Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS DALAM

PERENCANAAN BISNIS JAUHARAH FARM DI DESA SUKAMANAH


KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT

Oleh,
SRI LESTARI
NIRM. 04.1.17.0929

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, serta diberi kemudahan dan
kelancaran dalam penulisan laporan ini. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW kepada keluarganya, para
sahabatnya, dan semoga sampai kepada kita semua selaku umatnya. Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Studi Kelayakan Agribisnis Dalam Perencanaan Bisnis
Jauharah Farm Di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat.
Penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan perhatian dan
bantuan serta dukungan selama menyelesaikan laporan ini. Oleh karena, penulis
tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak telah membantu
kelancaran dalam penulisan ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dr. Tri Ratna Saridewi, S.Pi, M.Si., selaku dosen pengampu mata
kuliah Studi Kelayakan Agribisnis;
2. Bapak Achmad Musyadar, SE., MM., selaku dosen pengampu mata kuliah
Studi Kelayakan Agribisnis;
3. Orangtua atas segala jerih payah yang telah diberikan melalui bantuan
materi, moril, doa, kasih sayang, kesabaran, semangat, dan dukungan
selama penulis menyelesaikan laporan ini; dan
4. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian laporan ini.
Semoga laporan ini, dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
menyadari akan kekurangan laporan ini untuk itu diharapkan kritik dan para
pembaca yang bersifat membangun.

Bogor, Juni 2020

Sri Lestari

i
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
Studi Kelayakan Agribisnis ............................................................................... 3
Aspek Non Finansial .......................................................................................... 4
Aspek Sosial .................................................................................................. 4
Aspek Lingkungan ......................................................................................... 5
Aspek Finansial .................................................................................................. 5
Tujuan Analisis Finansial .............................................................................. 5
Taksiran Dana ................................................................................................ 6
Sumber Pendanaan......................................................................................... 7
Penyajian Aspek Finansial ............................................................................. 7
Analisis Sensitivitas ........................................................................................... 7
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 9
PEMBAHASAN ................................................................................................... 12
Aspek Non Finansial ........................................................................................ 12
Analisis Aspek Sosial .................................................................................. 12
Analisis Aspek Lingkungan ......................................................................... 15
Aspek Finansial ................................................................................................ 16
Compounding Factor ................................................................................... 16
Perhitungan Kebutuhan Modal Tetap/Aktiva tetap (investasi) dan Modal
Kerja ............................................................................................................ 16
Perhitungan Komposisi Pembiayaan ........................................................... 17
Proyeksi Penerimaan/Penjualan (Projected Revenue) ................................. 18
Biaya (Cost) ................................................................................................. 19

ii
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Proyeksi Laba/Rugi (Projected Income Statement) ..................................... 20
Proyeksi Arus Kas (Projected Cash Flow).................................................. 21
Revenue-Cost Ratio (R/C) ........................................................................... 22
Titik Pulang Pokok (Payback periode) ....................................................... 23
BEP (Break Event Point) ............................................................................. 23
Analisis B/C, NPV, dan IRR ....................................................................... 25
Analisis Sensitivitas ......................................................................................... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

iii
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Metode Flate Rate ....................................................................................... 17


2. Komponen Biaya Tetap dan Biaya Variabel ............................................... 19
3. Arus Kas ...................................................................................................... 21
4. Titik Pulang Pokok (Payback periode) ....................................................... 23
5. Analisis B/C, NPV, dan IRR ....................................................................... 25
6. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis) Karena Perubahan Harga Jual .... 26

iv
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi alam dan kondisi agribisnis di Indonesia yang mendukung dapat


terus dikembangkan. Salah satu subsektor potensial bagi masyarakat Indonesia
adalah subsektor hortikultura diantaranya, buah-buahan, sayuran, florikultura, dan
tanaman obat. Dalam Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura
tahun 2013, Direktorat Jendral Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa
pembangunan hortikultura bertujuan untuk mendorong berkembangnya agribisnis
hortikultura yang mampu menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing
tinggi, mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan petani,
memperkuat perekonomian wilayah, serta mendukung pertumbuhan pendapatan
nasional.
Paprika merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Walaupun bukan merupakan tanaman sayuran asli
Indonesia, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi penduduk khususnya
perkotaan berupa menu sayuran paprika menunjukkan peningkatan. Semakin
maraknya makanan Eropa seperti pizza dan salad di kota-kota besar Indonesia,
merupakan penyebab permintaan akan paprika semakin tinggi.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat,
budidaya paprika juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani, peluang pasar
masih terbuka lebar karena masih kurangnya pasokan. Hal tersebut merupakan
faktor yang menunjukkan bahwa budidaya paprika merupakan sebuah budidaya
pertanian yang patut dikembangkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi sayuran
Nasional. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi
sayuran adalah dengan menjalin hubungan kemitraan. Melalui kegiatan kemitraan
diharapkan nantinya petani dapat lebih produktif dalam melakukan kegiatan usaha
budidaya sayuran. Kegiatan kemitraan yang bisa dijalin adalah kegiatan kemitraan
antara perusahaan dengan petani. Prospek yang baik dan perlu dikembangkan
melalui kegiatan kemitraan adalah komoditi paprika.

