Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fince Indra Jaya Waruwu

Nim: 170204143

Dosen Pembimbing :Ns. Agnes Marbun M.Kep

Tugas Kekritisan S. muskuloskletal

Kondisi fraktur yang dialami seseorang dapat menjadi suatu ancaman bagi kehidupan pasien dan
dapat menyebabkan kematian.

1. Jelaskan bagaimana terjadinya hal tersebut?


2. Sebagai perawat apa saja tindakan yang harus Anda lakukan?

Jawab

1. Menyebabkan kematian pada keadaan fraktur tertentu, yaitu:

a) Tulang leher dan organ di dalamnya

Ketika tulang leher menjadi patah, retak, atau dislokasi, maka kondisi tulang menjadi tidak
stabil. Hal ini membuat sumsum tulang (medulla spinalis) yang terdapat di dalamnya cedera.

"Sumsum tulang merupakan kumpulan semua syaraf pusat dari dan menuju otak serta dari ke
organ tubuh di bawah leher," ujar Wawan. Ia mencontohkan kondisi Christopher Reeve, pemeran
Superman, yang mengalami patah tulang leher akibat jatuh saat berkuda yang menyebabkan ia
lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.

"Selain terhentinya nafas, gangguan akibat cederanya sumsum tulang belakang di daerah leher
juga mengakibatkan kelumpuhan tangan dan kaki, ketidakmampuan untuk buang air besar dan
kecil dan terganggunya fungsi organ lain di bawah leher," lanjutnya.

Pada keadaan demikian, meskipun kemungkinan jantung dan paru-paru masih bisa bertahan
dengan bantuan obat-obatan maupun teknologi canggih, syaraf yang berada di sumsum tulang
belakang tetap sudah mati. "Itulah yang biasanya disebut mati batang otak atau braind death,"
katanya.
Selain itu, Wawan menambahkan, akibat retaknya tulang belakang leher bisa menyebabkan
robeknya pembuluh darah arteri vertebralis. Pembuluh ini terdapat di dalam tulang belakang
leher yang memasok darah untuk otak bagian belakang. "Jika pasokan hilang akibat kedua
pembuluh darah robek, maka bisa menyebabkan kerusakan otak, pingsan, henti nafas dan
kemudian meninggal," ujar Wawan.

b) Trakea

Wawan menjelaskan ketika memotong atau menyumbat trakea, maka pasokan aliran udara ke
paru-paru akan terhenti. Hal ini menyebabkan, dalam beberapa menit saja organ tubuh akan
segera kekurangan oksigen. Ia menambahkan, ketika hal ini terjadi, kinerja otang akan
terganggu. "Orang bisa segera pingsan, berhenti jantungnya, dan meninggal. Ini bisa terjadi
hanya dalam beberapa menit hingga belasan menit," kata dokter yang juga memiliki kompetensi
tambahan di bidang tulang belakang ini.

C) Pembuluh darah arteri karotis

Ketika pembuluh darah arteri karotis terpotong, maka pasokan darah ke otak segera terhenti. "Di
dalam darah kita tahu ada oksigen yang sudah melarut untuk dipasok ke otak," terang Wawan.
Akibatnya, efek yang ditimbulkan sama dengan ketika trakea terpotong atau tersumbat.
Seseorang bisa pingsan, berhenti bernafas, berhenti detak jantungnya, hingga akhirnya
meninggal.

2. Pertolongan pertama pada fraktur:


A. Periksa kondisi cedera korban. Periksa Airway (jalan napas)─Breathing (napas
korban)─Circulation (sirkulasi) dan tingkat keparahan cedera dengan cepat.Berhati-hatilah saat
memeriksa cedera agar tidak menimbulkan terlalu banyak gerakan. Jika korban tidak sadarkan
diri, segera lakukan resusitasi jantung paru (RJP).

B. Cegah gerakan di area cedera. Lakukan imobilisasi (membatasi gerakan) pada bagian yang
patah.

Terdapat dua tipe imobilisasi yang dapat Anda lakukan:

 Imobilisasi tangan dasar. Korban dianjurkan untuk menopang cedera dengan tangannya
sendiri dengan memeganginya, jika memungkinkan atau di mana tidak ada
peralatan/bahan lain dalam bentuk apa pun.
 Menggunakan bantalan (padding). Letakkan bantalan yang lembut (baju, selimut, handuk
kecil, dll.) pada bagian tubuh yang patah atau pada lekukan tubuh terdekat pada daerah
cedera untuk menopang.

Menopang bagian yang cedera dapat mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan lebih
lanjut. Terus topang bagian yang patah hingga bantuan medis tiba.

C. Hentikan perdarahan jika korban mengalami fraktur terbuka. Tekan kuat luka dengan
perban atau kain steril (prinsip balut tekan).

D. Jangan mencoba memindahkan korban, terutama jika korban mengalami cedera kepala,
leher, atau tulang belakang untuk menghindari cedera yang lebih parah.

E. Jangan mencoba untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.

F. Jika memungkinkan, lakukan kompres dingin dengan es yang dibalut handuk atau ice pack
selama maksimal 20 menit.

G. Pantau kondisi korban dan perhatikan jika ada tanda-tanda syok. Jika korban
mengalami syok, baringkan korban dengan menempatkan kaki lebih tinggi dari kepala

Anda mungkin juga menyukai