Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan:

Kanker rongga mulut (neoplasma pada bibir, lidah dan mulut) adalah masalah kesehatan yang
cukup serius di sejumlah negara terutama di Asia Selatan. Di India, penyakit ini merupakan
keganasan yang paling umum di antara pria dan yang paling sering terkena ialah wanita. Faktor
risiko utama termasuk konsumsi tembakau (merokok dan mengunyah tembakau), betel quid
mengunyah, konsumsi alkohol berlebihan, dan infeksi virus berkelanjutan termasuk human
papillomavirus (HPV) serta beberapa jenis virus herpes manusia lainnya.Meskipun peran
tembakau dan alkohol sebagai faktor risiko utama untuk kanker mulut sudah jelas, kemungkinan
peran kebiasaan kebersihan mulut harus diperhatikan.

Metode

Metode yang digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Gupta et al (2017) adalah hospital-based
case–control study, dengan mengambil data kasus kanker pada saluran pencernaan atas pada bulan Juni
tahun 2014 hingga Mei 2015, sebanyak 187 insidensi kanker sel skuamosa pada rongga mulut dan 240
kontrol. Peneliti juga melakukan wawancara, pengukuran antropometri dan pemeriksaan intra-oral pada
sampel.

Hasil
HASIL
ORAL HYGIENE
Data yang akan dianalisis melalui penelitian untuk melihat faktor risiko kanker rongga mulut
adalah oral hygiene, faktor diet, merokok dan konsumsi alkohol. Pada kategori faktor oral
hygiene, hasil dari pemeriksaan intra-oral menunjukan bahwa kondisi pendarahan gusi serta
jarang melakukan dental checkup dan hanya melakukannya pada saat sakit paling berpengaruh
dalam meningkatkan risiko kanker rongga mulut.

Tembakau dan alkohol


Tembakau dan alkohol juga memiliki pengaruh terhadap risiko kanker rongga mulut,
berdasarkan usia inisiasi terhadap paparan zat tersebut, durasi dan frekuensi merokok dan
mengunyah tembakau, dan durasi retensi tembakau pada mulut. Hal ini memiliki hubungan yang
linear antara dosis dan frekuensi konsumsi tembakau dengan risiko kanker rongga mulut. Risiko
tertinggi didapatkan pada sampel yang mengunyah tembakau lebih dari 10 kali dalam sehari,
serta durasi merokok lebih dari 25 tahun dan merokok lebih dari 10 batang sehari. Tidak ada
hubungan yang signifikan antara alkohol baik dari usia inisiasi, durasi dan frekuensinya terhadap
kanker rongga mulut.

Diet
Pada kategori faktor diet, konsumsi sayuran kuning yang mengandung beta-carotene, sayuran
famili Cruciferae , dan buah citrus lebih dari sekali dalam seminggu menunjukan faktor protektif
terhadap kanker rongga mulut. Sedangkan konsumsi daging merah lebih dari sekali seminggu,
makanan sangat pedas dan minum teh sangat panas meningkatkan risiko terjadinya kanker
rongga mulut.

(Gupta et al , 2017)

DISKUSI
Jenis kanker rongga mulut yang paling sering adalah kanker sel skuamosa (Intraoral Squamous
Cell Carcinoma / ISCC), meliputi mukosa rongga mulut hingga orofaring. Lokasi ISCC paling
sering adalah pada tepi lateral dan ventral permukaan lidah, orofaring, dasar mulut, gingica,
mukosa buccal, bibir dan palatum (Orbak, et al, 2005).

Kanker ini bisa bermetastasis melalui pembuluh darah dan pembuluh limf, menempel pada
jaringan organ lain dan tumbuh menjadi tumor baru. Penyebaran sel kanker melalui pembuluh
limf dapat ditemukan awalnya pada kelenjar getah bening disekitar leher. Selanjutnya sel kanker
dapat menyebar ke paru-paru, hati, tulang dan organ lain (National Cancer Institute, 2009)
Faktor RISIKO

1. Merokok dan mengunyah Tembakau


Zat tar, nikotin dan nitrosamine yang terdapat pada tembakau merupakan komponen
penting yang berperan dalam memicu inflamasi, menghambat kontrol pertumbuhan sel
normal dan menginisiasi karsinogenesis. Makadari itu, sikat gigi teratur sangat diperlukan
salah satunya untuk menghilangkan plak serta residu alkohol, nikotin dan zat toksik lain
pada rongga mulut (Gupta et al, 2017 & Johnson, 2001)

Johnson, N. 2001. Tobacco Use and Oral Cancer: A Global Perspective


http://www.jdentaled.org/content/jde/65/4/328.full.pdf (diakses pada tanggal 8 April 2018)

2. Diet rendah buah dan sayuran


Intake sayur dan buah dapat meningkatkan mikronutrien penting seperti antioksidan
vitamin C dan E serta karotenoid yang berperan sebagai faktor proteksi terhadap kanker
rongga mulut. Zat ini terkandung banyak pada sayuran kuning yang mengandung beta-
carotene seperti wortel, ubi dan jagung dan buah citrus seperti jeruk, lemon dan anggur.
Sayuran famili Cruciferae seperti kubis dan kembang kol mengandung glucosinolate
yang juga merupakan zat anti-kanker. Konsumsi daging merah lebih dari sekali seminggu
meningkatkan risiko kanker rongga mulut dibandingkan dengan konsumsi daging putih.
Konsumsi minuman yang sangat panas juga dapat meningkatkan risiko kanker rongga
mulut melalui kerusakan pada lining mukosa rongga mulut karena paparan terhadap suhu
yang sangat panas (Gupta et al , 2017)