1
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Dalam budidaya paprika Perkebunan Jauharah farm mampu
memperdayakan masyarakat sekitar yang sudah berpengalaman dalam usahatani,
agar dapat bekerjasama dalam menggeluti usahatani bersama-sama. Jauharah farm
memiliki kerjasama atau bermitra dengan salah satu perusahaan sayuran potong
yaitu PT Sayuran Siap Saji dan kerjasama dengan supermarket yang ada di
Indonesia. Untuk itu, penulis tertarik mengkaji lebih dalam prospek paprika pada
usahaani Jauharah Farm, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis aspek-aspek studi


kelayakan agribisnis untuk mengetahui kelayakan usahatani paprika pada
Perkebunan Jauharah Farm diantaranya adalah :
1. Menganalisis kelayakan usahatani Jauharah Farm dilihat dari aspek non
finansial yaitu aspek sosial dan aspek lingkungan.
2. Menganalisis kelayakan usahtani Jauharah Farm dilihat dari aspek finansial.
3. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan usahatani apabila terjadi perubahan
pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat dan biaya dari
usahatani tersebut.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi


pembaca. Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Bagi pemangku usaha budidaya paprika, analisis ini dapat digunakan sebagai
masukan dan informasi untuk bahan pertimbangan dalam menjalankan
usahatani dan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam hal pengembangan
usaha.
2. Bagi pembaca sebagai bahan informasi dan rujukan untuk penelitian
selanjutnya.

2
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
TINJAUAN PUSTAKA

Studi Kelayakan Agribisnis

Adanya keterkaitan satu sama lain dalam subsistem agribisnis


menunjukkan pentingnya kelayakan pada sektor agribisnis. Kelayakan pada sektor
agribisnis dapat memberikan keyakinan bahwa usaha agribisnis akan memberikan
keuntungan, baik bagi pelakunya maupun pihak lain serta dapat memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah/negara. Berdasarkan
pada hal tersebut maka kegiatan studi kelayakan agribisnis perlu dilakukan.
Dalam memulai usaha agribisnis tidak cukup hanya mengandalkan feeling
dan insting saja, tetapi perlu didukung dengan data dan analisis yang
komprehensif untuk mengambil keputusan yang berkonsekuensi jangka panjang
dan berdampak secara finansial. Saat ini, hampir setiap usaha agribisnis yang akan
didirikan, dikembangkan, dan diperluas maupun dilikuidasi selalu didahului
dengan satu kegiatan yang disebut studi kelayakan. Bahkan di beberapa
departemen/instansi pemerintah untuk mengusulkan proyek harus disertai dengan
studi kelayakan. Apalagi di sektor industri dan perdagangan, yang lebih bersifat
komersial dan padat modal. Kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi
akan menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Penilaian investasi terdapat
dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya keterlanjuran
investasi yang tidak menguntungkan karena usaha agribisnis yang tidak layak.
Gittinger (1986) mengungkapkan bahwa kegiatan pertanian merupakan
suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-
barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-
manfaat setelah beberapa periode. Secara umum usaha agribisnis merupakan suatu
kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh
hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-
kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit.

3
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Aspek Non Finansial

Aspek Sosial
Masyarakat pada dasarnya merupakan integrasi kesepakatan anggota-
anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan. Keadaan ini merupakan kesepakatan
umum yang dimiliki denagn mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan
kepentingan di antara para anggota masyarakat. Masyarakat dapat dilihat sebagai
suatu sistem sosial yang memliki hubungan pengaruh mempengaruhi di antara
anggota-anggotanya yang bersifat timbal balik. Sebagai suatu sistem sosial
memiliki norma yang mengikat anggota-anggotanya dan cenderung selalu
bergerak secara dinamis menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar
maupun dari dalam.
Perubahan-perubahan sosial yang sering terjadi oleh adanya pengaruh
yang datang dari luar lingkungan masyarakat, misalnya seperti : suatu teknologi
baru, informasi budaya luar, adanya investasi suatu usaha industri/agroindustri,
penemuan baru dari dalam kelompok masyarakat tersebut. Suatu kegiatan usaha
yang berbentuk investasi baru atau usaha pengembangan usaha perlu
memperhatikan aspek sosial, norma sosial yang ada di dalam masyarakat selalu
akan menimbulkan perubahan sosial, karena itu kondisi sebelum kegiatan
investasi dilaksanakan.
Seluruh aspek sosial yang ada perlu dianalisis secara tajam dan akurat.
Perubahan sosial yang mungkin terjadi dan perlu dianalisis antara lain seperti,
intensitas komunikasi meningkat, wilayah menjadi ramai, adanya kesempatan
kerja, peningkatan kesejahteraan. Kemudian dampak lain yang mungkin perlu
dianalisis antara lain, konflik kepentingan pribumi, timbulnya kecemburuan sosial
dari masyarakat satu dengan yang lainnya, timbulnya kesenjangan sosial karena
perbedaan status di proyek. Dari analisis aspek sosial diharapkan dapat
direkomendasi kepada proyek apakah aspek sosial berpengaruh positif atau
negatif bagi proyek atau apakah proyek dapat menimbulkan perubahan sosial
secara timbal balik.

4
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Aspek Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat beradanya makhluk hidup dan komponen
kehidupan lain termasuk di dalamnya manusia dengan berbagai peranan dalam
kehidupan. Lingkungan hidup merupakan sistem yang merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya yang menentukan peri kehidupan serta kesejahteraan manusia dan
makhluk hidup dan makhluk hidup lainnya.
Perubahan lingkungan terjadi oleh adanya suatu kondisi tertentu seperti:
(1). perkembangan teknologi dan (2). Ledakan penduduk. Ledakan penduduk
akan menimbulkan persoalan lingkungan lingkungan yang bersifat fisik dan sosial
seperti timbulnya permintaan air minum meningkat, tempat pemukiman meluas
dan lain-lain.
Beberapa pendekatan dalam analisis lingkungan melalui pendekatan dari
sisi sumber daya alam, pendekatan lingkungan dari sudut kependudukan terutama
lingkungan pemukiman, perkampungan, perkampungan, pendekatan lingkungan
dari sudut sektoral, pendekatan dari sudut unsur-unsur penunjang.
Dari analisis aspek lingkungan diharapkan dapat diketahui sejauhmana
dampaknya suatu proyek terhadap lingkungan, kalau dampaknya negatif
bagaimana rencana pencegahannya atau meminimalkan dampaknya, kalau
dampaknya positif perlu juga direkomendasikan bagaimana meningkatkannya.

Aspek Finansial

Tujuan Analisis Finansial


Tujuan likuiditas
1) Kemampuan proyek (usaha) dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh
tempo
2) Tersedianya alat-alat likuid yang cukup
3) Untuk mengadakan modal kerja (cash budget).
Tujuan pencapaian laba
1) Kemampuan proyek (usaha) untuk mendapatkan laba yang
direncanakan/diharapkan (projected)

5
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
2) Tersedianya alat-alat likuid yang cukup
3) Untuk mengadakan modal kerja (cash budget).
Selain itu juga untuk memastikan seberapa jauh usaha yang dinyatakan
sehat dari segi keuangan. Suatu usaha dinyatakan mempunyai keuangan yang
sehat apabila dapat memenuhi kewajiban finansial ke dalam dan ke luar serta
mampu mendatangkan keuntungan yang layak kepada perusahaan dan
pemiliknya.

Taksiran Dana
1) Taksiran kebutuhan dana untuk membiayai aktiva tetap/asset tetap (fixed
asset). Taksiran kebutuhan dana untuk aktiva tetap terutama untuk
penyusutan ditentukan oleh taksiran umur ekonomis setiap aktiva. Kebutuhan
dana akan muncul pada saat aktiva tetap dinyatatakan telah sampai pada umur
ekonomis.
2) Taksiran kebutuhan dana untuk operasionalisasi kegiatan setelah investasi
asset tetap dilakukan, (modal kerja/working capital). Pengeluaran biaya yang
utama untuk aktiva tetap adalah penyusutan yang terdiri atas : depresiasi,
deplesi dan amortisasi
a. Depresiasi
Yaitu pengalokasian biaya secara sistematis dari sebagian harga
perolehan aktiva tetap pada setiap periode akuntansi. Depresiasi ini
diperlukan untuk penyusutan aktiva berwujud seperti bangunan, mesin,
kendaraan dan lain-lain. Adapun faktor faktor yang menyebabkan
depresiasi adalah faktor fisik dan faktor fungsional.
b. Deplesi
Deplesi digunakan untuk penyusutan atas cadangan (deposit) bahan
tambang. Rumusnya hampir sama dengan metode garis lurus, yang
membedakannya yang menjadi pembaginya adalah taksira cadangan
bahan tambang yang bersangkutan.
c. Amortisasi digunakan untuk penyusutan aktiva tidak berwujud, misalnya
biaya pra operasi dan hak paten.

6
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Sumber Pendanaan
Sumber pembiayaan dapat diperoleh dari dana sendiri (pemilik, penjualan
saham perusahaan) atau dari dana luar perusahaan baik dari lembaga keuangan
perbankan (bank pemerintah, bank swasta, koperasi simpan pinjam) maupun dari
lembaga keuangan bukan bank seperti perusahaan lesing, perusahaan modal
ventura, atau BUMN yang mempunyai program keterkaitan dalam rangka
mengangkat ekonomi masyarakat.

Penyajian Aspek Finansial


Penyajian aspek finansial meliputi:
1) Perhitungan Kebutuhan Modal Tetap/Aktiva Tetap (Investasi) dan Modal
Kerja
2) Perhitungan Komposisi Pembiayaan
3) Proyeksi Penjualan/Penerimaan (Projected Revenue)
4) Biaya (Cost)
5) Proyeksi Laba/Rugi (Projected Income Statement)
6) Proyeksi Arus Kas (Projected Cash Flow)

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-


pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-rubah (Gittinger, 1986).
Pada bidang pertanian, perubahan yang terjadi pada kegiatan usaha dapat
diakibatkan oeh empat faktor utama yaitu perubahan harga jual produk,
keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan biaya dan perubahan volume
produksi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mencari beberapa nilai pengganti
pada komponen biaya dan manfaat yang masih memenuhi kriteria minimum
kelayakan investasi atau maksimum nilai NPV sama dengan nol, niai IRR sama
dengan tingkat suku bunga dan Net B/B ratio sama dengan 1 (cateris paribus)
(Gittinger, 1986).
Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam analisis
finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya (cateris paribus). Namun, dalam
keadaan nyata ketiga parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan
waktu. Untuk itu, analisis sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat sampai

7
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat
mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan investasi dari layak menjadi
tidak layak (Gittinger, 1986).

8
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
METODE PENELITIAN

Metode penelitian menurut Sugiyono (2015, hal. 2) adalah cara ilmiah


yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur.
Tujuan dari penelitian deskriptif ialah untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dari survei
lapangan. Penelitian ini akan menguji bagaimana perencanaan kelayakan
usahatani Jauharah Farm. Penelitian ini dilakukan berdasarkan kajian literatur
yang berlokasi di Desa Sukamanah, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Waktu penelitian pada kajian literatur ini dilakukan terhitung mulai bulan Mei
2020 hingga bulan Juni 2020. Berikut adalah rumus dari analisis finansial dengan
memperhitungkan nilai uang karena faktor waktu :
1. Benefit Cost ratio (B/C) -> Profitability Index
a. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Benefit Cost Ratio merupakan angka perbandingan antara jumlah Present
Value (PV) arus benefit dan jumlah Present Value (PV) arus biaya. Untuk
menghitung gross B/C digunakan rumus :

Gross B/C = perbandingan jumlah manfaat dengan biaya yang dikeluarkan


Bt = manfaat pada tahun ke-t
Ct = biaya pada tahun ke- t
Kriteria :
Gross B/C > 1, maka usaha tani menguntungkan
Gross B/C < 1, maka usaha tani tidak menguntungkan
b. Net Benefit Cost Ratio atau Net B/C
Net B/C merupakan perbandingan NPV total dari manfaat bersih terhadap
total dari biaya bersih (Gray, 1992) atau dapat dikatakan sebagai perbandingan
antara jumlah nilai bersih yang bernilai positif sebagai pembilang dan nilai
bersih yang bernilai negatif sebagai penyebut. Analisis ini akan menguji

