Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN RENDAHNYA


MINAT IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI
DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS
KASSI-KASSI MAKASSAR
TAHUN 2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Terapan Kebidanan (S.Tr. Keb) Program Diploma IV Kebidanan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Megarezky

ASMAWATI SARABITI
A1B119168

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV (D-IV) KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN 2020
iv

KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmanirrahim

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah - Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan dukungan suami

dengan rendahnya minat ibu dalam pemilihan AKDR di Puskesmas Kassi-Kassi

Makassar”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW sebagai teladan dan pelopor ilmu pengetahuan. skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan DIV

Kebidanan di Universitas Mega rezky Makassar Tahun 2020.

Pada kesempatan ini perkenangkanlah peneliti untuk menyampaikan rasa

terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, S.H., MH., M. Kn., selaku Pembina Yayasan

Pendidikan Islam MegaRezky.

2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam

Megarezky.

3. Bapak Prof Dr. dr. Ali Aspar Mappaya, Sp.PD., Sp.JP (K)., selaku Rektor

Universitas MegaRezky.

4. Ibu Syamsuriyati, S.ST., SKM., M. Kes., Selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Megarezky Makassar.

5. Ibu Rosdianah, S.ST, S.KM., M. Keb., selaku ketua prodi DIV Kebidanan dan

selaku pembimbing I yang begitu banyak memberikan pengarahan dan


v

masukan serta meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

6. Bapak Drs. Abd. Rahman., S.Pd.I., M. Si., M. Pd, selaku pembimbing II yang

begitu banyak memberikan pengarahan dan masukan serta meluangkan

waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian.

7. Ibu Marliah, S.ST, M. Keb, selaku penguji yang begitu banyak memberikan

kritik dan saran dalam penyelesaian proposal penelitian.

8. Seluruh dosen dan staf Universitas Megarezky yang telah memberikan

bimbingan kepada Penulis selama menjadi mahasiswi.

9. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua yang selama ini

memberikan bantuan baik moril maupun materil dalam penyelesaian proposal

ini.

10. Kepada semua sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan bantuan, semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada

Penulis senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT,

Amin.

Makassar, Februari 2020

Penulis
vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

DAFTAR TABEL......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Rendahnya Minat Ibu Pemilihan AKDR 10

B. Tinjaun Umum Tentang Dukungan Suami ................................ . 16

C. Tinjaun Umum Tentang Keluarga Berencana ... ………………. . 23

D. Tinjauan Umum tentang AKDR .................................................. 24

E. Kerangka Konseptual ................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 30


vii

B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 30

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 30

D. Instrumen Penelitian..................................................................... 32

E. Pengumpulan Data ....................................................................... 32

F. Pengolahan Data ........................................................................... 32

G. Analisa Data ................................................................................. 33

H. Etika penelitian............................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : IUD Copper T................................................................. 25

Gambar 2.2 : IUD Copper 7................................................................. 26

Gambar 22.3 : IUD Multi Load.............................................................. 26

Gambar 2.4 : IUD Lippes Load............................................................ 27

Gambar 2.5 : Bagan Kerangka Konsep................................................ 30


ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran II : Lembar Kuisioner

Lampiran III : Permohonan Judul Proposal

Lampiran IV : Lembar Konsultasi

Lampiran V : Permohonan Pengantar Pengambilan Data Awal


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan program pemerintah saat ini dalam kesehatan nasional

telah dirumuskan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat

adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

terciptanya masyarakat bangsa Indonesia yang penduduknya hidup dalam

lingkungan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan yang bermutu serta derajat kesehatan yang optimal

(Depkes RI, 2015).

Untuk meningkatkan derajat kesehatan dilakukan penekanan laju

pertumbuhan penduduk salah satunya yaitu program keluarga berencana. Laju

pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan mengakibatkan

banyak dampak terhadap penduduk yaitu menderita kekurangan makanan

dan gizi sehingga mengakibatkan tingkat kesehatan memburuk,

mempunyai pendidikan yang rendah, dan banyak penduduk yang

pengangguran (BKKBN, 2015).

Indonesia masih menduduki urutan ke empat dengan penduduk

terbanyak di dunia setelah China, India dan Amerika (World Population Data

Sheet, 2015). Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun

2017, Indonesia memiliki jumlah penduduk mencapai 261.890.872 jiwa.

Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa
2

KB, 11 tahun lagi atau pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261

juta manusia. Tetapi jika KB berhasil menekan angka laju pertumbuhan 0,5%

per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi sekitar 246 juta

jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15 juta jiwa

dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun. Jumlah penduduk yang

besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan tantangan

berat bagi keberhasilan pembangunan utamanya program KB (BKKBN,

2015).

Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada

pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang (Balitbangkes, 2013). Intra

Uterine Device (IUD) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang

yang paling efektif dan aman dibandingkan alat kontrasepsi lainnya

seperti pil. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk menekan angka

kematian ibu dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena

tingkat efektifitas penggunaan sampai 99,4% dan IUD dapat digunakan untuk

jangka waktu 3-5 tahun (jenis hormon) dan 5-10 tahun (jenis tembaga)

(Manuaba, 2015).

Secara nasional dari 12.000 akseptor KB, 2500 akseptor IUD

(20,83%), akseptor Pil 4500 (37,5%), suntik 3500 (29,2%), susuk 1250

(10,4%) dan kontap 250 (2,1%). Prevalensi peserta KB aktif di Indonesia pada

tahun 2018 adalah 65,4%, terdiri dari 64,6% wanita pasangan usia subur

memakai alat/cara KB modern, dan 0,8% memakai cara KB tradisional.

