Anda di halaman 1dari 24

REKAYASA

JALAN RAYA
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
Bagian
Bagian
Jalan
Raya

RUMIJA (Ruang Milik Jalan)


KETERANGAN - Jalan Bebas Hambatan ≥ 30 m
a Jalur Lalu Lintas (Trafic Lanes) - Jalan Raya ≥ 25 m
b Bahu Jalan (Shoulder) - Jalan Sedang ≥ 15 m
c Saluran Tepi (Roadside Dicthies) - Jalan Kecil ≥ 11 m
d Ambang Pengaman (Clearance)
Bangunan
RUMAJA (Ruang Manfaat Jalan)
Tinggi Minimal 5 m, kedalaman RUWASJA (Ruang Pengawasan Jalan)
- Jalan Arteri ≥ 15 m
minimal 1,5 m
- Jalan Kolektor ≥ 7-10 m
- Jalan Lokal ≥ 3-7 m
Perencanaan Jalan Raya
01 Perencanaan Geometrik Jalan
• Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997
•  Departemen Pekerjaan Umum, 2004, Pedoman Perencanaan Geometrik
Jalan Perkotaan No. RSNI T-14-2004

02 Perencanaan Drainase Jalan


• Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Pd T-02-2006-B

• Departemen Pekerjaan Umum, RDE - 07: Dasar-dasar Perencanaan Drainase Jalan

03 Perencanaan Rekayasa Lalu Lintas


• Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997

• Panduan Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014


PRA PERENCANAAN
SURVEI LAPANGAN

Survei Topografi Survei Amdal Survei Hidrologi Survei Geoteknik Survei Lalu Lintas
Bertujuan untuk Pada awal survei Bertujuan untuk Mencakup Survei Bertujuan untuk
penentuan trase penyuluhan perencanaan Geologi dan Sumber Perencanaan
jalan Drainase Material Dimensi jalan
Klasifikasi Fungsi & Kelas Jalan

Jalan Antar Kota


Jalan Perkotaan

Fungsi Kelas Muatan Sumbu Fungsi Kelas Muatan Sumbu


Terberat (MST) (ton) Terberat (MST) (ton)
Arteri I >10 Arteri I >10
II 8 II 10
III A 8 III A 8
Kolektor III A Kolektor III A
8 8
III B III B
DATAR
Klasifikasi - Notasi D

Medan Jalan - Kemiringan Medan < 3%

PERBUKITAN

Medan jalan diklasifikasikan - Notasi B


berdasarkan kondisi sebagian - Kemiringan Medan 3
besar kemiringan medan % -25 %
yang diukur tegak lurus
garis kontur.
PEGUNUNGAN

- Notasi G
- Kemiringan Medan
>25 %
KECEPATAN RENCANA (VR)

Jalan Perkotaan Jalan Antar Kota


Kecepatan Rencana,
Fungsi Jalan VR (km/jam) Kecepatan Rencana,
VR (km/jam)
Fungsi
1. Arteri Primer 50-100 Jalan
2. Kolektor Primer 40-80 Datar Bukit Pegunungan

3. Arteri Sekunder 50-80 1. Arteri 70-120 60-80 40-70

4. Arteri Sekunder 30-50 2. Kolektor 60-90 50-60 30-50

5. Lokal Sekunder 30-50 3. Lokal 40-70 30-50 20-30


Contoh Peta Kontur
Kendaraan Rencana

Radius Putar
Dimensi Kend. (cm) Tonjolan (cm)
(cm) Radius
Katagori
Tonjolan
Kendaraan
(cm)
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Min. Maks

Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780


Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410
Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370
Kendaraan Rencana
Satuan Mobil Penumpang
No. Jenis Kendaraan Datar/ Perbukitan Pegunungan

Sedan, Jeep Station


1 1.0 1.0
wagon

Pick-up, Bus Kecil,


2 1.2 – 2.4 1.9 – 3.5
Truk Kecil

3 Bus dan Truk Besar 1.5 – 5.0 2.5 – 6.0


Adalah jarak yang ditempuh pengemudi
untuk menghentikan kendaraan yang
bergerak setelah melihat adanya rintangan pada (Sukirman, 1994)
lajur yang dilaluinya. Besarnya Jarak pandangan
henti minimum sangat
tergantung pada kecepatan rencana jalan.

