POKJA APK
(Akses Pelayanan & Kontiuitas Pelayanan)
AKREDITASI VERSI 2012
Segala Puji syukur kita panjatkan bagi allah Subhanahuwata’ala Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan ridho-Nya. Kesehatan merupakan hak asasi manusia salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam pasal 1
disebutkan pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Selanjutnya dikatakan bahwa pelayanan paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Atas dasar itulah maka Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya membuat Pedoman ini
sebagai pedoman dalam rangka mewujudkan hal tersebut.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I DEFINISI...................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA..................................................................................................... 3
A. Teknik Berkomunikasi secara efektif......................................................................... 3
B. Tahapan dalam berkomunikasi.................................................................................. 3
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................................... 6
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, tidak ragu-ragu
dan dimengerti oleh penerima instruksi akan mengurangi kesalahan-kesalahan dan akan
meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan secara elektronik, lisan atau
tertulis.
Informasi adalah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Proses informasi
meliputi empat tahap, yakni tahap sensasi, presepsi, memori dan berfikir. Proses ini
memungkinkan individu dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Selanjutnya individu
mempersiapkan objek atau pun hubungan- hubungan yang diperoleh, kemudian menyimpulkan
atau menafsirkan informasi tersebut. Sensasi yang telah dipersiapkan oleh individu kemudian
direkam oleh memori.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku untuk semua staf dan semua bagian yang melakukan kegiatan dalam
lingkup:
1. Pemberian informasi pelayanan.
2. Edukasi pasien dan keluarga.
BAB III
TATA LAKSANA
Sebagaimana bahwa komunikasi efektif tejadi apabila suatu pesan yang diberitahukan
komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi
salah persepsi. Karena itu, dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi verbal dalam forum
formal, diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
3. Tahap verifikasi.
Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang
diberikan :
a. Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi
pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah ; menanyakan
kembali edukasi yang telah diberikan.
b. Pertanyaannya adalah "materi edukasi yang telah disampaikan, kira- kira apa yang
bapak/ibu bisa pelajari?"
c. Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarga dengan
pertanyaan yang sama : " dari materi yang telah disampaikan, kira - kira yang bapak
/ ibu bisa pelajari ?"
d. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emotional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan
dan pahami. Prosesnya pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke
kamar pasien setelah pasien tenang atau edukasi di berikan kepada keluarga.
BAB IV
DOKUMENTASI
Pemberian informasi dan edukasi didokumentasikan pada formulir peberian informasi dan
edukasi terintegrasi.
AKBAR SIREGAR