Anda di halaman 1dari 19

BAB I

FORMULIR KASUS

A. SKRINING
(lampirkan dan jelaskan hasil skrining pasien)

B. ASSESSMEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
No Rekam Medis :392001
Ruang : Prabu Kresna
Tanggal masuk : 14-03-2017
Tanggal kasus : 15-03-2017
Diagnosis medis : Cholelitiasis, Multiple Cholelitiasis (Ukuran terbesar
±1,3 mm) disertai sludge

DATA RIWAYAT PASIEN/KLIEN (CLIENT HISTORY/CH)


(informasi saat ini dan masa lalu terkait riwayat personal, medis, keluarga, dan social)
CH.1.Riwayat Personal
CH.1.1 Data Personal
Kode Jenis Data Hasil
IDNT
CH-1.1.1 Umur 34 tahun
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH-1.1.5 Suku/etnik Jawa
CH-1.1.7 Kemampuan membaca/literacy Bisa membaca
CH-1.1.8 Pendidikan terakhir S1
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga Istri dan Ibu
(sebagai kepala
keluarga/istri/anak/cucu, dll.)
CH-1.1.12 Keterbatasan fisik Perubahan pengecapan dan
penciuman
CH-1.1.12 Mobilitas Bisa berjalan
(bed rest/kursi roda.bisa
berjalan sendiri, dll.)
Kesimpulan Data Personal Pasien/Klien:
Ny. S berusia 34 tahun, berjenis kelamin perempuan, suku pasien yakni suku jawa,
pendidikan terakhir pasien S1, peran pasien dalam keluarga sebagai istri sekaligus ibu. Pasien
masuk ke RS dengan diagnosis medis Cholelitiasis, Multiple Cholelitiasis (Ukuran terbesar
±1,3 mm) disertai sludge
CH.2. 1 Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
Nyeri tiba-tiba dan sangat nyeri
Keluhan utama pasien/klien
sejak ± 5 hari yang lalu, nyeri
yang berkaitan dengan gizi
hilang timbul
Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri dirasakan di perut kanan
atas, murphy sign (+), sesak nafas,
CH-2.1
muntah berulang satu hari yang
lalu

Riwayat Penyakit Keluarga Gout, Hipertensi, penyakit jantung

CH.2.2 Perawatan/Terapi Medis/Pengobatan


Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
Terapi medis yang pernah
dilakukan
(chemotherapy, dialysis, Protecal dan habbatusauda dengan
CH-2.2.1
penggunaan ventilator/oksigen, frekuensi 1x per hari
radiasi, obat-obatan untuk
terapi dll)
Kesimpulan Riwayat Medis/Kesehatan Pasien/Klien dan Keluarga :
Pasien memiliki keluhan utama nyeri tiba-tiba dan sangat nyeri sejak ±5 hari yang lalu, nyeri
hilang timbul dan sekarang pasien merasakan nyeri di perut kanan atas, murphy sign (+),
sesak nafas, muntah berulang 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga
yaitu Gout, Hipertensi, dan penyakit jantung dan mengkonsumsi suplemen protecal dan
habbatusauda dengan frekuensi 1x per hari.
CH.3 Riwayat Sosial Pasien/Klien
CH.3.1 Riwayat Sosial Pasien/Klien
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
Faktor sosio ekonomi/penghasilan
keluarga
CH-
Rp. 2.500.000/bulan
3.1.1
(apakah ada mengalihkan uang
makan untuk kebutuhan lain)
CH- Situasi rumah/hidup
3.1.2
Pasien tinggal bersama keluarga
(tinggal sendiri/bersama
keluarga/tunawisma)
CH- Dukungan sosial dan kesehatan Pasien mempersiapkan makanan
3.1.4 sendiri
(keluarga/pengasuh/komunitas)
CH- Letak geografis rumah
3.1.5
Penggaran kidul, kec pedurangan
(perkotaan/pedesaan/pencahayaa
n dan sanitasi rumah)
CH-
Pekerjaan/kesibukan Ibu Rumah Tangga
3.1.6
CH-
Agama Islam
3.1.7

Kesimpulan Riwayat Sosial Pasien/Klien:


