M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS “OSTEOARTRITIS” DI LINGKUNGAN BINTARO JAYA
KELURAHAN BINTARO KECAMATAN AMPENAN
KOTA MATARAM
TAHUN 2020
DISUSUN OLEH:
LINDA ANANDA HUMAIRAH
042STYJ20
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Klien Ny. M dengan dengan
diagnosa medis “Osteo Artriris”Di Lingkungan Bintaro Jaya Kelurahan Bintaro
Kecamatan Ampenan Kota Mataram
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan kelolaan dengan Judul Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Ny.”M” dengan diagnosa medis “Osteoartritis” di
Lingkungan Bintaro Jaya Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran maupun kritik demi perbaikan laporan ini. Tak lupa
penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan
struktur dari sendi mengalami perubahan patologis, ditandai dengan kerusakan
tulang rawan (kartilago) hyaline sendi, meningkaNyya ketebalan serta sklerosis
dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya
kapsul sendi, timbulnya peradangan dan melemahnya otot-otot yang
menghubungkan sendi (Felson, 2008). Dimasyarakat, masih terus berkembang
mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini
menyesatkan bila dikaji dari sisi medis dan bisa merugikan pederita. Salah satu
mitos-mitos tersebut bahwa dengan sering mandi malam diusia muda memicu
rematik diusia tua. Faktanya sejauh ini belum ada bukti yag menguatkan hal
tersebut.
Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1 % orang dewasa. Predominan pada
perempuan. Perempuan 3 kali lebih sering mederita Osteoartritis dibanding
dengan laki-laki. Penyakit ini meyerang semua eNyis, dengan insiden pada orang
berusia 18 tahun berkisar 0,1 % - 0,3 %. Sedangkan pada anak-anak dan remaja
yang berusia kurang dari 18 tahun 1 / 100.000 orang.
Pada tahun 2000, jumlah penderita Osteoartritis (OA) sekitar 120 orang.
Walaupun pravalensi peyakit rendah, tetapi penyakit ini sangat progresif dan
paling sering menyebabkan kecacatan. Di NTB sendiri, terjadi peningkatan kasus
osteoartritis menurut data Riskesdas tahun 2018, dimana data riskesdas tahun
2013 menunjukkan angka kejadian osteoporosis sebesar 0,9 %, meningkat
menjadi 1,8% pada tahun 2018.
2. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3. METODE PENELITIAN
Dalam mengumpulkan data untuk menyusun laporan ini, penulis
menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1. Observasi : Melakukan pengamatan terhadap klien dalam melakukan
kegiatan dan aktivitas.
2. Wawancara : Penulis mewancarai klien dan melakukan sesi Tanya jawab
serta menyesuaikan kemampuan klien dalam menjawab semua pertanyaan
yang di ajukan.
3. Studi Kasus : Penulis melakukan atau mempelajari kasus yang akan di
lakukan pengkajian.
4. Sumber Data :
Primer : Yang di peroleh dari klien itu sendiri.
Sekunder : Yang di peroleh dari orang terdekat, team kesehatan
lain, serta hasil pemeriksaan fisik
5. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dari Asuhan
Keperawatan ini, maka sistematika penulisan ini dapat di bagi dalam lima bab
yaitu:
a. Bab I : Merupakan bab pendahuluan meliputi : latar belakang
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
b. Bab II : Berisi tinjauan teori yang meliputi : konsep dasar
(masalah utama) yang terdiri dari: pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
patofisiolog. Penatalaksnanaan medis, dan konsep dasar asuhan keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
c. Bab III : Berisi tinjauan kasus yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi.
d. Bab IV : Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dimana semua yang
ada dalam pembahasan ini merupakan perbandingan antara dengan tinjauan
kasus.
e. Bab V : Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan
Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yag biasa digunakan
tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
9) Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
c. Teori Psikologi
Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diduga
dapat berasal dari faktor genetik, faktor umur, jenis kelamin, dan kegemukan.
3. Manifestasi Klinis
1) Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.
2) Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah
dan terasa hangat.
3) Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan
kartilago serta deformitas sendi.
4) Malaise, demam, penurunan berat badan
4. Patofisiologi
Resiko cidra
Terbatasnya gerakan
Gangguan sendi
istrahat tidur
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pada penderita osteoarthritis, dilakukan pemeriksaan radiologi pada
sendi yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Faktor reumatoid : Positif pada 80% - 95% kasus
b. Fiksasi lateks : Positif pada 75% dari kasus-kasus
khas.
c. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-
kasus khas.
d. LED :Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h) Mungkin kembali
normal sewaktu gejala-gejala meningkat.
e. Protein C- relative : Positif selama masa eksaserbasi.
