Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN SEKURITAS DERIVATIF

Sekuritas derivatif adalah suatu sekuritas yang sebagian nilainya dipengaruhi oleh sekuritas lain.
Pasar keuangan derivatif dikelompokkan berdasarkan sifat dari aktiva yang dijadikan sebagai induknya,
seperti saham, obligasi, komoditas, dan berbagai macam indek. Pasar keuangan derivatif juga dapat
dikelompokkan berdasarkan kontraknya antara lain future contracts, forward contracts, option
contracts, swap contracts dan kombinasi dari beberapa kontrak sekaligus. Semua instrumen derivatif
adalah kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual yang di dalam kontraknya berbagai hal telah
disepakati bersama pada saat ditetapkan, tetapi realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti
pada kurun waktu tertentu di masa yang akan datang.

Salah satu dari kelompok derivatif tersebut adalah future contracts atau kontrak berjangka.
Kontrak berjangka adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aktiva tertentu
pada saat tertentu atau pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang.
(Siahaan, 2008) Komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat
diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan
dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor
melalui bursa berjangka. Secara lebih umum, komoditas adalah suatu produk yang diperdagangkan,
termasuk valuta asing, instrumen keuangan dan indeks. 2 Komoditas yang umumnya ditransaksikan
adalah kopi, kakao, gula, kedelai, jagung, tembaga, kapas, lada, gandum, minyak sawit mentah (crude
palm oil, disingkat CPO), katun, susu, dan logam (emas, perak, nikel). Salah satu komoditas yang
ditransaksikan adalah kedelai karena sebagai bahan baku tempe, tahu, yang semakin sulit diperoleh di
pasar lokal. Komoditas dari sektor pertanian dan sektor industri merupakan hal yang penting bagi
perekonomian Indonesia. Di Indonesia, sektor industri berkaitan erat dengan sektor pertanian terutama
industri yang menggunakan bahan baku dari hasil pertanian. Masalah sering timbul ketika bahan baku
komoditas yang diperlukan untuk sektor industri tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini disebabkan oleh
kebutuhan bahan baku industri yang tinggi dan tidak diimbangi dengan produksi dari sektor pertanian.
Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan bahan baku komoditas tersebut, pemerintah harus
mengimpor hasil pertanian. Ketergantungan akan bahan baku impor menyebabkan harga komoditas
lokal akan dipengaruhi oleh harga komoditas dunia. Harga komoditas dalam negeri menjadi tidak stabil
dan cenderung mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Dalam jangka pendek dapat dikatakan
bahwa perubahan harga komoditas cenderung fluktuatif (Bappenas, 2014). Dalam 4 tahun terakhir,
pasar telah mengalami gejolak harga yang tinggi, yang menciptakan situasi di mana masyarakat pelaku
ekonomi atau investor menempatkan dana dalam suatu komoditas tertentu. Alasan dibalik tindakan
tersebut adalah bahwa komoditas sebagai investasi yang lebih aman, karena merupakan suatu sumber
daya yang akan selalu dibutuhkan meskipun permintaannya rendah. Karena itu, pelaku investasi
dituntut untuk mampu 3 melakukan perencanaan untuk menghadapi resiko ketidakstabilan harga.
Misalnya, dengan merancang strategi untuk menghindari resiko yang dihadapi dengan melakukan
tindakan lindung nilai (hedging), melakukan peramalan pergerakan dan fluktuasi harga komoditas . Salah
satu alternatif penyelesaian masalah ini adalah melakukan perdagangan dengan kontrak berjangka
(futures contract). Kontrak berjangka akan membantu harga komoditas yang ada di pasaran menjadi
lebih stabil dan mengurangi harga dapat melonjak tinggi. Dalam hal ini terdapat metode yang bisa
digunakan untuk menentukan harga kontrak berjangka, yaitu Markov Chain Monte Carlo, Spot-Future
Parity Theorem, dan salah satunya adalah Model Mean Reversion. Metode ini menyatakan bahwa harga
akan cenderung kembali ke tingkat nilai rata-rata. Kalau harga naik atau menurun, yang artinya menjauh
dari nilai rata-rata, maka pada saatnya nanti, harga akan berbalik arah, kembali ke tingkat harga rata-
rata. Metode ini cocok digunakan dalam perhitungan harga komoditas karena sesuai dengan sifat
perubahan harga komoditas yang cenderung fluktuatif, suatu saat akan kembali ke tingkat rata-rata
walaupun mengalami kenaikan maupun penurunan harga. Metode Mean Reversion yang paling terkenal
adalah Ornstein-Uhlenbeck proses, atau yang sering di kenal dengan Vasicek proses. Model Mean
Reversion telah digunakan dalam berbagai perhitungan dalam dunia finansial baik yang berhubungan
dengan kontrak berjangka maupun saham. Pada penelitian sebelumnya, Model Mean Reversion pernah
digunakan oleh Adrian Yoga (2005) yang menggunakan model vasicek untuk pergerakan 4 tingkat bunga
spot. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk menggunakan Model Mean Reversion
dalam penentuan harga kontrak berjangka komoditas kedelai. Kemudian akan dibandingkan dengan
metode Spot-Future Parity Theorem, yang merupakan metode standar dengan perhitungan atau
langkah lebih sederhana dalam menetukan harga suatu kontrak berjangka. Umumnya metode Spot-
Future Parity Theorem sering digunakan oleh perusahaan atau investor yang melakukan kegiatan
kontrak berjangka.

