Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN BENCANA

GUNUNG MERAPI

Prabencana-bencana-pasca bencana

Kelompok 4:
Fegi Ami Jefone
Yanastasya
Rika Madriani
Muhammad Alwi
KASUS
Sebuah desa di kaki Gunung Merapipernah
mengalami bencana pada saat gunung itu
meletus. Banyak korban jiwa yang tewas,
hewan ternak banyak yang mati, rumah
banyak yang rusak. Diskusikan dengan
kelompok mengenai rencana upaya
manajemen penanggulangan bencana Gunung
Merapi dari mulai prabencana – bencana –
pasca bencana.
MANAJEMENT PENANGANAN
BENCANA GUNUNG MERAPI
Manajemen bencana adalah suatu proses
dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang
berhubungan dengan observasi dan analisis
bencana serta pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan
darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi
bencana (Presiden Republik Indonesia, 2007)
1. PRA BENCANA
Fase prabencana pendekatannya adalah pengurangan risiko
bencana dengan tujuan untuk membangun masyarakat yang
tangguh dalam menghadapi ancaman bencana. Tahapan
manajemen bencana pada kondisi sebelum kejadian yaitu
kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi. Tindakan yang
harus dilakukan individu yaitu :
 Mengikuti sosialisasi tentang peristiwa letusan gunung berapi
pada masyarakat awam terkait peristiwa alam seperti gempa
karena gunung berapi, dan terjadinya gunung meletus.
 Mematuhi pengumuman dari instansi berwenang, misalnya
dalam penetapan status gunung berapi.
 Mengenali tanda-tanda terjadinya bencana gunung berapi,
misalnya turunnya binatang dari puncak gunung atau
terciumnya bau belerang.
 Mengetahui tempat yang aman dan jalur evakuasi.
2. BENCANA
Fase saat terjadinya bencana Fase ini kegiatan
yang dilakukan adalah tanggap darurat
bencana di mana sasarannya adalah “save
more lifes”. Kegiatan utamanya adalah
tanggap darurat berupa pencarian,
penyelamatan, dan evakuasi serta
pemenuhan kebutuhan dasar berupa air
minum, makanan dan penampungan/shalter
bagi para korban bencana. Tindakan yang
harus dilakukan individu yaitu :
 Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran
lahar.
 Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas serta persiapkan
diri untuk kemungkinan bencana susulan.
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang atau
jaket, celana panjang, topi, masker dan lainnya.
 Jangan memakai lensa kontak.
 Lakukan evakuasi dan pengungsian pada masyarakat sekitar gunung meletus ke
tempat yang lebih aman.
 Mematuhi pedoman dan perintah dari instansi berwenang tentang upaya
penanggulangan bencana
 Pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya
 Penentuan status keadaan darurat bencana
 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Perlindungan terhadap kelompok rentan
 Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
 Bantuan Darurat (relief)
Ini merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, tempat tinggal sementara, kesehatan,
sanitasi dan juga air bersih.
3. PASCA BENCANA
Fase pasca bencana Pada fase pasca bencana, aktivitas utama ditargetkan untuk memulihkan
kondisi (rehabilitasi) dan pembangunan kembali (rekonstruksi) tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat menjadi lebih baik (build back better)
Pemulihan(Recovery)

Pemulihan adalah rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan


lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaab,
prasarana dan sarana dengan melakukan upata rehabilitasi.
Rehabilitasi(rehabilitation)

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat
hingga tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.
Rekonstruksi(reconstruction)

Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan usaha serta langkah-langkah nyata yang
terencana dengan baik, konsisten dan berkelanjutan untuk membangun kembali secara
permanen semua prasarana, sarana dan sistem kelembagaan baik tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran dan partisipasi
masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah pasca bencana.
Lingkup pelaksanaan rekonstruksi terdiri atas program rekonstruksi fisik dan program
rekonstruksi non fisik.
Tindakan yang harus dilakukan individu yaitu :
 Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan
akan terjadi banjir lahar dingin dan batu-
batu besar.
 Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
 Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena
beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan
atap bangunan.
 Hindari mengendarai mobil di daerah yang
terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai