Anda di halaman 1dari 14

Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi

Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

DANIEL J. TORAR

Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado


Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001
Diterima 19 Januari 2009 / Direvisi 12 Maret 2009 / Disetujui 28 Mei 2009

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi
usahatani kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
survey yang bersifat deskriptif analitis. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kabaruan dan
Kecamatan Beo, Kabupaten Talaud, pada bulan Agustus sampai Oktober 2005. Dari dua ke-
camatan diambil empat desa secara random, yaitu Desa Mangaran dan Desa Kabaruan,
Kecamatan Kabaruan, Desa Lobo dan Desa Rae, Kecamatan Beo. Setiap desa diambil 30 petani
secara sampel random sampling sehingga jumlah seluruh petani contoh adalah 120 petani. Hasil
analisa regresi berganda untuk faktor sosial ekonomi dan budaya yang berpengaruh pada
usahatani kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah variabel nilai budaya, variabel
penyuluhan, variabel jarak tempat tinggal dengan kebun, variabel sifat dari teknologi, dan variabel
motivasi petani. Faktor yang dominan sebagai penentu usahatani kelapa adalah motivasi petani.

Kata kunci: Usahatani, sosial ekonomi, budaya.

ABSTRACT

Social Economic and Culture Factors that Influence Coconut Farm in


Talaud Island Regency
This research was done in order to study social economic and culture factors that influence farmer
income at coconut farm in Talaud Island Regency. This research was conducted by survey method
with descriptif analytis approach in Kabaruan and Beo Sub District, Talaud Island from August to
October 2005. A total of four villages were chosen randomly, two villages in each Sub District. In
each village, 30 farmers were chosen randomly as respondents, maturing total 120 farmers. The
result of multiple regression analysis showed that factors influenced at the coconut farm in Talaud
Island Regency were culture value variable, extension approach variable, distance of farmer house
to coconut farm variable, characteristic of technologi variable, and farmer motivation variable.
Dominant factor which determines coconut farmer’s rate of return is the farmer motivation.

Keywords: Farm, social economic, culture.

48 Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

PENDAHULUAN dasarkan evaluasi eksternal maupun


internal menunjukkan bahwa seiring
dengan perkembangan waktu kecepatan
Kelapa merupakan tanaman
dan tingkat pemanfaatan inovasi yang
perkebunan terluas di Indonesia diban-
dihasilkan Badan Litbang Pertanian
dingkan tanaman perkebunan lainnya.
cenderung melambat, bahkan menurun
Sekitar 3,88 juta hektar atau 26% dari total
(Ackhmad Mysyafak dan Tatang M.
area perkebunan (14,2 ha) ditanami
Ibrahim, 2005).
dengan kelapa. Melalui pemeliharaan
Dalam usaha meningkatkan
yang intensif, kelapa dapat berproduksi
produksi, program-program yang telah
sampai 2,5 ton kopra/ha/tahun untuk
dilaksanakan pemerintah antara lain
kelapa Dalam dan bisa mencapai 4,0 ton
perluasan areal, intensifikasi, peremaja-
kopra/ha/tahun untuk kelapa hibrida.
an, dan rehabilitasi kelapa, telah mem-
Kenyataan di lapangan menunjukkan
berikan hasil yang menggembirakan dari
produksi kelapa masih jauh seperti yang
segi produksi nasional, namun produk-
diharapkan, yaitu hanya sekitar 1,0 ton/
tivitas tanaman kelapa masih rendah.
ha/tahun. Rendahnya produktivitas
Produktivitas tanaman kelapa rendah
kelapa disebabkan oleh berbagai faktor
disebabkan antara lain oleh komposisi
antara lain hama dan penyakit
umur tanaman, varietas yang beragam,
(Novarianto et al., 2005).
kesuburan tanah, kesesuaian lahan dan
Ekspor hasil olahan kelapa
iklim, teknik budidaya yang belum
Indonesia masih didominasi oleh minyak
intensif, serta faktor hama dan penyakit.
kelapa, yaitu sekitar 75% dari total nilai
Pendapatan petani kelapa masih rendah
ekspor kelapa. Produk yang dihasilkan
disebabkan oleh rendahnya produkti-
umumnya baru produk sekunder seperti
vitas tanaman, harga produk kelapa yang
minyak kelapa, bungkil, tepung kelapa,
berfluktuasi, usahatani monokultur, dan
santan, arang dan sabut. Sampai saat ini,
usaha diversifikasi produk kelapa belum
Indonesia belum tercatat sebagai negara
sepenuhnya diterapkan.
pengekspor produk-produk oleokimia
Perubahan teknologi pertanian
yang justru memiliki nilai tambah lebih
pada dasarnya adalah merupakan
besar. Hal yang lebih memprihatinkan
kondisi yang dibutuhkan untuk per-
adalah bahwa nasib petani kelapa praktis
baikan dan peningkatan taraf hidup
tidak berubah. Hubungan antara petani
penduduk pedesaan. Ada kecenderungan
sebagai produsen bahan baku dengan
bahwa dengan meluasnya penerapan
industri yang mengolah kelapa belum
teknologi baru dalam peningkatan hasil
merupakan hubungan yang saling
akan menyebabkan meningkatkan pro-
membutuhkan (Achmad Suryana, 2005).
duktivitas tanah. Penerimaan atau respon
Keberadaan Badan Litbang
petani terhadap gagasan baru berupa
Pertanian selama 30 tahun telah cukup
teknologi merupakan suatu proses
berhasil dalam pengadaan inovasi per-
pengambilan keputusan yang secara
tanian. Beberapa inovasi (teknologi,
bertahap akan menerima atau menolak
kelembagaan dan kebijakan) telah diguna-
terhadap gagasan tersebut.
kan secara luas dan terbukti menjadi
Masyarakat perkelapaan di
pemicu utama pertumbuhan dan perkem-
Kabupaten Kepulauan Talaud dalam
bangan pertanian. Akan tetapi, ber-
melaksanakan usahataninya diperhadap-

