Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Akrilamida
Akrilamida memiliki rumus kimia C3H5NO dan berpotensi bahaya bagi
kesehatan (dapat menyebabkan kanker atau karsinogenik). Akrilamida merupakan
struktur kimia berwarna putih, tidak berbau, berbentuk kristal padat yang sangat
mudah larut dalam air, metanol, etanol, etil asetat, eter, aseton, sedikit larut dalam
kloroform dan mudah bereaksi pada gugus amida atau ikatan rangkapnya.
Monomernya cepat berpolimerisasi pada titik leburnya atau di bawah sinar
ultraviolet. Akrilamida dalam larutan bersifat stabil pada suhu kamar dan tidak
berpolimerisasi secara spontan. Akrilamida tidak kompatibel dalam suasana asam,
basa, oksidator, dan besi. Pada kondisi normal, akrilamida terdekomposisi
menjadi amonia tanpa pemanasan atau menjadi karbon dioksida, karbon
monoksida, dan oksida nitrogen dengan pemanasan. Struktur kimia akrilamida
dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Struktur Kimia Akrilamida


Sumber (Wikipedia 2018)

Akrilamida adalah zat penggumpal polimer sintetik yang sering dipakai


dalam pengolahan air limbah karena daya ikatnya yang kuat terhadap partikel
tersuspensi dalam air. Akrilamida juga banyak digunakan di laboratorium untuk
penelitian dan analisis. Akrilamida juga digunakan sebagai bahan baku
penanganan limbah cair (sebagai flocculant), pemurnian air (sebagai flocculant),
perekat, tinta cetak, zat warna sintetik, pembuatan kertas (sebagai zat aditif),
pembuatan plastik, pengolahan bijih besi, pembuatan bahan pengepres dan
beberapa monomer seperti N-butoksiakrilamida dan N-metoksiakrilamida. Bentuk
dari akrilamida dapat dilihat pada gambar 2.2

12
13

Gambar 2.2 Akrilamida


Sumber (alibaba 2018)

2.1.2 Bahan Baku Pembuatan Akrilamida


1. Akrilonitril
Akrilonitril adalah senyawa dengan rumus kimia CH2CHCN. Senyawa ini
adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap, meskipun sampel komersial
dapat menjadi kuning karena kotoran. Dari segi struktur molekul, senyawa ini
terdiri dari gugus vinil yang terikat dengan sebuah nitril. Senyawa ini adalah
monomer penting untuk pembuatan plastik seperti poliakrilonitril. Senyawa ini
reaktif dan beracun pada dosis rendah. Struktur kimia akrilonitril dapat dilihat
pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Struktur Kimia Akrilonitril


Sumber (Wikiwand 2018)

Akrilonitril digunakan terutama sebagai monomer untuk pembuatan


poliakrilonitril, homopolimer, atau beberapa kopolimer penting, seperti stirena-
akrilonitril (SAN), akrilonitril stirena akrilat (ASA), dan karet sintetik lainnya
seperti akrilonitril butadiene (NBR). Dimerisasi dari akrilonitril menghasilkan
adiponitril yang digunakan dalam sintesis poliamida. Dalam jumlah kecil juga
digunakan sebagai fumigan. Akrilonitril dan turunannya, seperti 2-kloro-
14

akrilonitril, adalah dienofil pada reaksi Diels-Alder. Akrilonitril juga merupakan


prekursor dalam industri pembuatan akrilamida dan asam akrilat.

2. Asam Sulfat
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia
asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan
seharga US$8 juta. Struktur kimia asam sulfat dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Struktur Kimia Asam Sulfat


Sumber (Wikipedia 2018)

Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,


pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Asam sulfat murni yang tidak
diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi karena sifatnya
higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen utama hujan
asam yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan
air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari
pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur
(belerang). Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan dan merupakan bentuk
asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam
sulfat pekat. Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh
industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum
dijual ke industri otomobil. Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah
untuk pembuatan alumunium sulfat.
15

2.2 Tinjuan Proses


Untuk memproduksi akrilamida dari akrilonitril secara umum dibagi
menjadi tiga yaitu metode asam sulfat, metode hidrolisis katalitik dan metode
microbial katalis.
2.2.1 Metode Asam Sulfat
Reaksi yang terjadi :
CH2 = CHCN + H2SO4 ===> CH = CHCONH2.H2SO4