9
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
seberapa jauh setiap nilai rupiah yang akan dipakai dapat memberikan
sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Rumus yang digunakan dalam
penghitungan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) menurut Kadariah et al. (1999)
adalah sebagai berikut:

Kriteria :
Net B/C>1, maka usaha layak dilakukan
Net B/C<1, maka usaha tidak layak dilakukan

2. Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang dari selisih benefit
(keuntungan/manfaat) dengan cost (biaya) pada tingkat suku bunga tertentu
yang ditimbulkan oleh investasi (Husnan dan Suwarsono, 1999). Adapun
Rumus yang digunakan yaitu :
NPV =

Keterangan :
I = persen investasi
n
= tahun
Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi yaitu :
NPV > 0 ; maka proyek menguntungkan dan dapat dilaksanakan.
NPV = 0 ;maka proyek tidak untung tetapi juga tidak rugi, jadi tergantung pada
penilaian subjektif pengambil keputusan.
NPV < 0 ; maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil daripada
biaya, sehingga lebih baik proyek ini tidak dilaksanakan.

3. Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat discount rate yang
membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Internal Rate of Return
(IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang
melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen (Gittinger, 1986).
Adapun rumus IRR yang digunakan :

10
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
IRR = i1 + (i2-i1)

Keterangan :
i1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV 1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV 2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif
Kriteria :
Bila IRR ≥ tingkat suku bunga berlaku maka usaha tersebut layak
diusahakan.
Bila IRR ≤ tingkat suku bunga berlaku maka usaha tersebut tidak layak
diusahakan.

11
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
PEMBAHASAN

Aspek Non Finansial


Analisis Aspek Sosial
1. Dampak terhadap masyarakat
Dampak terhadap masyarakat dengan adanya rencana bisnis produksi dan
pemasaran budidaya paprika (Capsicum annuum var. Grossum) khususnya bagi
masyarakat yang berada di Desa Sukamanah adalah terciptanya lapangan kerja
baik laki-laki dan perempuan dengan rentan usia 17 tahun keatas membawa
pengaruh baik khususnya pada usahatani Jauharah Farm, mengurangi angka
pengangguran di daerah tersebut khususnya di bidang pertanian yang berada di
desa sukamanah. Masyarakat yang berada di desa sukamanah tersebut ternyata
mayoritas bermata pencaharian sebagai petani tidak heran rencana bisnis paprika
ini mendapatkan peluang yang bagus dan mendapat dukungan dari masyarakat di
desa sukamanah.
Dalam mengoptimalkan sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bogor
penulis memperoleh data bahwa untuk melakukan beberapa tindakan atau
langkah-langkah dengan melakukan sosialisasi, meningkatkan profesionalisme
pegawai, menyediakan sarana serta prasarana dan menggunakan teknologi
informasi untuk pelayanan. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam
pelaksanaan pemungutan retribusi daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD), pemerintah kabupaten Bogor akan segera melakukan upaya yang
serius untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai macam pajak daerah dan
retribusi daerah yang telah ditetapkan ke dalam berbagai pemerintah daerah
selama ini sesuai dengan kategori jenisnya guna mewujudkan peningkatan
pendapatan Asli Daerah sekaligus pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-
luasnya.
Sumber perolehan atau penerimaan devisa dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan yang dapat dijadikan sebagai sumber perolehan devisa bagi
usahatani Jauharah Farm. Berikut ini merupakan sumber-sumber perolehan
devisa, yaitu kegiatan ekspor menjadi salah satu kegiatan andalan yang dapat
dilakukan bagi usahatani Jauharah Farm agar mendapatkan pemasukan devisa.

12
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Besar dan kecilnya volume ekspor nantinya akan mempengaruhi banyaknya
devisa yang didapatkan oleh Jauharah Farm itu sendiri. selain itu, tingkat ekspor
yang tinggi akan meningkatkan cadangan devisa pada usahatani Jauharah Farm.
2. Backward linkage
Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial yang timbul atau terjadi
dalam suatu perencanaan bisnis Jauharah Farm di desa sukamanah, yaitu:
1) Faktor internal yang muncul adalah bertambahnya masyarakat di Desa
Sukamanah yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur masyarakat. Akan tetapi semakin berkembangnya penemuan-
penemuan baru ini membuat masyarakat terlena dengan inovasi atau ide
baru yang muncul sehingga minat masyarakat terhadap pertanian di Desa
tersebut lambat laun akan mengalami penurunan yang dapat berdampak
buruk bagi kelangsungan usahatani Jauharah Farm.
2) Faktor eksternal yang muncul yaitu lingkungan fisik terutama tanah
longsor yang sebagian besar lahan usahatani Jauharah Far berada pada
ketinggian 900-1200 m dpl. Kemungkinan besar kecilnya dampak yang
dapat ditimbulkan akan dapat menyebabkan kerugian pada usahatani ini.
Kondisi sosial di dalam sistem sosial pada usahatani Jauharah Farm, yaitu:
1) Sebagian besar masyarakat desa Sukamanah tidak sekolah atau tidak tamat
sekolah (48,06 %) dengan demikian masyarakat sangat erat pekerjaannya
pada bidang pertanian dan perdagangan hasil pertanian. Dengan demikian
ketersediaan lapangan kerja dan tingkat pendidikan merupakan masalah
utama di desa Sukamanah.
2) Mata pencaharian utama dari masyarakat desa Sukamanah adalah petani
(pemilik tanah, penggarap dan buruh tani) yaitu sebanyak 7.568 orang
(50,84 %).
3) Ketenagakerjaan di desa Sukamanah menunjukkan kualitas, pengetahuan,
dan keterampilan rendah. Tingkat pendidikan rata-rata angkatan kerja
didominasi oleh tamatan SD dan SD tidak tamat. Sektor pertanian masih
menjadi tumpuan utama dalam penyerapan tenaga kerja di desa
Sukamanah, walaupun kecenderungannya menurun.

13
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
3. Forward linkage
Perubahan-perubahan sosial yang mungkin terjadi akibat adanya rencana
bisnis Jauharah Farm, yaitu:
1) Terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat di desa Sukamanah untuk
sekaligus mengurangi angka pengangguran.
2) Tersedianya produk usahatani Jauharah Farm yaitu paprika dengan
kualitas baik yang nantinya dapat menjadi kebutuhan masyarakat desa
Sukamanah, meningkatkan persaingan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
3) Konflik kepentingan diantara kelompok masyarakat pendatang dan
pribumi (masyarakat desa Sukamanah) menjadi sangat penting karena
tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda seringkali menyebabkan
adanya perbedaan kepentingan baik antar individu maupun kelompok.
Misalnya pegawai tersebut membutuhkan gaji tetap, sedangkan pemilik
usahatani Jauharah Farm perlu menghemat biaya usahatani untuk
memaksimalkan keuntungan.
Dalam menentukan besar dan kecilnya jumlah tenaga kerja yang dapat
terserap di kecamatan megamendung menurut data Badan Pusat Statistik tahun
2018, dengan jumlah laki-laki dan perempuan yang bekerja sebesar 53.286,95.
Sedangkan angka penganggur sebesar 4.553,2. Desa Sukamanah angka bekerja
sebesar 4.440 dan angka penganggur sebesar 379,43. Dalam hal ini jumlah angka
pengangguran yang berada di desa Sukamanah dapat diminimalisir dengan
terciptanya lapangan kerja baru seperti Usahatani Jauharah Farm.
Mayoritas mata pencaharian di desa Sukamanah adalah (pemilik tanah,
penggarap dan buruh tani). Dengan adanya rencana bisnis usahatani Jauharah
Farm sikap masyarakat di desa tersebut dapat disimpulkan menerima akan adanya
usahatani ini yang dapat membantu masyarakat dengan mengurangi angka
pengangguran di desa tersebut. Data yang penulis peroleh berupa data sekunder
yang berasal dari pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor,
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bogor serta pendekatan kelompok yang sudah
pernah dianalisis dalam membuat rencana bisnis Jauharah Farm. Berdasarkan
hasil analisis keseluruhan dapat penulis simpulkan bahwa aspek sosial dari adanya

14
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
usahatani Jauharah Farm di desa Sukamanah berpengaruh positif atau LAYAK
untuk dijalankan.

Analisis Aspek Lingkungan


1. Dampak terhadap lingkungan
Dalam menjalankan usaha, rencana usahatani Jauharah Farm akan
menggunakan lahan kosong dari perkebunan dengan cara sewa. Kondisi awal
lahan akan sangat tidak terawat. Posisi pinggiran lahan yang curam, cukup
berisiko terjadinya longsor mengingat sering terjadinya hujan deras di desa
Sukamanah hal tersebut menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2018. Dengan
adanya usahatani ini, lahan menjadi terpelihara dan bermanfaat. Pinggiran lahan
yang curam tersebut akan ditanami dengan tanaman buah sehingga dapat
mencegah terjadinya tanah longsor.
Budidaya paprika ini akan menghasilkan limbah padat berupa arang sekam
bekas media tanam dan sisa tanaman pada akhir musim. Limbah arang sekam
bekas media tanam dapat dijual kepada pengusaha tanaman hias yang banyak
terdapat di kecamatan megamendung.
Limbah yang dihasilkan nantinya dari usahatani Jauharah Farm pada
komoditi paprika hidroponik merupakan limbah organik yang berasal dari
tanaman dan media tanam yang rusak ataupun tanaman yang sudah tidak
produktif lagi. Limbah organik tersebut apabila dengan jumlah yang sangat
banyak diperlukan penanganan limbah yang lebih baik agar bernilai manfaat dan
ekonomis. Penanganan limbah sisa tanaman dilakukan dengan dibakar di dalam
greenhouse yang dimaksudkan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit
yang menyerang pada saat masa produksi sehingga tidak menyebar ke pertanaman
lainnya.
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan aspek
lingkungan usahatani Jauharah Farm LAYAK untuk dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan keberadaan akan usahatani ini nantinya telah memanfaatkan lahan
kosong menjadi lahan yang produktif, sehingga dapat membantu perekonomian
masyarakat sekitar. Data yang penulis peroleh berasal dari data sekunder serta
observasi lingkungan di desa Sukamanah pada saat perencanan bisnis Jauharah

15
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
farm. Usahatani Jauharah Farm juga harus dapat memperbaiki penanganan limbah
secara optimal, sehingga dapat lebih bermanfaat atau bahkan dapat menambah
pemasukan kas perusahaan Jauharah Farm.

Aspek Finansial

Compounding Factor
Nilai modal untuk 5 tahun mendatang dengan tingkat bunga sebesar 20 %
pada Usahatani Jauharah farm adalah sebagai berikut:

Diketahui :

P : Rp. 115.000.000
i : 20 %
n : 5 tahun
Ditanyakan : Fv = ?

