Anda di halaman 1dari 20

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

1. Pengertian Berpikir Kritis.


Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi.
Sedangkan berfikir karitis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir
yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang
selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang
didalamnya dipelajari defenisi, elemen berfikir kritis, model berfikir kritis, analisa berfikir
kritis, berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir kritis, pemecahan masalah dan
langkah-langkah pemecahan masalah, proses pengambilan keputusan, fungsi berfikir
kritis, model penggunaan atribut, proses intuisi, indikator, dan prinsip utama .
Kita sebagai Perawat merupakan bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu
memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu
dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses
keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada anda tentang
pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir
dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbe- da
meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya  pengetahuan
baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu
efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun
orang lain.
Menurut para ahli, berpikir kritis adalah:
a. Pery dan Potter(2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau
individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengevaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
b. Menurut Bandman (1988), berpikir kritis  adalah pengujian secara rasion- al terhadap
ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan
tindakan.
c. Menurut strader(1992),berfikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitik
beratkan pendapat tentang kejadian suatu Afakta yang mutakhir dan
menginterprestasikanya serta mengevaluasi pendapat-pendapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perpetif atau pandangan baru. Berfikir
1
kritis adalah suatu proses berfikir sistematik yang penting bagi seorang prfesional.
Berfikir kritis akan membantu profisional dalam memenuhi kebutuhan klien. Berfikir
kritis adalah berfikir dengan tujuan dan mengarah sasaran yang membantu individu
dan membantu penilaian berdasarkan data bukan fikiran. Berfikir kritis berdasarkan
pada metode penyelidikan ilmiah,yang juga menjadi akar dalam proses keperawatan.
Berfikir kritis dan proses keperawatan adalah krusial untuk keperawatan
professional karena cara berfikir ini terdiri atas pendekatan kolistik untuk pemecahan
masalah. Berfikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada
fikiran rasional dan cermat. Menjadi pemikir kritis adalah sebuah denominator umum
untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran disiplin mandiri. Jadi yang
di maksud dengan berfikir kritis merupakan suatu tehnik befikir yang melatih
kemampuan dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang
tepat tidaknya atau layak tidaknya suatu gagasan yang mencakup penilaian dan
analisis secara rasional tentang semua informasi masukan,pendapat,dan ide-ide yang
ada,kemudian merumuskan kesimpulan dan mengambil suatu keputusan.
d. Definisi Berfikir Kritis Menurut iskandar (2009:86-87) kemampuan berfikir
merupakan kegiatan penalaran yang reflektif,kritis dan kreatif yang beroreientasi pada
suatu proses inteletual yang melibatkan pembentukan kosep(concept
tualizing),aplikasi,analisis,menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau di hasilkan
dari pengamatan ,pengalaman,refleksi,komunikasi sebagai landasan kepada suatu
keyakinan (kepercayaan) dan tindakan. Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berfikir ntuk
menemukan pemahaman yang kita kehendaki.
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya anda
harus faham dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikirkritis
meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap dalam ber- pikir kritis,
standar/ krakteristik berpikir kritis. Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam
berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang,
oposisi, tantangan dan dukungan.