WARAN
Pengertian Waran  adalah sebuah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk membeli lembar
saham pada harga yang telah ditentukan (harga eksekusi) oleh emiten yang menerbitkannya dalam jangka
waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan penerbit Waran.

Misalnya “ALTO-W”, adalah yang dikeluarkan oleh emiten saham berkode “ALTO”. Dalam Bursa Efek
Indonesia, Warrant lebih dikenal dengan istilah “Call Warrant”.

Waran disebut juga dengan options, karena memberikan opsi (pilihan) ke pemegang saham untuk
menggunakan hak-nya. Waran merupakan hak bukan kewajiban, diberikan secara cuma-cuma atau gratis dan
umumnya jangka waktu Waran adalah 2 - 5 tahun.

Waran diterbitkan oleh perusahaan ketika perusahaan akan melakukan Initial Public Offering (IPO) atau right
issue agar investor tertarik untuk ikut dalam aksi korporasi perusahaan. Dan perusahaan yang
menerbitkannya merupakan perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di bursa. Perusahaan tidak akan
mendapatkan keuntungan secara finansial. Dampak positifnya bagi perusahaan saham perusahaan akan
semakin diminati investor. Tidak banyak perusahaan yang menerbitkan Waran, karena Waran biasanya
diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang saham publiknya sedikit dan kurang likuid.

Waran merupakan produk turunan dari saham, dan hingga saat ini emiten-emiten (perusahan publik) di
bursa saham Indonesia juga sudah banyak yang menerbitkan Waran sebagai bonus bagi para pemegang
saham. Waran dapat dikenali dengan kode W di belakang nama saham utama. Misalnya saham PT
Perusahaan Gas Negara Tbk memilki kode saham PGAS, sedangkan untuk kode waran ditulis PGAS-
W.

OBLIGASI KONVERSI

Obligasi konversi atau yang dikenal juga dengan nama convertible bond, adalah suatu jenis obligasi yang
dapat dikonversikan menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dan biasanya pada rasio
pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut. Ini merupakan
sekuriti hibrida yaitu suatu sekuriti yang terdiri dari dua unsur yaitu utang dan ekuitas.

biasanya obligasi konversi ini memiliki tingkat suku bunga kupon yang rendah di mana pemegang
obligasi diangap telah menerima kompensasi berupa suatu kesempatan untuk menukarkan atau
mengkonversikan obligasinya dengan saham biasa dengan harga yang lebih rendah dari harga saham
tersebut dipasaran.

Jenis-jenis Obligasi Konversi

 Obligasi tukar atau biasa dikenal dengan nama Exchangeable convertibles adalah suatu obligasi
di mana saham yang menjadi aset dasar obligasi tersebut adalah merupakan saham dari
perusahaan yang berbeda dari perusahaan penerbit obligasi.
 Obligasi wajib konversi atau biasa disebut Mandatory convertibles adalah obligasi jangka pendek
dan biasanya memiliki imbal hasil tinggi yang wajib dikonversikan menjadi saham biasa
berdasarkan harga pasaran yang berlaku pada saat konversi.
 Obligasi konversi bersyarat atau lebih dikenal dengan istilah Contingent convertibles (co-co)
yang merupakan obligasi konversi dengan persyaratan bahwa investor hanya diperkenankan
untuk melakukan konversi obligasinya menjadi saham perusahaan apabila harga saham yang
berlaku dipasar modal mencapai persentase tertentu di atas harga konversi.
 Obligasi konversi saham preferen atau dikenal juga dengan istilah Convertible preferred stock
adalah seperti obligasi biasa namun memiliki peringkat senioritas lebih rendah dalam struktur
permodalan.

Harga pasar dari obligasi konversi ini tidak pernah akan jatuh dibawah nilai intrinsik atau nilai hakikinya.
Nilai intrinsik adalah merupakan perhitungan jumlah saham yang dikonversi pada nilai pari dikali dengan
nilai sekarang dari harga pasar saham biasa.

Dari sudut pandang valuasi maka suatu obligasi konversi memiliki dua aset yaitu obligasi dan waran di
mana penilaian obligasi konversi memerlukan suatu asumsi dari:

1. Gejolak pergerakan harga saham yang menjadi aset dasar obligasi konversi untuk
memperkiranan [[opsi (keuangan)|nilai opsinya) dan ;
2. penyebaran kredit atas porsi pendapatan tetap yang memengaruhi profil kredit perusahaan dan
peringkat dari konversi pada struktur permodalan.

Bagi investor Obligasi konversi ini adalah lebih aman dibandingkan dengan investasi pada saham
preferen ataupun saham biasa. Obligasi konversi ini dapat diperdagangkan secara short, sehingga
melemahkan nilai pasar suatu saham dan menimbulkan kemungkinan bagi pemegang obligasi untuk
mendapatkan saham lebih banyak dengan cara menjual short. Cara ini dikenal sebagai pembiayaan
spiral kematian (death spiral financing).

Pembelian secara serempak terhadap suatu obligasi konversi dan melakukan penjualan "short" atas
saham perusahaan yang menerbitkan obligasi ini adalah merupakan suatu strategi dari hedge fund yang
dikenal dengan istilah arbitrasi konversi.

RIGHT

Right (sertifikat bukti right) merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegang saham
lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga
tertentu. Hak dalam right sering disebut dengan preemptive right. Preemptive right yaitu suatu
hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan
sehubungan dengan akan dikeluarkannya saham baru. Misalnya, perusahaan publik yang 51%
sahamnya dimiliki oleh pemerintah, dengan dikeluarkannya saham baru maka untuk
mempertahankan proporsi kepemilikan 51% tersebut, pemerintah sebagai pemegang saham lama
mempunyai hak untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan.

Sesuai dengan Undang-Undang Pasar Modal, Right didefinisikan sebagai hak memesan efek
terlebih dahulu pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Right diterbitkan pada
penawaran umum terbatas (Right Issue), yaitu saham baru ditawarkan pertama kali kepada
pemegang saham lama. Right juga dapat diperdagangkan di pasar sekunder selama periode
tertentu.

1. Manfaat dari Right

 Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang telah
ditetapkan dengan menukarkan Right yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan investor untuk
memperoleh keuntungan dengan membeli saham baru dengan harga yang lebih murah. Contoh,
Seorang investor membeli Right di Pasar Sekunder pada harga Rp200,00 dengan harga
pelaksanaan (exercise price) Rp1.500,00. Pada tanggal pelaksanaan, harga saham PT X
diasumsikan melonjak hingga Rp2.000,00 per lembar. Investor tersebut dapat membeli saham
PT X hanya dengan membayar Rp1.700,00 yaitu Rp1.500,00 (harga pelaksanaan) + Rp200,00
(harga Right). Kemudian investor tersebut akan memperoleh keuntungan sebesar Rp300,00
yang berasal dari Rp2.000,00 – Rp1.700,00.
 Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder sehingga investor dapat menikmati
Capital Gain ketika harga jual Right lebih besar daripada harga belinya.
 

