Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kasus :

Dalam kasus NF seorang remaja berusia 15 tahun membunuh seorang bocah berusia 5
tahun yang berinisial APA dimana pelaku tidak merasa bersalah, merasa puas, dan tidak
menyesal setelah melakukan perbuatan keji yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang
remaja yang masih dalam tahap perkembangan dengan lingkungannya. Dalam kasus ini dapat
dikaitkan dengan teori Psikoanalisis Sigmund Freud dimana dalam teorinya the motivated
conscious perilaku individu ditentukan oleh pengaruh conscious atau alam sadar individu yang
membuat individu menyalurkan keinginannya. Sama seperti, NF dia dengan sadar membunuh
korban tanpa rasa takut sama sekali dimana keinginan yang akhirnya ini telah tersalurkan dan
sudah dipendam lama oleh NF yang dimana jika keinginan-keinginan yang dimiliki individu
tidak tersalurkan maka akan timbul ketidaknyamanan pada diri individu, ketidaknyamanan yang
dibuang dari alam sadar seperti, kenangan traumatik, perasaan cemburu, permusuhan ataupun
keinginan menyakiti seseorang yang dicintai, ketidaknyamanan inilah yang membuat NF
menyalurkan keinginannya ke alam sadar sehingga dilakukannya dengan hasil rasa puas.

Dalam teori Freud bahwa dorongan-dorongan dalam ketidaksadaran keluar ke alam sadar
yang mendorong NF untuk melakukan pembunuhan. Dorongan-dorongan dalam ketidaksadaran
NF seperti, rasa cemburu atau dendam dengan ayah yang berperilaku kasar atau ibu yang tidak
terlalu perhatian dengan NF dan lebih perhatian pada anak tetangga, yaitu APA sehingga
memunculkan rasa cemburu atau dendam yang membara, selain rasa dendam yang dimiliki NF
memiliki dorongan membunuh setelah menonton film pembunuhan atau sadist, yaitu Chucky
yang membuat NF semakin terdorong untuk membunuh orang lain dan mendapatkan cara
melakukan pembunuhan yang diinginkannya. Dorongan-dorongan yang dipunya oleh NF dari
alam ketidaksadaran muncul satu persatu ke alam sadar yang membuat NF terdorong untuk
melakukan pembunuhan atau sedang menginginkan membunuh seseorang.

Dorongan dalam diri NF dan tindakannya tidak dapat ditahankan atau dikendalikan oleh
superego di dalam dirinya sehingga Id dalam diri NF lebih mendominasi NF. Id dalam teori
Freud bahwa Id merupakan kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal yang sistem
kerjanya lebih ke prinsip kesenangan. Selain itu, ego yang merupakan tindakan NF adalah bagian
dari kepribadian sebagai pelaksana yang berhubungan pada dunia luar, dan superego yang tidak
dapat menahan NF merupakan bagian moral dari kepribadian manusia sebagai penilai dari sensor
baik-buruk, salah-benar, yang dilakukan oleh dorongan ego. Dari ketiga stuktur kepribadian
tersebut dapat dilihat bahwa Id yang ada di dalam diri NF lebih mendominasi dengan berisikan
agresif, cemburu, dendam yang membuat Id mendorong ego untuk melampiaskan Id-nya agar
NF merasakan kesenangan, supergo yang bertugas mencegah bahwa dorongan tersebut buruk
memperingati NF yang ternyata tidak dapat mengendalikan Id dan ego yang membuat NF
melakukan pembunuhan sehingga setelah membunuh korban NF merasa puas, senang dan tidak
merasa bersalah sama sekali. Hal tersebut sama dengan konsep S. Hall dan Lindzey bahwa
apabila rasa id yang lebih mendominasi atau menguasai sebagian besar energi psikis, maka
pribadinya akan bertindak primitif seperti, mencuri, membunuh, dan lain-lain; impulsif dan
agresif serta ia akan mengumbar impuls-impuls primitifnya

Anda mungkin juga menyukai