Jarak
Pandangan Henti
Minimum
Rumus Umum
Jarak Pandang Henti Minumum

V2
d  0.278V.t 
254fm
(Sukirman, 1994)
Keterangan
fm : Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan
dalam arah memanjang jalan
V : Kecepatan kendaraan, km/jam
T : waktu reaksi = 2.5 detik

Jarak
Pandangan Henti
Minimum
Rumus Umum Jarak Pandang Henti Minumum
Untuk jalan dengan kelandaian
V2
d  0.278V.t 
254(f  L)
(Sukirman, 1994)
Keterangan
L : Besarnya Landai Jalan dengan Desimal
+ : Untuk Pendakian
- : Untuk Penurunan

Jarak
Pandangan Henti
Minimum
Kecepatan Kecepatan Koefisien d d
d desain
Rencana, Vr Jalan, Vj Gesek Jalan, perhitungan perhitungan
(m)
(km/jam) (km/jam) fm untuk Vr (m) untuk Vj (m)
30 27 0.400 29.71 25.94 25-30
40 36 0.375 44.60 38.63 40-45
50 45 0.350 62.87 54.05 55-65
60 54 0.330 84.65 72.32 75-85
70 63 0.313 110.28 93.71 95-110
80 72 0.300 139.59 118.07 120-140
100 90 0.285 207.64 174.44 175-210
120 108 0.280 285.87 239.06 240-285

Jarak
Pandangan Henti
Minimum
Jarak Pandang
Menyiap

d1 : jarak yang ditempuh selama waktu reaksi oleh kendaraan yang hendak menyiap
dan membawa kendaraannya yang hendak membelok ke jalur kanan
d2 : jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap selama berada pada jalur sebelah

kanan
Jarak Pandang
Menyiap

d1 : jarak yang ditempuh selama waktu reaksi oleh kendaraan yang hendak menyiap dan
membawa kendaraannya yang hendak membelok ke jalur kanan
d2 : jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap selama berada pada jalur sebelah kanan
d3 : jarak bebas yang harus disediakan antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang
berlawanan arah setelah gerakan menyiap dilakukan
d4 : jarak yang ditempuh oleh kendaraan yg berlawanan arah selama 2/3 dari waktu yg diperlukan
Jarak Pandang
Menyiap

Jarak pandangan Jarak pandangan


Kecepatan Jarak
Kecepatan Jarak pandangan
pandangan Jarak pandangan Jarak pandangan Jarak pandangan
Jarak pandangan
menyiap
menyiap menyiap
menyiap
Rencana, Vr
Rencana, Vr menyiap
menyiap standar
standar menyiap
menyiap standar
standar
minimum
minimum minimum desain
minimum desain
(km/jam)
(km/jam) perhitungan (m)
perhitungan (m) desain (m)
desain (m)
perhitungan (m)
perhitungan (m) (m)
(m)

30
30 146
146 150
150 109
109 100
100
40
40 207
207 200
200 151
151 150
150
50
50 274
274 275
275 196
196 200
200
60
60 353
353 350
350 250
250 250
250
70
70 437
437 450
450 307
307 300
300
80
80 527
527 550
550 368
368 400
400
100
100 720
720 750
750 496
496 500
500
120
120 937
937 950
950 638
638 650
650
Gaya yang Bekerja pada
Alinyemen Horizontal
Gaya Sentrifugal
 
F=m= = x
V
V Keterangam
T F : Gaya
? F m: Massa
F
v : Kecepatan
R: Jari-jari
g: Gaya Grafitasi
G: Berat Kendaraan
N Gaya Sentrifugal
TANPA Kemiringan
Kondisi Seimbang :
V2 G V2 G V2
Fs  
F  m   Fs  f  N g R
R g R NG G V2
f G  
g R
Fs f
V2
gR
G • Hanya diterapkan pada persimpangan
• Untuk kecepatan rendah
Gaya Sentrifugal
TANPA Gesekan
G V2 Kondisi Seimbang :
 cos  G V2
g R G sin   cos 
g R
G V2 sin G V 2
G sin   G  
G g R
 cos  g R
V2
tg 
gR
• Hanya diterapkan pada circuit atau tg  e
test track
V2
e
gR
Gaya Sentrifugal
DENGAN Gesekan
Kondisi Seimbang :
G V2
G sin  Fs   cosα
G V2 g R
 cos   G V2  G V2
g R 
G sin   f  Gcos   .
g R
sin   .
 g R cos 
  x 1/Cos 
Fs G V2
G sin   G
sin  G V2
 f.G  

1  f
sin  

G V 2 g R cos  g R  cos  
 sin 
 G g R ef
V2
gxR
1  f.e 
G cos  ef V2
 1  f.e   0
1  f.e  gxR
V2
ef
g.R
Gaya Sentrifugal
DENGAN Gesekan (Sambungan)

2
Dimana :
V
ef  e = kemiringan melintang jalan
127  R (emax = 8% untuk dlm kota & 10%
V2 untuk jalan luar kota)
R min 
127   e max  f max  f = gaya gesek
Jika : f = -0.00065 V + 0.1292  V < 80 km/jam
V = dalam Km/Jam f = -0.00125 V + 0.24  V > 80 km/jam
g = 9.81 m/det 2 V = kecepatan rencana jalan
R = dalam meter R = jari-jari lengkung
Analisis Jaringan Fungsi/Kelas Jalan & Kebutuhan
Rumija

Analisis Lalu Lintas


Standar Desain :
Dimensi Potongan Melintang
Survei Topografi Jalan, Kecepatan Rencana
(VR)

Desain Geometrik Jalan :


Alinyemen Vertikal & Horizontal Gambar Desain

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Anda mungkin juga menyukai