7. Penatalaksanaan Medis
1) Senyawa emas
2) Penisilamin
3) Hidrioxi Kloroquin
4) Sulfozalazin
c. Kortikosteroid
1. Pengkajian
a. Identitas : Nama, umur, jenis kelamin.
b. Bio- psiko- social- spiritual :
a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama
pada pagi hari).
b. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
denganStress pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris
keletihan.
c. Kardiovaskuler
Gejala : fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat,
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali
normal.
d. Makanan/cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi
makanan /cairan, anareksia.
Tanda : Penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan pada orang lain
f. Neorosensori
Gejala : Kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan.
Tanda : Pembengkakan sendi simetris.
g. Interaksi sosial
Gejala : Perusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan
peran, isolasi.
h. Keamanan
Gejala :
a) Kulit mengkilat
b) Tegang
c) Lesi kulit
d) Ulkus kaki
e) Kesulitan dalam menangani ugas
f) Demam ringan menetap
g) Kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. Interaksi ego
Gejala :
a) Keputusasaan dan ketidakberdayaan
b) Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,
c) Idetitas pribadi
2. Diagosa Keperawatan
4. Pelaksanaan
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Ny “M”
TTL : 01-07-1960 (60 th)
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda (Meningal)
TB / BB : 156 / 60 kg
Penampilan : Bersih, Berkulit Sawo Matang, Rambut
Beruban.
Alamat :
Orang yang dapat dihubngi : Tn “A”
Hubungan dengan usila : Anak kandung
2. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: laki-laki/perempuan meninggal
: Laki-laki/perempuan hidup
: Klien
3. Riwayat Pekerjaan
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobby / minat : -
b. Keanggotaan organisasi : Klien mengatakan tidak mengikuti
organisasi apapun.
7. Sistem Pendukung
Tidak ada.
8. Deskripsi Kekhususan
9. Status Kesehatan
g. Istirahat dan tidur : Klien mengatakan jarang tidur siang, tapi terkadang
tidur siang ± 1 jam. Pada malam hari tidur pukul 21.00 Wita sampai jam
05.00 Wita. Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan istrahat tidur.
i. Seksual : -
k. Psikologis :
m. Konsep diri :
c. GCS : E : 4, V : 5, P : 6
d. TTV : N : 70 x / menit
TC : 130 / 90 mmHg
RR : 20 x / menit
e. Kepala
Rambut hitam sedikit beruban, tampak mengkilat, tidak ada benjolan.
f. Mata
Sklera tampak putih, konjungtiva pucat, refleks pupil baik, reaksi terhadap
cahaya agak kabur, daya akomodasi baik, lapang pandang baik, visus
3/60.
g. Telinga
Bentuknya simetris bersih, tidak ada benjolan, tdak ada
serumen,pendengaran cukup baik.
h. Hidung
Bentuk simetris, bersih tidak ada sekret, tidak ada polip/benda asing dan
tidak ada nafas cuping hidung.
i. Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening / kelenjar
tiroid, tidak ada pembekakkan vena jugularis.
j. Dada dan Punggung
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan. Tidak ada suara tambahan pada paru
(mengi/ronkhi). Tidak ada tariakan dinding dada, punggung simetris, tidak
ada benjolan, punggung rata tidak ada benjolan (Kiposis).
k. Abdomen dan Pinggang
Perut tampak simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa, nyeri pinggang sebelah kanan auskultasi bising usus tidak
terdengar jelas (± 10 kali/menit).
a. Laboratorium :-
b. Radiologi :-
c. EKG :-
d. USG :-
e. CT-SCAN :-
Tabel .1.
No Symptom Etiologi Problem
1 Ds : Destruksi sendi Nyeri Akut
P:Klien mengatakan
marasakan nyeri jika
Inflamasi
berjalan agak jauh atau
menbran sinovial
beraktivitas agak berat
Q:Klien mengatakan
nyerinya seperti ditusuk- melepas reseptor
stimulus nyeri
tusuk dan terasa
(brakinin, histamin)
ngilu,dengan frekuensi
sering.
R:Klien mengatakan nyeri
Nyeri akut
terasa daerah lutut ke bawah
sampai kaki.
S:klien mengatakan tidak
nyaman jika nyerinya timbul
T:klien mengatakan nyeri
kambuh jka lama melakukan
aktivitas
Do :
Klien tampak meringisi.
