Anda di halaman 1dari 2

1. Menurut anda, apakah demokrasi Pancasila sudah cocok diterapkan di Indonesia?

Mengapa?
Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan sila Pancasila yang dilihat sebagai suatu
keseluruhan yang utuh. Dalam demokrasi tersebut musyawarah untuk mufakat sangat
diharapkan. Karena setiap keputusan dapat dicapai dengan mufakat. Tapi jika tidak tercapai
mufakat, maka keputusan dapat ditempuh melalui pemunguta suara.
Sudah cocok, Negara Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila karena asas-asas
Pancasila sangat relevan terhadap aspek kehidupan masyarakat negara Indonesia.
Yang mana menjunjung tinggi nilai-nilai agama, rasa kemanusiaan, persatuan,
musyawarah, dan keadilan. Hal tersebut diyakini bisa menjadi suatu fondasi untuk
mencapai kemakmuran suatu negara.
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara
Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling
tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional
dalam tata hukum di Indonesia.
Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang berakar
dari kebudayaan bangsa sehingga Pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia, oleh karena itu
karakter individu & kepribadian bangsa Indonesia selayaknya senantiasa mencerminkan nilai-
nilai Pancasila tersebut.
1. Demokrasi memberikan rakyat kebebasan dalam pemerintahan, namun Ketika
kebebasan itu tidak terlaksana dengan baik, apa yang harus dilakukan?
Ketika kebebasan tersebut disalah gunakan oleh pemerintahan maka harusnya pihak yang
berwenang berhak menjatuhkan hukuman yang sesuai dengan undang- undang yang berlaku.
Seperti contoh penyalahgunaan wewenang yang telah tercatat di dalam pasal 3 UU Nomor 31
Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001, “Bahwa setiap orang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat satu tahun dan paling lama dua puluh tahun dan atau denda paling sedikit Rp
50.000.000,00 dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00.”

Anda mungkin juga menyukai