A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pengumpulan data yang berhubungan dengan
pasien secara sistematis. (Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
Menurut Wijaya & Putri (2013), data yang dikaji pada pengkajian mencakup
data yang dikumpulkan melalui riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan
laboraturium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah
pengkajian yang sistematik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data,
anaisa data dan diagnose keperawatan.
a. Identitas
Meliputi data pasien dan data penanggung-jawab, seperti nama, umur (50 tahun ke
atas), alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor medical record.
b. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan, riwayat penyakit
(perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktor etiologi/ resiko.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan cancer
mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh factor hormon
antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan
saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/ setelah menstruasi ± 1
minggu dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke
samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang sama tinggi.
e. Inspeksi
1. Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan.
2. Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda
radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain.
f. Palpasi
1. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas.
3. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
4. Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh,
5. Stadium kanker (system TNM UICC)
g. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang
klinis
1. Pemeriksaan radiologist
a. Mammografi/ USG Mamma
b. X-foto thoraks
c. Kalau perlu galktografi, tulang-tulang, USG abdomen, bone scan, CT scan.
2. Pemeriksaan laboraturium
a. Darah lengkap, urin
b. Gula darah puasa dan 2 jpp
c. Enxym alkali sposphate, LDH
d. CEA, MCA, AFP
e. Hormon reseptor ER, PR
f. Aktivitas estrogen/ vaginal smear.
3. Pemeriksaan sitologis
1. FNA dari tumor.
2. Cairan kista dan efusi pleura.
3. Sekret puting susu, ditemukannya cairan abnormal
seperti darah atau nanah.
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Informasi memberikan data dasar
untuk mengevaluasi kebutuhan/
komperhensif
keefektifan intervensi.
2. Berikan pengalihan seperti reposisi 2. Memungkinkan pasien untuk
berpartisipasi secara aktif dan
dan aktivitas menyenangkan seperti
meningkatkan rasa control.
mendengarkan music atau menonton 3. Evaluasi dilakukan setelah
mengajarkan teknik pengalihan, sehingga
tv
mengetahui kebutuhan klien.
3. Evaluasi keefektifan pengontrolan 4. Nyeri adalah komplikasi sering dari
kanker, meskipun respons individual
nyeri
berbeda. Saat perubahan penyakit/
4. Kolaborasi pemberian analgetik pengobatan terjadi, penilaian dosis dan
pemberian akan diperlukan.
Diagnosa 2 Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan cemas
berkurang.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol
cemas.
3. Vital sign dalam batas normal.
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Intervensi Rasional