Prevalensi KB mengalami sedikit penurunan dibandingkan hasil serupa pada


3

survei sebelumnya tahun 2017 67,5%. Pemakaian alat kb/cara didominasi oleh

KB hormonal yaitu suntikan 36,0%, pil 15,1%, IUD 4,7%, implant 5,2%, dan

MOW 2,2% dan pemakaian alat kontrasepsi lainnya lebih rendah yaitu 1,2%

pada MOP dan kondom (Riskesdes, 2018).

Jumlah penduduk Sulawesi Selatan pada tahun 2018 kurang lebih 3,2

juta jiwa dengn LP,94 (nasional 1,49) pertahun. Ini berarti setiap tahun

penduduk Sulsel bertambah kurang lebih 62.080. pada pasangan usia subur

(PUS) peserta KB aktif yang kita kenal dengan CPR berdasarkan hasil SDKI

2018 baru menunjukkan 52,5%. Perkembangan prevalensi cara KB modern

menurut provinsi Sulsel pada tahun 2018 64,9% dan pada tahun 2015

mengalami peningkatan 0,1% menjadi 65% (SDKI, 2019).

Rekapitulasi jumlah pencapaian akseptor KB di Pusksmas Kasi-Kassi

tahun 2018 peserta akseptor KB aktif sebanyak 399.158 dengan proporsi

penggunaan kontrasepsi modern yaitu IUD (6,6%), MOW (2,0%), MOP

(0,3%), impalan (9,7%), suntik (43,7%), pil (35,3%) dan kondom (2,4%),

sedangkan hasil survei pada tahun sebelumnya peserta akseptor KB aktif dari

421.643 PUS dengan proporsi pengguna kontrasepsi modern yaitu IUD

(7,5%), MOW (1,9%), MOP (0,3%), implan (6,0%), kondom (9,5%), pil

(39,1%) dan pil (35,6%). Sedangkan pada akseptor baru pada tahun 2018 dari

80.264 PUS KB baru proporsi pengguna kontrasepsi modern yaitu IUD

(6,2%), MOW (1,6%), MOP (0,2%), kondom (4,3%), implan (9,5%), suntik

(45,2%), pil (32,9%), sedangkan pada tahun 2017 dari 97,841 PUS KB baru

maka proporsi penggunaan kontrasepsi modern yaitu IUD (6,6%), MOW


4

(1,3%), MOP (0,3%), kondom (6,0%), implant (9,6%), suntik (43,2%), pil

(32,8%) (BKKBN Kota Makassar, 2019).

Jumlah PUS Kota Makassar sebanyak 62.778 dengan peserta KB aktif

sebanyak 48.695 dan peserta KB baru 16.542. Rekapitulasi jumlah pencapaian

akseptor KB kota Makassar tahun 2018 dari 62.778 PUS, peserta akseptor KB

aktif sebanyak 48.695 dengan proporsi penggunaan kontrasepsi modern yaitu

IUD (11,82%), MOW (4,11%), MOP (0,09%), impalan (7,11%), suntik

(39,5%), pil (33,1%) dan kondom (4,17%), sedangkan hasil survei pada tahun

sebelumnya dari 59.019 PUS, peserta akseptor KB aktif dari 47.317 dengan

proporsi pengguna kontrasepsi modern yaitu IUD (11,2%), MOW (3,8%),

MOP (0,08%), implan (6,6%), kondom (3,6%), suntik (40,2%) dan pil

(34,4%), pengguna KB modern pada tahun 2018 sebanyak 80,2% dan

mengalami penurunan 2,7% pada tahun 2014 menjadi 77,5% (Profil BKKBN

Kota Makassar).

Rendahnya angka penggunaan kontrasepsi modern diwilayah

Puskesmas Kassi-Kassi dibandingkan wilayah yang lain, dapat disebabkan

beberapa faktor yaitu pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, kebudayaan

maupun faktor yang lain (Profil KB Puskesmas Kassi-Kassi Makassar)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iveth (2019) di Jawa

Tengah, maka terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi modern IUD

utamanya pada wilayah Brebes dimana persentasi penggunaan kontrasepsi

41,5%, yang belum mencakup hasil nasional yaitu 66,5% (Iveth, 2019).
5

Fakta yang patut mendapat perhatian lebih dari beberapa tahun terakhir

adalah perubahan pola pemakaian kontrasepsi dimana metode kontrasepsi

yang diminati akseptor antara lain suntik pada pilihan utama, pil kedua,

implan ketiga dan keempat AKDR. Pola pemakaian menunjukkan

kecendrungan peningkatan metode kontrasepsi suntik. Sebaliknya pemakaian

metode AKDR cendering menurun dari waktu kewaktu. Hal ini terlihat dari

sedikitnya pertambahan jumlah akseptor AKDR baru dari tahun ketahun,

serta banyaknya akseptor AKDR yang beralih mengganti metode lainnya

(BKBN, 2015).

Banyak suami di Indonesia kurang mendapat informasi tentang alat

kontrasepsi. Ada beberapa anggapan atau isu yang terjadi dimasyarakat

diantaranya ketidaknyamanan saat berhubungan. Sehingga hal ini

menyebabkan rendahnya dukungan suami dalam pemilihan alat kontrasepsi

dalam rahim. Suami dalam keluarga dapat berperan dalam pegambilan

keputusan ini dalam berr KB. Bentuk peran serta tersebut dapat berupa

pemberian ijin serta perhatian terhadap KB (Sulistiyawati, 2015).

Dukungan suami sangat penting bagi istri terutama dalam

merencanakan kehidupan rumah tangga seperti halnya dalam menentukan

metode KB yang akan dipilih. Pemilihan kontrasepsi AKDR tidak lepas dari

adanya dukungan suami karena suami adalah kepala keluarga yang

menentukan setiap keputusan. Suami adalah orang pertama dan utama dalam

memberi dorongan pada istri sebelum pihak lain turut memberi dorongan,
6

dukungan dan dorongan seorang suami terhadap istri akan berdampak positif

(Dagun, 2017).