Buletin Palma No. 36, Juni 2009 49


Daniel J. Torar

kan dengan hama Sexava nubila yang inovasi, motivasi petani, pendapatan
merupakan salah satu hama yang sangat petani. Penelitian bertujuan untuk
berbahaya pada tanaman kelapa. Tingkat menganalisis faktor sosial ekonomi dan
kerusakan tanaman dapat mempenga- budaya yang mempengaruhi usahatani
ruhi produksi kelapa, makin tinggi kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud.
kerusakan tanaman, makin rendah
produksi kelapa. Nimfa dan imago
BAHAN DAN METODE
menyerang daun, bunga betina dan buah
muda sehingga dapat mempengaruhi
produksi kelapa. Beberapa teknik Metode dasar yang digunakan
pengendalian sudah diterapkan tetapi dalam penelitian ini adalah metode
sampai sekarang populasi hama ini survei yang bersifat deskriptif analisis,
masih merupakan hambatan utama yaitu metode penelitian yang memusat-
dalam meningkatkan produksi kelapa di kan perhatian pada suatu permasalahan
daerah sebaran hama Sexava spp. Hama masa sekarang dengan jalan mengum-
Sexava nubila melakukan aktivitas makan, pulkan data, menyusun dan meng-
kawin dan bertelur pada malam hari analisis data tersebut. Hasil akhirnya
(nocturnal) tetapi hama ini pada keadaan merupakan suatu gambaran perma-
tertentu misalnya di laboratorium dapat salahan yang ditampilkan melalui tabel-
melakukan aktivitas kawin pada siang tabel data dan variabel-variabelnya
hari antara jam 9 – 11 pagi (Hosang, dianalisis dengan analisa statistik.
2005). Pada tingkat kerusakan berat (62,5%) Penelitian ini dilaksanakan di
perkiraan produksi/pohon/tahun hanya Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi
5.68 butir, hal ini tentunya sangat Utara. Penentuan lokasi penelitian
merugikan petani atau pengusaha kelapa dilakukan secara sengaja (purposive)
(Hosang dan Sabbatoellah, 2005). Pada dengan pertimbangan lokasi tersebut
tahun 2004, kerusakan tanaman akibat pernah dilakukan teknologi pengen-
serangan hama ini di Kabupaten dalian Sexava. Lokasi penelitian adalah
Kepulaan Talaud cukup tinggi sekitar Kecamatan Kabaruan dan Kecamatan
44,1% dengan rata-rata produksi < 2 Beo. Masing-masing kecamatan diambil
butir/pohon (Hosang et al., 2004), tetapi dua desa. Pengumpulan data dilaksana-
pada tahun 2005 pemerintah daerah kan mulai bulan Agustus sampai
melalui Dinas Pertanian, Perkebunan, Oktober 2005.
Peternakan dan Ketahanan Pangan Populasi penelitian ini adalah
melakukan sanitasi kebun sehingga petani kelapa yang pernah mengikuti
dapat menekan tingkat serangan Sexava. bimbingan teknologi usahatani kelapa
Diduga faktor sosial ekonomi dan yang terserang hama Sexava. Jenis data
budaya yang mempengaruhi petani yang dikumpulkan pada penelitian ini
dalam meningkatkan keberhasilan terdiri dari data primer dan data
usahatani kelapa di Kabupaten Kepulauan sekunder. Data primer diperoleh melalui
Talaud adalah: norma-norma masyarakat, pengamatan lapangan, wawancara ter-
sistem nilai budaya, peranan tetua adat, struktur dan mendalam dengan menggu-
jumlah tanggungan keluarga, pendekatan nakan kuesioner. Data sekunder diper-
penyuluhan, jarak tempat tinggal dengan oleh dari kepustakaan, laporan dan
kebun, sifat teknologi, sikap terhadap

50 Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

dokumen yang relevan dengan tujuan X1 = variabel norma-norma masya-


penelitian. rakat
Untuk menganalisis faktor sosial X2 = variabel sistem nilai budaya
ekonomi dan budaya yang mempenga- X3 = variabel peranan tetua adat
ruhi petani dalam meningkatkan pen- X4 = variabel jumlah tanggungan
dapatan usahatani kelapa di Kabupaten keluarga
Kepulauan Talaud digunakan persamaan X5 = variabel pendekatan penyu-
Regresi Linear Berganda (Walpole, l992) luhan
dengan formulasi sebagai berikut : X6 = variabel jarak tempat tinggal
dengan kebun
Y = bo+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+ b5x5+ X7 = variabel sifat teknologi
b6x6+ b7x7+b8x8+b9x9+b10x10+ e X8 = variabel sikap terhadap inovasi
Y = usahatani kelapa. X9 = variabel motivasi petani
Bo = intercept (constante) X10 = variabel pendapatan petani
b1 - b10 = koofisien regresi.
E = error term

