TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Akrilamida
Akrilamida memiliki rumus kimia C3H5NO dan berpotensi bahaya bagi
kesehatan (dapat menyebabkan kanker atau karsinogenik). Akrilamida merupakan
struktur kimia berwarna putih, tidak berbau, berbentuk kristal padat yang sangat
mudah larut dalam air, metanol, etanol, etil asetat, eter, aseton, sedikit larut dalam
kloroform dan mudah bereaksi pada gugus amida atau ikatan rangkapnya.
Monomernya cepat berpolimerisasi pada titik leburnya atau di bawah sinar
ultraviolet. Akrilamida dalam larutan bersifat stabil pada suhu kamar dan tidak
berpolimerisasi secara spontan. Akrilamida tidak kompatibel dalam suasana asam,
basa, oksidator, dan besi. Pada kondisi normal, akrilamida terdekomposisi
menjadi amonia tanpa pemanasan atau menjadi karbon dioksida, karbon
monoksida, dan oksida nitrogen dengan pemanasan. Struktur kimia akrilamida
dapat dilihat pada gambar 2.1
12
13
2. Asam Sulfat
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia
asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan
seharga US$8 juta. Struktur kimia asam sulfat dapat dilihat pada gambar 2.4
Pada proses mula-mula antara H2O dengan asam sulfat pekat dicampur
menjadi larutan asam sulfat encer. Kemudian direaksikan dengan akrilonitril
menjadi akrilamida sulfat pada suhu 90°C dan tekanan 1 atm. Setelah itu
dinetralkan dengan NH3 untuk mengikat sulfat, sehingga akan dihasilkan
acrylamide dan ammonium sulfat (NH4)2SO4. Larutan akrilamida dipekatkan dan
dikristalkan, kristal akrilamida kemudian dikeringkan.
Reaksi hidrolisis ini relatif mudah dan memberikan hasil akrilamida sulfat
yang tinggi. Proses netralisasi dilakukan dengan menggunakan NH3 di tangki
netraliser. Proses ini merupakan tahap yang penting karena dalam proses ini
terjadi pemisahan antara akrilamida dengan asam sulfat sebagai ammonium sulfat
berdasarkan kelarutannya.
Digunakan NH3 karena antara (NH4)2SO4 yang terbentuk dan akrilamida
merupakan senyawa yang tidak saling melarutkan sehingga memudahkan proses
pemisahannya. Blok diagram metode asam sulfat dapat dilihat pada gambar 2.5
Amoniak
Amonium Sulfat
Gambar 2.5 Blok Diagram Metode Asam Sulfat
16
Pada proses ini digunakan katalis berupa logam tembaga. Reaksi ini
berlangsung selama 1 jam. Akrilonitril yang tidak bereaksi diuapkan sehingga
akan terbentuk akrilamida murni.
Pada proses awal akrilonitril dicampurkan dengan air, lalu dilakukan
penghilangan kandungan oksigen agar tidak membuat korosi katalis. Setelah itu,
masuk ke proses hidrasi. Proses hidrasi berlangsung pada suhu 50 °C atau lebih
tinggi. Kecepatan akan lebih tinggi dengan meningkatnya suhu. Pada suhu 150°C
atau lebih, proses polimerisasi dari Akrilonitril maupun akrilamida murni mulai
berlangsung. Oleh karena itu temperatur optimal 70-120°C . Katalis yang
digunakan jika sudah tidak aktif perlu diaktifkan dengan proses regenerasi yang
merupakan reaksi yang sangat eksothermis. Oleh karena itu dalam proses ini, hal
tersebut merupakan masalah yang harus dihadapi. Kemudian akrilamida
dimurnikan dengan memisahkan akrilonitril yang tidak beraksi dan akrilonitril
dikembalikan lagi pada proses hidrasi.. Blok diagram metode hidrasi katalitik
logam dapat dilihat pada gambar 2.6
Persiapan dan
recovery katalis Katalis
O2 raney copper,
Akrilonitril
katalis nitril hidralase yaitu enzim nitriasically active yang dihasilkan oleh
mikroorganisme Achromobacter, Pseudomonas, dan Rhodococcus rhodochous.
Proses produksi dengan mikrobial katalis yaitu bahan baku akrilonitril yang telah
dicampurkan dengan air dialirkan ke reaktor bersamaan dengan biokatalis dengan
proses pengadukan untuk menghasilkan akrilamida melalui reaksi nitril hidratase.
Campuran reaksi yang mengandung akrilamida dikeluarkan dari reaktor dan
dialirkan ke separator. Akrilamida dipisahkan dari campuran reaksi di separator.
Akrilamida yang terpisah disimpan di tangki reservoir akrilamida, sedangkan
biokatalis terpisah sebagai katalis bekas. Suhu akrilonitril dalam tangki dikontrol,
misalnya setara atau kurang dari 25 ° C, Reaksi ini dijalankan pada suhu 0 hingga
15 oC dan pH antara 7-9. Untuk melihat blok diagram metode mikrobial katalis
dapat dilihat pada gambar 2.7
Budidaya dan
imobilisasi
mikroorganisme
Akrilonitril Katalis nitril hidralase
T :25 ° C
Hidrasi akrilamida
T :15 oC , pH :7-9 Akrilamida, Pemisahan katalis decolouring
Katalis nitril
Air
hidralase
Katalis nitril
hidralase bekas
Gambar 2.7 Blok Diagram Metode Mikrobial Katalis
Setelah memperhatikan ketiga proses tersebut di atas dipilih proses yang
pertama, yaitu proses asam sulfat dengan pertimbangan yang dapat dilihat pada
tabel 2.1
Tabel 2.1 Dasar Pertimbangan Pemilihan Proses
No Proses Kelebihan Kekurangan
1 Metode Asam Sulfat Prosesnya komersil Reaksi harus
dan lebih sederhana dikontrol pada
Memiliki konversi suhu yang konstan
84 % (Charles dengan reaksi
eksotermis
18
laviron, 1969)
Proses pemurnian
produk lebih mudah
2 Metode Hidrasi Reaksi dapat Perlu adanya
Katalitik Logam dipercepat dengan regenerasi katalis
meningkatkan suhu dengan reaksi yang
sangat eksotermis
Konversi reaksi
relatif rendah
(30-50 wt %)
akrilamida)
3 Metode Mikrobial Proses yang sangat Konversi reaksi
Katalis sederhana hanya 45-50%
Kondisi reaksi Pemeliharaan
ringan (0-15 ºC) mikroorganisme
Menghasilkan yang rumit.
hampir tidak ada
produk sampingan
2. Asam Sulfat
Untuk melihat spesifikasi bahan baku asam sulfat dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Spesifikasi Asam Sulfat
Parameter Nilai
Kemurnian 98 %
Kenampakan Tidak berwarna, transparan
Cair
Abu 0,2 % (200 ppm)
Fe 0,05 % (50 ppm)
Merkuri (Hg) 0,001 % (10 ppm)
Timbal (Pb) 0,05 % (500 ppm)
Chroma 2 mL
Transparansi 80 mm
Kepadatan 1,84 g/mL
Sumber (Petrokimia Gresik 2018)
3. Air
Untuk melihat spesifikasi bahan baku ammonia dapat dilihat pada tabel 2.4
Tabel 2.4 Spesifikasi Air
24
Parameter Nilai
Kenampakan Jernih
Cair
O2 terlarut maks 1 ppm
Silika maks 0,2 ppm
pH 7-7,5
Sumber (Sima Nalendra, 2017)
4. Ammonia
Untuk melihat spesifikasi bahan baku ammonia dapat dilihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Spesifikasi Ammonia
Parameter Nilai
Kemurnian 30 %
Kenampakan Tidak berwarna
Cair
Oil 5 ppm)
Sumber (Mega Chemical, 2018)
5. Akrilamida
Untuk melihat spesifikasi produk akrilamida dapat dilihat pada tabel 2.6
Tabel 2.6 Spesifikasi Akrilamida
Parameter Nilai
Kemurnian 98%
Kenampakan Kristal putih
Kelembaban 1%
Fe 1 ppm
Cu 0
Inhibitor 10 ppm
Konduktivitas 20 µs/cm
Ph 6-7
Sumber (alibaba 2018)
6. Ammonium Sulfat
Untuk melihat spesifikasi produk samping ammonium sulfat dapat dilihat pada
tabel 2.7
Tabel 2.7 Spesifikasi Ammonium Sulfat
Parameter Nilai
Kemurnian 99%
Kenampakan Kristal putih
Sumber (Elwina 2013)