Rendahnya minat ibu dalam pemilihan alat kontrasepi dalam rahim

dipengaruhi beberapa faktor yaitu kurangnya pengetahuan, tenaga medis dan

paling utama adalah dukungan suami. Banyak ibu tidak memilih AKDR

dikarenakan dukungan suami yang kurang pada saat pemilihan alkon tersebut

(Dagun, 2017).

Dukungan suami dan istri dalam pengambilan keputusan dalam

keluarga khususnya dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi sangat dibutuhkan. Menurut Friedman dalam Dagun (2017) ada 4

dukungan yang dapat diberikan kepada istri yaitu dukungan eemosional,

dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif.

Dukungan suami dapat diterjemahkan sebagai sikap penuh pengertian yang

ditunjukkan dalam bentuk kerja sama yang positif, ikut membantu

menyelesaikan pekerjaan rumah tangga serta memberikan dukungan moral

dan emosional terhadap kair atau pekerjaan istrinya (Dagun, 2017).

Tanggung jawab pria/suami dalam keterlibatan dan keikutsertaan ber

KB, serta perilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangannya dan

keluarganya. Bentuk partisipasi pria / suami dalam ber KB dapat dilakukan

secara langsung maupun tidak langsung (BKKBN, 2015)

Dukungan suami sangat penting untuk memotivasi dan

mensupport istri dalam pemilihan alat kontrasepsi yang akan

digunakan. Tidak adanya dukungan dari suami seringkali membuat istri


7

tidak berhak memutuskan sesuatu dalam mengambil keputusan. Dukungan

yang dapat diberikan antara lain memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu

kontrasepsi yang sesuai dengan, kondisi istrinya mengingatkannya untuk

control dan mengantarkannya ketika ada efek samping atau komplikasi.

Pemasangan AKDR membutuhkan kerjasama dengan suami karena alasan

takut benangnya mengganggu saat bersenggama. Dukungan suami

sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam ber KB karena

kenyataan yang terjadi dimasyarakat bahwa apabila suami tidak

mengijinkan atau tidak mendukung hanya sedikit ibu yang berani

untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut ( Kuswanti & Sari, G.K,

2016).

Dukungan suami merupakan keterlibatan suami dalam bentuk

memberi dukungan kepada wanita menjalani tugas reproduksi. Termasuk

dalam keterlibatan dalam perhatian, pengertian, masukan dan empati,

mendampingi dan membantu pemeliharaan kesehatan, menciptakan

suasana yang nyaman, menunjukkan sikap diri dan prilaku yang positif,

misalnya kemauan menunda kehamilan dengan melakukan metode

kontrasepsi yang di sepakati bersama ( Kuswanti & Sari, G.K, 2016).

Dukungan suami dalam pengambilan keputusan untuk memilih alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) oleh istri lebih pada alasan

ketidaknyamanan atau merasa sakit pada saat melakukan hubungan suami

istri. Peran dan dukungan suami sebagai kepala rumah tanggat dominan

dalam hal pemilihan alat kontrasepsi bagi istri (Frisca, L, 2013).


8

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan dukungan suami dengan

rendahnya minat ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

di Puskesma Kassi-Kassi Makassar”

B. Rumusan Masalah

Apakah ada “Hubungan dukungan suami dengan rendahnya minat ibu dalam

pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Puskesma Kassi-Kassi

Makassar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan dukungan suami dengan rendahnya minat

ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Puskesmas

Kassi-Kassi Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Minat Ibu dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR) di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.

b. Untuk mengetahui Dukungan suami dalam pemilihan alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Puskesmas Kassi-Kassi

Makassar.

c. Untuk menganalisis Hubungan dukungan suami dengan rendahnya

minat ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di

Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.


9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan pustaka dan sumber informasi untuk khasanah ilmu

pengetahuan sehingga mutu sumber daya manusia lebih baik lagi dalam

mengelolah dan memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi .

2. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan pengetahuan bagi institusi kesehatan (bidan) tentang

pentingnya konseling sehingga ibu dan keluarga pasien dapat memberikan

dukungan dalam pemilihan alat kontrasepsi

3. Manfaat Praktis

Merupakan pengalaman dan menambah wawasan bagi peneliti dan juga

sebagai refensi tambahan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan

keilmiahan dari penelitian yang sama.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Rendahnya Minat Ibu Dalam Pemilihan AKDR

1. Pengertian Minat

a. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2017)

b. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada sesuatu hal atau

aktivitas, tanpa dada yang menyuruh (Djalil, 2018)

c. Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang

untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,

pengalaman, yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

d. Menurut Purwanto dalam Djalil (2018) minat adalah suatu fungsi jiwa

untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam

dan tampak dari luar sebagai gerak gerik dalam menjalankan fungsinya.

Minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan

e. Minat terjadi melalui proses kognisi (pemikiran) terhadap suatu

stimulus berupa fenomena, objek atau kejadian yang dilakukan oleh

individu yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar,

cakrawala dan pengetahuan. Taraf permulaan dari minat adalah adanya

stimulus dari suatu objek mengenai alat indera (proses pikir), proses

pikir tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan, cita-cita, unsur bakat,

kebutuhan, pengalaman masa lampau, harapan masa datang dan sosial


11

ekonomi. Proses terakhir adalah proses psikologis dimana individu

menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera (reseptor).

Intensitas, frekuensi dan jumlah kejadian mampu menarik perhatian

seseorang sehingga seseorang tersebut mempunyai tanggapan atau

pikiran sehingga membentuk minat.

f. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa minat akan timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar.

Dan kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat

menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif

didalamnya. Dan perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau

berasal dari objek yang menarik.

2. Macam-macam minat

a. Minat primitif disebut juga minat biologis. Yaitu minat yang berkisar

soal makanan komfort dan kebebasan aktivitas.

b. Minat kultural disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari

perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya.

Lebih lanjut menurut Purwanto dalam kutipan Djalil (2018)

menyatakan bahwa proses terjadinya suatu minat terdiri dari:

a. Motif (alasan, dasar, pendorong).

b. Perjuangan motif, sebelum mengambil pada batin terdapat beberapa

motif yang bersifat luhur dan disini harus dipilih.


12

c. Keputusan, inilah yang sangat penting berisi pemilihan antara motif

yang ada, meninggalkan kemungkinan yang lain sebab tidak mungkin

seseorang mempunyai macam keinginan pada waktu yang sama.

3. Faktor yang mempengaruhi minat

a. Faktor keluarga

Minat seorang sedikit banyak dipaengaruhi oleh orangtuanya, dalam hal

ini berkenaan dengan sifat-sifat yang berhubungan dengan kemampuan

menyerap pengetahuan atau sesuatu yang berwujud ketrampilan.

b. Meningkatkan pengetahuan

Seorang dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan serta memiliki sikap profesional. Sehingga orang selalu

ingin mengembangkan dirinya baik melalui pendidikan maupun

pelatihan.

c. Tuntutan pekerjaan

Pekerja yang melihat kemungkinan akan dipromosikan, merasa jauh

lebih puas dengan pekerjaannya dibandingkan pekerja yang tidak

memiliki kesempatan tersebut. Pekerja yang berorientasi pada karier

mampu bekerja sampai batas kemampuannya untuk meningkatkan

d. Mendapat legislasi

Legislasi adalah ketetapan hukum yang mengatur tentang hak-hak dan

kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan, legislasi

mengendalikan mutu pendidikan dan praktek. Sedangkan lisensi adalah

kegiatan administrasi yang dilakukan profesi atau Departemen


13

Keshatan berupa penerbitan Surat Izin Praktek bagi profesional

diberbagai tatanan layanan kesehatan

e. Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi seseorang

untuk mengambil keputusan termasuk dalam masalah pendidikan

(Slameto, 2017)

4. Cara memunculkan minat

a. Membangkitkan suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

c. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik.

Kebutuhan, pengalaman-pengalaman masa lampau dan kesempatan

mendapatkan hasil yang lebih baik dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Kebutuhan

Manusia sebagai mahluk bio-psiko-sosial-spiritual yang utuh dan

unik. Teori kebutuhan manusia memandang manusia memandang

manusia sebagai suatu keterpaduan, keseluruhan yang terorganisir

yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Kebutuhan dasar dipandang sebagai tekanan internal sebagai hasil

dari perubahan keadaan sistem dan tekanan internal sebagai hasil

dari perubahan keadaan sistem dan tekanan ini dinyatakan dengan

perilaku untuk mencapai tujuan sehingga terpenuhinya kebutuhan.


14

2) Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

Pengalaman dapat diperoleh saat bekerja, sekolah dan informasi

pengalaman orang lain. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dengan memecahkan

permasalahan yang dialami pada masa lalu. Semua pengalaman

pribadi merupakan pengalaman pribadi merupakan sumber

pengalaman kehidupan, namun tidak semua pengalaman pribadi

menuntut seseorang mencari kesimpulan dengan benar. Untuk dapat

menerima kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan

berpikir kritis dan logis.

3) Mendapat hasil yang lebih baik

Mendapat hasil yang lebih baik dalam hal ini adalah mendapat

tambahan pengetahuan dan keterampilan.

a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap hasil tertentu.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang


15

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Over

behavior).

b) Keterampilan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan

(over behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan dukungan

(support) dari pihak lain (Djalil, 2018)

5. Cara mengukur minat

a. Observasi

minat dengan metode observasi mempunyai keuntungan karena

dapat mengamati dalam kondisi yang wajar, tidak dibuat-buat.

Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil

observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

b. Interview

Pelaksanaan interview biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi

yang tidak formal, sehingga percakapan akan lebih dapat berlangsung

bebas.

c. Angket atau kuisioner

Angket atau kuesioner jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu.

Isi pertanyaan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda

dengan pertanyaan dengan menggunakan metode interview.


16

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran

sejenis kuesioner. Perbedaannya dalam kuesioner responden menulis

jawaban yang relatif panjang, sedangkan inventori responden memberi

jawaban dengan memberi tanda cek, lingkaran atau tanda yang lain

yang berupa jawaban-jawaban singkat.

Metode pengukuran minat dalam penelitian ini menggunakan

metode angket atau kuesioner, karena metode ini sangat efektif dan

efisien dalam penggunaan waktu (Djalil, 2018)

B. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Suami

1. Pengertian Dukungan Suami

a. Dukungan suami diterjemahkan sebagai sikap penuh perhatian yang

ditujukan dalam bentuk kerjasama yang baik, serta memberikan

dukungan emosional dan moral (Jacinta, 2015)

b. Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan nonverbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami

terhadap ibu didalam lingkungan sosialnya (Dagun, 2017)

c. Dukungan merupakan suatu perilaku individu sebagai upaya yang

diberikan pada orang lain, baik secara moril maupun materil untuk

memotivasi orang tersebut untuk melakukan suatu kegiatan (Sarwono,

2016).
17

2. Ciri-Ciri Dukungan Suami

Pengukuran dukungan pada penelitian ini dilakukan dengan cara

perceived social support. Dalam hal ini faktor subjektivitas sangat

berpengaruh karena melibatkan persepsi penerimanya. Adanya penilaian

kognitif bahwa individu telah menerima dukungan (Jacinta, 2015)

Pengukuran dukungan pada penelitian ini dilakukan dengan cara

perceived social support. Dalam hal ini faktor subjektivitas sangat

berpengaruh karena melibatkan persepsi penerimanya. Adanya penilaian

kognitif bahwa individu telah menerima dukungan (Jacinta, 2015)

a. Memimpin dan meemelihara serta membimbing istri dan keluarga lahir

dan batin, bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraannya.

b. Memberi nafkah isteri

c. Menolong istri dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari

d. Bersifat jujur dan memelihara amanahdan kepercayaan.