Faktor Internal : Faktor Eksternal :


- Sikap terhadap inovasi - Norma-norma masyarakat
- Jumlah tanggungan - Sistem nilai budaya
keluarga PETANI - Peranan tetua adat
- Motivasi petani - Penyuluhan
- Jarak tempat tinggal
- Sifat teknologi
- Pendapatan

Teknologi Usahatani Kelapa


- Penanaman
- Penyiangan
- Pemupukan
- Pengendalian hama dan
penyakit
- Panen
- Pasca panen

Pendapatan
Usahatani kelapa

Gambar 1. Paradigma faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi usahatani kelapa.
Figure 1. Paradigma of social economic and culture factors that influence farmer income at coconut farm.

Buletin Palma No. 36, Juni 2009 51


Daniel J. Torar

HASIL DAN PEMBAHASAN dari nilai t-tabel (1,297) pada α = 0.01,


artinya bahwa norma-norma masyarakat
tidak berpengaruh terhadap usahatani
Faktor yang mempengaruhi
kelapa. Dari hasil penelitian diketahui
usahatani kelapa di Kabupaten
bahwa kelapa di Kabupaten Kepulauan
Kepualaun Talaud dapat dilihat pada
Talaud merupakan tanaman sudah lama
Tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis hubungan antara faktor yang berpengaruh dengan tingkat
pendapatan pada usahatani kelapa.
Table 1. Correlation analysis between factors and income level at coconut farm
DF Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F P
Sum of square Median of square
Regresi 10 771115,4 7711,5 12,57 < 0,001
Residual 109 66874,6 613,5
Koefisien korelasi ganda (R) = 0,826
Coefficien multiple corelation
R2 = 53,6%

Tabel 1, menunjukkan bahwa diserang oleh hama Sexava nubila yang


faktor sosial ekonomi dan budaya sangat berbahaya pada tanaman kelapa
berpengaruh sangat nyata terhadap di Indonesia Timur terutama di
usahatani kelapa adalah faktor norma- Kepulauan Sangihe Talaud.
norma masyarakat, sistem nilai budaya, Pemerintah telah memperkenalkan
peranan tetua-tetua adat, jumlah tang- inovasi baru tentang teknologi usahatani
gungan keluarga, pendekatan penyuluhan, kelapa yang terserang hama Sexava.
jarak tempat tinggal dengan kebun, sifat Simamora (2003) menyatakan bahwa
teknologi, sikap terhadap inovasi, inovasi adalah suatu ide, praktek atau
motivasi petani dan pendapatan petani produk yang dianggap baru oleh indi-
(variabel-variabel bebas) dapat mempe- vidu atau grup yang relevan. Sehingga
ngaruhi usahatani kelapa (variabel masyarakat Talaud sudah dapat mengikuti
terikat) di Kabupaten Kepulauan Talaud. prosedur yang telah dibuat oleh
Hubungan parsial dari faktor yang pemerintah, walaupun pada kegiatan
mempengaruhi usahatani kelapa dapat berusahatani tertentu, adat istiadat masih
dilihat dari nilai koefisien regresi (Tabel dilaksanakan misalnya kegiatan pembu-
2). kaan kebun tetapi norma-norma masya-
Terlihat bahwa faktor- faktor yang rakat tersebut tidak berpengaruh
berpengaruh usahatani adalah sebagai terhadap usahatani kelapa, karena
berikut : kebiasaan maupun adat istiadat tidak
semuanya dilaksanakan pada kegiatan
a. Norma-norma masyarakat (X1) usahatani kelapa.

Dari hasil uji statistik pada Tabel 2


telihat bahwa nilai t-hitung variabel
norma-norma masyarakat 1,25 lebih kecil

52 Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2. Hasil analisis faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi
usahatani kelapa.
Table 2. The result of analisis of social economic and culture that influence coconut farmer
income.
Variabel Koefisien regresi t-Hitung
Variable Regretion of coeficien t-count
X1 (Norma-norma masyarakat) 9.006 1.25
(Society norm)
X2 (sistim nilai budaya) 17.078 3.96**
(Cultur value)
X3 (Peran tetua adat) -9.52 -0.63
(Leading of tradition chairman)
X4 (Jumlah tanggungan keluarga) -1.822 -0.41
(Amount of family responsibility)
X5 (Pendekatan penyuluhan) 18.687 3.53**
(Extenion approach)
X6 (Jarak tempat tinggal dengan kebun) 7.957 2.48**
(Seldom wih farm)
X7 (Sifat teknologi) 3.226 6.49**
(Characteristic of technology)
X8 (Sikap terhadap inovasi) -5.556 -0.48
(Attitude to innovation)
X9 (Motivasi petani) 14.687 2.13**
(Farmers motivation)
X10 (pendapatan) 0.03 0.01
(Income)
Constant 88.13 -3.26**
Keterangan/Note : * = beda nyata pada a = 0,01
Significantly different at a = 0,01
** = beda nyata pada a = 0,05
Significantly different at a = 0,05

b. Sistem nilai budaya (X2) penanganan usahatani kelapa, yaitu


pada saat akan menanam dilakukan
Hasil uji statistik menunjukkan
upacara adat yang diselenggarakan
bahwa sistem nilai budaya berpengaruh
sebagai perayaan gerejawi (Malintuhu
terhadap usahatani kelapa.
Bualanna). Pada upacara ini akan di-
Menurut Koentjaraningrat (1994),
adakan acara syukuran makan bersama
sistem nilai budaya merupakan tingkat
di gereja dan pada saat itu ketua adat
yang paling abstrak dari adat yang
akan berbicara. Acara syukuran ini
terdiri dari konsepsi-konsepsi hidup
dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu
dalam alam pikiran sebagian besar
pada musim hujan (Yamba), yaitu pada
warga masyarakat mengenai hal-hal
bulan Januari – Mei. Musim kemarau
yang harus mereka anggap amat bernilai
dikenal sebagai Matitin pada bulan
dalam hidup, oleh karena itu suatu
Agustus-Oktober.
sistem nilai budaya berfungsi sebagai
Masyarakat Talaud dalam me-
pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
nyikapi masalah dasar dalam hidup
Aktivitas adat di Kabupaten
adalah memandang bahwa hidup itu
Kepulauan Talaud kaitannya dengan

Buletin Palma No. 36, Juni 2009 53


Daniel J. Torar

sulit tetapi mereka berusaha agar dapat karena, walaupun pengambilan keputusan
menjadi baik, sehingga dengan kemam- yang menyangkut masalah-masalah
puannya yang terbatas tetap berusaha penting dalam kehidupan masyarakat
menghasilkan atau memperoleh pen- tetua-tetua adat selalu berperanan
dapatan untuk memenuhi kebutuhan misalnya dalam menyele-saikan masalah
hidupnya. Mereka hidup dan bekerja pertentangan antar warga, memberikan
untuk memenuhi keperluan sehari-hari, hukuman/sanksi kepada seseorang yang
yaitu sandang, pangan dan papan. bersalah dengan membayar denda adat,
Orientasi hidup masyarakat ditekankan memberi per-setujuan tentang program-
pada masa lampau karena segala sesuatu program pemerintah yang akan
yang dilakukan mengambil pedoman diberikan kepada masyarakat, tetapi
masa lampau, sehingga hal tersebut dalam usahatani kelapa tetua-tetua adat
mendukung usahataninya yang lebih tidak besar peranannya.
berorientasi masa sekarang dan masa Hasil penelitian diketahui bahwa
datang. masyarakat Talaud dalam berusahatani
Dalam memandang alam sebagai kelapa berpikir rasional karena hanya
tempat hidup, masyarakat Talaud lebih percaya pada penyuluh yang mengerti
memilih tunduk kepada alam dalam arti dan memahami tentang usahatani kelapa
jika terjadi bencana berupa kekeringan sedangkan tetua-tetua adat dianggap
maupun datangnya hama penyakit, tidak memahami, walaupun tetua adat
mereka akan berusaha untuk mengatasi turut berperan dalam memberikan
bencana tersebut, dengan mencari solusi dorongan moril bagi petani agar lebih
terbaik untuk mengatasi bencana rajin dan mau menerima yang disam-
tersebut. Kondisi demikian mendukung paikan oleh penyuluh.
usaha penyuluh dalam membina masya- Secara operasional para tetua adat
rakat Talaud untuk menanam kelapa. berperan dalam memberi contoh
Sesuai dengan hasil pengamatan di penanganan usahatani kelapa di Kabu-
lapangan sebagian besar masyarakat paten Kepulauan Talaud, misalnya
Talaud menilai tinggi usaha atas melaksanakan budaya gotong royong
kemampuannya sendiri dalam meng- saat panen kelapa (Budaya Ehat), yaitu
usahakan kebun kelapa, mereka tidak panen kelapa yang dilakukan secara
mau tergantung pada orang lain serempak dalam satu kampung.
walaupun mereka belum memahami
d. Jumlah tanggungan keluarga (X4)
cara berusahatani kelapa dengan benar.
Sikap demikian memberi kesan bahwa Jumlah tanggungan keluarga tidak
masyarakat Talaud mau bertanya dan berpengaruh terhadap usahatani kelapa.
dalam keadaan yang mendesak karena Hal ini dapat dijelaskan bahwa walaupun
sifat ingin tahunya mereka akan bertanya jumlah tanggungan keluarga yang besar,
pada teman yang lebih memahami. tetapi tidak seluruhnya dilibatkan dalam
usahatani kelapa karena mereka melaku-
c. Peranan tetua-tetua adat (X3) kan pekerjaan yang lain.
Dari hasil analisis data primer
Hasil uji statistik terlihat peranan tahun 2005 untuk lokasi penelitian di
tetua-tetua adat tidak berpengaruh pada Kecamatan Kabaruan rata-rata jumlah
usahatani kelapa. Hal ini disebabkan angota keluarga adalah 3 orang, dan