FutureValue = P (1+i)n

FutureValue = 115.000.000 (1 + 20 %)5

= 115.000.000 (2,48832)

= 286.156.800

Jadi nilai modal yang dibutuhkan 5 tahun mendatang dengan bunga 20% adalah
Rp. 286.156.800,-

Perhitungan Kebutuhan Modal Tetap/Aktiva tetap (investasi) dan Modal


Kerja
Dalam menjalani usaha budidaya paprika dengan luasan areal 4000 m 2
dengan populasi 8.800 benih paprika merah. Analisis finansial dalam business
plan ini dalam jangka waktu 5 tahun.
a. Kebutuhan Modal tetap (investasi)
Kebutuhan modal tetap dalam memproduksi paprika terbagi menjadi dua
yaitu modal kerja intern dan ekstern, modal ini digunakan untuk membeli
atau membiayai aktiva tetap usahatani Jauharah farm yang sifatnya jangka
panjang dan dapat digunakan secara berulang-ulang yaitu: Sewa lahan,

16
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
bangunan (greenhouse dan irigasi tetes), pembuatan gudang, tenaga kerja,
penyusutan alat dan biaya lain-lain (Peralatan kantor, listrik, transportasi, dan
bunga modal). Umur ekonomis dari setiap barang yang diinvestasikan
ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan suatu barang secara ayak dan
masih berfungsi baik.
b. Kebutuhan Modal kerja
Dana modal kerja digunakan untuk pembiayaan jangka pendek. Kebutuhan
modal kerja dalam usahatani Jauharah farm ini dipengaruhi oleh kecepatan
perputaran uang dalam menjalankan kegiatan usahatani yang dilakukan oleh
Jauharah farm. Kebutuhan modal kerja tersebut bersumber dari biaya
investasi. Pada usahatani Jauharah farm tersebut kebutuhan modal kerja
seperti pembelian benih paprika, arang sekam, pupuk AB mix, pestisida,
polibag, plastik mulsa, dan plastik slap.

Perhitungan Komposisi Pembiayaan


Tabel 1. Metode Flate Rate
Saldo Awal Cicilan (Rp) Saldo Akhir
Periode
(Rp) Pokok Bunga Total (Rp)
1 115.000.000 23.000.000 23.000.000 46.000.000 92.000.000
2 92.000.000 23.000.000 23.000.000 46.000.000 69.000.000
3 69.000.000 23.000.000 23.000.000 46.000.000 46.000.000
4 46.000.000 23.000.000 23.000.000 46.000.000 23.000.000
5 23.000.000 23.000.000 23.000.000 46.000.000 0
Jumlah (Rp) 115.000.000 115.000.000 230.000.000 -

Perhitungan yang digunakan berdasarkan metode flate rate yaitu


menghasilkan cicilan angsuran dan bunga tetap. Berdasarkan tabel 7 tersebut
dapat disimpulkan bahwa jumlah pinjaman yang dibutuhkan sebesar Rp.
115.000.000,- dengan tingkat bunga 20 % pada periode pelunasan pinjaman 5
tahun.

17
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Proyeksi Penerimaan/Penjualan (Projected Revenue)
a. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan (revenue) output yang diperoleh dalam usahatani
Jauharah farm pada komoditas paprika merah dan hijau. Penerimaan
utama (main product) yaitu buah paprika dan penerimaan sampingan (by
product) yaitu arang sekam yang telah digunakan dapat dijual atau
dimanfaatkan untuk media tanam pada tanaman hias.
Hasil produksi tanaman paprika di Jauharah farm rata-rata 1,9 kg
untuk paprika merah dan 2,5 kg untuk paprika hijau. Dengan harga mitra/
kerjasama dengan perusahaan siap saji Rp. 17.500,- untuk paprika hijau,
sedangkan paprika merah dijual dengan harga Rp. 25.000,-.
- 8800 tanaman x 2,5 kg = 22.000 kg (Paprika hijau)
- 8800 tanaman x 1,9 kg = 16.720 kg (Paprika merah

TR = Q x P

- 22.000 kg x Rp. 17.500 = Rp. 385.000.000 (buah paprika hijau)


- 16.720 kg x Rp. 25.000 = Rp. 418.000.000 (buah paprika merah)

Jadi total penerimaan usahatani paprika menghasilkan dana sebesar

Rp. 803.000.000,-

18
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Biaya (Cost)
Tabel 2. Komponen Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Harga satuan
No Komponen Keterangan Jumlah (Rp)
(Rp)
1. Biaya tetap
Sewa lahan Jue 5 th 90.000.000 90.000.000
Bangunan
a. Greenhouse Jue 10 th 47.172.500 47.172.500
b. Irigasi tetes Jue 10 th 24.818.000 24.818.000
Pembuatan gudang Jue 10 th 7.500.000 7.500.000
Tenaga kerja 9 HOK 40.200.000 40.200.000
Penyusutan Jue 5 th 2.409.300 2.409.300
Biaya lain-lain Jue 5 th 24.575.000 24.575.000

Jumlah (1) 236.674.800


2. Biaya Variabel
Benih Paprika merah 8.800 biji 2.500 22.000.000
Arang sekam 1.000 karung 8.000 8.000.000
Pupuk AB mix 133 set 305.000 40.565.000
Pestisida 42 liter 500.000 21.000.000
Polibag 433 kg 17.000 7.361.000
Plastik mulsa 217 kg 17.000 3.689.000
Plastik slap 88 kg 18.500 1.628.000

Jumlah (2) 104.243.000


3. Biaya Total (1+2) 340.917.800

Jadi total biaya yang diperlukan untuk budidaya paprika di usahatani Jauhara
Farm sebesar Rp. 340.917.800,-

19
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Proyeksi Laba/Rugi (Projected Income Statement)
1) Penerimaan (Revenue) Rp. 803.000.000,-
2) Biaya (Cost)
a. Biaya Tetap Rp. 236.674.800,-
b. Biaya Variabel Rp. 104.243.000,-
Jumlah a dan b Rp. 340.917.800,-
3) Laba sebelum pajak Rp. 462.082.200,-
4) R/C

R/C =

= 2,35
R/C pada produksi bibit tanaman manggis ini memperoleh 2,35 hal ini
menunjukkan bahwa usaha budidaya paprika mencapai titik impas.

