hebat,
muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental, pingsan.
Tindakan pertolongan : apabila tidak ada muntah-muntah, penderita
dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer
kalium permanganate (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur campur
susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke rumah sakit.
c) Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Di duga racun
tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala
keracunan berbagai bintang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah
memakannya. Gejala itu berupa : mual, muntah, kesemutan di sekitar mulut,
lemah badan dan susah bernafas.
Tindakan pertolongan : usahakan agar dimuntahkan kembali makanan
yang sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung dan
pernafasan buatan. Obat yang khas untuk keracunan binatang-binatang laut itu
tidak ada.
2. Bahan kimia
Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia biasa seperti
bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan atau produk industri.
a) Baygon
Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang berada
dalam golongan propuxur. Penanganan keracunan baygon dan golongan propuxur
lainnya adalah sama. Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin),
pirimicarb (rapid, aphox), timethacarb (landrin) dan lainnya.
Gejala keracunan sangat mudah dikenal yaitu diare, inkontinensia urin,
miosis, fasikulasi otot, cemas dan kejang. Miosis, salvias, lakrimasi,
bronkospasme, kram otot perut, muntah, hiperperistalik dan latergi biasanya
terlihat sejak awal. Kematian biasanya karena depresi pernafasan.
3. Sengatan serangga
Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas,
samapai edema laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian. Umumnya waktu
yang lebih pendek diantara sengatan dan kejadian dari gejala yang berat merupakan
prognosis yang paling buruk.
Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh gigitan atau serangan
gigitan serangga di antaranya adalalah :
a. Reaksi alergi berat (anaphylaxis). Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun
dapat mengancam kehidupan dan membutuhkan pertolongan darurat.
b. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau semut api.
c. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.
d. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.
e. Penyakit serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum).
Digunakan untuk mengobati gigitan atau serangan serangga. Penyakit serum
menyebabkan rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak serta diiringi
gejala flu tujuh sampai empat belas hari setelah penggunaan anti serum.
C. Etiologi
Penyebab keracunan menurut Nurarif dan Kusuma (2015) ada beberapa macam dan
akibatnya bisa mulai yang ringan sampai yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di
sebabkan oleh :
1. Mikroba
a. Escherichia coli pathogen
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkus
2. Bahan Kimia
a. Peptisida golongan organofosfat
b. Organo sulfat dan karbonat
3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan singkong
c. Tempe bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
D. Manifestasi klinis
Beberapa tanda dan gejala menurut Nurarif dan Kusuma (2015) diantaranya :
1. Gejala yang paling menonjol meliputi
a. Kelainan visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Pupil miosis
f. Tremor pada lidah dan kelopak mata
3. Keracunan sedang
a. Nausea, muntah-muntah
b. Kejang, dan kram perut
c. Hipersalifa
d. Fasikulasi otot
e. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negative
c. Sesak nafas, sianosis, edema paru
d. Inkontinensia urin
e. Kovulasi
f. Koma, blockade jantung dan akhirnya meninggal
E. Patofisiologi
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan
kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler
sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi organ-organ dalam tubuh. Biasanya akibat
dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan pernafasan,
gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati (sebagai akibat dari keracunan obat dan
bahan kimia). Terjadi mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL
dalam lambung meningkat. Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO)
dapat menghambat (inktivasi) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan
normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arachnoid (AKH) dengan jalan
mengikat Akh di tempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala-gejala rangsangan Akh
yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinic, nikotinik, dan ssp
(menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSp) (Sartono, 2015).
F. Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas (Apneu)
e. Syok
Namun pada beberapa kasus tertentu komplikasi yang muncul bisa diakibatkan oleh
jenis dari zat racun tersebut, antara lain (Sartono, 2015) :
Alkalosis respiratorik
INTOLERANSI
AKTIFITAS
Brunner & Suddarth, (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 volume 1.
Jakarta : ECG.
Nurarif. A. H & Kusuma. H, (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediaAction.
Sartono, (2015). Racun dan Keracunan. Jakarta : Widya Medika.