3. Variabel yang mempengaruhi dukungan suami

a. Keintiman

b. Harga diri

c. Keterampilan sosial (Dagun, 2017)

4. Bentuk Dukungan Suami

Adanya kedekatan emosianal, suami mengijimkan istri melakukan

kegiatan dalam suatu kelompok yang menginginkan untuk berbagai minat,

perhatian, suami menghargai atas kemampuan dan keahlian istri, suami


18

dapat diandalkan saat istri membutuhkan bantuan, suami merupakan

tempat bergantung untuk menyelesaikan masalah (Jacinta, 2015)

5. Peran Keluarga

a. Peran formal

Peran ini berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga, yaitu

sejumlah perilaku yang lebih bersifat homogen, keluarga membagi

peran secara merata kepada anggota keluarga seperti masyarakat

membagi perannya, menurut bagaimana pentingnya pelaksanaan peran

bagi berfungsinya suatu sistem.

b. Peran informal

Peran informal bersifat ancaman yang tidak tampak dan hanya

untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran informal meliputi :

1) Pendorong : Sebagai suami sebaiknya menciptakan suasana yang

romantic untuk mendorong istri tidak takut dan mau melakukan

hubungan seksual saat hamil pada trimester ketiga.

2) Inisiator. Seharusnya suami mengambil peran untuk mulai

melakukan hubungan seksual supaya istri mau berhubungan

seksual yang baik.

3) Dominator. Kalau ada perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya

hubungan seksual dalam kondisi hamil adalah pasangan suami istri.

4) Sahabat. Setiap ada persoalan yang menyangkut hubungan seksual

suami, istri, dan orang tua perlu saling member nasehat yang bail
19

5) Koordinator. Sebagai orang tua tidak perlu mengarahkan setiap saat

anaknya akan melakukan hubungan seksual (Dagun, 2017)

6. Fungsi Dukungan Suami

a. Dukungan Emosional

dukungan emosioal adalah tingkah laku yang berhubungan

dengan rasa tenang, rasa memiliki, kasih sayang pada anggota

keeluarga, baik pada anak maupun orang tua. Dukungan emosional

mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang

yang bersangkutan. Suami sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Aspekaspek dari dukungan emosional adalah :

1) Dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi

2) Adanya kepercayaan

3) Adanya perhatian

4) Mendengarkan

5) didengarkan

b. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah tingkah laku yang berhubungan

dengan pemberian informasi dan nasehat. Dukungan informasional

yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan gejala sesuatu yang

berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapai oleh individu.

Dukungan ini mencakup pemberian nasehat, saran, pengetahuan dan

informasi serta petunjuk. Maka suami berfungsi sebagai sebuah


20

kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia.

Memberitahu saran dan sugesti, inforrmasi yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini ialah dapat

menekan munculnya suatu stressor karena inforrmasi yang diberikan

dapat menyumbangkan aksi sugesti yang terkhusus pada individu.

Aspek-aspek dalam dukungan ialah (Jacinta, 2015).

1) Nasehat

2) Usulan

3) Kritik

4) Saran

5) Petunjuk

6) Pemberian Informasi

c. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan

dalam bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan

bebabn bagi individu yang membutuhkan orang lain untuk

memenuhinya. Suaminya hzrus mengetahui jika istri dapat bergantung

padanya jika istri memerlukan bantuan. Bantuan mencakup

memberikan bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan secara

langsung bisa meembantu seseorangyang membutuhkan. Bentuk

dukungan ini juga dapat berupa pemeriksaan kesehatan secara rutin

bagi ibu serta mengurangi atau menghindari perasaan cemas dan stres

(Bobak, 2015).
21

d. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat

ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan

maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan seseorang, dan

peerrbandingan positif antara orang tersebut dengan orang lain yang

bertujuan meningkatkan penghargaan diri orang tersebut. Suami

bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing, dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas

anggota suami diantaranya memberikan support, penghargaan dan

perhatian (Bobak, 2015).

7. Sumber Dukungan Suami

Sumber-sumber dukungan banyak didapatkan seseorang dari

lingkungan dan sekitarnya, oleh karena itu perlu diketahui seberapa

banyak sumber dukungan suami ini efektif bagi individu yang

membutuhkannya. Sumber dukungan suami merupakan aspek yang

penting untuk meningkatkan kesehatan reproduksi maka perlu diketahui

dan dipahami. Dengan pengetahuan dan pemahaman itu, individu akan

tahu kepada siapa dan seberapa besar ia akan mendapatkan dukungan

suami dengan situasi dan keinginan yang spesifik, sehingga dukungan

terseebut dapat bermakna (Friedman dalam Dagun 2017). Menurut

Sarason dalam Bobak (2015) dukungan suami ialah keberadaan,

kesediaan, keepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,


22

menghargai dan menyayangi kita. Dukungan suami mencakup dua hal

yaitu:

a. Jumlah sumber dukungan suamiyang tersedia merupakan persepsi

individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu

meembutuhkan bantuan.

b. Tingkat kepuasan akan dukungan suami yang diterima berkaitan

dengan pesepsi seseorang bahwa kebutuhannya akan terpenuhi

8. Pengukuran Dukungan

Menurut Serason (dalam Bobak 2015) adapun pengukuran dukungan

diantaranya yaitu :

a. Perceived social support; cara pengukuran ini berdasarkan pada

perilaku subjektif yang dirasakan individu mengenai tingkah laku orang

disekitarnya, apakah memberikan dukungan atau tidak.

b. Social embeddnes; cara pengukuran ini berdasarkan ada atau tidaknya

hubungan antara individu dengan orang lain sekitarnya. Fokus

pengukuran ini tidak melihat pada kualitas dan keadekuatan, tetapi

hanya melihat jumlah orang yang berhubungan dengan individu.

c. Enacted support; cara pengukuran ini memfokuskan pada seberapa

sering perilaku dari orang sekitar individu yang dapat digolongkan

kedalam pemberian dukungan sosial tanpa melihat adanya persepsi

akan dukungan sosial yang diterima individu.

Pengukuran dukungan pada penelitian ini dilakukan dengan cara

perceived social support. Dalam hal ini faktor subjektivitas sangat


23

berpengaruh karena melibatkan persepsi penerimanya. Adanya penilaian

kognitif bahwa individu telah menerima dukungan (Bobak, 2015)

C. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

a. Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang

sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah

perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan

dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan

kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya

(Prawirohardjo, 2016).

b. Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk mendapatkan objek-objek, menghindari

kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval dan mengontrol

waktu kapan ingin punya anak serta berapa jumlah yang diinginkan

(Hartanto, 2016).

2. Tujuan Keluarga Berencana

Menurut Hartanto (2016), tujuan keluarga berencana yaitu:

a. Mendapat objek-objek tertentu

Misalnya : Konseling jenis alat kontrasepsi, keuntungan, dan kerugian

sesuai dengan alat kontrasepsi yang digunakan

b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

d. Mengatur interval diantara kehamilan


24

e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri

f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Menurut Biran Afandi, tujuan keluarga berencana terdiri dari

tujuan umum dan khusus yaitu :

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam

rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan kesadaran masyarakat atau keluarga menggunakan

alat kontrasepsi.

2) Menurunkan jumlah kelahiran bayi

3) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau keluarga

penjaringan kelahiran.

D. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

1. Pengertian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

a. Intra Uterine Device (IUD) merupakan alat kecil berbentuk seperti

huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah

kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di

badan IUD (Prawirihardjo, 2016).

b. IUD/AKDR adalah alat yang dipasang dalam rahim dengan menjepit

kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi


25

pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh

tembaga dan ada yang tidak (Kemekes RI, 2015).

2. Jenis IUD

a. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian

vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga

halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup

baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel

dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil

penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah

kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.

Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping

hormonal dan amenorhea (Setyaningrum, 2016).

Gambar 2.1
IUD Copper T (Nani, 2019)

b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32


26

mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai

luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan

tembaga halus pada jenis Copper-T (Setyaningrum, 2016).

Gambar 2.2
IUD Copper 7 (Nani, 2019)

c. Multi Load

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri

dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas

ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan

luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.

Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

Gambar 2.3
IUD Multi Load (Nani, 2019)
27

d. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau

huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada

ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran

panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B

27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),

dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai

angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral

jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau

penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak

dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini

(Setyaningrum, 2016).

Gambar 2.4
IUD Lippes Load (Nani, 2019)

3. Cara Kerja

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri


28

c. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun

IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan

dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Kemenkes RI, 2015).

4. Efektifitas

IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap

hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova

T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat

untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita

pada tahun pertama pemakaian (Kemenkes RI, 2015).

5. Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam

rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada

waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.

Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh

menggunakan IUD adalah:

a. Usia reproduktif

b. Keadaan nulipara

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

g. Risiko rendah dari IMS

h. Tidak menghendaki metoda hormonal


29

i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari sanggama

k. Perokok

l. Gemuk ataupun kurus (Setyaningrum, 2016).

6. Keterkaitan Dukungan Suami Terhadap Minat Dalam Pemilihan

Kontrasepsi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laras SM (2015), dari

46 responden yang tidak mendapat dukungan dari suami terdapat 8

responden memilih menggunakan MKJP (7,69%) dan 38 responden

memilih menggunakan non-MKJP (36,54%). Dari 58 responden yang

mendapat dukungan dari suami terdapat 27 responden memilih

menggunakan MKJP (25,96%) dan 31 responden memilih menggunakan

non-MKJP (29,31%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dukungan suami dengan pemilihan MKJP (sig=0,002).

Berdasarkan uji risk estimate didapatkan nilai Prevalence Ratio (PR)

sebesar 1,546. Artinya, akseptor yang tidak mendapat dukungan dari

suami memiliki peluang untuk memilih metode kontrasepsi non-MKJP

sebesar 1,546 kali lebih besar dibandingkan dengan akseptor yang

mendapat dukungan dari suami (Laras, 2015).

Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pria

dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih

mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami dan istri. Suami dan istri

harus saling mendukung dalam penggunaan metode kontrasepsi karena


30

keluarga berencana dan kesehatan reproduksi bukan hanya urusan pria

atau wanita saja. Dukungan dari suami dalam penggunaan kontrasepsi

sangat diperlukan karena tanpa adanya dukungan dari suami rasa nyaman

untuk menggunakan kontrasepsi tidak akan didapatkan, metode

kontrasepsi tidak dapat dipaksakan pasangan suami isteri harus bersama

memilih metode kontrasepsi yang terbaik, saling kerjasama dalam

pemakaian, membiayai pengeluaran kontrasepsi, dan memperhatikan tanda

dan bahaya (Laras, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan,

terdapat keterkaitan antara dukungan suami terhadap minat ibu dalam

memilih alat kontrasepsi, salah satunya yaitu pemilihan kontrasepsi jangka

panjang (Laras, 2015).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laras SM (2015), dari

46 responden yang tidak mendapat dukungan dari suami terdapat 8

responden memilih menggunakan MKJP (7,69%) dan 38 responden

memilih menggunakan non-MKJP (36,54%). Dari 58 responden yang

mendapat dukungan dari suami terdapat 27 responden memilih

menggunakan MKJP (25,96%) dan 31 responden memilih menggunakan

non-MKJP (29,31%) (Laras, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Khadijah (2017) di Puskesmas

Kaluku Bodoa Makassar, dari 30 responden yang menggunakan IUD

terdapat 17 orang yang mendapatkan dukungan suami (56,7%) dan 13 orang

yang tidak mendapatkan dukungan suami (43,3%) (Khadijah, 2017).


31

E. Kerangka Konseptual

1. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Berdasarkan dari uraian seperti telah dikemukakan pada Bab II Tinjauan

Pustaka, maka telah diidentifikasi beberapa variabel yang dianggap terlibat

secara langsung maupun tidak langsung kedalam model kerangka konsep

berupa variabel independen dan variabel dependenya. Selanjutnya juga

telah diidentifikasi hubungan antara variabel serta arah hubungan variabel

yang terlibat kedalam model kerangka konsep yang mengacu pada model

teoritis yang dikemukan oleh teori H. L. Bloom

2. Kerangka Konsep

Rendahnya Minat
Dukungan Suami
m. Dalam Pemilihan
AKDR

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

Keterangan :

n. : Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hubungan antar variabel

3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Minat Ibu dalam Pemilihan AKDR


32

Minat ibu dalam pemilihan AKDR merupakan tingkat motivasi ibu

untuk memilih AKDR sebagai alat kontrasepsi yang disebabkan oleh

faktor-faktor tertentu.

Kriteria Objektif :

1) Tinggi : Jika ibu menggunakan alat kontrasepsi AKDR

2) Rendah : Jika ibu tidak berminat menggunakan AKDR

b. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah partisipasi suami dalam penggunaan

kontrasepsi yang digunakan. Keterlibatan seorang suami dalam hal

reprosuksi khususnya dalam pengambilan keputusan dan pemilihan alat

kontrasepsi sangat diperlukan.

Kriteria Objektif :

1) Mendukung : Jika skor ≥ 50%

2) Tidak Mendukung : Jika Skor <50%

4. Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada hubungan dukungan suami dengan rendahnya minat ibu

dalam pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

b. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada hubungan dukungan suami dengan rendahnya minat ibu dalam

pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang digunakan

untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada

situasi sekarang (Budiarto, 2012). Desain penelitian yang digunakan adalah

metode Cross – Sectional. Penelitian Cross-Sectional adalah jenis penelitian

yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel independen

dan dependen hanya satu kali, pada satu saat (Budiarto, 2012).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar

2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada Bulan Februari-Mei 2020

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi

adalah sekumpulan objek yang akan diteliti (Alimul, 2010). Populasi

dalam penelitian ini semua Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat

kontrasepsi di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar pada bulan Februari s/d

Juli 2020.
34

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Alimul, 2010). Sampel pada penelitian adalah

Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat kontrasepsi pada bulan

Februari s/d Juli 2020.

Rumus besaran sampel :

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar Populasi

d² : presisi yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%

3. Tehnik Sampling

Tekhnik pengambilan sampel dengan menggunakan purpossive

sampling yaitu tekhnik pengambilan sampel dengan menentukan sampel

sesuai dengan kriteia yang ditentukan (Alimul, 2010).

4. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Akseptor KB yang datang ke Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.

b. Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Bukan akseptor IUD


35

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian instrumen yang digunakan adalah dengan memberikan

lembar pernyataan persetujuan dan melakukan observasi secara langsung pada

pasien dengan menggunakan format pengumpulan data

E. Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar

pernyataan persetujuan dan melakukan observasi secara langsung pada pasien

dengan menggunakan format pengumpulan data.

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari

hasil observasi secara langsung pada pasien.

2. Data Sekunder

Data sekunder digunakan untuk mengetahui jumlah populasi yang

digunakan.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat computer

dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Data Editting: Kegiatan untuk melalukan pengecekan kembali isian

formulir jawaban yang ada di kuisioner

2. Data Codding : Pengkodean diberikan untuk memberikan kode pada

jawaban yang benar atau salah pada kuesioner yang telah diisi oleh

responden. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses memasukkan


36

dan mengolah data. Pengkodean pada jawaban pertanyaan benar adalah 2

sedangkan pada jawaban pertanyaan salah adalah 0.

3. Data Processing : Proses memasukkan data ini dilakukan setelah

melakukan pengkodean terhadap jawaban responden pada pertanyaan yang

diberikan dalam kuesioner.

4. Data Cleanning : Proses penyaringan data dilakukan untuk

meminimalisasi terjadinya kesalahan pada proses entry data. Hal ini

dilakukan agar tidak mengganggu proses pengolahan data selanjutnya.

G. Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan uji statistik, yang meliputi :

a. Analisis univariat yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum

masalah penelitian dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yakni dengan melihat gambaran distribusi

frekuensi serta persentase tunggal yang terkait dengan tujuan penelitian.

b. Analisis bivariat

Yaitu untuk mengetahui data dalam bentuk tabel silang dengan melihat

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,

menggunakan uji statistik chi-square. Dengan batas kemaknaan (á = 0,05)

atau confident interval (CI) = 95% diolah dengan komputer menggunakan

stastical program for social science (SPSS). Dengan rumus:

Dimana :

X2 = Khi kuadrat
37

ƒ 0 = Frekuensi hasil observasi

ƒ e = Frekuensi yang diharapkan

Intrepretasi : Dinyatakan ada pengaruh yang bermakna atau Ho

ditolak apabila p value < 0,05

Untuk mengetahui kekuatan pengaruh dari kedua variable

digunakan koefesien phi dengan rumus sebagai rumus :

Lemah =0,01- 0,25

Sedang = 0,26- 0,50

Kuat= 0,51- 0,75

Sangat kuat=0,76- 1

H. Etika Penelitian

1. Anomity (Tanpa Nama)

Dalam penelitian akan dijamin kerahasiaan data dari para responden

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset.


38

DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. (2015). Laporan Hasil Pembinaan Pus dan Jumlah Peserta KB Provinsi
Sulawesi Selatan..

BKKBN (2019). Profil KB Kota Makassar.

______. (2010). Paket Pelatihan Pendidikan KB, Buku 2, Materi Inti Pendidikan
Keluarga Berencana. Jakarta: BKKBN.

Djalil (2018), Psikologi Pendidikan. Numedika. Jakarta

Depkes RI (2015). Program Kesehatan Nasional. Kementrian Kesehatan. Jakarta.

Hartanto, H. (2016).Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan,

Iveth (2019). Pengaruh Dukungan dan Minat Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim Pada Pasangan Usia Subur Dikota Makassar. Universitas Hasanuddin
Makassar.

Kuswanti Ina & Sari Galuh.,K. (2016). Hubungan dukungan Suami dengan
Keikutsertaan Ibu dalam Mengikuti Program KB IUD.Naskah Publikasi. Stikes
Yogyakarta.

Nani, 2019. Jenis alat kontrasepsi KB diakses di www.gooddoctor.co.id di


Makassar, Agustus 2020.

Nurcahyanti. (2014.) Hubungan ukungan Suami Dalam Pemilihan Metode


KontrasepsiJangka Panjang Pada Ibu Akseptor KB Berusia Lebih Dari 35
Tahun Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Jurnal:
STIKES Ngudi Waluyo.

Qamariah, L &Herlin, F.K. (2017). Hubungan Dukungan Suami dan Tingkat


Pengetahuan dengan Penggunaak KB IUD Post Plasenta di Puskesmas Jetis
Yogyakarta.Jurnal. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Riskesdes (2018)

Saifuddin, A.B. (2015). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta,


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

SDKI (2019) Sumber Data Kependudukan Indonesia. Jakarta

Sulistyawati. (2015). Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta : Salemba Medika.

Suparlan, Y.B., Pardiman, S., Widjopranoto., Rachmanto. (2008). Kamus Istilah KKB,
Kependudukan dan Keluarga Berencana, Jakarta: Kanisius.
39

Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan BinaPustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Nomor Responden:

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Bersedia dan tidak keberatan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa Universitas Megarezky Makassar :

Nama : Asmawati Sarabit

Nim : A1B119168

Judul : Hubungan dukungan suami dengan rendahnya minat ibu dalam

pemilihan AKDR di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar

Saya berharap dalam penelitian tidak mempunyai dampak negatif serta merugikan

bagi saya dan keluarga saya, sehingga pertanyaan yang akan saya jawab benar-

benar akan dirahasiakan.

Pemberian pertanyaan saya buat dengan sukarela tanpa paksaan dari manapun

untuk digunakan sebagaimana mestinya

Makassar, Februari 2020

Responden
40

KUISIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN RENDAHNYA


MINAT IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI
DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKSMAS KASSI-KASSI
MAKASSAR TAHUN 2020

A. Data Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :

Petunjuk Pengisian : Beri tanda silang pada salah satu jawaban yang sesuai

1. Apakah ibu menggunakan alat kontrasepsi ?


a. Ya b. Tidak

Jika “Ya” alat kontrasepsi yang digunakan ?

1) Kondom
2) Pil
3) Suntik
4) Implant
5) IUD/AKDR
6) MOW
7) Lainnya (......................)
B. Kuisioner
Petunjuk pengisian : Beri tanda centang pada salah satu jawaban yang sesuai
 Minat
1. Bersedia menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim

2. Tidak Bersedia menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim

 Dukungan Suami
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Bapak ikut serta dalam menentukan alat
kontrasepsi yang
Istri gunakan?
2 Apakah Bapak turut mengikuti konseling pemilihan
alat
kontrasepsi?
3 Apakah Bapak mengantar istri ke tempat pelayanan
alat
41

kontrasepsi (KB) saat menentukan alat kontrasepsi


yang tepat
untuk digunakan?
4 Apakah Bapakmemberikan saran pada istri tentang
alat kontrasepsi yang akan digunakan?
5 Apakah sebelum menggunakan alat kontrasepsi (KB)
Bapak
mengetahui tentang rencana istriuntuk
menundakehamilan?
6 Apakah Bapak mau bekerja sama untuk membayar
biaya alat
kontrasepsi?
7 Apakah Bapak melarang penggunaan KB tertentu seperti
IUD?
8 Apakah Bapak setuju dengan alat kontrasepsi yang
istrigunakan?
9 Apakah Bapakmendukung istri sepenuhnya dalam
penggunaan
alat kontrasepsi saatini?
10 Apakah selama istri menggunakan alat kontrasepsi
(KB) jenis
tertentu Bapakpernah mengeluh tentang adanya
gangguan
dalam melakukan hubunganseksual?

Indikator Penilaian :

1) Mendukung : Jika skor ≥ 50%

2) Tidak Mendukung : Jika Skor <50%

Anda mungkin juga menyukai