2. Manfaat dan Fungsi Berfikir Kritis


1). Manfaat Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasar- kan
pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum
2
untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Sebagai seorang perawat tentu Anda sering diperhadapakan oleh situasi yang kritis
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Anda harus bertindak
cepat - tepat dalam mengambil keputusan tanpa harus merugikan dan membahayakan
diri pasien atau diri sendiri.
2). Komponen Berpikir Kritis
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham dan
tahu dari komponen berpikir kritis itu sendiri, meliputi ;
a. Pengetahuan dasar spesifik Komponen pertama berpikir kritis adalah pengetahuan
dasar perawat yang spesifik dalam keperawatan. Pengetahuan dasar ini meliputi
teori dan informasi dari ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu-ilmu
keperawatan dasar.
b. Pengalaman Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman. Pengalaman
perawat dalam peraktik klinik akan mempercepat proses berpikir kritis karena ia
akan berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap
masalah kesehatan.
Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat indranya dan
stimulus yang berasal dari beberapa sumber belajar. Menurut Rowntree pada proses
belajar ada lima jenis stimulus/ rangsangan yang berasal dari sumber belajar yaitu :
a. Interaksi manusia (verbal dan nonverbal), adalah interaksi antara manusia baik
verbal maupun nonverbal.
b. Realita (benda nyata, orang dan kejadian), adalah rangsangan yang meliputi
benda-benda nyata, peristiwa nyata, binatang nyata, dan sebagainya.
c. Pictorial representation, adalah jenis rangsangan gambar yang mewakili suatu
objek dan peristiwa nyata.
d. Written symbols, adalah lambang tertulis yang dapat disajikan dalam berbagai
macam media.Recorded sound, adalah rangsangan dengan suara rekaman yang
membantu mengontrol realitas mengingat bahwa suara senantiasa berlangsung
atau jalan terus.
c. Kompetensi Kompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang digunakan
untuk membantu penilaian keperawatan. Terdapat tiga tipe kompetensi, yaitu:
Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian
masalah, dan pembuatan keputusan.
3
1) Berpikir kritis secara sepesifik dalam praktik klinik meliputi alasan mengangkat
diagnose dan membuat keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
2) Berpikir kritis yang sepesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan (pengkajian sampai evaluasi).

d. Sikap dalam berpikir kritis Sikap dalam berpikir kritis merupakan sikap yang
diperoleh dari proses berpikir kritis dan sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan/ kesiapan untuk
bereaksi terhadap stimulus atau objek menurut Newcomb dalam Notoatmodjo
(1993), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.
e. Standar / karakteristik berpikir kritis Dalam standar berpikir kritis terdapat dua
komponen:
1) Standar intelektual Dalam standar intelektual untuk menghasilkan proses berpikir
perlu di perhatikan tentang; rasional dan memiliki alasan yang tepat, reflektif,
menyelidik, otonomi berpikir, kreatif, terbuka dan mengevaluasi.
2) Standar professional Pada standar professional keperawatan memiliki kode etik
keperawatan dan standar praktek asuhan keperawatan
f. Secara garis besar manfaat berpikir krits bagi perawat adalah;
1. Penerapan profesionalisme.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik. Diperlukan oleh
perawat, karena : Perawat setiap hari mengambil keputusan, Perawat menggunakan
keterampilan berfikir : menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan
lingkungannya dan menangani perubahan yangberasaldaristressor lingkungan
2. Penting dalam membuat keputusan.
Menurut Mz.Kenzie Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana, aturan yang
terstandar dan mendahului dalam menggunakan pengeta- huan untuk
mengembangkan hasil yang diharapkan keterampilan guna mensintesa ilmu yang
dimiliki untuk  memilih tindakan. Pelaksanaan keperawatan :
- pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji
hipotesa,Tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan
- Evaluasi keperawatan - Mengkaji efektifitas tindakan  -Perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutu- han dasar klien, - Perlukah
diulangi keperawatan.

4
3. Argumentasi dalam keperawatan Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi
harus berargumentasi untuk menentukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi
isu, memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan.
Menurut Badman and Badman (1988) terkait dengan konsep berfikir dalam
keperawatan :
a) Berhubungandengansituasiperdebatan.
b)Debat tentang suatu isu
c)Upayauntukmempengaruhiindividu/kelompok
d) Penjelasan yang rasional

4. Penerapan Proses Keperawatan  
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan,
mengumpulkan data dan validasi, perawat melakukan observasi berfikir kritis
dalam pengumpulan data, Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu lain yang terkait.,
Perumusan diagnosa  keperawatan
Tahap pengambilan keputusan yang paling kritis, Menentukan masalah dan
argumen secara rasional, - Lebih terlatih, lebih tajam dalam masalah
Perencanaan keperawatan : pembuatan keputusan. Critical thinking Investigasi
terhadap tujuan gunamengeksplorasi situasi, phenomena, pertanyaan, ataumasalah
untuk menuju pada hipotesa atau keputusan secaraterintegrasi.
Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi,
prinsip-prinsip, argumen, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan
aktifitas (BandmanandBandman,1988).Pengujian berdasarkan alasan ilmiah,
pengambilan keputusandan kreatifitas.
5. Fungsi Berfikir Kritis Dalam Keperawatan Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat
berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan se- hari-hari
2) Membedakan sejumlah penggunaan dan isu- isu dalam keper- awatan.
3) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
4) Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5) Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6) Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7) Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keper- awatan.
5
8) Membuat dan mengecek dasar analisis dan faliidasi data keper- awatan.
9) Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keper- awatan
10) Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11) Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keper- awatan
12) Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan akktifitas nilai- nilai keputusan.
13) Mengefaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

g. Asumsi Berfikir (Think)