20
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Proyeksi Arus Kas (Projected Cash Flow)
Tabel 3. Arus Kas
Tahun ke (Rp)
No. Uraian
1 2 3 4 5
1. Arus Kas Masuk
(Cash Inflow)
1. Modal Sendiri 225.917.800 - - - -
2. Modal Pinjaman 115.000.000 - - - -
3. Penjualan 803.000.000 803.000.000 803.000.000 803.000.000 803.000.000
4. Penyusutan 481.860 481.860 481.860 481.860 481.860
5. Amortisasi 4.025.000 4.025.000 4.025.000 4.025.000 4.025.000
Jumlah (1) 1.148.424.660 807.506.860 807.506.860 807.506.860 807.506.860
2. Arus Kas Keluar
(Cash Outflow)
1. Handsprayer 20.000 - - - -
2. Backsprayer 1.100.000 - - - -
3. Tray 792.000 - - - -
4. Timbangan 1.000.000 - - - -
5. Cangkul 70.000 - - - -
6. Sekop 54.000 - - - -
7. Pisau lapang 260.000 - - - -
8. Parang 50.000 - - - -
9. Gunting pangkas 60.000 - - - -
Biaya Tetap
1. Sewa lahan 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000
2. Bangunan
-greenhouse 47.172.500 - - - -
-Irigasi Tetes 24.818.000 - - - -
3. Pembuatan gudang 7.500.000 - - - -
4. Tenaga kerja 8.040.000 8.040.000 8.040.000 8.040.000 8.040.000
5. Biaya lain-lain 4.450.000 4.450.000 4.450.000 4.450.000 4.450.000
Biaya variable 104.243.000 98.926.000 98.926.000 98.926.000 98.926.000
Jumlah (2) 217.629.500 129.416.000 129.416.000 129.416.000 129.416.000

21
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Tahun ke (Rp)
No. Uraian
1 2 3 4 5
3. Arus Kas Bersih 930.795.160 678.090.860 678.090.860 678.090.860 678.090.860
(Net Cash Flow)
(1 – 2)
4. Kas Awal 0 930.795.160 678.090.860 678.090.860 678.090.860
5. Kas Akhir (3 + 4) 930.795.160 1.608.886.020 1.356.181.720 1.356.181.720 1.356.181.720

Revenue-Cost Ratio (R/C)


Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan perbandingan antara penerimaan
total dan biaya total, yang menunjukkan nilai total, yang menunjukkan nilai
penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan (Noor, 2007).
Adapun R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

R/C =

Keterangan :
TR = Total Penerimaan (dalam rupiah)
TC = Total Biaya (dalam rupiah)
Kriteria penerimaan R/C ratio :
R/C<1 = usaha produksi mengalami kerugian
R/C>1 = usaha produksi memperoleh keuntungan
R/C=1 = usaha produksi mencapai titik impas.

R/C =

= 2,35
R/C pada produksi bibit tanaman manggis ini memperoleh 2,35 hal ini
menunjukkan bahwa usaha budidaya paprika mencapai titik impas.

22
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Titik Pulang Pokok (Payback periode)
Masa Pengembalian Investasi (MPI) atau payback period adalah suatu
indikator yang dinyatakan dengan ukuran waktu untuk menentukan berapa tahun
yang diperlukan oleh proyek untuk mampu mengembalikan biaya investasi yang
dikeluarkan (Kadarsan, 1995).
Tabel 4. Titik Pulang Pokok (Payback periode)

Th. Kas masuk Operasional Periode


Investasi Sisa Investasi
Ke Bersih *)
Tahun Bulan
0. 236.674.800 - 4
1. - 484.616.500 247.941.700 - -
2 - 484.616.500
3 - 484.616.500
4 - 484.616.500
5 - 484.616.500
*Laba bersih + Penyusutan + Bunga modal / Amortisasi

Usaha budidaya di Jauharah farm mampu mengembalikan biaya investasi yang


dikeluarkan dengan jangka waktu 4 bulan.

BEP (Break Event Point)


1. BEP (Break Event Point) atas dasar Harga dalam Rupiah
Perhitungan BEP (Break Event Point) menurut Noor (2007) untuk
mengetahui titik impas atas dasar harga dalam Rupiah, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

BEP (P) =

Keterangan :
BEP (P) = Titik Impas Dalam Rupiah
TC = Total Biaya
Q = Produksi (Kg)

BEP (P) =

23
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
 Paprika Hijau =

= Rp. 19.481
 Paprika Merah =

= Rp. 13.636

BEP (P) sebesar Rp.19.481,- pada paprika hijau dan Rp. 13.636,- pada
paprika merah menunjukkan bahwa masih berada dibawah harga Rp. 17.500,-
untuk paprika hijau dan Rp. 25.000 untuk paprika merah, berarti usaha budidaya
paprika menguntungkan.
2. BEP (Break Event Point) atas dasar Unit Produksi
Perhitungan BEP (Break Event Point) menurut Noor (2007) ditujukan untuk
mengetahui titik impas atas dasar Unit Produksi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

BEP (Q) =

Keterangan :
BEP (Q) = Titik impas dalam unit produksi
TC = Total biaya
P = Harga jual per unit
BEP atas dasar Unit Produksi yang diperoleh dari usahatani Jauharah farm.

 Paprika Hijau =

= 15.496 kg

 Paprika Merah =

= 20.389 kg
BEP (Q) sebanyak 15.496 kg untuk paprika hijau dan 20.389 kg untuk paprika
merah. Berarti usaha budidaya paprika menguntungkan.

24
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Analisis B/C, NPV, dan IRR
Tabel 5. Analisis B/C, NPV, dan IRR

25
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
Analisis Sensitivitas
Tabel 6. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis) Karena Perubahan Harga Jual
No Komponen (1) (2)
1 Produksi/th. (Kg)
Paprika Hijau 22.000 22.000
Paprika Merah 16.720 16.720
2 Harga Jual/Kg. (Rp)
Paprika Hijau 17.500 17.500
Paprika Merah 25.000 25.000
3 Penjualan/th. (Rp) 803.000.000 803.000.000
4 Biaya Tetap/th. (Rp) 236.674.800 236.674.800
5 Biaya Variabel/th. (Rp) 104.243.000 104.243.000
6 Laba/th. (Rp) 462.082.200 877.956.180
7 BEP per tahun :
(Rp)
Paprika Hijau 19.481 15.838
Paprika Merah 13.636 11.086
(Kg)
Paprika Hijau 15.496 10.835
Paprika Merah 20.389 14.257
8 R/C 2,35 2,73
9 B/C (20%) (Rp) : Gross B/C 3,44 6,42
Net B/C 8,20 15,33
10 NPV (20%) (Rp) 1.704.242.438 13.020.412
11 IRR (20%) 66,28 152,45

Pada penelitian ini analisis yang dilakukan untuk menguji apakah biaya
produksi dan harga bahan baku agroindustri berpengaruh terhadap
keberlangsungan usahatani Jauharah Farm di masa yang akan datang adalah
dengan cara menguji kesensitifan usaha.

26
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis kajian literatur pada studi kelayakan agribisnis


perencanaan usahatani Jauharah Farm di Desa Sukamanah Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa
usaha tersebut layak untuk dilaksanakan, terdapat tiga hasil yang
menunjukkan bahwa analisis ini layak untuk dijalankan antara lain sebagai
berikut :
1. Pada aspek non finansial hasil menunjukkan bahwa pada aspek sosial
dengan adanya rencana bisnis usahatani Jauharah Farm sikap masyarakat
di desa tersebut dapat menerima adanya usahatani ini akan dapat
membantu masyarakat dengan mengurangi angka pengangguran. Dengan
aspek ini, usahatani Jauharah Farm di desa Sukamanah berpengaruh positif
atau layak untuk dijalankan. Sedangkan pada aspek lingkungan usahatani
Jauharah Farm juga layak untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan
keberadaan akan usahatani ini nantinya telah memanfaatkan lahan kosong
menjadi lahan yang produktif, sehingga dapat membantu perekonomian
masyarakat sekitar.
2. Pada aspek finansial menunjukkan bahwa usahatani Jauharah Farm layak
dijalankan dengan tingkat suku bunga sebesar 20%. Analisis finansial
terhadap usaha budidaya paprika menghasilkan keuntungan sebesar Rp.
462.082.200,- dengan titik impas pada rupiah yaitu sebesar Rp.19.481,-
pada paprika hijau dan Rp. 13.636,- pada paprika merah menunjukkan -
bahwa masih berada dibawah harga Rp. 17.500,- untuk paprika hijau dan
Rp. 25.000 untuk paprika merah, titik impas pada unit produksi yaitu
sebanyak 15.496 kg untuk paprika hijau dan 20.389 kg untuk paprika
merah. Payback Periode mampu mengembalikan biaya investasi yang
telah dikeluarkan selama 4 bulan, R/C ratio 2,35, NPV 1.704.242.438, Net
B/C 8,20, Gross B/C 3,44 , dan IRR yang dihasilkan yaitu 66,28415135%.
3. Hasil analisis sensitivitas usahatani Jauharah Farm menunjukkan bahwa,
usaha tersebut tidak sensitif terhadap terjadinya penurunan penerimaan
dan kenaikan biaya, maka usahatani layak dilaksanakan. Analisis
sensitivitas dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang

27
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
dapat terjadi dalam usahatani Jauharah Farm. Di dalam perhitungan
analisis sensitivitas ini variabel yang berubahnya tidk terbatas pada satu
variabel saja tetapi dapat lebih dari satu. Namun demikian kita akan
menemukan kesulitan bila variabel yang berubahnya terlalu banyak,
sehingga untuk mengefektifkan analisis perlu adanya pembatasan variabel.

28
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020
DAFTAR PUSTAKA

_____. 2020. Modul Manajemen Keuangan.


http://file.upi.edu/direktori/fpips/prodi._manaj._pemasaran_wisata/rini_and
ari/manajemen_keuangan/modul_manajmen_keuangan/bab_4__modal_kerj
a.pdf. Diakses Pada tanggal 3 Juni 2020.

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2018. Kecamatan Megamendung dalam angka 2018:
https://bogorkab.bps.go.id/publication/2018/09/26/8a20127051b8d7e93933
234e/kecamatan-megamendung-dalam-angka-2018.html. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bogor. Diakses Pada tanggal 30 April 2020.

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2019. Statistik Daerah Kecamatan Megamendung


2019: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Diakses Pada tanggal 30
April 2020.

Bank Indonesia. 2005. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK).


file:///C:/Users/homa/Downloads/c15bbe182c43467f9ed84098c01dae3bBud
idayaPaprikaSyariah1.pdf. Diakses Pada tanggal 30 April 2020.

Husnan dan Suwarsono, 1999. Studi kelayakan proyek-proyek. Edisi ketiga.


Yogyakata : UPP AMP YKPN.

Kadarsan, H. W, 1995. Keuangan pertanian dan pembiayaan perusahaan


Agribisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Karim, Akhmad Rizqul. 2012. Analisis Kelayakan Usaha.


https://www.academia.edu/11645968/analisis_kelayakan_usaha.

Lestari, Sri. 2019. Business Plan Jauharah Farm. [Praktik Kerja Lapangan I].
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/12xAqra4FODbDkxrlArQOSXB
1pX0O3ShJ. Diakses Pada tanggal 30 April 2020.

Noor, 2007. Formulasi input (biaya) yang paling efisien untuk menghasilkan
output (produksi). Yogyakarta : Kanisius.

Santoso, Taufan Sukmo. 2008. Analisis Finansial Usaha Kerupuk (Studi kasus:
Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan). Skripsi
Jakarta: Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Fakultas
Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Suratiyah, 2008. Ilmu usaha tani. Jakarta : Penebar Swadaya.

29
Sri Lestari : Laporan Studi Kelayakan Agribisnis, 2020

Anda mungkin juga menyukai