Pasien seorang ibu rumah tangga dengan penghasilan Rp 2.500.000/bulan, pasien tinggal
bersama keluarga dan pasien menyiapkan makanannya sendiri.
BERKAITAN DENGAN RIWAYAT MAKAN/GIZI (FH)
FH.1 Asupan makanan dan zat gizi
FH.1 Asupan makanan dan zat gizi
Hasil Recall 24 jam diet* : Rumah sakit
Tanggal : 15-maret-2017
Diet RS : Makanan Biasa

Implementasi Energi Protein Lemak KH


(kcal) (g) (g) (g)
Asupan oral 596,6 27,0 32,0 50,3
Standar RS 1680 59 37 273
% Asupan dengan 35,51% 45,76% 86,49% 18,42%
standar RS

Kesimpulan Riwayat Asupan Makanan dan Zat Gizi:


% asupan energi, protein dan karbohidrat pasien masuk dalam kategori kurang (Energi=35,51%,
Protein=45,76%, Karbohidrat 18,42%). Sedangkan Asupan lemak masuk dalam kategori baik
(lemak=86,49%).

FH 2 Pemberian Makanan dan Zat Gizi


FH.2.1 Riwayat Diet
(Gambaran makanan minuman yang biasa disediakan atau dikonsumsi, diet masalalu yang dijalani
atau preskripsi diet/konseling yang pernah diterima, serta lingkungan makan)
Kode Data Hasil
IDNT
FH-2.1 Riwayat Diet Frekuensi makan 3 kali/hari
(riwayat pola
Nasi 3x/hr 1 ½ gls @150 g
makan)
Lauk hewani :
daging ayam 1x/mg 1 ptg @50 g di sop
Telur ayam ras 4x/mgg 1 btr @60 g didadar
Ikan bandeng 2x/mgg 1 ptg @50 g, digoreng, ikan mujair
2x/bln 1 ptg @50 g digoreng
Lauk nabati :
Tempe 1x/hr 2 ptg@50 g digoreng
Tahu 5x/mgg 2 bh @220 g digoreng
Sayur :
Bayam 1x/mgg ¼ mgk kcl @25 g dibening
Wortel 2x.mgg ½ bh @25 g disop
Brokoli 2x/mgg @25 g disop
Buah
Jeruk 2x/mgg 1 bh @100 g
Pepaya 1x/mgg 1 bh @100 g
Pisang ambun 3x/mgg 100 g
Minuman
teh manis 1x/hr 1 gls @100 ml
Snack
tahu isi 3x/mgg @100 g,
tempe mendoan 3-4/mgg @25 g
pisang goreng 2-3x/mgg @100 g

Kesimpulan Riwayat Diet


Pasien belum menerapkan pola makan gizi seimbang, dilihat dari pola makan pasien, pasien lebih
sering mengkonsumsi makanan yang digoreng dan pasien tidak suka mengkonsumsi sayuran.

FH.2.1.2 Pengalaman Diet


Kode IDNT Jenis Data Hasil
FH-2.1.2.2 Pernah mendapat edukasi/konseling Pasien mendapatkan konseling
diet pada masa lalu gizi dari tenaga kesehatan
(ya/tidak, beri penjelasan singkat)
Kesimpulan Pengalaman Diet:
pasien sudah pernah mendapatkan konseling gizi dari tenaga kesehatan
FH.2.1.3. Lingkungan Makan
Kode Jenis Data Hasil
IDNT
FH-2.1.3.1 Lokasi Makan dirumah
FH-2.1.3.5 Makan sendirian Pasien makan sendiri
Kesimpulan Lingkungan Makan:
Pasien makan dirumah dan pasien menyiapkan makanannnya sendiri
FH.3 Penggunaan Obat-obatan/Obat alternative/pelengkap
Kode Data Hasil
IDNT
FH-3.1.1 Penggunaan obat yang diresepkan Cefotaxime, ranitidine, ketorolac,
(sebutkan) vitamin K
Kesimpulan Penggunaan obat-obatan/obat alternative/pelengkap
Pasien mengkonsumsi obat cefotaxime, ranitidine, ketorolac, vitamin K
FH 7 Aktivitas dan fungsi fisik
Kode Data Hasil
IDNT
FH 7 Aktivitas dan fungsi fisik Pasien mempersiapkan makan sendiri dan
pasien makan sendiri.
(Kemampuan makan sendiri, , Jumlah jam kerja 8 jam
kemampuan mempersiapkan Jumlah jam tidur 8 jam
makan sendiri, riwayat aktifitas Jenis olahraga senam aerobic
fisik, tipe aktifitas fisik, frekuensi, Frekuensi olahraga 1 kali per 2 minggu
durasi, intensitas, lama menonton
TV/HP/games, ada tidaknya
sedentary life style)
Kesimpulan Aktivitas dan fungsi fisik
Pasien mampu mempersiapkan makan sendiri dan pasien juga mampu makan sendiri, waktu
kerja pasien selama 8 jam, dan pasien juga berolahraga dengan jenis olahraga senam aerobic
yang dilakukan 1 kali per 2 minggu, dan jam tidur pasien sudah baik.

PENGUKURAN ANTROPOMETRI (AD)


AD 1.1 Komposisi tubuh/pertumbuhan/riwayat berat badan
Kode
Jenis Data Hasil
IDNT
- Panjang Badan/Tinggi badan (cm)
- Panjang Badan lahir (cm), pada Tinggi Badan= 165 cm
AD-1.1.1 anak
- Rentang lengan (cm)
- Tinggi lutut (cm)
AD-1.1.2 - Berat Badan Aktual (kg) Berat Badan Aktual= 61 kg
- Berat Badan lahir (cm), pada anak BBI= 90% (TB-100) x 1 kg
- Berat Badan Ideal (kg) =90% (165-100) x 1 kg
- Adjusted Body Weight (kg) 90
¿ x 65 x 1 kg
100
=58,5 kg

AD-1.1.5 Indeks Massa Tubuh (kg/m2) BB( kg)


IMT=
TB m2
61
=
165 m2

61
=
1,65 x 1,65
= 22,42 kg/m2 (status gizi normal)
(KEMENKES RI, 2014)

Kesimpulan pengukuran antropometri


Status gizi pasien termasuk dalam kategori normal 22,42 kg/m2 dengan BBI 58,5 kg
(Sumber: KEMENKES RI, 2014).
DATA BIOKIMIA, TES MEDIS, DAN PROSEDUR (BD)

KODE Pemeriksaan urin/darah Satuan/ Hasil Interpretasi


IDNT Nilai Normal
Hemoglobin 11,7-15,5 g/dl 12,9 g/dl Normal
Hematokrit 35-47% 37,90% Normal
Trombosit 150-400/ul 300/ul Normal
GDS 70-115 mg/dl 103 mg/dl Normal
Leukosit 3,6-11 /ul 10,0 Normal
SGOT <31 u/l 150 u/l Tinggi
SGPT <31 u/l 125 u/l Tinggi
Bilirubin total 0,5-1,0 mg/dl 4,39 mg/dl Tinggi
Bilirubin direk 0-0,4 mg/dl 4,20 Tinggi
Bilirubin indirek 0-0,6 mg/dl 0,19 Normal
Sumber: rekam medis RS bhayangkara dan K.R.M.T Wongsonegoro, 14 dan 15 maret 2017
Kesimpulan Data Biokimia
Berdasarkan hasil data biokimia yakni SGOT, SGPT, Bilirubin total dan bilirubin direk
pasien masuk dalam kategori tinggi yang disebabkan karena adanya penyakit Cholelitiasis.
DATA FISIK YANG BERKAITAN DENGAN GIZI (PD)
PD-1.1. Data fisik yang berhubungan dengan gizi
Kode
Data Fisik Hasil
IDNT
PD-1.1.1 Penampilan keseluruhan Fisik: Composmentis, cukup,
(keadaan umum)
PD-1.1.5 Sistem pencernaan Nyeri ulu hati, mual, konstipasi,
(gangguan gigi, stomatitis, perubahan pengecapan dan
kesulitan mengunyah, menelan, penciuman, anoreksia, Abdomen
perubahan pengecapan dan BU (+)
penciuman, nafsu makan, nyeri
ulu hati,
mual,muntah,diare,konstipasi,dll
.)
PD-1.1.6 Kepala dan mata Mata= CA (-/-), SI (+/+)
(pusing, penampakan rambut,
sklera ikterik,bintik bitot,
conjunctiva anemis dll.)
PD-1.1.9 Vital sign Tekanan darah: 130/120 mmHg
- Tekanan darah (mmHg) (Tinggi)
- Nadi (kali/menit) Nadi: 93x/menit (Normal)
- Suhu (0C) Suhu: 36,50C (Normal)
- Respirasi (kali/menit) Respirasi: 17x/menit (Normal)

