Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)


RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :

REGITA AYU ISMARDIKASIWI

1920384281

KELOMPOK 4

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA


YAYASAN SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
RESUME HASIL TANYA JAWAB

1. Peresepan penggunan dibagi menjadi 2, ada restriksi dan tidak ada restriksi
a. Retrikasi artinya terdapat pembatasan tertentu berkaitan dengan pasien peserta BPJS.
Sebagai contoh pasien BPJS kelas 3, obat yang bisa dia dapatkan apa, dosisnya berapa,
berapa lama dia bisa dapat obat tersebut, sehingga berbeda pembatasan dengan pasien
BPJS kelas 1 dan 2
b. Tidak ada retriksi artinya tidak ada pembatasan tertentu berkaitan dngan peserta BPJS
2. Semua Apoteker dan TTK diberikan bekal pelatihan dalam melakukan handling sitostatika
meskipun beresiko. Cara agar saat kita menangani pasien yang menggunakan obat sitostatika
tidak terpapar maka yang harus dipersiapkan adalah menyiapkan pelarut untuk
pencampuran, memilih jenis wadah atau material yang dianggap aman, agar tidak
terkontaminasi saat melakukan handling maka segala sesuatu yang ada di protab harus
diikuti, memakai APD yang sesuai untuk handling khemoterapi, kondisi alat harus sesuai
untuk keamanan kita sendiri.
3. Petugas bagian sitostatika setiap 6 bulan sekali harus dicek kadar asam folat dan vit B12 nya
karena ada beberapa obat sitostatika merusak ke DNA dengan mengantagonis asam folat jd
sehingga perlu dilakukan pengecekan.
4. Tidak ada perbedaan pada obat kemo yang digunakan pada BPJS dan NONBPJS, semua
pemesanan melalui e-katalog
5. Untuk penyiapan idealnya ada yang siapkan obat wadah label sendiri lewat alur yang
beda dari alur masuk petugas handling. Setelah itu petugas handling akan masuk dan
melakukan pencampuran di ruang. Obat, pelarut, wadah yang sudah disiapkan petugas
lain akan masuk lewat alur atau loket penghubung ke ruang handling. Tetapi karena SDM
di RS minim, maka kadang apoteker mengerjakan persiapan dan sekaligus melakukan
handling
6. Ada operator yang harus cek rutin peralatan yang dibutuhkan, supaya jika dipakai tidak
rusak dan dapat menghambat kerja apoteker
7. Rumah sakit yang diperbolehkan untuk handling adalah rumah sakit minimal tipe C atau
yang setara.
8. bila ada resiko degradasi obat atau membentuk metabolit obat disiapkan dalam waktu
agak dekat dengan waktu pemberian agar tidak terjadi hal seperti itu
9. wadah atau kemasan yang digunakan untuk pengemas obat ada aturan sendiri, jenis
plastik tertentu, untuk menghindari pencemaran material plastik ke dalam campuran obat.
10. Pengocokan pada obat tidak perlu dilakukan karena kita sudah milih pelarut yang benar-
benar sesuai jadi sudah melarutkan dengan baik. Jika dikocok ada tambahan gelembung
udara yang muncul, terjebak dalam wadah dan waktu diambil dengan spuit akan masuk
dan harus kita buang sebelum disuntikan, yang dibuang tidak hanya udara tapi ada cairan
sitotoksik juga, jadi lebih bahaya
11. Alat yang digunakan untuk handling perlu dikalibrasi, sebaiknya 6 bulan sampai 1 tahun
sekali. Dengan adanya kalibrasi akan menjamin proses handling berjalan sempurna, dan
dapat meminimalkan resiko kontaminasi
KASUS 1

Px MJn BB 72 kg ; TB 157 cm ; U 49 th ; SCr 0,53

Dx Ca Cervix II-B

pro Cisplatin 1 (50 mg/minggu)

Hasil PA, Kesimpulan :

Cervix, Biopsi : Squoamous Cell Carcinoma Kerating

Di ACC atau Tidak

Jawab :

 BSA
TB ( cm ) x BB( kg)
=√
3600
157 x 72
=√
3600
11304
=√
3600
= 1,77 m2 < 2,5 (No Obese)
72
 IMT =
(1,57)2
= 29,14 < 30 (No Obese)

 ClCr
( 140−49 ) x 72
x 0,85
72 x 0,6
5569
43,2
= 128,92 > 60
 Dosis
= 100mg x BSA
= 100mg x 1,77 m2
= 177 mg
Kesimpulan : Tidak ACC karena dosis lebih dari 100mg/m2

KASUS 2

Px SYT ; BB 45 kg ; TB 150 cm ; U 60 th ; SCr = 0,65

Dx : Ca Cervix II B ,

Pro Pacli Carbo I post NAC Cisplatin

Dosis Paclitaxel = 239,63 mg ; Carboplatin = 322,3 mg (AUC = 6)

Hasil PA Kesimpulan :

Blok parafin no. 1579/18 ; Cervix immunohistokimia ; sesuai Adenocarcinoma yang berasal dari
Cervix

Di ACC atau Tidak ?


Jawab :

Ca Cervix  AUC = 6

 BSA
TB ( cm ) x BB( kg)
=√
3600
150 x 45
=√
3600
6750
=√
3600
= 1,37 m2 < 2,5 (No Obese)
45
 IMT =
(1,50)2
= 20 < 30 (No Obese)

 ClCr
CrCl = {(140 – age) BW}/ 72xScr
untuk wanita dikalikan 0,85
( 140−60 ) x 45
x 0,85
72 x 0,65
3060
46,8
= 65,38 > 60

Dosis Paclitaxel = 239,63 mg ; Carboplatin = 322,3 mg (AUC = 6)


 Dosis Carboplatin (menggunakan Calvert Formula karena GFR >60)
AUC = 6 (karena Ca Cervix)
= AUC x (CrCl + 25)
= 6 x (65,38+ 25)
= 6 x 90,38
= 542,28 mg
 Dosis Paklitaksel
= 175 mg x BSA
= 175 x 1,37

= 239,75mg

 Dosis Cisplatin
= 75 mg x BSA
= 75 x 1,37

= 102,75mg

(dosis tidak di ACC)

KASUS 3

Px TNT ; BB 75 kg ; TB 165 cm ; U ? ; SCr ?

Dx Ca Mammae (RPO tidak lengkap)

Pro CMF ; MTX 85 mg ; Cyclophospamid 850 mg ; 5 FU 850 mg

Hasil PA Kesimpulan :

Blok parafin no. T.3300/18 immunohistokimia

ER : positif

PR : positif

Her2/neu : negatif (score 1+)

Index proliferasin 5 %

Di ACC atau Tidak


Jawab :

BSA = √ Tinggi (cm) x BB (kg)

3600

= √ 165 cm x 75 kg

3600

= 1,854 m2

Menurut DIPIRO edisi 9

Cyclophosphamide 100 mg/m2 per day orally, days 1–14

Methotrexate 40 mg/m2 IV, days 1 and 8

Fluorouracil 600 mg/m2 IV, days 1 and 8

Repeat cycles every 28 days for 6 cycles

Or

Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV, day 1

Methotrexate 40 mg/m2 IV, day 1

Fluorouracil 600 mg/m2 IV, days 1 and 8

Repeat cycles every 21 days for 6 cycles

 cyclophospamide 850 mg
Cyclophosphamide 100 mg/m2 per day orally, days 1–14

Atau
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV, day 1

Jadi

Dosis : oral = 100 mg/ m2 x 1,854 m2 = 185,4 mg

iv = 600 mg/ m2 x 1,854 m2 = 1112,4 mg

 MTX 85 mg
DIH

Breast cancer: I.V.: 30-60 mg/m2 Day 1 and 8 every 3-4 weeks

30-60 mg/m2 x 1,854 m2 = 55,62 mg – 111,24 mg

Dipiro edisi 9

Methotrexate 40 mg/m2 IV, days 1 and 8

Dosis = 40 mg/m2 x 1,854 m2 = 74,16 mg

 5 FU 850 mg
Fluorouracil 600 mg/m2 IV, days 1 and 8

Dosis = 600 mg/m2 x 1,854 m2 = 1112,4mg

Kesimpulan = tidak ACC

KASUS 4

Px 4 Dx Ca Ovarium

Pro BEP-1 (Belomycin 30 mg pd H1, H8 ; Etoposid 100 mg/m2 pd H1-5), Platosin/Cisplatin 20


mg/m2 pd H1-5)

Hasil PA : Teratoma
Pertanyaan

Apakan Regimen Px 4 di tanggung oleh BPS ?

Jawab :

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. BPJS
menanggung penuh biaya obat yang tercantum dalam Formularium Nasional yang ditetapkan
Menteri Kesehatan RI.

Obat multiple myeloma yang ditanggung BPJS antara lain :

1. Kemoterapi
Melpalan, vinkristin, Etoposid, siklofosfamid, doksorubisin, cisplatin

2. Steroid
Prednison, deksametason, metilprednisolon

3. Bifosfonat tulang Asam ibandronat (mis. Bondronat), asam zoledronat (mis. Zometa),
dinatrium klodronat (mis. Bonefos)
4. Hematopoietik
Eritropoietin alfa (mis. Hemapo, Eprex), eritropoietin-beta, filgrastim (mis. Leukogen,
Leukokine), lenograstim (mis. Granocyte 34)

5. Analgesik narkotik Fentanil (mis. Durogesic), sufentanil, morfin, kodein, hidromorfon,


petidin
6. Antivirus
Asiklovir, valasiklovir

Sehingga dari resep pada kasus 4, Regimen obat yang ditanggung oleh BPJS berupa obat
Etoposid 100 mg/m2/ hari diberikan 1-5 hari dan Cisplatin/Platosin 20 mg/m2/ hari diberikan 1-
5 hari pada Fasilitas kesehatan 3 yaitu Rumah sakit Tipe C.

Anda mungkin juga menyukai