CH2 = CHCONH2.H2SO4 + 2 NH3 ===> CH2 = CHCONH2 + (NH4)2SO4

Pada proses mula-mula antara H2O dengan asam sulfat pekat dicampur
menjadi larutan asam sulfat encer. Kemudian direaksikan dengan akrilonitril
menjadi akrilamida sulfat pada suhu 90°C dan tekanan 1 atm. Setelah itu
dinetralkan dengan NH3 untuk mengikat sulfat, sehingga akan dihasilkan
acrylamide dan ammonium sulfat (NH4)2SO4. Larutan akrilamida dipekatkan dan
dikristalkan, kristal akrilamida kemudian dikeringkan.
Reaksi hidrolisis ini relatif mudah dan memberikan hasil akrilamida sulfat
yang tinggi. Proses netralisasi dilakukan dengan menggunakan NH3 di tangki
netraliser. Proses ini merupakan tahap yang penting karena dalam proses ini
terjadi pemisahan antara akrilamida dengan asam sulfat sebagai ammonium sulfat
berdasarkan kelarutannya.
Digunakan NH3 karena antara (NH4)2SO4 yang terbentuk dan akrilamida
merupakan senyawa yang tidak saling melarutkan sehingga memudahkan proses
pemisahannya. Blok diagram metode asam sulfat dapat dilihat pada gambar 2.5

Amoniak

Akrilonitril Akrilamida Akrilamida


Reaktor Sulfat Amonium Sulfat
Netralisasi Centrigugal Akrilamida
T : 90°C , P : 1 atm
Asam Sulfat

Amonium Sulfat
Gambar 2.5 Blok Diagram Metode Asam Sulfat
16

2.2.2 Metode Hidrasi Katalitik logam


Reaksi yang terjadi :

CH2 = CHCN + H2O ===> CH2 = CHCONH2

Pada proses ini digunakan katalis berupa logam tembaga. Reaksi ini
berlangsung selama 1 jam. Akrilonitril yang tidak bereaksi diuapkan sehingga
akan terbentuk akrilamida murni.
Pada proses awal akrilonitril dicampurkan dengan air, lalu dilakukan
penghilangan kandungan oksigen agar tidak membuat korosi katalis. Setelah itu,
masuk ke proses hidrasi. Proses hidrasi berlangsung pada suhu 50 °C atau lebih
tinggi. Kecepatan akan lebih tinggi dengan meningkatnya suhu. Pada suhu 150°C
atau lebih, proses polimerisasi dari Akrilonitril maupun akrilamida murni mulai
berlangsung. Oleh karena itu temperatur optimal 70-120°C . Katalis yang
digunakan jika sudah tidak aktif perlu diaktifkan dengan proses regenerasi yang
merupakan reaksi yang sangat eksothermis. Oleh karena itu dalam proses ini, hal
tersebut merupakan masalah yang harus dihadapi. Kemudian akrilamida
dimurnikan dengan memisahkan akrilonitril yang tidak beraksi dan akrilonitril
dikembalikan lagi pada proses hidrasi.. Blok diagram metode hidrasi katalitik
logam dapat dilihat pada gambar 2.6

Persiapan dan
recovery katalis Katalis
O2 raney copper,
Akrilonitril

Hidrasi Peningkatan akrilamida


Penghilangan O2 Pemisahan katalis
T : 70-120 Co
Akrilamida,
konsentrasi
Air Katalis raney copper,
akrilonitril
akrilonitril
Aktilonitril yang
tidak bereaksi

Gambar 2.6 Blok Diagram Metode Hidrasi Katalitik Logam


2.2.3 Metode Mikrobial katalis
Mikrobial katalis pertama dikembangkan oleh Nitto Chemical Industry
menggunakan mikroorganisme guna menghasilkan akrilamida dari akrilonitril
melalui proses hidrolisis enzimatis. Katalis yang digunakan pada reaksi ini adalah
17

katalis nitril hidralase yaitu enzim nitriasically active yang dihasilkan oleh
mikroorganisme Achromobacter, Pseudomonas, dan Rhodococcus rhodochous.
Proses produksi dengan mikrobial katalis yaitu bahan baku akrilonitril yang telah
dicampurkan dengan air dialirkan ke reaktor bersamaan dengan biokatalis dengan
proses pengadukan untuk menghasilkan akrilamida melalui reaksi nitril hidratase.
Campuran reaksi yang mengandung akrilamida dikeluarkan dari reaktor dan
dialirkan ke separator. Akrilamida dipisahkan dari campuran reaksi di separator.
Akrilamida yang terpisah disimpan di tangki reservoir akrilamida, sedangkan
biokatalis terpisah sebagai katalis bekas. Suhu akrilonitril dalam tangki dikontrol,
misalnya setara atau kurang dari 25 ° C, Reaksi ini dijalankan pada suhu 0 hingga
15 oC dan pH antara 7-9. Untuk melihat blok diagram metode mikrobial katalis
dapat dilihat pada gambar 2.7

Budidaya dan
imobilisasi
mikroorganisme
Akrilonitril Katalis nitril hidralase
T :25 ° C
Hidrasi akrilamida
T :15 oC , pH :7-9 Akrilamida, Pemisahan katalis decolouring
Katalis nitril
Air
hidralase

Katalis nitril
hidralase bekas
Gambar 2.7 Blok Diagram Metode Mikrobial Katalis
Setelah memperhatikan ketiga proses tersebut di atas dipilih proses yang
pertama, yaitu proses asam sulfat dengan pertimbangan yang dapat dilihat pada
tabel 2.1
Tabel 2.1 Dasar Pertimbangan Pemilihan Proses
No Proses Kelebihan Kekurangan
1 Metode Asam Sulfat  Prosesnya komersil  Reaksi harus
dan lebih sederhana dikontrol pada
 Memiliki konversi suhu yang konstan
84 % (Charles dengan reaksi
eksotermis
18

laviron, 1969)
 Proses pemurnian
produk lebih mudah
2 Metode Hidrasi  Reaksi dapat  Perlu adanya
Katalitik Logam dipercepat dengan regenerasi katalis
meningkatkan suhu dengan reaksi yang
sangat eksotermis
 Konversi reaksi
relatif rendah
(30-50 wt %)
akrilamida)
3 Metode Mikrobial  Proses yang sangat  Konversi reaksi
Katalis sederhana hanya 45-50%
 Kondisi reaksi  Pemeliharaan
ringan (0-15 ºC) mikroorganisme
 Menghasilkan yang rumit.
hampir tidak ada
produk sampingan

2.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan


Karakteristik suatu zat akan menentukan bagaimanacara memanfaatkan zat
tersebut. Dalam hal ini sifat-sifat suatu zat dapat dibagi menjadi sifat-sifat fisika
dan kimia.
2.3.1. Bahan Baku
1. Akrilonitril
Sifat - Sifat Fisik :
Rumus kimia : C3H3N
Berat molekul : 53,015 g/gmol
Kenampakan : jernih, cairan berbau menyengat
Titik didih (1 atm) : 77,3 ⁰C
Titik beku : -83,5 ºC
pH (5% larutan air) : 6,0 – 7,5
Densitas (20 ⁰C) : 0,806 g/cm3
19

Densitas uap (air = 1) : 1,8


Volatilitas (78 oC) : 99%
Tekanan uap (20 ⁰C) : 11,5 kPa
Viskositas (25 ⁰C) : 0,34 cp
Temperatur kritis (Tc) : 246 ⁰C
Tekanan kritis (Pc) : 3,54 mPa
Volume kritis : 3,798 cm3/g
Sifat - Sifat Kimia :
 Akrilonitril (C3H3N) merupakan molekul tak jenuh yang memiliki karbon
karbon dengan ikatan rangkap konjugasi dengan golongan nitril.
 Akrilonitril merupakan molekul polar karena adanya nitrogen heteroatom.
 Polomerisasi akrilonitril dapat berlangsung tanpa inhibitor hydroquinone.
 Reaksi-reaksi yang terjadi pada akrilonitril diantaranya :
 Hidrolisa dengan asam sulfat menjadi akrilamida sulfat (C 3H5NO.H2SO4)
dan dapat berubah menjadi akrilamida dengan netralisasi menggunakan
basa.
 Hidrolisis total menghasilkan asam akrilat dengan menggunakan asam
mineral/basa.
 Hidrolisis parsial menghasilakan akrilamid dengan menggunakan katalis
tembaga maupun biokatalisator.
 Adisi Diels-Alder membentuk produk senyawa siklis.
 Hidrogenasi dengan menggunakan katalis metal menghasilkan
propionitrile (C3H5N) dan propilamina (C3H9N).
 Hidrodimerisasi menghasilkan adiponitrile.
 Adisi halogen menghasikan dihalopropionitrile.
2. Asam Sulfat
Sifat-Sifat Fisik :
Rumus kimia : H2SO4
Berat molekul : 98,94 g/gmol
Kenampakan : cairan tak berwarna
Kemurnian : 98% H2SO4, 2% H2O
Densitas : 1,7513 g/cm3
20