Gupta et al. 2017. Associations between oral hygiene habits, diet, tobacco and alcohol and risk
of oral cancer: A case–control study from India https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28968558
(diakses pada tanggal 8 April 2018)

3. Oral hygiene yang buruk

Oral Hygiene yang buruk dapat memicu inflamasi local maupun sistemik pada rongga
mulut dan mempengaruhi perkembangan sel tumor dan respons imun host. Hal ini dapat
dicegah dengan menjaga kebersihan rongga mulut, rajin mengikat gigi dan rutin
melakukan pemeriksaan gigi (Douglas et al, 2017)

Douglas et al. 2017. Poor oral health affects survival in head and neck cancer
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1368837517302439 (diakses pada
tanggal 8 April 2018)

GEJALA

1. Bercak pada mulut atau bibir


a. Leukoplakia = bercak putih, memiliki risiko tinggi menjadi ganas
b. Eritoleukoplakia = campuran bercak merah dan putih
c. Eritroplakia = bercak terang pada daerah yang halus
2. Luka pada bibir atau mulut yang tidak kunjung sembuh
3. Kesulitan menggunakan gigi palus
4. Benjolan pada leher
5. Sakit telinga yang tak kunjung hilang
6. Mati rasa pada bibir bagian bawah dan dagu (National Cancer Institute, 2017)

DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan fisik intra-oral dilakukan untuk melihat kondisi bagian-bagian rongga
mulut dan pemeriksaan fisik pada kelenjar getah bening pada leher. Pemeriksaan Imaging seperti
X-ray, CT scan, MRI, endoscopy dan PET Scan dapat dilakukan untuk melihat menilai kanker
lebih jelas. Biopsi dilakukan untuk melihat gambaran histologis jaringan dan sel kanker pada
rongga mulut dan untuk menentukan stadium kanker.

Stadium Kanker
Stadium 1 atau stadium 2 memiliki gambaran pada umumnya berupa tumor yang berukuran kecil
dan tidak ditemukan sel kanker pada kelenjar getah bening. Sedangkan pada stadium 3 atau
stadium 4 gambaran tumor biasanya besar seperti ukuran lemon, dan bisa sudah menyebar ke
jaringan sekitar atau ke kelenjar getah bening dan organ lain. (National Cancer Institute, 2017)

TATALAKSANA
Tatalaksana kanker rongga mulut tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan karakteristik sel
kanker baik dari lokasi, ukuran dan penyebarannya. Terapi yang dilakukan adalah operasi atau
radiasi, bersamaan dengan kemoterapi. Targeted therapy juga dapat dilakukan bersamaan dengan
radiasi dan kemoterapi, melalui pemberian Cetuxima yang akan berikatan dengan sel kanker dan
mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran sel kanker (National Cancer Institute, 2017)

National Cancer Institute. 2017. What you need to know about: Oral Cancer
https://www.cancer.gov/publications/patient-education/wyntk-oral.pdf (diakses pada tanggal 8
April 2018)

PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit kanker bisa dilakukan dengan perubahan fundamental pada status
sosioekonomik dan pembatasan permintaan, produksi dan penggunaan produk berbahan
tembakau dan alkohol. Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan pola makan yang baik,
menjaga kebersihan oral dan seksual, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker
rongga mulut melalui promosi kesehatan. Selain itu, deteksi dini juga diperlukan untuk
mencegah kelanjutan dari kanker rongga mulut dengan cara skrining visual pada rongga mulut,
pemeriksaan fisik mukosa intra-oral, serta pemeriksaan fisik pada kelenjar getah bening

(Sankaranarayanan et al, 2015. Cancer: Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 3). Washington (DC): The
International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank)
PROGNOSIS
Prognosis kanker rongga mulut berdasarkan National Cancer Institute’s SEER program
dibedakan sesuai dengan lokasi tempat terjadinya kanker dan penyebarannya, yang terbagi atas
1. Lokal = Tidak menyebar, meliputi kanker stadium 1 dan stadium 2
2. Regional = menyebar ke jaringan dan kelenjar getah bening sekitar, meliputi kanker
stadium 3 dan stadium 4 yang belum menyebar jauh
3. Distant = kanker sudah menyebar jauh ke sistem organ lain (American Cancer
Society, 2018)

American Cancer Society. 2018. Survival Rates for Oral Cavity and Oropharyngeal Cancer
https://www.cancer.org/cancer/oral-cavity-and-oropharyngeal-cancer/detection-diagnosis-
staging/survival-rates.html#written_by (diakses pada tanggal 8 April 2018)
KESIMPULAN
Merokok dan mengunyah tembakau, diet rendah buah dan sayuran serta oral hygiene dapat
meningkatkan risiko kanker rongga mulut secara signifikan, baik sendiri ataupun kombinasi.
Upaya pencegahan untuk kanker rongga mulut ini dapat dilakukan pada berbagai sektor, baik
dari perubahan sosioekonomik dan regulasi produksi produk berbahan tembakau dan alkohol,
mengatur pola makan yang baik dan menjaga kebersihan oral dan seksual. Promosi kesehatan
dan deteksi dini juga menjadi sarana penting dalam pencegahan kanker rongga mulut

Anda mungkin juga menyukai