Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang.kantung-kantung


kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh
tidak bisa bekerja. Gara-gara inilah, selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh,penderita
pneumonia bisa meninggal.

Pneumonia bukan penyakit tunggal .penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30
sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri , virus , mikroplasma, jamur, berbagai senyawa
kimia maupun partikel. Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka
kematiannya tinggi, tidak jga di Negara berkembang tetapi Negara maju.

Mikroorganisme bisa sampai ke paru-paru

Perjalanan mikroorganisme bisa sampai ke paru-paru, antara lain:

 Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar


 Aliran darah dari infeksi di organ tubuh yang lain
 Migrasi( perpindahan) organism langsung dari infeksi di dekat paru-paru

Orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia ,antara lain :

 Peminum alcohol
 Perokok
 Penderita diabetes militus
 Penderita gagal jantung penderita penyakit jantung obstruktif menahun(PPOK)
 Gangguan system kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker menerima organ
cangkokan)
 Gangguan system kekebalan karena penyakit tertentu ( missal,penderita organ
cabgkokan)
 Gangguan system kekebalan karena penyakitnya (penderita AIDS)

1|Page
B. Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Penyakit
a. Definisi/Pengertian
b. Etiologi /Penyebab
c. Tanda dan gejala
d. Klasifikasi
e. Manifestasi klinis

C. Tujuan Permasalahan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada px
pneumonia
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami teori tentang pneumonia
b. Mampu melakukan pengkajian pada penderita yang menderita pneumonia
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan untuk pasien yang menderita
pneumonia
d. Mampu menyusun rencana keperawatan untuk pasien yang menderita pneumonia
e. Mampu mengaplikasikan tindakan keperawatan yang telah dipelajari pada pasien
pneumonia

2|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Peneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang.kantung-kantung


kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh
tidak bisa bekerja. Gara-gara inilah, selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh,penderita
pneumonia bisa meninggal.

Pneumonia pada anak balita paling sering disebabkan oleh viruspernapasan dan puncaknya
terjadi pada umur 2-3 tahun, sedangkan pada anak umur sekolah paling sering disebabkan oleh
bakteri mycoplasmapneumoniae.

Pada bayi dan anak-anak penyebab yank paling sering adalah :

 Virus sinsial pernapasan


 Adenovirus
 Virus parainfluenza
 Virus influenza

2. Etiologi /Penyebab

Sebagian besar penyebab pneumonia adalah mikroorganisme(virus,bakteri) dan sebagian


kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin, atau sejenisnya) dan
masuknya makanan ,minuman, susu, isi lambung ke dalam saluran pernapasan (aspirasi) .
berbagai penyebab pneumonia tersebut dikelompokkan berdasarkan golongan umur ,berat
ringannya penyakit dan penyulit yang yang menyertainya(komplikasi).

3|Page
Mikroorganisme tersaring sebagai penyebab pneumonia adalah virus , terutama respiratory
syncial virus (rsv)yang mencapai 40%;sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan terutama
streptococcus pneumonia dan haemophilus influenzae type b(Hib).

3. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi
di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas.
Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-
bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat
melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya. Perubahan pada
mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada
kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis
yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel
saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat
mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini
paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar
ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.
Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang
normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri ini
dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau
bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara.
Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV,
virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari
sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang
meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang
diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas
pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi

4|Page
infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya
sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.

5|Page
4. PATH WAY

Sumber infeksi di saluran nafas

Obstruksi mekanik Daya tahan saluran nafas


saluran pernafasan karena yang terganggu
aspirasi

Aspirasi bakteri berulang

Peradangan pada bronkus menyebar ke parenkim paru

Peningkatan prosukasi Terjadi konsolidasi lobaris dan pengisian rongga


sekret alveoli oleh eksudat

Sesak nafas,
penurunan Penurunan jaringan efektif Virus, miikoplasma, klamidia
kemampuan batuk paru dan kerusakan membrane menyebabkan inflamasi
efektif alveolar-kapiler