54 Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

keaktifan dalam usahatani rata-rata kelapa. Petani berharap dengan penyu-


adalah 2 orang, aloksi waktu kerja dalam luhan yang maksimal, hasil kelapanya
usahatani seminggu adalah untuk laki- dapat meningkat sehingga pendapatan
laki rata-rata 43,01 jam, wanita rata-rata juga meningkat.
19,61 jam. Untuk Kecamatan Beo jumlah Metode dan operasional penyu-
anggota keluarga rata-rata adalah 4 luhan sehingga petani mempunyai
orang, keaktifan dalam dalam usahatani respon terhadap motivasi dan kaitan
rata-rata 2,5 orang, alokasi waktu kerja dengan penanganan usahatani kelapa,
dalam usahatani seminggu adalah untuk yaitu penyuluhan pertanian adalah suatu
laki-laki rata-rata 39,30 jam, wanita rata- sistem pendidikan di luar sekolah
rata 21,85 jam. (pendidikan non formal) bagi petani dan
keluarganya serta anggota masyarakat
e. Pendekatan penyuluhan (X5)
pertanian lainnya, terutama di pedesaan,
Pendekatan penyuluhan berpe- bertujuan untuk memperoleh pengeta-
ngaruh terhadap usahatani kelapa. Hal huan dan keterampilan serta untuk
ini dapat dijelaskan bahwa dengan menciptakan iklim yang kondusif guna
penyuluhan yang disampaikan membuat membantu mereka agar mempunyai
petani tahu, mengenal serta mencoba pengetahuan yang cukup untuk mengen-
untuk menerapkan teknologi usahatani dalikan hama Sexava dengan kekuatan
kelapa yang disampaikan oleh penyuluh. sendiri sehingga dapat memanfaatkan
Pendekatan penyuluhan yang sering potensi sumberdaya yang dimiliki lebih
digunakan adalah secara kelompok, efisien. Tujuan akhir dari penyuluhan
yaitu dengan mengumpulkan masyara- pertanian adalah membantu petani dan
kat di Balai Desa dan memberi penje- keluarganya dalam merubah sikap,
lasan tentang usahatani kelapa. pandangan, perilaku dan perbuatan
Koefisien regresi yang bertanda menuju hal-hal yang lebih maju, modern,
positif menunjukkan bahwa pendekatan efektif dan efisien, serta berswadaya,
penyuluhan berpengaruh secara positif sehingga lebih mampu melakukan
terhadap usahatani kelapa (Y), artinya pengendalian hama Sexava secara
apabila pendekatan penyuluhan kepada terpadu.
petani semakin sering dilakukan maka
tingkat keberhasilan akan semakin f. Jarak tempat tinggal dengan kebun (X6)
tinggi. Nilai koefisien regresi sebesar
18,687 menggambarkan bahwa setiap Jarak tempat tinggal dengan
terjadi peningkatan pemberian pe- kebun berpengaruh terhadap usahatani
nyuluhan sebesar satu unit maka tingkat kelapa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
keberhasilan usahatani meningkat sebesar jarak tempat tinggal dengan kebun yang
18,687 unit dengan asumsi variabel bebas jauh menyebabkan petani akan berusaha
lainnya tetap. Keadaan ini sesuai dengan untuk berusahatani kelapa dengan
kondisi yang diperoleh di lapangan, maksimal, karena waktu yang digunakan
dimana petani merasa bahwa kehadiran selama di kebun hanya untuk ber-
penyuluh untuk memberikan tambahan usahatani kelapa.
pengetahuan tentang usahatani kelapa Koefisien regresi yang bertanda
sangat perlu, yaitu untuk membantu positif menunjukkan bahwa jarak tempat
mengatasi masalah tentang berusahatani tinggal dengan kebun berpengaruh

