PENDAHULUAN
B. Tujuan Psikoedukasi
Tujuan diadakannya psikoedukasi ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai pentingnya efikasi diri pada mahasiswa yang mengalami burnout
kuliah online.
C. Manfaat Psikoedukasi
Manfaat psikoedukasi ini adalah untuk meningkatkan efikasi diri pada
mahasiswa yang mengalami burnout kuliah online.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Bandura (1997) mendefinisikan Self-Efficacy sebagai “keyakinan
manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian
terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian di lingkungannya”. Perasaan
Self-Efficacy yang kuat dapat meningkatkan performa fisik, tugas akademis,
performa dalam pekerjaan dan kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan
depresi (Baron & Byrne 2004). Para peneliti menyatakan, terdapat tiga aspek
Self-Efficacy yang menjadi prediktor penting pada tingkah laku yaitu Self-
Efficacy akademis berhubungan dengan keyakinan akan kemampuannya
melakukan tugas-tugas, mengatur kegiatan belajar mereka sendiri, dan hidup
dengan harapan akademis mereka sendiri dan orang lain.
Baron & Byrne (2004) juga menambahkan bahwa keyakinan diri yang
tinggi adalah penting bagi performa tugas yang sukses, tugas-tugas sekolah,
latihan fisik, kesehatan, aksi politik, dan menghindari tingkah laku pelanggaran.
Berdasarkan uraian di atas mengenai tiga aspek Self-Efficacy, terlihat bahwa
Self-Efficacy berkaitan erat dengan kegiatan akademis atau yang sering disebut
dengan academic self-efficacy.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa efikasi diri
akademik merupakan suatu keyakinan diri untuk melakukan dan
menyelesaiakan tugas-tugas akademiknya serta dapat mencapai keberhasilan
berdasarkan tingkatan tugas akademiknya.
B. Burnout
1. Definisi Burnout Belajar
Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak
mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berati jemu atau bosan.
Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar
(kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan
usahanya (Syah, 1995). Menurut Al-Qawiy (2004) kejenuhan adalah tekanan
sangat mendalam yang sudah sampai titik jenuh. Kejenuhan belajar adalah suatu
kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat
sehingga mengakibatkan timbulnya rasa lesu, tidak bersemangat atau hidup tidak
bergairah untuk melakukan aktifitas belajar (Hakim, 2004). Sedangkan menurut
Robert (dalam Muhibbin syah,1999) kejenuhan belajar adalah rentang waktu yang
digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kejenuhan
belajar adalah dimana kondisi emosional dan fisik seseorang yang tidak dapat
memproses informasi-informasi atau pengalaman baru karena tekanan sangat
mendalam yang berkaitan dengan belajar sehingga tidak bersemangat untuk
melakukan aktivitas belajar.
2. Aspek-aspek burnout
2. Peserta
Peserta yang mengikuti psikoedukasi mengenai efikasi diri dengan judul
kenali dan pahami diri “Atasi kejenuhan belajar” adalah mahasiswa Fakultas
Psikologi UIN Suska Riau semester 2 & 4
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Mei 2020
Tempat : WhatsApp Grub
Waktu : 19.30- 22.00 WIB
C. Peranan dan Tanggung Jawab
Narasumber 1 : ...............................................
(Dosen Fakultas Psikologi UIN Suska Riau)
Narasumber 2 : M. Algi Saputra
(Mahasiswa Berprestasi)
Moderator : Rosma Winda Sari
Narahubung : Vasha Salwa
Notulen : Ikhlas Wardina Salsabila
D. Modul
Modul Psikoedukasi Efikasi Diri Untuk Mengurangi Tingkat
Kejenuhan Belajar pada Mahasiswa Saat kuliah online
1. Latar Belakang
Efikasi diri adalah keyakinan tentang sejauh mana individu
memperkirakan kemampuannya dalam melaksanakan suatu tugas atau tindakan
yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil Bandura (1997). Efikasi diri
merupakan hasil proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan
individu. Individu yang merasa mampu atau memiliki efikasi diri tinggi akan
melihat stresor yang ada bukan sebagai ancaman sebagaimana individu yang
memiliki tingkat efikasi diri rendah memandangnya. Pada beberapa dimensi,
pengharapan individu terhadap efikasi diri dalam dirinya berbeda-beda dan
memberikan manifestasi yang cukup berarti pada perasaan dan perilaku individu
yang pada akhirnya akan berimplikasi pada kinerja. Bandura menyebutkan dimensi-
dimensi tersebut adalah magnitude, berkaitan dengan tingkat kesulitan yang
dilakukan ; generality, berkaitan dengan luas bidang yang dilakukan ; strength,
berkaitan dengan kemantapan atau tingkat keyakinan individu. Orang yang
memiliki efikasi diri tinggi mempunyai keyakinan mampu berperilaku tertentu
untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan. Orang-orang yang mempunyai efikasi
diri tinggi juga lebih giat dan lebih tekun dalam berusaha dan mengatasi kesulitan,
serta mengerahkan tenaga yang lebih besar untuk mengatasi tantangan, sedangkan
orang yang mempunyai efikasi diri rendah cenderung mengurangi usahanya atau
menyerah ketika dihadapkan pada suatu permasalahan. Bandura mengatakan bahwa
orang cenderung menghindari situasi yang diyakini melampaui batas kemampuan
mereka, tetapi akan melakukan tindakan yang menurut penilaiannya mampu
dilakukan. Hal ini berkaitan dengan penentuan target, dimana individu yang
memiliki efikasi diri tinggi akan menetapkan target lebih tinggi dengan usaha keras
untuk mencapainya. Individu tersebut kemudian akan berupaya menetapkan target
yang lebih tinggi lagi bila target yang sesungguhnya telah mampu dicapai.