Titik didih : 249 3 oC


spesifik grafity : 1,84
Sifat–Sifat Kimia :
 Asam sulfat adalah zat pengoksida yang kuat.
Reaksi yang terjadi adalah :
Cu + 2H2SO4 ===> CuSO4 + SO2 + 2H2O
 Asam sulfat pekat dapat digunakan untuk menghilangkan air dari suatu zat.
Reaksi yang terjadi adalah :
C12H22O11 + 11H2SO4 ===> 12C + 11H2SO4.H2O
 Asam sulfat dapat bereaksi dengan Natrium klorida.
Reaksi yang terjadi adalah :
2NaCl + H2SO4 ===> Na2SO4 + 2HCl
 Asam sulfat merupakan asam kuat bervalensi 2 dan bersifat higroskopis.
3. Air
Sifat – Sifat Fisik :
Rumus kimia : H2O
Berat molekul : 18,015 g/gmol
Kenampakan : cairan jernih (tak berwarna)
Titik didih : 100 oC
Titik beku : 0 oC
Berat jenis : 0,999 kg/liter
Spesific gravity : 1,004 (liq), 0,09150 (ice)
Titik lebur 1 atm : 0 oC
Titik didih 1 atm : 100 oC
Densitas 25 °C : 0,998 g/ml
Viscositas 25 °C : 894,9 cp
Tekanan kritis : 281,4 atm
Temperatur kritis : 374,15°C
Tekanan uap : • 20 °C : 17,54 mmHg
• 30 °C : 31,82 mmHg
• 50 °C : 92,51 mmHg
• 90 °C : 525,80 mmHg
21

Sifat – Sifat Kimia :


 Merupakan cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa.
 Merupakan pelarut yang polar.
4. Ammonia
Sifat – Sifat Fisik :
Rumus kimia : NH3
Berat molekul : 17,03 kg/kmol
Kenampakan : gas, tidak berwarna, mudah menguap, berbau vinegar
Titik cair normal : -77,7 oC
Titik didih normal : • Fase gas : -33,35 oC
• Fase cair (30% NH3, 70% H2O) : 36 oC
Temperatur kritis : 207,5 oC
Tekanan kritis : 111,3 atm
Volume kritis : 72,5 cm3/gmol
Spesifik gravity : 0,817 (-79 oC) dan 0,617 (15 oC)
Densitas : 0,682 g/cc
Kelarutan dalam 100 gr air, 1 atm pada :
• 0 oC : 42,8%
• 20 oC : 33,1%
• 40 oC : 23,4%
Sifat – Sifat Kimia :
 Ammonia anhydrous dalam bentuk cair maupun gas merupakan bahan
kimia yang menyebabkan iritasi yang kuat pada kulit, mata dan saluran
pernapasan.
 Dalam keadaan normal ( tekanan 1 atm ) berupa gas, tidak berwarna, berbau
tajam dan lebih ringan dari udara.
 NH3 dapat membentuk campuran mudah terbakar dengan udara pada nilai
ambang batas (16 – 25% volume).
 Bahaya ledakan NH3 akan semakin meluas apabila kontak langsung dengan
oksigen pada temperatur serta tekanan yang tinggi di atmosfer.
5. Akrilamida
22

Sifat – Sifat Fisik :


Rumus Kimia : C3H5NO
Berat Molekul : 71,8 g/gmol
Kenampakan : kristal putih
Titik didih (25 mmHg) : 125 oC
Titik lebur : 84,5 oC
Densitas (30 oC) : 1,122 g/gmol
Tekanan uap (25 oC ) : 0,007 mmHg
Sistem kristal : monoklinik atau triklinik
Sifat - Sifat Kimia:
 Larut dalam air, methanol, etanol dimetil eter dan acetone.
 Tidak larut dalam benzene dan heptane.
 Mudah berpolimerisasi pada titik leburnya atau di bawah sinar ultra violet.
 Akrilamida padat stabil pada suhu kamar, tetapi mudah berpolimerisasi
dengan cepat jika kontak dengan bahan oksid seperti chlorine dioxide dan
bromine.
 Jika dipanaskan susunannya berubah, memancarkan gas beracun, bau
menyengat dan nitrogen oxide.
 Jika dipanaskan pada suhu tinggi dapat meledak.
6. Ammonium sulfat
Sifat – Sifat Fisik :
Rumus kimia : (NH4)2SO4
Berat molekul : 132,14 g/gmol
Titik lebur : 512,2 oC
Fase : padat
Warna : putih
Densitas : 1,769 kg/l
Sifat – Sifat Kimia:
 Sebagai pupuk yang mengandung 2 unsur hara yang dibutuhkan tanaman
yaitu Nitrogen dan Belerang.
 Medicine.
23

 Katalis untuk membuat makanan menjadi berwarna gelap coklat kemerah-


merahan.
 Digunakan untuk menghilangkan debu dari kulit
 Build Chemical Industry.
 Electroplating.
2.4 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Penunjang, dan Produk
Spesifikasi bahan baku, bahan penunjang, dan produk dapat dilihat pada
Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.9
1. Akrilonitril
Untuk melihat spesifikasi bahan baku akrilonitril dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Spesifikasi Akrilonitril
Parameter Nilai
Kemurnian 99,5%
Kenampakan  Tidak berwarna,
 Cairan yang mudah menguap
Titik Leleh -83,5 oC
Titik Didih 77,3 oC
Titik Nyala 32 oF
Kelarutan 7,45 g/mL dalam air
Kepadatan 0,806 g/Ml
Sumber (alibaba 2018)

2. Asam Sulfat
Untuk melihat spesifikasi bahan baku asam sulfat dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Spesifikasi Asam Sulfat
Parameter Nilai
Kemurnian 98 %
Kenampakan  Tidak berwarna, transparan
 Cair
Abu  0,2 % (200 ppm)
Fe  0,05 % (50 ppm)
Merkuri (Hg)  0,001 % (10 ppm)
Timbal (Pb)  0,05 % (500 ppm)
Chroma  2 mL
Transparansi  80 mm
Kepadatan 1,84 g/mL
Sumber (Petrokimia Gresik 2018)

3. Air
Untuk melihat spesifikasi bahan baku ammonia dapat dilihat pada tabel 2.4
Tabel 2.4 Spesifikasi Air
24

Parameter Nilai
Kenampakan  Jernih
 Cair
O2 terlarut maks 1 ppm
Silika maks 0,2 ppm
pH 7-7,5
Sumber (Sima Nalendra, 2017)

4. Ammonia
Untuk melihat spesifikasi bahan baku ammonia dapat dilihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Spesifikasi Ammonia
Parameter Nilai
Kemurnian 30 %
Kenampakan  Tidak berwarna
 Cair
Oil  5 ppm)
Sumber (Mega Chemical, 2018)

5. Akrilamida
Untuk melihat spesifikasi produk akrilamida dapat dilihat pada tabel 2.6
Tabel 2.6 Spesifikasi Akrilamida
Parameter Nilai
Kemurnian 98%
Kenampakan  Kristal putih
Kelembaban  1%
Fe  1 ppm
Cu 0
Inhibitor  10 ppm
Konduktivitas  20 µs/cm
Ph 6-7
Sumber (alibaba 2018)

6. Ammonium Sulfat
Untuk melihat spesifikasi produk samping ammonium sulfat dapat dilihat pada
tabel 2.7
Tabel 2.7 Spesifikasi Ammonium Sulfat
Parameter Nilai
Kemurnian 99%
Kenampakan  Kristal putih
Sumber (Elwina 2013)

Anda mungkin juga menyukai