Buletin Palma No. 36, Juni 2009 55


Daniel J. Torar

secara positif terhadap usahatani (Y). Teknologi yang disuluhkan oleh


Nilai koefisien regresi sebesar 7,957 penyuluh pada petani di Kabupaten
menggambarkan bahwa setiap terjadi Kepulauan Talaud meliputi teknologi
peningkatan jarak sebesar 1 Km, maka usahatani kelapa yang terserang hama
tingkat keberhasilan usahatani akan Sexava seperti penanaman, penyiangan,
meningkat sebesar Rp. 7.957, dengan pemupukan, pemberantasan hama dan
asumsi variabel bebas lainnya tetap. penyakit, panen dan pascapanen.
Keadaan ini sesuai dengan keadaan di Namun yang tidak dilakukan petani
lapangan, dimana petani yang jarak adalah pemupukan karena mereka
rumah dengan kebunnya jauh biasanya menganggap tanah Talaud masih subur.
berangkat ke kebun lebih awal dengan
membawa bekal untuk makan siang, h. Sikap terhadap inovasi (X8)
karena waktu istirahat tidak perlu
pulang ke rumah dan dapat segera Teknologi inovasi tidak ber-
melanjutkan pekerjaannya, oleh karena pengaruh terhadap usahatani. Hal ini
itu mereka mempunyai banyak waktu dapat dijelaskan bahwa teknologi
untuk usahatani kelapa. usahatani kelapa, menurut masyarakat
Talaud mudah untuk dilaksanakan,
g. Sifat teknologi (X7) walaupun ternyata ada resiko kegagalan
yang sulit diatasi. Misalnya menanam
Sifat teknologi berpengaruh kelapa, mudah dilaksanakan, tetapi
terhadap pendapatan. Hal ini dapat apabila tanaman kelapa sudah diserang
dijelaskan bahwa teknologi usahatani hama Sexava, walaupun ada perlakuan
kelapa menurut masyarakat Talaud pemberantasan hama dan penyakit,
walaupun mudah untuk dilaksanakan tetapi sulit untuk mempertahankan
ternyata ada resiko kegagalan yang sulit tanaman kelapa yang sudah terserang
diatasi. Resiko tersebut selain dari hama tersebut.
pengaruh faktor alam berupa musim Sikap merupakan potensi pen-
kering dan hujan, juga berupa serangan dorong yang ada pada jiwa individu
hama penyakit yang sulit diatasi petani. untuk bereaksi terhadap lingkungannya.
Koefisien regresi yang bertanda positif Sikap seseorang dapat terlihat dari
menunjukkan bahwa sifat teknologi pendapat yang dikemukakan atau
berpengaruh secara positif terhadap perilaku orang tersebut, yang cenderung
usahatani kelapa. menerima atau menolak sesuatu. Sikap
Selain itu teknologi yang tidak selamanya tetap, akan tetapi jangka
dianjurkan tidak banyak mengandung waktu tertentu dapat berubah karena
resiko kegagalan. Petani yang telah pengaruh orang lain melalui interaksi
mengetahui bahwa suatu teknologi itu sosial. Sikap terhadap inovasi
mudah dilaksanakan dan menguntung- merupakan faktor yang mempengaruhi
kan baginya, maka akan berusaha pengambilan keputusan petani dalam
menggunakan teknologi tersebut mempertimbangkan penggunaan inovasi.
sehingga semakin tinggi kepercayaan Kalau diharapkan masyarakat
petani terhadap keberhasilan suatu (petani) akan menerima (mengadopsi)
teknologi maka semakin tinggi pula suatu inovasi, para warga masyarakat harus
tingkat keberhasilan usahatani kelapa. yakin bahwa inovasi itu memenuhi suatu

56 Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

kebutuhan yang benar-benar dirasakan keinginan yang kuat untuk mengerjakan


(Bunch, 2001). Inovasi akan menjadi semua petunjuk dari penyuluh tentang
kebutuhan petani apabila inovasi tersebut usahatani kelapa yang baik dan benar.
dapat memecahkan masalah yang sedang
dihadapi petani. j. Pendapatan (X10)
Proses adopsi melalui beberapa
tahapan, yaitu kesadaran (awareness), Setiap petani berusaha untuk
perhatian (interest), penaksiran (evaluation), meningkatkan penghasilan dari kese-
percobaan (trial), adopsi (adopsi), konfirmasi luruhan usahataninya. Karenanya,
(confirmation), (Mundy, 2000). teknologi baru harus sesuai dengan pola
pertanian yang ada sehingga dapat
i. Motivasi (X9) masuk dalam pola itu dengan semudah-
mudahnya dan dengan keuntungan
Motivasi merupakan ruh dari sebesar-besarnya (Bunch, 2001).
pemberdayaan, hal ini senada dengan Ada variasi besarnya pendapatan
yang disampaikan Wahyuni (2000), petani karena luas areal tanaman kelapa
bahwa pemberdayaan (empowerment) dan ketekunan petani dalam memelihara
berarti memberikan motivasi dan atau merawat kebunnya. Keadaan ini
dorongan kepada masyarakat agar sesuai dengan keadaan di lapangan,
menggali potensi yang ada untuk dimana petani bersedia untuk mengor-
ditingkatkan kualitasnya. bankan pendapatannya untuk tujuan
Motivasi berpengaruh terhadap melaksanakan usahatani kelapa yang
kerberhasilan usahatani, hal ini dapat baik untuk peningkatan hasil dan
dijelaskan bahwa dengan adanya pendapatan.
keinginan untuk lebih maju dan Hasil penelitian menunjukkan
berkembang dari masyarakat Talaud bahwa rata-rata pemilikan lahan oleh
maka akan ada usaha agar keinginannya petani Talaud adalah 1,8 ha, rata-
tercapai. Usaha yang dilakukan oleh rata jumlah tanaman kelapa adalah
masyarakat Talaud untuk memperoleh 126 pohon/ha, produksi rata-rata adalah
produksi kelapa tinggi dengan 6,50 butir/pohon/tahun (tahun 2005),
menerapkan teknologi usatani kelapa jumlah anggota keluarga yang aktif
yang diperkenalkan oleh penyuluh. dalam usahatani kelapa adalah rata-rata
Koefisien regresi yang bertanda 2,25 orang, alokasi waktu pada usahatani
positif menunjukkan bahwa motivasi kelapa rata-rata adalah 41,15 jam per
berpengaruh secara positif terhadap minggu untuk pria, dan untuk wanita
usahatani (Y), dan koefisien regresi rata-rata adalah 20,73 jam per minggu.
sebesar 14,687 menggambarkan bahwa
setiap terjadi peningkatan motivasi Analisa Korelasi
sebesar satu satuan, maka tingkat
Dalam penelitian ini faktor nilai
keberhasilan usahatani akan meningkat
budaya (X2), pendekatan penyuluhan
sebesar Rp. 14.687, dengan asumsi
(X5), jarak tempat tinggal dengan kebun
variabel bebas lainnya tetap. Hasil
(X6), sifat teknologi (X7), dan motivasi
pengamatan di lapang memberi pen-
(X9) berpengaruh nyata terhadap
jelasan tentang hal ini, dimana petani
usahatani (Y), sehingga kelima variabel
Talaud sebagai petani kelapa memiliki