Kesimpulan Pemeriksaan Fisik/Klinis:

Keadaan umum pasien CM, cukup, Nyeri ulu hati, mual, konstipasi, perubahan pengecapan

dan penciuman, anoreksia, konjungtiva tidak anemia, mata yang berwarna kuning dan bunyi

usus terdengar, dan ada peningkatan tekanan darah.


C. DIAGNOSIS GIZI

DOMAIN INTAKE (NI)


NI.5.6.3 Asupan jenis lemak yang tidak sesuai berkaitan dengan kondisi pasien dengan adanya
cholelitiasis ditandai dengan SGOT dan SGPT tinggi.
DOMAIN CLINIS (NC)
NC.2.2 Perubahan nilai laboratarium terkait gizi yang berkaitan dengan penyakit cholelitiasis yang
diderita pasien ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratarium SGOT,SGPT dan bilirubin total
pasien tinggi
D. INTERVENSI GIZI
I. PLANNING
PEMBERIAN MAKAN DAN ATAU ZAT GIZI (NUTRITION DELIVERY/ND)
a. Tujuan
a) Mempertahankan berat badan dan status gizi normal
b) Membatasi makanan yang menyebabkan kembung dan nyeri abdomen
c) Mengatasi malabsorbsi lemak
d) Menghindari penyumbatan batu empedu
e) Memperbaiki pola makan dengan gizi seimbang
b. Prinsip/syarat Diet
a) Energi sesuai kebutuhan sebesar 2169,35 kkal
b) Protein cukup yaitu 1 g/KgBB
c) Lemak rendah yaitu 20% dari total kebutuhan energi
d) Karbohidrat cukup sisa dari total sisa kebutuhan energi total
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Energi = Rumus Harris-Benedict
BEE = 655,1 + (9,66 x BB) + (1,85 x TB) - (4,68 x U)
= 655,1 + (9,66 x 61) + (1,85 x 165) - (4,68 x 34 )
= 655,1 + 589.26 + 305,25 – 159,12
=1549,61 – 159,12
= 1390,49 kkal
TEE= BMR x FA x FS
= 1390,49 x 1,2 x 1,3
= 2169,35 kkal
Protein = 1 g/KgBB
= 1 g X 61
= 61 g X 4
= 244 kkal
Lemak = 20% dari total kebutuhan
20
= X 2169,35
100
433,87
= =48,20 g
9
Karbohidrat = Total Energi – (protein + lemak)
= 2169,35 – (244 + 433,87)
= 2169,35 – 677,87
1491,48
= =372,87 g
4
Penukar

Karbohidrat : ½ x TEE
: ½ x 2169,35
1084 , 67
: =6 p
175
5 108,46
Gula 5% : x 2169,35= =2 p
100 50
Protein hewani :2-3 p
Protein nabati :2-3 p
Sayur :3-5 p
Buah :2-4 p
d. Preskripsi Diet
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Jenis Diet : Diet RL III
Bentuk Makanan : Makanan Biasa
Rute/cara pemberian : Oral
Jadwal Pemberian : Jadwal pemberian diet 5x sehari berupa 3x makanan
utama dan 2x selingan (pagi dan sore)
ND-6 Tatalaksana gizi berkaitan dengan obat
a. Cefotaxime berfungsi sebagai antibiotik
b. Ranitidine: Konsumsi ranitidine sebaiknya dikonsumsi sebelum makan, obat ini
berfungsi untuk mengobati sakit maag dan radang saluran cerna bagian atas.
c. Ketorolac: jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung alkohol
dapat menghambat absorbsi obat sebaiknya obat dikonsumsi bersamaan dengan
makanan yang tidak mengandung alkohol. Obat ini berfungsi sebagai obat anti nyeri
d. Vitamin K: berinteraksi dengan obat antikoagulan membentuk trombosis
(pembekuan darah). Obat ini berfungsi untuk mencegah defisiensi vitamin K
disebabkan malabsorbsi vitamin K.
A. Penjabaran Menu
Golongan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat
Karbohidrat 6 1050 24 0 240
Protein Hewani
(Rendah Lemak) 1 50 7 2 0
Protein Hewani
(Lemak Sedang) 1 75 7 5 0
Protein Nabati 3 225 15 9 21
Sayuran B 4 100 4 0 20
Buah 4 200 0 0 48
Gula 2 100 0 0 24
Susu Rendah
Lemak 1 125 7 6 10
Minyak / Lemak 5 250 0 25 0
Total 2175 64 47 363
Kebutuhan 2169,35 61 48,20 372,87
%pemenuhan 100,26% 104,92% 97,51% 97,35%

