Anda di halaman 1dari 2

1. Bacalah kutipan teks opini berikut dan jawablah pertanyaannya!

            Di era keterbukaan ini, setiap orang rasanya tidak perlu takut lagi untuk mengemukakan
atau mengekspresikan pendapat. Kebebasan berekspresi ini, bahkan telah dijamin oleh negara
secara konstitusional. Sayangnya orang masih merasa takut mengemukakan keinginan atau
pendapatnya secara terbuka. Perasaan malu dan takut semacam ini juga sering ditemui di dalam
diri siswa di sekolah, khususnya mereka yang masih di usia remaja.
              Akibat rasa malu dan takut untuk mengekspresikan keinginan dan pendapatnya,   proses
belajar mengajar  yang  interaktif  sulit   dicapai.
Siswa   cenderung   diam   daripada   membuka   perdebatan  atau dialog  dengan guru maupun
dengan sesama siswa. Kondisi semacam ini tentu saja  sangat  tidak  kondusif   
bagi   upaya   pembelajaran   yang   bersifat  dialogis  dan  interaktif.   Oleh  sebab  itu,  
kemampuan  asertif  perlu  ditanamkan dalam diri siswa sedini mungkin.

a. Tentukan gagasan utama dan gagasan penjelas dalam kutipan teks editorial di atas!
b. Jelaskan kesimpulan yg tepat berdasarkan teks tsb!
c. Mengapa siswa cenderung diam daripada membuka perdebatan atau dialog dengan guru
mereka?

2. Bacalah kutipan teks editorial susunlah ringkasan teks editorial tersebut terdiri atas 3 s.d.
5 kalimat!

       (1)  Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya


kesadaran akan potensi yang kita miliki. (2) Pemerintah pusat ataupun daerah masih lebih senang
mendapatkan uang dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam. (3) Mereka lebih suka
membabat hutan untuk mengambil kayunya, menggali buminya untuk mengeduk mineral di
dalamnya, atau menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa sawit. (4) Pariwisata dianggap
tidak terlalu menguntungkan bagi pejabat korup. (5) Tidak ada resor atau pengelola wisata yang
bisa membayar setoran ke pejabat korup sebesar setoran yang diberikan oleh pejabat hutan atau
pemilik tambang.
         Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang dari operator
wisata. Di Togean, seorang pemilik resor harus membayar nelayan secara berkala agar mereka
tidak memburu ikan dengan bom. Ia berupaya menyadarkan masyarakat tentang arti penting
keindahan alam di halaman rumah mereka. Di Hulu Bahau, Kalimantan Utara, seorang ketua
adat besar berhasil menyadarkan masyarakat untuk menjaga hutan. Bersama lembaga seperti
WWF, masyarakat di sana mengembangkan wisata sungai dan rimba.

3. Cermatilah editorial ini susunlah 3 buah pertanyaan berdasarkan teks berikut!


       Kerusakan hutan di Indonesia selama lima tahun (2000-2005) adalah dua persen per tahun,
sementara di Brazil 0, 6 persen. Perusakan itu sama dengan 1, 87 juta hektare setiap tahun. Sama
dengan 51 kilometer setiap hari atau sama dengan luas 300 lapangan sepak bola setiap jam. Data
itu dikemukakan oleh Hapsoro, juru kampaye hutan regional Greenpeace Asia Tenggara di Tugu
Proklamasi. Dengan angka-angka itu, Indonesia bisa masuk “ The Guinness Book of World
Record” sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia.

Anda mungkin juga menyukai