Buletin Palma No. 36, Juni 2009 57


Daniel J. Torar

tersebut menjadi pusat perhatian dalam Pada Tabel 3 tampak bahwa antara
analisis korelasi. variabel bebas dan variabel terikat
Kelima variabel bebas yang mempunyai keeratan hubungan satu
mempengaruhi variabel terikat tingkat sama lainnya. Keeratan hubungan antara
pendapatan, adalah sesuai dengan hasil variable tersebut dapat dijelaskan
analisis regresi seperti pada Tabel 2. sebagai berikut ;
Berdasarkan hasil regresi tersebut
kemudian dilakukan regresi ulang yang a. Hubungan antara variabel sistem
hasilnya seperti pada Tabel 3. Hasil nilai budaya (X2) dengan variabel
analisis menunjukkan bahwa pengaruh usahatani (Y).
masing-masing variabel bebas terhadap
variabel keberhasilan usahatani semakin Suatu nilai budaya merupakan
besar, artinya ada hubungan yang suatu rangkaian konsepsi-konsepsi
semakin erat dan memungkinkan ter- abstrak yang hidup dalam alam pikiran
jadinya hubungan antar variabel bebas sebagian dari warga masyarakat,
dan variabel terikat yang diamati. mengenai apa yang harus dianggap
Lebih jelas mengenai hubungan penting dan berharga dalam hidup dan
antara variabel terikat usahatani (Y) dan apa yang harus dianggap remeh dan
variabel bebas, seperti nilai budaya (X2), tidak berharga dalam hidup. Suatu nilai
pendekatan penyu-luhan (X5), jarak budaya berfungsi sebagai pedoman dan
tempat tinggal dengan kebun (X6), sifat tata kelakuan manusia dalam hidup dan
teknologi (X7), dan motivasi (X9) pada sistem kelakuan hidup merupakan salah
Tabel 3. satu sistem tata kelakuan tertinggi
diantara yang lain.

Tabel 3. Koefisien korelasi antara variabel sistem nilai budaya, penyuluhan,


jarak tempat tinggal dengan kebun, sifat teknologi, motivasi, dan
usahatani kelapa.
Table 3. Corelation of coeffision beetwen culture value variable, extension approach
variable, seldom with farm variable, characteristic of technologi variable, and
farmer motivation variable and coconut farm.
Variabel Y X2 X5 X6 X7 X9
Y 1,0000
X2 0.374 1.0000
X5 0.246 -0.239 1.0000
X6 0.348 0.246 0.131 1.0000
X7 0.370 -0,056 -0,074 -0.072 1.0000
X9 0.417 0,442 0.224 0,428 -0.221 1.0000

Sumber: Analisa data primer, 2005


Source: Primer data analisis, 2005

58 Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

Dari hasil uji statistik diperoleh linier nyata antara variabel jarak tempat
nilai koefisien korelasi sistem nilai tinggal dengan kebun (X6) dengan
budaya dan variabel usahatani (Y), yaitu usahatani kelapa (Y). Nilai tersebut
sebesar 0,374 yang berarti lebih besar memberi arti bahwa jarak tempat tinggal
dari r (0,05;78)= 0,195, menunjukkan dengan kebun berkorelasi dengan usaha
adanya korelasi positif yang nyata antara peningkatan pendapatan usahatani
variabel nilai budaya (X2) dengan kelapa karena waktu yang dicurahkan
variabel usahatani (Y), dapat disimpul- untuk pemeliharaan tanaman kelapa
kan bahwa model sistem nilai budaya semakin banyak.
sesuai dengan kebutuhan petani.
d. Hubungan antara variabel sifat
b. Hubungan antara variabel pen- teknologi (X7) dan variabel tingkat
dekatan penyuluhan (X5) dengan pendapatan (Y).
variabel usahatani kelapa (Y)
Pada Tabel 3 terlihat bahwa
Dari hasil uji statistik diperoleh hubungan antara variabel sifat teknologi
nilai koefisien korelasi pendekatan dan variabel usahatani kelapa sebesar
penyuluhan dengan variabel usahatani 0,370, yang berarti lebih kecil dari nilai
kelapa (Y), yaitu sebesar 0,246 yang r (0,05;118) = 0,195 menunjukkan adanya
berarti lebih besar dari r (0,01:118) = korelasi linier nyata antara variabel sifat
0,195, menunjukkan adanya korelasi teknologi (X7) dengan tingkat penda-
positif yang nyata antara variabel patan (Y).
pendekatan penyuluhan (X5) dengan
variabel usahatani kelapa (Y). Dapat e. Hubungan antara variabel motivasi
disimpulkan bahwa model pendekatan petani (X9) dan tingkat pendapatan (Y)
penyuluhan yang digunakan dan
frekuensi kunjungan harus sesuai Berdasarkan uji statistik diperoleh
dengan kebutuhan petani. Hal tersebut nilai koefisien korelasi antara variabel
menunjukkan bahwa apabila metode motivasi petani (X9) dengan variabel
penyuluhan yang digunakan semakin usahatani kelapa, yaitu sebesar 0,417
sesuai dengan kebutuhan petani dan yang berarti lebih besar dari
frekuensi kunjungan PPL semakin besar, r (0,05;118)=0 ,195, menunjukkan adanya
maka semakin tinggi pula keberhasilan korelasi positif yang nyata antara
usahatani kelapa. variabel motivasi petani dengan variabel
usahatani kelapa. Hal ini berarti bahwa
c. Hubungan antara variabel jarak semakin tinggi motivasi petani maka
tempat tinggal dengan kebun (X6) semakin tinggi pula keberhasilan
dengan variabel usahatani kelapa (Y) usahatani kelapa, karena petani akan
berusaha melakukan usahatani dengan
Pada Tabel 3 terlihat bahwa baik.
hubungan antara variabel jarak tempat
tinggal dengan kebun (X6) dan variabel
usahatani kelapa (Y) sebesar 0,348, yang
berarti lebih kecil dari nilai r (0,05;118) =
0,195 menunjukkan adanya korelasi

Buletin Palma No. 36, Juni 2009 59


Daniel J. Torar

KESIMPULAN primatani. Analisis kebijakan


pertanian. Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian. Badan Litbang
1. Faktor sosial ekonomi dan budaya
Pertanian, Bogor. Hal. 20-37.
yang berpengaruh nyata pada
Bunch R. 2001. Dua tongkol jagung :
usahatani kelapa di Kabupaten
Pedoman pengembangan pertanian
Kepulauan Talaud adalah variabel
berpangkal pada rakyat. Edisi
nilai budaya, variabel penyuluhan,
kedua. Yayasan Obor Indonesia.
variabel jarak tempat tinggal dengan
Jakarta.
kebun, variabel sifat dari teknologi,
Hosang MLA, Mawikere J, Lolong AA,
dan variabel motivasi petani.
Tumewan F, Sabbatoellah S,
2. Faktor yang dominan sebagai
Alouw JC. 2004. Interaksi tritofik
penentu usahatani kelapa di
antara musuh alami, Hama (Sexava,
Kabupaten Kepulauan Talaud adalah
Oryctes) dan tanaman kelapa.
motivasi petani karena motivasi
Laporan Penelitian Balai Penelitian
petani adalah keadaan dalam pribadi
Tanaman Kelapa dan Palma Lain,
seseorang yang mendorong
Manado.
keinginan untuk melakukan kegiatan
Hosang MLA. 2005. Bioekologi Hama
guna mencapai tujuan keberhasilan.
Sexava spp. (Orthoptera: Tettigo-
niidae). Monograf Hama dan
UCAPAN TERIMA KASIH Penyakit Kelapa. Badan Litbang,
Balai Penelitian Tanaman Kelapa
dan Palma Lain, Manado. hal.1-10.
Penulis mengucapkan terima kasih
Hosang MLA, Sabbatoellah S. 2005.
kepada Kepala Balai Penelitian Tanaman
Dampak kerusakan tanaman akibat
Kelapa dan Palma Lain dan Dr.Ir. M.L.A.
serangan Sexava spp. terhadap
Hosang, M.Si, Ketua Program Penelitian
penurunan produksi kelapa.
Kelapa, yang telah memberikan kesempatan
Monograf Hama dan Penyakit
pada penulis untuk ikut serta dalam
Kelapa. Badan Litbang, Balai
penelitian Penyempurnaan Pengendalian
Penelitian Tanaman Kelapa dan
Hama Sexava di Kabupaten Kepulauan
Palma Lain, Manado. hal. 11-25.
Talaud.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan
mentalitas dan pembangunan. PT.
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Mundy P. 2000. Adopsi dan adaptasi
Achmad S. 2005. Kebijakan penelitian dan
teknologi baru. PAATPs. Bogor.
pengembangan kelapa di Indonesia.
Novarianto H, Alouw JC, Hosang MLA.
Pengendalian Hama Terpadu pada
2005. Pemetaan hama dan penyakit
Tanaman Kelapa. Prosiding
kelapa di Indonesia. Pengendalian
Seminar Naional PHT elapa. Balai
Hama Terpadu pada Tanaman
Penelitian Kelapa dan Palma Lain.
Kelapa. Prosiding Seminar
Manado, 30 Nopember 2005. hal. 1-
Nasional PHT Kelapa. Balai
12.
Penelitian Kelapa dan Palma Lain,
Akhmad M, Tabatang MI. 2005. Strategi
Manado, 30 Nopember 2005. hal.
percepatan adopsi dan difusi
22-43.
inovasi pertanian menduung

60 Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud
Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya yang Mempengaruhi Usahatani Kelapa di Kabupaten Kepulauan Talaud

Simamora B. 2003. Membongkar kotak disampaikan pada Workshop


hitam konsumen. PT. Gramedia. Sistem Usahatani Lahan Pasang
Jakarta. Surut-ISDP, Badan Litbang Per-
Wahyuni S. 2000. Pemberdayaan tanian, 26-29 Juni 2000. Cipanas-
kelembagaan masyarakat tani Bogor.
mendukung percepatan adopsi Walpole. 1992. Pengantar statistika. PT.
dan keberlanjutan adopsi teknologi Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
usahatani lahan rawa. Makalah

Buletin Palma No. 36, Juni 2009 61

Anda mungkin juga menyukai