B. Pembagian penukar sehari

Golongan Pagi Selingan Siang Selingan Malam


Pagi Siang
Karbohidrat 1 1 2 1 1
PH rendah lemak 0,5 0 0 0 0,5
PH lemak sedang 0 0 1 0 0
Protein Nabati 1 0 1 0 1
Sayur B 1 0 2 0 1
Buah 0 1 1 1 1
Gula 0 0 0 1 1
Susu rendah lemak 0 1 0 0 0
Minyak/lemak 1 1 1 1 1
PERENCANAAN MENU
Waktu Nama Bahan Penukar URT berat Energi Protei Lema KH
Makan Masakkan Masakkan
(Kkal) n k (gram
(gram (gram )
) )
Pagi Nasi Sop Beras 1 ¾ gls 100 360,9 6,7 0,6 79,5
Ikan Ikan segar 1 1 ptg 35 29,4 6,4 0,2 0,0
sdg
Kacang tolo 1 2 sdm 20 23,2 1,5 0,1 4,2
Brokoli ½ ½ gls 45 7,0 0,9 0,1 0,6
Wortel ¼ ¼ gls 25 9,0 0,3 0,2 2,0
Minyak 1 1 sdt 5 61,7 0,0 7,0 0,0
Selinga Roti, buah Roti 1 3 ptg 50 93,9 3,2 0,5 18,8
n potong dan gandum sdg
Apel 1 ½ bh 100 59,0 0,2 0,4 15,3
susu sapi
bsr
Susu sapi 1 1 gls 60 39,6 1,9 2,3 2,9
Siang Nasi, telur Beras 1 ¾ gls 100 360,9 6,7 0,6 79,5
dan sop
tahu
Telur ayam 1 1 btr 50 77,6 6,3 5,3 0,6

Tahu ½ ½ ptg 26 19,8 2,1 1,2 0,5

Brokoli ¼ ¼ gls 25 5,8 0,8 0,0 0,5

Wortel ¼ ¼ gls 25 9,0 0,3 0,2 2,0

Kembang ¼ ¼ gls 25 6,3 0,3 0,1 1,4


kol mentah
Jambu biji 1 1 bh 200 101,8 1,6 1,2 23,8

Minyak 1 1 sdt 10 88,2 0,0 10,0 0,0

Selinga Kentang kentang 1 1 bj 105 97,6 2,1 0,1 22,7


n rebus dan bsr
melon 1 1 ptg 100 38,2 0,6 0,2 8,3
Juice melon
bsr
Gula 1 1 sdm 20 47,3 0,0 0,0 19,8
Malam Nasi Tumis Beras merah 1 ¾ gls 50 179,0 3,7 1,3 37,6
Ayam giling
Daging 1 1 ptg 50 107,0 10,1 7,1 0,0
Ayam sdg
bagian paha
Kacang ½ ½ gls 50 17,4 0,9 0,2 4,0
panjang
buncis ¼ ¼ gls 25 8,7 0,5 0,1 2,0
Wortel ¼ ¼ gls 25 9,0 0,3 0,2 2,0
Minyak 1 1 sdm 10 88,2 0,0 10,0 0,0
Jus pepaya Pepaya 1 1 ptg 200 77,9 1,2 0,2 19,6
bsr
Gula 1 1 sdm 20 47,3 0,0 0,0 19,8
TOTAL 2070,7 58,6 49,2 367,0
Kebutuhan 2169,35 61 48,20 372,8
7
% pemenuhan 95,45 % 96,06 102,0 98,42
% 7% %

