Anda di halaman 1dari 4

PT.

BUKIT MAKMUR ISTINDO


NIKELTAMA

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE


( For Driller Bore )
Revised Juni, 2017

PEKERJAAN : PEMBORAN DAN PENGAMBILAN SAMPLE BOR


EKSPLORASI NIKEL LATERIT
EXPLORATION DEPARTMENT
Disusun, Diperiksa, Disetujui,

Yanuar Paramabakti Gunawan W


PERHATIKAN!!! Alat Pelindung Diri
 Kelalaian dan ketidaktelitian akan menyebabkan  Helmet
keselamatan terancam  Kaca mata
 Kelalaian dan ketidaktelitian akan menyebabkan  Sarung Tangan
data yang tidak benar/valid  Sepatu Safety
 Apabila ada hal yang meragukan segera  Rain Coat
menghubungi Wellsite atau Geologist  Air Plug
 Pada hal yang bersifat umum dan tidak terdapat
dalam SOP ini maka referensi diambil pada aturan
umum yang berlaku di lingkungan BUMANIK
Alat : Bahan :

1. Mesin Pemboran dan 1. Polimer Kehadiran Driller dan Kru


Rangkaiannya 2. Solar Pemboran
2. Spidol 3. Air
3. Radio Komunikasi 4. Isi Spidol
4. Meteran 5. Dan bahan yang
5. Dan alat yang diperlukan lainnya
diperlukan lainnya

Judul Keterangan

1. Sebelum Pemboran  Cek Titik Pemboran yang telah terpasang


 Setting Alat Bor oleh pihak juru bor/driller
 Pembuatan parit diarea perencanaan drill pad
agar area sekitar pemboran tidak basah.
 Pemeriksaan perlengkapan Alat Bor dan
perlengkapan oleh driller.
 Ukur Stick up dan panjang pipa pemboran
2. Awal Pemboran  Memperhatikan Waktu Awal Pemboran
 Perhatikan pemboran yang sedang berlangsung
 Terutama perhatikan pada saat pipa mengalami
kemajuan pemboran
 Pastikan semua anggota crew menggunakan
APD sesuai dengan peruntukan.
 Ingat panjang pipa untuk menghindari perbedaan
panjang actual dan panjang pipa yang masuk
kedalaman titik bor.

3. Sewaktu Pemboran  Kontrol terus kemajuan pemboran

 Perhatikan panjang Core yang keluar. Apakah


Lose atau Swelling. Bila Lose, ukur panjang Lose-
nya, dan catat Recovery-nya. Namun bila
Swelling , usahakan ukur Swelling-nya isi dalam
length dan tidak mempengaruhi Core Recovery.

4. Saat Core mulai  Perhitungan Core Recovery (CR) :


keluar 1. Bila dalam satu meter Core hanya terdapat
90 cm. Maka perhitungan Core Recovery-
nya, 90 cm dibagi 100 cm dikalikan 100 %.
2. Bila dalam satu meter Core tidak terdapat
Core sama sekali. Maka dalam satu meter
Core Recovery-nya 0 %.
3. Bila dalam 1 meter core lebih dari 1 meter,
maka core recovery cukup ditulis 100 %.
Namun penulisan dalam length merupakan
panjang real-nya

 Pembagian Zonasi lateritisasi.


Pembagian zonasi berdasarkan dominan
mineralnya.
1. Top Soil ( TPS )
Tanah penutup, dominan organik, Seperti
akar-akaran, adanya unsur hara dll. Belum
banyak mineral atau non mineral

2. Clay (CLY)
Clay (Lempung), dengan warna
hitam(seperti karbon), abu-abu, abu-abu
kehijauan, dll.. Dengan tidak dapat
membedakan jenis mineral yang
terkandung dalam core.

3. Limonite ( LIM )
Clay ( lempung ), terdapat mineral seperti
Oksida Besi (Fe2O3), Hematit, Geotit,
Mangan (MnO), Silika Oksida (Si2O3), dan
penyerta lainnya.

4. Saprolite ( SAP )
Terdapat mineral Olivin, sedikit Oksida
Besi (Fe2O3), Mangan (MnO), Silika
Oksida (Si2O3), dan penyerta lainnya.

5. Rocky Saprolite ( RSP )


Saprolite dengan 30% gravel, couble
ataupun Boulder.

6. Saprolite Rock ( SPR )


Saprolite dengan 70% gravel, couble
ataupun Boulder.

7. Boulder (BLD)
Merupakan batuan dengan panjang ≥ 15
cm. dan merupakan batuan dengan tingkat
pelapukan rendah hingga fresh.

8. Bedrock ( BRK )
Merupakan 100% batuan. Dengan
perbedaan tingkat pelapukanya.

 Catatan,berdasarkan kesepakatan bahwa


sample representative min 30 cm. jadi perlu
diperhatikan dalam menentukan break geology-nya
untuk menentukan zonasi lateritisasi.

5. Re-Drill  Core Recovery dalam 1 lubang/titik harus


≥ 90 %

 Dalam satu meter core recovery ≥ 70 %

 Jika 3 kali berturut-turut core recovery


70% - 90 %, maka dikenakan re-drill.

 Setiap running, maksimal 1 meter.

 Bila ada shear joint, formasi batuan jelek,


kondisi alam yang tidak memungkinkan untuk dapat
core recovery ≥ 90 % dalam satu lubang/titik. Maka
keputusan ada ditangan geologist, bukan wellsite.
Jadi wellsite wajib menunggu keputusan geologist.
Tunggu hingga geologist datang ke lokasi pemboran
(Jika belum ada radio HT).

 Jika terdapat muka air tanah, operator


wajib membuktikan langsung kepada wellsite. Jika
sudah berlalu, dan operator memberitahukanya
dikemudian waktu alias tidak bisa membuktikan
langsung. Maka wellsite berhak me-redrill.(dengan
catatan core recovery ≤ 70 %)
 Kebijakan Gelogist
6. Akhir Pemboran
 Pemboran Berakhir bila sudah
menembus 3 meter Bed rock / Fresh rock
 Kebijakan Geologist (Berita Acara
Penyetopan)
7. Catatan

Dalam suatu daerah prospek pemboran berakhir bila


sudah menembus 3 meter Bedrock dengan jumlah 10 %
dari jumlah titik bor yang ada, titik bornya tersebar
merata. (Kondisional)
Titik berikutnya akan ditunjukan oleh Wellsite.

Anda mungkin juga menyukai