1. Risiko Memiliki Right

 Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah daripada
harga pelaksanaan maka investor tidak akan mengonversikan right tersebut, sementara itu
investor akan mengalami kerugian atas harga beli right. Contohnya, Seorang investor membeli
right di Pasar Sekunder pada harga Rp200,00 dengan harga pelaksanaan Rp1.500,00. Pada
periode pelak-sanaan, harga saham turun menjadi Rp1,200,00 per saham. Investor tersebut
tentunya tidak akan menukarkan right yang dimilikinya karena jika ia melakukannya maka ia
harus membayar Rp1.700,00 (Rp1.500,00 harga pelaksanaan + Rp200,00 harga right). Apabila
pemegang saham tidak menukar right tersebut maka akan terjadi dilusi pada kepemilikan atau
jumlah saham yang dimiliki akan berkurang secara proporsional terhadap jumlah total saham
yang diterbitkan perusahaan. Sementara itu jika ia tidak menukarkan right yang dimilikinya
maka ia mengalami kerugian Rp200,00 atas harga right tersebut.
 Right dapat diperdagangkan pada pasar sekunder, sehingga investor dapat mengalami
kerugian (capital loss) ketika harga jual dari Right tersebut lebih rendah daripada harga belinya.

OPTION

 Option adalah produk keuangan yang multifungsi. Kontrak ini melibatkan pembeli
dan penjual, di mana pembeli membayar premi option untuk hak yang diberikan
oleh kontrak. Setiap call option (option panggilan) memiliki pembeli bullish dan
penjual bearish, sementara put option (option jual) memiliki pembeli bearish dan
penjual bullish.

 Kontrak option biasanya mewakili 100 saham sekuritas yang mendasarinya, dan


pembeli akan membayar biaya premi untuk setiap kontrak. Misalnya, jika sebuah
option memiliki premi 35 sen per kontrak, membeli satu option akan berharga $
35 ($ 0,35 x 100 = $ 35). Premi sebagian didasarkan pada kesepakaan harga-
harga untuk membeli atau menjual keamanan sampai tanggal kedaluwarsa.
Faktor lain dalam harga premi adalah tanggal kedaluwarsa . Sama halnya
dengan sekotak susu di lemari es, tanggal kedaluwarsa menunjukkan hari
kontrak option harus digunakan. Aset yang mendasari akan menentukan tanggal
penggunaan. Untuk saham, biasanya hari Jumat ketiga pada bulan kontrak.

 Trader dan investor akan membeli dan menjual option karena beberapa


alasan. Spekulasi option memungkinkan seorang trader untuk memegang
posisi leverage dalam suatu aset dengan biaya lebih rendah daripada membeli
saham aset. Investor akan menggunakan option untuk melindung nilai atau
mengurangi eksposur risiko dari portofolio mereka. Dalam beberapa kasus,
pemegang option dapat memperoleh penghasilan ketika mereka membeli call
option (option panggilan) atau menjadi penulis option. Option juga merupakan
salah satu cara tercepat untuk berinvestasi dalam minyak. Untuk trader
option, volume day trading option dan bunga terbuka adalah dua angka penting
yang harus diperhatikan untuk membuat keputusan investasi yang paling tepat.

 Option Amerika dapat dilakukan kapan saja sebelum tanggal kedaluwarsa


option, sedangkan option Eropa hanya dapat dijalankan pada tanggal
kedaluwarsa atau tanggal pelaksanaan. Menjalankan berarti memanfaatkan hak
untuk membeli atau menjual sekuritas yang mendasarinya.

  

Anda mungkin juga menyukai