Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kasus

Tindak kejahatan pembunuhan bukanlah penyakit mematikan yang dibawa oleh


individu sejak lahir. Capelli (dalam Kartono, 2003, h. 130) mengungkapkan bahwa
pembunuhan dapat dilakukan oleh semua individu, baik oleh individu yang secara kejiwaan
tidak mengidap gangguan ataupun individu yang memang mengidap gangguan kejiwaan.
Banyak juga kasus-kasus pembunuhan yang disebabkan karena alasan-alasan yang lebih
bervariasi. Aschaffenburg (dalam Kartono, 2003) salah satu tipe dari pelaku kejahatan adalah
pelaku kejahatan yang mengalami krisis jiwa. Kejahatan yang dilakukan oleh pelaku yang
sedang mengalami krisis jiwa dilakukan oleh individu yang tidak mampu menguasai diri
ketika krisis jiwa sedang berlangsung, misalnya pada anak-anak yang sedang mengalami
masa puber.Beberapa hal yang merupakan faktor yang mempengaruhi tindak kejahatan
remaja yang telah disebutkan dalam beberapa teori seperti faktor keluarga, lingkungan
pergaulan yang buruk, tingkat pendidikan yang rendah, adalah faktor yang seringkali muncul
dalam berbagai kasus kejahatan yang dilakukan remaja.

Namun dalam kasus ini dilihat berdasarkan pendekatan psikoanalisis dari Sigmun
Freud. Freud mengasumsikan bahwa dalam psikis manusia, ketidaksadaran
(unconsciousness) lebih berperan mempengaruhi tingkah laku dibandingkan kesadaran
(consciousness). Id bertempat dalam wilayah ketidaksadaran, oleh karenanya naluri-naluri
dasar yang dikandungnya pun bersifat tak sadar. Dapat diuraikan bahwa pelaku NF
mengalami konflik internal dimana dirinya mengalami ketidakseimbangan antaraid, ego, dan
superego. Pelaku sulit membedakan antara alam kesadaran dengan ketidaksadaran. Superego
yang didapat dari pendidikan dan norma yang ada dikalahkan oleh Id yang dominan.
Sehingga perilaku yang ditampilkan tidak sesuai dengan norma yang ada karena Ego telah
dikuasai oleh Id.

Berdasarkan teori Freud jika keinginan-keinginan yang kita miliki tidak tersalurkan,
maka akan timbul ketidak nyamanan dan rasa sedih. Beberapa pikiran yang dapat
menyebabkan kesedihan akan dibuang dari consciousness seperti kenangan traumatik,
perasaan cemburu, permusuhan, dan keinginan untuk menyakiti seseorang yang dicintai.
Namun dalam hal ini pelaku NF tidak dapat membuang hal yang seperti itu dari
consciousnesnya, sehingga membuatnya merasa terbebani, merasakan kesedihan yang terus
menerus, dan kebencian yang akhirnya mengakibatkan pelaku menjadi orang yang tertutup,
tidak bersosial dan akhirnya mengarahkan pada penyimpangan perilaku. Dimana NF
melakukan pembunuhan kepada seorang anak yang masih kecil sebagai pelampiasan atas apa
yang selama ini ia pendam dan ia rasakan. NF tidak dapat melampiaskan kebenciannya
dengan membunuh ayahnya, berdasarkan keterangan didapat bahwa NF membenci ayahnya
sehingga ia mencari yang lain untuk memenuhi kebutuhan id nya. Pelaku melakukan hal itu
juga disadarkan untuk menghindari rasa ketidaknyamanan yang berada dalam dirinya, di
akibatkan pelaku telah dikuasai oleh unsur id itu sendiri. pikiran autistic atau angan-angan
sangat diwarnai oleh pengaruh proses primer, gambaran-gambaran mentah yang bersifat
memenuhi hasrat ini merupakan satu-satunya kenyatan yang dikenal Id.

Anda mungkin juga menyukai