Skala nyeri 5 (1-10) nyeri
sedang
Klien tampak tidak bisa
melakukan aktivitas
K/U : Baik
TTV : N : 70X/ menit
RR :20X/ menit
T:130/90mmHg
S:37Oc
2 Ds : Destruksi sendi Gangguan
Klien mengatakan tidak bisa istirahat
istirahat / tidur jika nyerinya tidur
datang Inflamasi
menbran sinovial
Klien kadang-kadang
terbangun tengah malam
karena nyeri
melepas reseptor
Do : stimulus nyeri
(brakinin, histamin)
Konjungtiva pucat
K/U : Baik
TTV : N : 70X/ menit
RR :20X/ menit Nyeri akut
T : 130/90 mmHg,
S :37oC
Gangguan istirahat tidur
3 Ds : Keterbatasan paparan Kurangnya
Klien mengatakan penyakit informasi tentang rematik pengetahuan
yang dideritanya adalah
penyakit yang biasa diderita
Keterbatasan kognisi
oaring tua seusianya, tetapi
klien tidak mengetahui
bagaimana cara
Kurangnya pengetahuan
penangnanan penyakiNyya.
Klien mengatakan selama
tidak mengganggu
aktivitasnya penykiNyya
tersebut tidak terlalu
dipikirkan.
Do :
Klien bertanya-tanya tentang
penyakiNyya
Klien tampak antusias
karena perawat mau
menjelaskan tentang
penyakit yang di deritanya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Do :
Skala nyeri 5 (1-10) nyeri sedang
Klien tampak meringis.
Klien tampak tidak bisa melakukan aktivitas
K/U : Baik
TTV : N : 70X/ menit
RR :20X/ menit
T : 130/90 mmHg
Sh : 37oC
III.RENCANA TINDAKAN
Tabel . 2.
V. EVALUASI
Tabel .4.
No Hari/tanggal Dx Evaluasi
1 Kamis, 26/11/ I S : Klien mengatakan masih merakan nyeri dan
2020 terasa seperti di tusuk-tusuk dan tersa ngilu di
Pukul 09.40 daerah pinggang, lutut,ke bawah kaki.
WITA
O:
Skala nyeri 4 (1-10) nyeri
sedang
Klien tampak meringis.
Klien tampak tidak bisa
melakukan aktivitas
K/U : Baik
TTV : N : 70X/ menit
RR :22X/ menit
T : 130/190 mmHg
Sh : 37oC
A : Masalah belum teratasi
P : Inervensi dilanjutkan
O:
Konjungtiva pucat
K/U : Baik
TTV : N : 70X/ menit
RR :22X/ menit
T : 130/190 mmHg,
Sh :37oC
P : Intervensi di lanjutkan
1. Mendiskusikan kebiasaan pola dan
kebutuhan tidur
O:
Klien bertanya-tanya tentang penyakiNyya
P : Intervensi di lanjutkan
Pada Bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep dasar teori dengan
kenyataan yang ditemukan dilahan praktek berkaitan dengan asuhan keperawatan
pada lansia dengan diagnosa medis Osteoartritis.
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan keperawatannya, terdapat 6
diagnosa, sedangkan pada tinjauan kasus penulis mengangkat 3 diagnosa yang
semuanya ada di tinjauan teori. Hal ini terjadi karena dalm pengkajian ditemukan
data yang mendukung masalah keperawatan klien.
C. PERANCANAAN
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana kolaborasi dengan tenaga
medis lain seperti dokter untuk pemberian terapi. Hal ini direncanakan pada
perencanaan kasus karena diharapka dapat menigkatkan status kesehatan klien.
Tetapi pada keyataannya dokter hanya berkunjung tiga bulan sekali. Tidak
semua perencanaan yang ada di perencanaan teoritis dimasukkan ke
perencanaan kasus karena disesuaikan denagn tujuan dan kebutuhan asuhan
keperawatan, selain itu juga harus disesuaikan.
D. PELAKSANAAN
Pemberian tindakan keperawatan kepada klien disesuaikan dengan
perencanaan yang telah dibuat. Faktor pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah health education tentang bagaimana penanganan jika nyeri pinggang dan
lutut sampai ke bawah kaki dirasakan lagi. Tindakan difokuskan kepada
bagaimana mengalihkan rasa nyeri klien, ini berhasil dilakukan karena klien
sudah pahan dengan apa yang dijelaskan dan diajarkan oleh penulis. Sedangkan
penanganan gangguan masalah tidur, tindakan difokuskan kepada pengalihan
nyeri. Ini dikarenakan jika klien merasakan nyeri klien tidak dapat
beristitirahat / tidur dengan tenang. Untuk masalah kurang pengetahuan,
tindakan difokuskan kepada health education tentang rheumatoid astritis. Dan
sedikit memberikan informasi tentang penanganannya.
E. EVALUASI
A. KESIMPULAN
Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada klien Ny”M” penulis dapat
menyimpulkan :
Internet : http//drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/Osteoartritis-re.html
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC.