Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Anisa Husna Riska

NIM : 1714201037
LOKAL : Keperawatan 7 B

SOAL KASUS A UNTUK ( NO NIM GANJIL)

Nona A lulusan sekolah menengah atas dan termasuk dalam peringkat sepuluh besar.
Rumah agak terpencil dan jauh dari kota besar. Sepulang dari kelulusan SMA, ia
dengan bangga bercerita kepada ibunya dan mengutarakan rencana kuliah yang ingin
ditempuh. Ibunya tidak terlalu menanggapi keinginan anaknya untuk kuliah, bahkan
ibu memberikan nasihat, “Sudahlah Nak, kamu ini wanita, untuk apa sekolah sampai
perguruan tinggi, toh setelah itu kamu akan kembali ke dapur, sumur, dan kasur”.
Nona A terkejut menegaskan keinginannya untuk tetap kuliah di beberapa perguruan
tinggi negeri di kota yang sudah dipilih. Dengan modal peringkat sepuluh besarnya,
Nona A yakin dapat menembus seleksi penerimaan mahasiswa baru, kemudian bisa
mendapatkan beasiswa. Bagi Nona A, meskipun wanita dan tinggal di desa, harus
tetap menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi, apalagi modal dasar kepandaian
sudah di tangan.
Ibu tetap melarang anaknya yang sudah berusia 17 tahun itu pergi ke kota untuk
menempuh pendidikan di perguruan tinggi, meskipun secara finansial sebenarnya
orang tuanya mampu untuk membiayai pendidikan anaknya. Akhirnya ibu berkata,
“Sudahlah Nak, kamu tidak usah kuliah. Kamu ini wanita. Sebenarnya Ibu sudah
memilihkan jodoh untuk dirimu, biarlah tidak terlalu tampan, yang penting dapat
menjamin kehidupanmu di masa yang akan datang”.
Nona A tetap pada idealismenya dan ibu tetap pada keinginan untuk segera
menikahkan anaknya karena sudah berjanji dengan calon menantu. Akhirnya dengan
berbagai cara ibu merayu anaknya, tidak berhasil, meminta tolong saudara
perempuannya, bahkan pada ibu guru ngajinya tidak berhasil.
Akhirnya sang Nona A menjadi pemarah, terutama setiap ketemu wanita dewasa.
Oleh karena selalu marah setiap ketemu wanita dewasa inilah, akhirnya Nona A
dibawa ke unit psikiatri. Terjadilah gangguan jiwa, risiko mencederai diri, orang lain,
atau lingkungan.
Setelah ada trust saat dikaji oleh perawat, ternyata Nona A marah setiap ketemu
wanita dewasa, karena Nona A menganggap pasti dia akan menyuruhnya untuk
menikah.
PERTANYAAN :
A. Buat Pohon Masalah
B. Buat diagnosa yang Muncul
C. Buat Intervensinya 1 saja dari masalah Utamanya.

JAWABAN

A. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri sendiri,


orang lain atau lingkungan (akibat)

Perilaku kekerasan (masalah


utama)
Mekanisme koping tidak efektif
(penyebab)

B. Diagnosa yang muncul


1. Perilaku kekerasan
2. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain atau lingkungan
3. Mekanisme koping tidak efektif

C. Intervensi
Resiko perilaku kekerasan
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan :
a. Beri salam setiap berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berinteraksi
c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
d. Tunjukkan sikap empati, jujur, dan menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontrak interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya :
a. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa marah atau
jengkelnya
b. Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap
ungkapan perasaan klien
3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang
dialaminya :
a. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik)
saat perilaku kekerasan terjadi
b. Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda
emosional) saat terjadi perilaku kekerasan
c. Motivasi kien menceritakan kondisi hubungan dengan orang
lain (tanda-tanda social) saat terjadi perilaku kekerasan
4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama
ini :
a. Motivasi klien mencecritakan jenis-jenis tindak kekerasan
yang selama ini pernah dilakukannya
b. Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak
kekerasan tersebut terjadi
c. Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang
dilakukannya masalah yang dialami teratasi
5. Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang
dilakukan pada :
a. Diri sendiri
b. Orang lain atau keluarga
c. Lingkungan
6. Diskusikan dengan klien :
a. Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan
marah yang sehat
b. Jelaskan berbagai alternative pilihan untuk mengungkapkan
marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien
c. Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah :
1) Cara fisik : nafas dalam, pukul bantal/kasur, olahraga
2) Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal
kepada orang lain
3) Social : latihan asertif dengan orang lain
4) Spiritual : sembahyang/ doa, zikir, meditasi, dsb sesuai
keyakinan agamanya masing-masing
7. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara
yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan
8. Latih klien memperagakan cara yang dipilih :
a. Jelaskan manfaat cara tersebut
b. Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan
c. Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum
sempurna
9. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat
marah/jengkel
10. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien
untuk mengatasi perilaku kekerasan
11. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku
kekerasan
12. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku
kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga
13. Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)
14. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
15. Jelaskan manfaat menggubakan obat secara teratur dan kerugian jika
tidak menggunakan obat
16. Jelaskan kepada klien :
a. Jenis obat (nama, warna, dan bentuk obat)
b. Dosis yang tepat untuk klien
c. Waktu pemakaian
d. Cara pemakaian
e. Efek yang akan dirasakan klien

Anda mungkin juga menyukai