Kegagalan dalam mencapai suatu target justru akan membuat individu
berusaha lebih giat lagi untuk meraihnya kembali serta mengatasi rintangan yang
membuatnya gagal dan kemungkinan akan menetapkan target lain yang lebih tinggi
lagi. Individu yang mempunyai efikasi diri rendah menetapkan target yang lebih
rendah pula serta keyakinan terhadap keberhasilan akan pencapaian target yang
juga rendah sehingga usaha yang dilakukan lemah. Beberapa aspek-aspek efikasi
diri adalah ; a. keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi situasi yang
tidak menentu yang mengandung kekaburan, tidak dapat diprediksikan dan penuh
tekanan ; b. keyakinan terhadap kemampuan menggerakkan motivasi, kemampuan
kognitif, serta tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil ; c. keyakinan
mencapai target yang telah ditetapkan ; dan d. keyakinan terhadap kemampuan
mengatasi masalah yang muncul. Bandura mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan efikasi diri meliputi : (1) sifat tugas yang dihadapi,
beberapa tugas menuntut kinerja yang tinggi dan lebih berat dibanding dengan tugas
yang lain. Jenis tugas tertentu mengandung tantangan yang berbeda dan ada nilai
kompetitif ; (2) Insentif ekternal, merupakan hadiah yang diberikan oleh orang lain
atas keberhasilan individu dalam melaksanakan suatu tugas ; (3) status atau peran
individu dalam lingkungan, semakin tinggi status sosial individu maka semakin
tinggi pula kepercayaan dirinya dan akan semakin besar penghargaan dari orang
lain, dan sebaliknya ; (4) informasi tentang kemampuan diri, efikasi diri seseorang
akan meningkat atau menurun tergantung dari informasi yang diterima dari orang
lain mengenai sisi positif atau negatif dari dirinya. Faktor lain yang mempengaruhi
pembentukan efikasi diri (Pajares dan Schunck, 2000) adalah ada tidaknya
pendorong dalam melakukan sesuatu dan batasan pencapaians esuatu. Bandura
menyatakan bahwa efikasi diri dapat tumbuh dan dipelajari melalui empat sumber
yaitu pencapaian prestasi, pengalaman orang lain, persuasi verbal dan kondisi
psikologis. Disamping keempat sumber tersebut efikasi diri dipengaruhi oleh
standar internal tingkah laku seseorang (Feist dan Feist, 1998). Pelatihan ini akan
membahas efikasi diri sebagai pemahaman individu terhadap salah satu aspek
penting yang mendukung individu dalam menghadapi pekerjaan apa pun.
2. Tujuan
Tujuan dari psikoedukasi efikasi diri adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mengenali dan memahami potensi yang dimilikinya
2. Melatih mahasiswa untuk membentuk keyakinan terhadap potensi yang
dimilikinya
3. Mahasiswa mampu membentuk persepsi positif dalam menghadapi stimulus yang
dihadapinya
3. Materi Kegiatan
Pelatihan efikasi diri disusun dalam bentuk modul pelatihan yang terdiri dari dua
modul, yaitu :
1. Mengenali Potensi Diri
2. Membentuk Persepsi Positif
4. Peserta
Peserta dari psikoedukasi ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska
Riau semester 2 & 4
5. Metode Pelatihan
Metode pelatihan yang dilakukan mengutamakan experiential learning, dengan
ceramah disesuaikan dengan sasaran dan materi. Psikoedukasi ini menggunakan metode
yang mengacu pada model pembelajaran berdasarkan pengalaman, yaitu proses
pembelajaran yang terjadi ketika subjek melakukan suatu aktivitas, kemudian
memperhatikan, menganalisis aktivitas yang dilakukannya itu secara kritis, lalu mencari
pemahaman dari analisis tadi dan menjadikan pemahaman tersebut dalam perilaku
mendatang.
6. Alokasi Waktu
Waktu secara keseluruhan untuk menyelenggarakan Seminar Online adalah 2 jam
30 menit yang dilakukan dalam satu hari.
7. Waktu Pelaksanaan Psikoedukasi Seminar Online
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Mei 2020
Tempat : WhatsApp Grub
Waktu : 19.30- 22.00 WIB
8. Fasilitas Pelatihan
1. Ppt mengenai Self Efikasi
2. Vedio mengenai Self Efikasi
3. Brosur mengenai Efikasi Diri
4. E- Sertifikat
5. Reward Pemenang kuis
9. Pelaksanaan Psikoedukasi
Pelatihan Efikasi Diri
Kenali dan Pahami Diri “We Can Do Everything”
Baron, Robert A & Donn Byrne. (2004). Psikologi Sosial: Edisi Ke Sepuluh. Jakarta:
Erlangga
Greenberg, J., & Baron, R.A. (2000). Behavior in Organization. 7thedition. New Jersey:
Prentice Hall, Inc
Mustofa, Mokhamad Iklil, dkk. 2019. Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya
Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi. Walisongo Journal of
Information Technology. 1 (2) : 153