Berfikir, perasaan dan berbuat dilakukan komponen dasar   bersama atau sejalan pada
saat melakukan keperawatan. Berfikir tanpa melakukan ses- uatu adalah sia-sia bekerja
tanpa berfikir adalah sangat berbahaya Berfikir atau berbuat tanpa diserta perasaan tidak
mungkin. Metoda berfikir kritis menurut Freely debate adalah : lndividual decision Group,
Persuasi, Propaganda, Coercion

h. Elemen Berpikir Kritis


Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pe- mecahan masalah,
keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap
berpikir kritis. Elemen berpikir kritis antara lain:
a. Menentukan tujuan
b. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
c. Menujukan bukti
d. Menganalisis konsep
e. Asumsi Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian Kriteria
elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.
Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keper- awatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu: feeling, vision model, dan exam- ine model yaitu sebagai
berikut:
a. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan
dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas
dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian
kepada pernyataan ser- ta pikiran klien.
6
b. Vision  model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, du- gaan dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk
mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk
merespon ekspresi.
c. Exsamine model
Model ini di gunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang
tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan
dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide. Model berfikir kritis dalam
keperawatan menurut para ahli,
1) Costa and colleagues (1985) Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir
dikenal sebagai ‘the six Rs” yaitu:
a) Remembering ( mengingat)
b)Repeating (mengulang)
c) Reasoning (memberi alasan)
d) Reorganizing (reorganisasi)
e) Relating (berhubungan)
f) Reflecting (merenungkan)
2) Lima model berpikir kritis
a) Total recall
b)Habits ( kebiasaan)
c) Inquiry ( penyelidikan / menanyakan keterangan )
d) New ideas and creativity
e) Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan) Selanjutnya
bagaimana dengan alasan berfikir kritis menurut anda?   Ada empat alasan
berpikir kritis yaitu:
deduktif, induktif, aktifitas informal, aktivitas tiap hari, dan praktek.

Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah
untuk mengenalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan
asumsi, kuatnya bukti-bukti,menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya

7
argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta
tindakan yang dilakukan.
1. Analisa Berfikir Kritis
a. Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami kenyataan kejadian
atau peristiwa dan pernyataan yang ada dibalik makna yang jelas atau makana
langsung. Analisis kritis mempersaratkan sikap untukberani menentang apa yang
dikatakan atau dikemukaan oleh pihak-pi hak yang berkuasa
b. Analisis kritis merupakan suatu kapesitas potensi yang dimiliki oleh semua orang
demikian analisis kritis tetap akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak di asa
atau dipraktekan
c. Analisis kritis merupakan upaya peribadi atau upaya kolektif
d.Analisis kritis menentukan kemungkinan sesuatu kesempatan yang lebih baik ke arah
langka untuk memperbaiki kenyataan atau situasi yang telah dianalisis.
e.Peran terpenting untuk melaksanakan analisis kritis bukanlah serangkaian langkah atau
pertanyaan yang berangkat dari ketidak tahuan menuju kepencerahan.
f. Analisis kritis juga mencoba memahami riwayat pernyataan situasi atau masalah yang
perlu dipahami. Analisis kritis mengkaji situasi atau peris- tiwa yang tengah dalam
proses perubahan.
2. Berfikir Logis  dan Kreatif Berfikir logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir
dengan tepat, ketepatan berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis dalam ber-
fikir secara logis. Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami konsep hubungan
dalam menarik kesimpulan.
Berfikir kreatif adalah berfikir lintas bidang yang ditandai dengan krakterlistik
berfikir. Disamping itu berfikir  kreatif   juga menuntut adanya pengikatan diri terhadap tugas
yang tinggi yang artinya kreatifitas menuntut disiplin yang tinggi dan konsisten terhadap
bidang tungas.
3. Karakteristik Berpikir Kritis  
a. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya : proses intelektual membentuk suatu konsep. 
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental  tentang realitas, pikiran-
pikiran tentang kejadian, objek atribut, dan sejenisnya.
Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang
digenerilisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
b. Rasional dan Beralasan
8
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempu- nyai dasar
kuat dari fakta fenomena nyata.
c. Reflektif Artinya bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
presepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu
untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasar- kan disiplin ilmu. Fakta dan
kejadian.
d. Bangian dari suatu sikap Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil
pemikir kritis akan :
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding
yang lain.
e. Kemandirian berpikir Seorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.
f. Berpikir adil dan terbuka Yaitu mencoba untuk beruubah dari pemikiran yang salah
dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. 
g. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan Berpikir kritis dingunakan untuk
mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan
alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
h. Watak (dispositions) Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek
terhadap berbagai data dan pendapat,resespek tehadap  kejelasan dan ketelitian,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang diangapnya baik.
i. Kriteria (criteria) Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai kearah mana maka harus menemukan sesuatu untuk  diputuskan atau
dipercayai.meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berapa sum- ber
pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarlisasi maka haruslah berdasarkan relenfansi, keakuratan fakta-
fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti tidak benas dari logika yang keliru,
logika yang konsisten dan pertimbangan yang matang. j. Sudut pandang Yaitu cara
memandang atau menafkirkan dunia ini, yang akan menentukan kontruksi
makna.seseorang yang berfikir dengan kritis akan memandang sebuah penomena dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.
4. Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis
9
Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang
difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Ma- salah dapat
digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”. 
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu
harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya
bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
a. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
b. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
c. Mengolah fakta dan data.
d. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
e. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
f. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
g. Evaluasi.
5. Proses Pengambilan Keputusan Berfikir Kritis Dalam Keperawatan keputusan dalam
penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya
dalam asuhan keperawatan dan ke- bidanan.
Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan  keperawatan dan kebidanan,
tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat dan
bidan pada semua tingkatan posis iklinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan
masalah dan mengambi lkeputusan yang efektif, baik sebaga ipelaksana/staf maupun
sebagai pemimpin. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan
bentuk sinonim. Pemecahan masalah  dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan
keputusan merupakan upaya pencapa iantujuan den- gan menggunakan proses yang
sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan
situasi masalah.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
a. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
b. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus ber dasarkan pada
sistematika tertentu :
1). Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
2). Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
3). Falsafah yang dianut organisasi

10
4). Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi ad- ministrasi
dan manajemen di dalam organisasi.
c. Masalah harus diketahui dengan jelas.
d. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan
sistematis.
e. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang
telah dianalisa secara matang.
Proses intuisi merupakan  pendorong utama untuk benalar logis (masuk akal)
sekaligus pemicu aktifitas berfikir bagi siswa untuk itu perlu adanya upaya pemilihan
pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk tercapainya kemampuan berfikir yang
diharapkan mampu mengoptimalkan serta memupuk sikap positif dan pola berfikir yang
membudaya dalam men- gatasipermasalahan real word. Salah satu solusi yang dipandang
tepat untuk mewujudkan tuntutan tersebut adalah pendekatan kontekstual berbasis intu- isi
sebagai suatu pendekatan yang diawali dengan berintiwisi informal dalam menyelesaikan
masalah berkonteks yang rancang secara kusus.
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung.
Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
a. Relevance yaitu keterkaitan dari pernyataan yang dikemukan.
b. Importance, yaitu Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
c.  Novelty, yaitu Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
d. Outside material yaitu menggunakan pengalamanya sendiri atau bah- an-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan
e. Ambiguity clarified yaitu mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidak jelasan
f. Linking ideas, yaitu senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandan- gan serta mencari
data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
g. justification yaitu memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya.

Beberapa pendapat dari ahli tentang indakator bahwa seseorang telah berfikir kritisi pada
suatu situasi tertentu, seperti; Wade (1995) mengidentifikasi  delapan kerakteristik berpikir
kritis, yakni meliputi:
11
1) Kegiatan merumuskan pertanyaan
2)Membatasi permasalahan
3) Menguji data-data
4) Menganalisis berbagai pendapat
5) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6) Menghindari penyederhanaan berlebihan
7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8) Mentolerasi ambiguitas

BERFIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN (ASUHAN


KEPERAWATAN / ASKEP)
A. PENGKAJIAN
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan tahap ini mencakup tiga
kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta
keperawatan.
1) Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
12
Jenis data antara lain:
a) Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan,
dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
b) Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau
dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :
1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
2) Pola koping sebelumnya dan sekarang
3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
5) Resiko untuk masalah potensial
6) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2) Analisa data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
3) Perumusan masalah Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai
dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan
komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang
lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan,
keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :

13
1) Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
2) Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
3) Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
4) Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5) Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnose keperawatan actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.

c. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di
harapkan (Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.
Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi
konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil,
semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas
tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran
informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis
juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

d. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Tahap 1 : persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
14
2) Tahap 2 : intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
3) Tahap 3 : dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.

e. Evaluasi Perencanaan
evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
2) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan
dalam rencana evaluasi.

Hasil Evaluasi Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :


1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga
perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara
lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor
lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

B. PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDEKATAN BERPIKIR KRITIS


Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir
kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan
15
kasus nyata yang akan memberi gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan bermutu.
Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan
sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan
tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan
mencari apa yang paling efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejahteraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih
mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses
tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
Pada proses keperawatan perawat perlu mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu
berdasarkan perspektif dari beberapa sudut pandang yang berbeda untuk dapat
memutuskan apa yang harus dilakukan. Berfikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi
untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan
ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery & Potter,2005).
Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah,
kepercayaan dan tindakan.
Menurut Strader (1992), bepikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan
menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru. Untuk
mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan
(proses) berpikir yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal” berpikir
yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam
kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara
“otomatis” (missal ; dalam menjawab pertanyaan “siapa namamu?”). banyak pula situasi
yang memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang memang di
“rencanakan” ditinjau dari sudut “apa” (what), “bagaimana” (how), dan “mengapa”
(why). Hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi (masalah) yang sulit atau baru.

C. TINJAUAN BERDASARKAN KASUS


16
a. Tindakan Invasive
Tindakan invasive adalah tindakan atau prosedur yang bisa menimbulkan cedera pada
pasien baik bersifat minor atau mayor yang bertujuan untuk pemberian medikasi atau
menyelesaikan masalah medis yang terjadi pada pasien. Contoh sederhana yaitu
pemasangan infuse, kateter, NGT, dan lain-lain.
b. Prosedur keperawatan
1. Pengkajian Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan
yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat
ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis
data,dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan.
a. Pengumpulan data
1) Tujuan : Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di analisis
jenis data antara lain:
a) Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan,
dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
b)Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau
dari keluarga pasien/saksi lain misalnya,kepala pusing,nyeri,dan mual.

2) Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi


 Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
 Pola koping sebelumnya dan sekarang
 Fungsi status sebelumnya dan sekarang
 Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
 Resiko untuk masalah potensial
 Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional
sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.

17
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah
keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah
ditentukan berdasarkan criteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan
apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan
untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga
dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang
mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan
dan keperawatan.

i. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito,2000).

Perumusan diagnosa keperawatan :


a. Actual Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan dataklinik yang ditemukan.
b. Resiko Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di lakukan
intervensi.
c. Kemungkinan Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
d. Wellness Keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrom Diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

j. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan
18
(Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan
terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan
perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat
memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya.
Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur
pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan
tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

k. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
b. Intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan`untuk memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
c. Dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.

l. Evaluasi Perencanaan
evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
19
b. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan
dalam rencana evaluasi.
c. Hasil evaluasi Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai
dengan criteria yang telah di tetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3)Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji
secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya
tujuan. Setelah seorang perawat melakukan seluru proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,seluruh tindakannya harus di
dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.  

20

Anda mungkin juga menyukai