Ketidakefektifan jalan nafas


Sesak nafas, pola nafas Lepasnya sel-sel epitel ke saluran
tidak efektif nafas

Resiko tinggi terhadap infeksi


gangguan pola tidur

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

6|Page
5. Tanda Dan Gejala

A.anak umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun,terjadinya pneumonia berat ditandai ,antara
lain:

 Batuk(atau juga disertai kesulitan bernapas)


 Napas sesak ataua penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam
 Dahak berwarna kehijauan

Pada kelompok usia ini dikenal juga pneumonia sangat berat dengn gejala batuk dan kesukaran
bernapas karena tidak ada ruang tersisa untuk oksigen di paru-paru.

B. anak di bawah umur 2 bulan, terjadi pneumonia berat ditandai , antara lain:

 Frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih


 Penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam

Jika bayibernapas dengan bantuan ventilator akan tampak bahwa jumlah lendir meningkat .
kadang-kadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai turun naiknya suhu tubuh.

TANDA PNEUMONIA

Berupa retraksi ( penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapasan bersama
dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak ,fremitus melemah , suara napas melemah ,
dan ronki.

TANDA EFUSI PLEURA ATAU EMPIEMA

Berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi ,perkusi pekak, fremitus melemah ,suara
napas tubuler tepat di atas batas cairan,friction rub, nyeri nyeri dada karena iritasi pleura.pada

7|Page
neonates dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan
menimbulkan pekak perkusi.

TANDA INFEKSI EKSTRA PULMUNAL

Komplikasi:

 Abses paru
 Edusi pleura
 Empisema
 Gagal napas
 Perikarditis
 Meningitis
 Atelektasis
 Hipotensi
 Delirium
 Asidosis metabolic
 Dehidrasi
 Penyakit multilobular

6.klasifikasi

Klasifikasi mencangkup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukan gejala
peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukan adaya penarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam.

Penyakit ISPA diluar pneumonia ini, antara lain:

 Batuk-pilek biasa
 Pharyngitis
 Tonsillitis
 Otitis

8|Page
Ketiga penyakit ISPA diluar pneumonia yaitu pharyngitis,tonsillitis dan otitis tidak termasuk
penyakit yang tercakup dalam program ini.

7.Manifestasi klinis

Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran napas atas akut
selama beberapa hari.selain didapatkan demam,menggigil suhu tubuh meningkat dapat
mencapai 40 derajat celcius, sesak napas,nyeri dada,dan batuk dalam dahak kental,terkadang
dapat berwarna kuning sehingga hijau.pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti
nyeri perut,kurang nafsu makan,dan sakit kepala.

Tanda dan gejala lainnya antara lain:

 Batuk nonproduktif
 Ingus(nasal discharge
 Suara napas lemah
 Retraksi intercosta
 Penggunaan otot bantu napas
 demam

9|Page
B.ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

Data-data yang perlu dikaji dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
yang menderita PNEUMONIA yaitu

a. Pengumpulan data

1) Identifikasi Pasien : nama pasien, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/
bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
2) Identitas penanggung
3) Keluhan utama dan riwayat kesehatan masa lalu
Keluhan utama: pada keluhan utama akan nampak semua apa yang dirasakan
pasien pada saat itu seperti kelemahan, nafsu makan menurun dan pucat.
Riwayat kesehatan masa lalu: riwayat kesehatan masa lalu akan memberikan
informasi kesehatan atau penyakit masa lalu yang pernah diderita.
4) Riwayat kesehatan keluarga
5) Riwayat kesehatan sekarang
- Klien terlihat keletihan dan lemah
- Muka klien pucat dan klien mengalami palpitasi
- Mengeluh nyeri mulut dan lidah
6) Pola kebutuhan Dasar

a. Aktivitas / Istirahat

Geejala: kelemahan,kelelahan
Insomnia
Tanda: Latergi
Penurunantoleransi terhadap aktivitas

10 | P a g e
b. Sirkulasi

Gejala : riwayat adanya/ GJK kronis


Tanda ; Takikaedia.
Penampilan kemerahan atau pucat.
c. Integritas Ego
Gejala : banyaknya stesor , masalah financial.

d. Makanan/ cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah.
Riwayat diabetes militus.
Tanda : distensi abdomen.
Hiperaktif bunyi usus.
Kulit kering dengan turgor buruk.
Penampilan kakeksia(malnutrisi).
e. Neurosensori
Gejala; sakit kepala daerah frontal(influenza).
Tanda: perubahan mental(bingung).
f. Nyeri /kenyamanan
Gejala: sakit kepala.
Nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh batuk;nyeri dada
substernal(influenza).
Mialgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit.
g. Pernapasan

Gejala: riwayat adanya ISK kronis, PPOM, merokok sigaret.

Takipnea,dispnea progresif,pernapasan dangkal,penggunaan otot


aseksori pelebaran nasal.

Tanda : sputum; merah muda, berkarat atau purulen.

Perkusi; pekak diatas area yang konsolidasi.

11 | P a g e
Premitus: taktil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi.

Gesekan friksi pleural.

Bunyi napas: menurun atau tak ada di atas area yang terlihat, atau
napas bronchial

Warna : pucat atau sianosis bibir atau kuku.

h. keamanan

Gejala: riwayat gangguan system imun,missal; SLE, AIDS, penggunaan


steroid atau kemoterapi ketidkmampuan umum.

Tanda ; berkeringat.

Menggigil bertulang, gemetar.

Kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola atau varisela.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan
pertahanan utama.
c. gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan ,batuk berlebihan
dan dispnea.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolic sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

3. Intervensi Keperawatan
a. Dx 1 : bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam anak
mmpu mencapai bersihan jalan napas.

12 | P a g e
Intervensi :

No Intervensi Rasional
1. Kaji kedalaman pernapasan dan Takipnea ,pernapasan dangkal, dan
gerakn dada. gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan gerakan dinding
dada dan / cairan paru.
2. Auskultasi area paru,catat area Penurunan aliran udara terjadi pada area
penurunan/taknada aliran udara dan konsolidasi dengan cairan .bunyi napas
bunyi napas adventisius. bronchial dapat juga terjadi pada area
konsolidasi.
3 Bantu pasien latihan napas Napas dalam memudahkan ekspansi
sering.bantu pasien mempelajari maksimum paru-paru/ jalan napas lebih
melakukan batuk,missal; menekan kecil.batuk adalah mekanisme
dada dan batuk efektif sementara pembersihan jalan napas alami.
posisi duduk tinggi.
4 Penghisapan sesuai dengan indikasi. Merangsang pembersihan jalan napas
secara mekanik pada pasien yang tak
mampu melakukan karena batuk tak
efektif.
5 Berikan cairan sedikitnya 2500 Cairan mobilisasi dan mengeluarkan
ml/hari tawarkan air hangat daripada secret.
dingin.

Kolaborasi

No Intervensi Rasional
1. Bantu mengawasi efek pengobatan Memudahkan pengeceran atau
nebulizer dan fisio terapi. pembuangan secret. Drainase postural
tidak efektif pneumonia interstisialatau
menyebabkan eksudat alveolar/kerusakan

2. Berikan obat sesuai Alat untuk menurunkan spasme bronkus


indikasi;mukolitik, ekspektoran, dengan mobilisasi secret, analgesic

13 | P a g e
bronkodilator, analgesic. diberikan untuk memperbaiki batuk
dengan menurunkan ketidaknyamanan
tetapi harus digunakan secara berhati-hati.
3. Berikan cairan tambahan,missal; IV. Cairan diperlukan untuk mengganti
kehilangan dan mobilisasi secret.

b. Dx.2 : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan


pertahanan utama.
Tujuan ; setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak mampu
mencpai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi

Intervensi :

No Intervensi Rasional
.
1. Pantau tanda vital dengan Selama periode waktu ini, potensial
ketat,khususnya selama awal terapi komplikasi fatal dapat terjadi
2. Anjurkan pasien memperhatikan Meskipun pasien dapat menentukan
pengeluaran secret,dan melaporkan pengeluaran dan upaya membatasi dan
perubahan warna,jumlah dan bau menghindarinya, penting bahwa sputum
secret. harus dikeluarkan dengan cara aman.
3. Batasi pengunjung sesuia indikasi. Menurunkan pemajanan terhadap pathogen
infeksi lain..

4. Lakukan isolasi pencegahan sesuai Tergantung pada tipe infeksi, respon


individual. terhadap antibiotic, kesehatan umum
pasien, dan terjadinya komplikasi, teknik
isolasi mungkin diperlukan untuk
mencegah penyebaran .

Kolaborasi

No. Intervensi Rasional

14 | P a g e
1. Beriksn sntimikrobial sesui indikasi Obat ini kebanyakan dipake untuk
dengan hasil kultur sputum/ membunuh microbial pneumonia.
darah,missal;penisilin,eritromisin, Kombinasi antiviral dan antijamur mungkin
tetrasiklin, amikain. digunakan bila pneumonia diakibatkan oleh
organism campuran.

C Dx. 3 : gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan ,batuk


berlebihan dan dispnea.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak melaporkan


peningkatan toleransi aktivitas.

Intervensi :

No. Intervensi Rasional


1. Evaluasi respon klien terhadap Menetapkan kemampun /kebutuhan
aktivitas.catat laporan pasien dan memudahkan pilihan
dispnea,peningkatan kelemahan dan intervensi.
perubahan tanda vital selama dn
setelah aktivitas.

2. Berikan lingkungan tenang dan batasi Menurunkan stress dan ragsangan


pengunjung selama fase akut sesuai berlebihan, meningkatkan istirahat.
indikasi.dorong penggunaan anajemen
stress dan pengalihan yang cepat.
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam Tirah baring dipertahankan selama fase
rencana pengobatan dan perlunya akut untuk menurunkan kebutuhan
keseimbangan aktivitas dan istirahat. metabolic,menghemat energy untuk
penyembuhan.
4. Bantu pasien memilih posisi nyaman Meminimalkan kelelahan dan
untuk istirahat/tidur. membantu keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.

15 | P a g e
d. Dx.4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolic sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
Tujuan ; setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak menunjukan
peningkatan napsu makan.

Intervensi :

No. Intervensi Rasional


1. Identifikasi factor yang menimbulkan Pilihan intervensi tergantung pada
mual/ muntah, missal; sputum banyak, penyabab masalah.
pengobatan aerosol,nyeri.

2. Berikan wadah tertutup untuk sputum Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau
dan buang sesering mungkin.bantu dari lingkungan pasien dan dapat
kebersihan mulut setelah menurunkan muntah.
muntah,setelah tindakan aerosol dan
drainase postural.
3. Jadwalkan pengobatan pernapasan Menurunkan efek mual yang
sedikitny 1 jam sebelum makan. berhubungan dengan pengobatan ini.
4. Auskultasibunyi usus.observasi Bunyi usus mungkin menurun,distensi
/palpasi distensi abdomen. abdomen terjadi sebagai akibat menelan
udara / menunjukan pengaruh toksin.

4. Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi yang dibuat.

5. Evaluasi Keperawatan

No.D Evaluasi
x
1 Menunjukan prilaku mencapai bersihan jalan napas.

16 | P a g e
2 perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi
3 peningkatan toleransi terhadap aktivitas

4 menunjukan peningkatan napsu makan.

BAB III

PENUTUP

17 | P a g e
A. Kesimpulan

Peneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru


meradang.kantung-kantung kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang.
Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Gara-gara
inilah, selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh,penderita pneumonia bisa
meninggal.

Pneumonia bukan penyakit tunggal .penyebabnya bisa bermacam-


macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri ,
virus , mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya
tinggi, tidak jga di Negara berkembang tetapi Negara maju.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai