Matahari merupakan salah satu bintang yang mempunyai berbagai manfaat bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Di Indonesia sendiri pemanfatatan matahari sebagai sumber energi belum termanfaatkan secara maksimal. Padahal letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa sangat berpotensi untuk mengeksplorasi cahaya matahari ini menjadi sumber energi. Berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional, potensi energi matahari di Indonesia rata-rata sebesar 4,8 kWh/m2 per-hari, setara 112.000 GWp jika dibandingkan dengan potensi luasan lahan di Indonesia atau sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa (Janaloka, 2015). Urgensi penggunaan panel surya di Indonesia sangat dibutuhkan, terutama untuk pemberdayaan listrik diarea yang sulit dijangkau, karena akan membutuhkan biaya yang besar jika harus membangun jaringan listrik oleh PLN. Oleh karena itu panel surya sangat penting untuk diaplikasikan di Indonesia sebagai langkah kongkrit dalam efisiensi listrik dan biaya. Contohnya adalah di daerah alam terbuka seperti di pegunungan, di jalan tol, dan di area pedalaman yang sejatinya membutuhkan listrik untuk penerangan ataupun untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan lokasi Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa itu sangat berpotensi untuk membangun jaringan listrik menggunakan panel surya. Dalam bidang energi, salah satu yang dapat dimanfaatkan dari intensitas cahaya matahari yang tinggi di Indonesia ini adalah dengan memaksimalkan alat cahaya matahari yang diubah menjadi energi listrik menggunakan panel surya. Besar daya keluaran yang dihasilkan oleh panel surya dipengaruhi oleh beberapa kondisi lingkungan dimana sebuah panel surya ditempatkan seperti suhu, intensitas cahaya matahari, arah datangnya sinar matahari dan spektum cahaya matahari. Kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah setiap waktu menyebabkan daya keluaran panel surya juga ikut berfluktuasi. 2
Kinerja panel surya bisa dipantau secara langsung parameternya seperti
tegangan dan arusnya. Pengukuran secara langsung ini biasanya menggunakan multimeter. Multimeter adalah alat ukur serba guna yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai besaran listrik. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur resistansi (berfungsi sebagai ohmmeter), mengukur kuat arus dalam rangkaian (berfungsi sebagai amperemeter), maupun mengukur tegangan antara dua terminal (berfungsi sebagai voltmeter). Kelemahan penggunaan multimeter untuk mengukur keluaran dari panel surya ini adalah data yang diambil tidak dapat diambil langsung pada kondisi realtime dan hanya data berupa tegangan dan arus yang bisa diambil (Suryawinata dkk., 2017). Perancangan monitoring energi listrik berbasis internet ini dirancang untuk mendapatkan informasi-informasi yang berhubungan dengan pengukuran energi listrik antara lain Real Power (Watt), Voltage (V), dan Current (A) secara realtime yang dapat diakses dari jaringan internet kapan saja. Pengukuran ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat ukur sederhana dan pencatatan masih manual sehingga data yang didapat tidak bisa dilakukan setiap saat dan hasilnya terlalu lama untuk didapatkan (Handarly dan Lianda, 2018). Konsep internet of things mencangkup 3 elemen utama yaitu: benda fisik atau nyata yang telah diintegrasikan pada modul sensor, koneksi internet, dan pusat data pada server untuk menyimpan data ataupun informasi dari aplikasi. Penggunaan benda yang terkoneksi ke internet akan menghimpun data yang kemudian terkumpul menjadi “big data” untuk kemudian diolah, dianalisa baik oleh instansi pemerintah, perusahaan terkait, maupun instansi lain kemudian di manfaatkan bagi kepentingan masing-masing (Setiadi dan Muhaemin, 2018). Dengan berbagai latar belakang permasalahan di atas, peneliti hendak membuat sistem yang memanfaatkan sensor arus, tegangan, suhu dan kelembaban serta intensitas cahaya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap output panel surya serta bisa dipantau secara realtime dan jarak jauh. Sistem tersebut menggunakan konsep telemetri yang terdiri dari mikrokontroler berbasis Wi-Fi dan web server. Sehingga ini dapat memungkinkan adanya pemantauan daya panel surya secara realtime dan jarak jauh. 3
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan alat pada tugas akhir ini adalah membuat rancang bangun suatu sistem alat yang dapat me-monitoring daya baterai pada panel surya yang mempunyai interface berupa LCD dan website yang dapat diakses menggunakan koneksi internet kapan saja dan dimana saja.
1.3 Manfaat Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, manfaat utama yang diharapkan dari perancangan alat ini adalah dapat terciptanya suatu sistem untuk me- monitoring daya baterai pada panel surya secara realtime dengan menggunakan IoT (Internet of Things) sehingga dapat mewujudkan efisiensi dalam penggunaan panel surya. Dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan ke depan penggunaan panel surya bisa semakin banyak, sehingga bisa memanfaatkan panas matahari dengan baik dan lebih menghemat penggunaan listrik.