RENCANA EDUKASI GIZI (E)


(proses formal dalam melatih keterampilan atau membagi pengetahuan yang membantu
pasien/klien mengelola atau memofifikasi diet dan perialku secara sukarela untuk menjaga atau
meningkatkan kesehatan)
E-1. Materi/isi Edukasi
KODE Data Keterangan
IDNT
E-1.1 Tujuan Edukasi Meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman penderita batu empedu dan
(misalnya untuk pencegahan, keluarga mengenai pentingnya
managemen penyakit) kepatuhan diet batu empedu

E-1.2 Prioritas modifikasi Asupan pasien masuk dalam kategori


defisit
(masalah utama
pasien/klien)

Waktu 30 menit
Sasaran Pasien dan keluarga pasien
Metode Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
Alat bantu Leaflet, food model, flipchart

RENCANA KONSELING GIZI (C)


KODE Data Keterangan
IDNT
C-2.2 Penetapan tujuan konseling Untuk membantu pasien memecahkan
masalah yang dialami oleh pasien
terkait asupan pasien yang kurang dan
diet rendah lemak III
Waktu 30 menit
Sasaran Pasien dan keluarga pasien
Metode/Strategi Ceramah dan tanya jawab
Alat bantu Leaflet, BMP, Food Model dan Booklet

RENCANA KOORDINASI ASUHAN GIZI ( RC)


(kegiatan dietisien melakukan konsultasi, rujukan atau koordinasi pemberian asuhan gizi
dengan tenaga kesehatan/institusi/dietisieb lain yang dapat membantu dalam merawat atau
mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi)
KODE Data Hasil
IDNT
(ya/tidak, beri penjelasan singkat)
RC-1.1 Koordinasi kegiatan dengan asuhan lain Ya, bekerja sama dengan dokter
yang berkaitan dengan asuhan gizi yang dalam menentukan diet yang akan
dilakukan diberikan

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Anamnesi Hal yang Diukur Waktu Pengukuran Target
s
FH Asupan Energi, Setiap hari Minimal 95%
Protein, dan Maksimal 105%
Karbohidrat
AD Berat badan 1 minggu sekali Tetap Normal

BD SGOT,SGPT, Setiap ada pemeriksaan Menurunkan hingga


bilirubin total, Lab normal
bilirubin direk
PD Nyeri ulu hati, Setiap hari Menurun/berkurang
mual, konstipasi,
Sklera ikterik

Vital Sign Setiap hari Menurunkan hingga


Normal

BAB II
PEMBAHASAN
Ngadiarti dan Moviana (2017) menerangkan bahwa batu empedu (cholelitiasis) merupakan
pembentukan batu (kalkuli) dalam kandung empedu atau saluran sistem bilier. Ada tiga jenis bahan
batu, yaitu kolesterol (lebih dari 70%), pigmen, dan campuran batu.
Batu empedu merupakan keadaan terdapatnya batu empedu di dalam kantung empedu (vesika
felea) yang memiliki ukuran,bentuk, dan komposisi yang bervariasi. Batu empedu merupakan
material atau kristal yang terbentuk di dalam kantung empedu atau saluran empedu, atau kedua-
duanya (Dorland, 2009 dalam buku Asuhan Gizi Klinik).
Menurut Almatsier (2005) penyakit batu empedu adalah terbentuknya batu empedu, jika
masuk ke dalam saluran empedu akan dapat menimbulkan penyumbatan yang terasa nyeri.
Penyaluran empedu ke duodenum akan terganggu karena adanya penyumbatan sehingga akan
mengganggu penyerapan lemak.
Penyakit batu empedu (Cholelitiasis) merupakan masalah kesehatan yang penting dinegara
barat sedangkan di Indonesia kejadian batu empedu terus meningkat terutama pada usia muda, dan
baru mendapat perhatian secara klinis (Sueta, dkk., 2017).
Insidensi wanita menderita penyakit batu empedu lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini
terjadi karena pengaruh hormon pada wanita yang merupakan salah satu faktor predisposisi
meningkatnya jumlah pasien wanita dibanding pasien laki-laki. Diduga hormon estrogen berperan
penting pada wanita karena estrogen dapat menstimulasi reseptor lipoprotein hepar dan
meningkatkan pembentukan kolesterol empedu (Sueta, dkk., 2017).
Pada kasus ini pasien didiagnosis oleh dokter menderita penyakit cholelitiasis (batu empedu)
disertai adanya sludge (batu endapan) yang disebebkan karena hati membuang kelebihan kolesterol
melalui empedu, kolesterol yang tidak larut akan lengket bersama dan membentuk partikel yang akan
berkembang menjadi batu empedu (Hasanah, 2015 dalam buku Asuhan Gizi Klinik). Jika dilihat dari
pola makan pasien, pasien sering megkonsumsi makanan yang di goreng dan gorengaan sebagai
snakc dimana mengkonsumsi makanan yang berlemak secara berlebihan dapat meyebabkan
timbulnya penyakit batu empedu. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratarium
nilai SGPT,SGOT pasien yang masuk ke dalam kategori tinggi hal ini terjadi karena meningkatnya
pengeluaran enzim pada hati. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratarium nilai
bilirubin total dan bilirubin direk masuk ke dalam kategori tinggi hal ini disebabkan karena salah
satu fungsi hati adalah melakukan ekskresi (pengeluaran) bilirubin melalui saluran empedu di dalam
hati dan di luar hati. Pada penderita penyakit batu empedu akan terjadi peningkatan nilai bilirubin
karena terjadinya penyumbatan pada saluran empedu (Cahyono, 2013 dalam buku Asuhan Gizi
Klinik).
Akibat dari peningkatan nilai bilirubin tersebut juga dapat menyebabkan mata bewarna
kuning (sklera ikterik) karena bilirubin yang dibawa ke hati untuk dimetabolisme tetapi karena ada
gangguan pada hati sehingga kerjanya tidak sempurna yang menyebabkan bilirubin meningkat
jumlahnya dalam darah dan memyebabkan warna kuning.
Saya memberikan diet Rendah lemak III pada pasien karena pasien mengalami Cholelitiasis
(Batu Empedu) dan pasien juga suka mengkonsumsi makanan yang digoreng ataupun gorengan yang
dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
berlemak secara berlebihan dimana mengkonsumsi makanan yang berlemak secara berlebihan dapat
memperberat kerja hati. Hati membuang kelebihan kolesterol melalui empedu. Kolesterol yang tidak
larut akan lengket bersama dan membentuk partikel yang akan berkembang menjadi batu empedu
(Hasanah, 2015 dalam buku Asuhan Gizi Klinik).
BAB III
KESIMPULAN
1. Pasien bernama Ny. S usia 34 tahun masuk RS pada tanggal 14 maret 2017 dengan diagnosis
medis Cholelitiasis, Multiple cholelitiasis (ukuran terbesar ±1,3 mm) disertai sludge.
2. Berdasarkan data anthropometri status gizi pasien termasuk dalam kategori normal dengan
IMT 22,42 kg/m2
3. Berdasarkan data biokimia pasien nilai SGOT, SGPT, Bilirubin total, dan bilirubin direk
masuk dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya penyumbatan di area empedu.
4. Berdasarkan riwayat asupan makanan dan zat gizi persen asupan pasien termasuk kategori
kurang untuk (Energi=35,51%, Protein=45,76%, Karbohidrat 18,42%). Sedangkan Asupan
lemak masuk dalam kategori baik (lemak=86,49%).
5. Berdasarkan data fisik klinis pasien Keadaan umum pasien CM, cukup, Nyeri ulu hati, mual,
konstipasi, perubahan pengecapan dan penciuman, anoreksia, konjungtiva tidak anemia, mata
yang berwarna kuning dan bunyi usus terdengar, dan ada peningkatan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2005. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ngadiarti I, Moviana Y. 2017. Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Sueta M.A.B dan Warsinggih. 2017. Faktor Risiko Terjadinya Batu Empedu Di Rsup Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Jurnal Bedah Nasional, 5 (01):20-26
Supariasa, I Dewa dan Handayani, D. 2019. Asuhan Gizi Klinik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai