Anda di halaman 1dari 49

PERENCANAAN

GEOMETRIK JALAN
 Klasifikasi Jalan
 Potongan Melintang Jalan
 Kriteria Perencanaan
 Jarak Pandangan
 Lengkung Horisontal
 Lengkung Vertikal
 Gabungan Lengkung Vertikal dan
Horisontal
KLASIFIKASI JALAN
 Jalan Antar Kota (Bina Marga No. 038/T/BM/1997)
 Menurut Fungsinya
- Jalan Arteri
- Jalan Kolektor
- Jalan Lokal

 Menurut Kelas Jalan

Fungsi Kelas MST (Ton)

I >10
Arteri II 10
III A 8
III A 8
Kolektor
III B
 Menurut Medan Jalan

Kemiringan Medan
Jenis Medan Notasi
(%)
Datar D (datar) <3
Perbukitan B (bukit) 3 – 25
Pegunungan G (gunung) > 25

 Wewenang Pembinaan Jalan (PP. No. 26/1985)


- Jalan Nasional
- Jalan Propinsi
- Jalan Kabupaten/Kotamadya
- Jalan Desa
- Jalan Khusus
 Jalan Perkotaan (Bina Marga Maret 1992)
 Menurut Fungsinya
- Jalan Arteri Primer
- Jalan Kolektor Primer
- Jalan Lokal Primer

- Jalan Arteri Sekunder


- Jalan Kolektor Sekunder
- Jalan Lokal Sekunder

 Menurut Perencanaan
- Jalan Tipe I (pengaturan jalan masuk secara penuh)

Fungsi Kelas
Arteri 1
Primer
Kolektor 2

Sekunder Arteri 2
- Jalan Tipe II (sebagian atau tanpa pengaturan jalan masuk)

Fungsi DTV (dalam SMP) Kelas


Arteri - 1
Primer Kolektor > 10.000 1
< 10.000 2
Arteri > 20.000 1
< 20.000 2
Kolektor > 6.000 2
Sekunder
< 6.000 3
Jalan Lokal > 500 3
< 500 4
POTONGAN MELINTANG JALAN
POTONGAN MELINTANG JALAN
 Daerah Milik Jalan (Damija), adalah daerah yang meliputi seluruh daerah
manfaat jalan dan daerah yang diperuntukkan bagi pelebaran jalan dan
penambahan jalu lalu lintas di kemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk
pengamanan
 Daerah manfaat Jalan (Damaja), adalah daerah yang meliputi seluruh badan
jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengaman
 Badan Jalan, adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalu lalu lintas,
median dan bahu jalan
 Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja), adalah ruang sepanjang jalan di luar
Damaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu yang diukur dari sumbu
jalan
- Jalan Arteri minimum 20 meter
- Jalan Kolektor minimum 15 meter
- Jalan Lokal minimum 10 meter
KRITERIA PERENCANAAN
 Kendaraan Rencana
Radius Putar
Dimensi Kend. (cm) Tonjolan (cm)
(cm)
Radius
Katagori
Tonjolan
Kendaraan
(cm)
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Min. Maks

Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780

Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410

Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370


 Beberapa Jenis Kend. Rencana
 Satuan Mobil Penumpang

No. Jenis Kendaraan Datar/Perbukitan Pegunungan

1 Sedan, Jeep Station wagon 1.0 1.0

2 Pick-up, Bus Kecil, Truk Kecil 1.2 – 2.4 1.9 – 3.5

3 Bus dan Truk Besar 1.5 – 5.0 2.5 – 6.0

 Volume Lalu Lintas Rencana


 Kecepatan Rencana
Adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan
yang memungkinkan kendaraan-kendaraan bergerak dengan aman dan
nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang dan
pengaruh samping jalan yang tidak berarti

Kecepatan Rencana, Vr (km/jam)


Fungsi
Datar Bukit Pegunungan

Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70

Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50

Lokal 40 – 70 30 – 50 20 – 30
JARAK PANDANGAN
 Jarak Pandangan Henti Minimum
Adalah jarak yang ditempuh pengemudi untuk menghentikan
kendaraan yang bergerak setelah melihat adanya rintangan pada
lajur yang dilaluinya.

Kecepatan Kecepatan Koefisien d d


d desain
Rencana, Vr Jalan, Vj Gesek Jalan, perhitungan perhitungan
(m)
(km/jam) (km/jam) fm untuk Vr (m) untuk Vj (m)
30 27 0.400 29.71 25.94 25-30
40 36 0.375 44.60 38.63 40-45
50 45 0.350 62.87 54.05 55-65
60 54 0.330 84.65 72.32 75-85
70 63 0.313 110.28 93.71 95-110
80 72 0.300 139.59 118.07 120-140
100 90 0.285 207.64 174.44 175-210
120 108 0.280 285.87 239.06 240-285
 Jarak Pandangan Menyiap
Adalah jarak minimum di depan kendaraan yang direncanakan
harus dapat dilihat pengemudi agar proses menyiap (mendahului)
kendaraan di depannya dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan
dengan kendaraan dari arah yang berlawanan.

Jarak pandangan Jarak pandangan


Kecepatan Jarak pandangan Jarak pandangan
menyiap menyiap
Rencana, Vr menyiap standar menyiap standar
minimum minimum desain
(km/jam) perhitungan (m) desain (m)
perhitungan (m) (m)

30 146 150 109 100


40 207 200 151 150
50 274 275 196 200
60 353 350 250 250
70 437 450 307 300
80 527 550 368 400
100 720 750 496 500
120 937 950 638 650
LENGKUNG HORISONTAL
 Gaya Sentrifugal

V
V
T
? F
F

V2 G V2
F  m  
R g R
 Gaya Sentrifugal TANPA Kemiringan

N 
F
sf
N

NG

Kondisi Seimbang :
2
GV
s 
F
V2 G V2 gR
F  m   GV 2

R g R f
G 
gR
2
V
f
Fs g
R

G • Hanya diterapkan pada persimpangan


• Untuk kecepatan rendah
 Gaya Sentrifugal TANPA Gesekan
Kondisi Seimbang :
G V2
G sin   cos 
g R
G V2
 cos  sin G V 2
g R G  
G V2
cos  g R
G sin  
 G g R
V2
tg 
gR
• Hanya diterapkan pada circuit atau tg  e
test track
V2
e
gR
LENGKUNG HORISONTAL
 Gaya Sentrifugal DENGAN Gesekan
Kondisi Seimbang :
G V2
G sin  Fs   cosα
g R
 G V2  G V2
G sin   f  Gcos   . sin   .
 g R cos 
 g R 
G V2 x 1/Cos 
 cos 
g R
sin  G V2  sin  
G V 2
G  f.G   1  f 
Fs G sin   cos  g R  cos  
G V 2 g R
sin 
 G

g R ef
V2
1  f.e 
G cos  gxR
ef V2
 1  f.e   0
1  f.e  gxR
V2
ef
g.R
 Gaya Sentrifugal Dengan Gesekan (sambungan)
Jika : V2
V = dalam Km/Jam ef 
127  R
g = 9.81 m/det 2
V2
R = dalam meter R min 
127  e max  f max 
Dimana :
e = kemiringan melintang jalan
(emax = 8% untuk dlm kota & 10% untuk jalan luar kota)
f = gaya gesek
f = -0.00065 V + 0.1292  V < 80 km/jam
f = -0.00125 V + 0.24  V > 80 km/jam
V = kecepatan rencana jalan
R = jari-jari lengkung
 Bentuk-bentuk Lengkung Horisontal
Spiral – Circle – Spiral

TS

Es
Xs Ys
p SC CS
Lc
k
s s
Ls Rc Rc

ST
TS
Spiral – Circle – Spiral
Data-data yang perlu diketahui :
1. Kecepatan rencana, V ?
2. Sudut tikungan,  ?
3. Jari-jari lengkung/tikungan, R ?

Dari data-data tersebut didapat :


1. Panjang lengkung spiral, Ls
2. Nilai superelevasi, e
Tabel Ls dan e
Tabel Ls dan e
Spiral – Circle – Spiral
Parameter-parameter lengkung :
Xs = Ls(1 – (Ls2/(40.Rc2)))
Ys = Ls2 / 6Rc
s = 90 Ls / (Rc)
c =  - 2 s
p = (Ls2 / 6Rc) - (Rc (1-coss))
k = Ls – (Ls3/(40 Rc2)) – (Rc sin s) TS
Ts = (Rc + p) tan ½  + k Es
Xs Ys
Es = (Rc+p) sec ½  - Rc p SC CS
Lc
Lc = ( - 2s)  Rc / 180 k
s s
Ltot = Lc + 2 Ls Ls Rc Rc

ST
TS
Spiral – Circle – Spiral
Diagram Superelevasi, e
e AASHTO

2% 2%
e

TS SC CS ST

Ls Lc Ls

BINA MARGA
e

2% 2%
e

TS SC CS ST

Ls Lc Ls
Ilustrasi Diagram Superelevasi, e
Ilustrasi Diagram Superelevasi, e
 Bentuk-bentuk Lengkung Horisontal
Spiral – Spiral

TS

Es
Xs Ys
p SC=CS
k
s s
Ls Rc Rc

ST
TS
Spiral – Spiral
Data-data yang perlu diketahui :
1. Kecepatan rencana, V ?
2. Sudut tikungan,  ?
3. Jari-jari lengkung/tikungan, R ?

Dari data-data tersebut didapat :


1. Panjang lengkung spiral, Ls
2. Nilai superelevasi, e
Spiral – Spiral
Parameter-parameter lengkung :
Lc = 0 ; s = ½ 
Ls = s .  . Rc / 90
TS
Ltot = 2 Ls
Es
Xs Ys
p SC=CS
k
s s
Ls Rc Rc

ST
TS
Spiral – Spiral
Diagram Superelevasi, e
e AASHTO
2% 2%
e

TS SC=CS ST

Ls Ls

BINA MARGA
e

2% 2%
e

TS SC=CS ST

Ls Ls
 Bentuk-bentuk Lengkung Horisontal
Full Circle
TC
E
TC Lc CT

 

Rc Rc
Full Circle
Data-data yang perlu diketahui :
1. Kecepatan rencana, V ?
2. Sudut tikungan,  ?
3. Jari-jari lengkung/tikungan, R ?

Dari data-data tersebut didapat :


1. Panjang lengkung spiral, Ls
2. Nilai superelevasi, e
Full Circle
Parameter-parameter lengkung :
Tc = Rc.tg (½)
TC
Ec = [Rc / cos (½)] - Rc E
Lc
Lc = ( / 180) Rc TC CT

 

Rc Rc
Full Circle
Diagram Superelevasi, e e AASHTO
2% 2%
e

SC CS
2/3 Ls 1/3 Ls 1/3 Ls 2/3 Ls
Lc

BINA MARGA
e

2% 2%
e

SC CS
3/4 Ls 1/4 Ls 1/4 Ls 3/4 Ls
Lc
 Pelebaran Pada Tikungan
 Gabungan Lengkung Horisontal
Searah
1. YANG HARUS DIHINDARI : R1 > 1,5 R2
DISARANKAN : R1 < 1,5 R2
R2

R1
R1 < 1,5 R2

2. BILA DISISIPI GARIS BAGIAN LURUS min = 20 m


> 20 m

R2

R1

R1 > R2

3. BILA DISISIPI SPIRAL


Spiral 1 Spiral 2

R2
R1

R1 > R2
Berbalik
R1
1. Full Circle  R1 < 1,5 R2 ; R1 > R2

R2

2. BILA DISISIPI GARIS BAGIAN LURUS min = 20 m R1


> 20 m

R1 > R2 R2

R=
3. BILA DISISIPI SPIRAL R1

R2
R1 > R2

R=
LENGKUNG VERTIKAL
 Cekung  Cembung
g1 (+)
g2 (-)

g1 (-) g2 (+)

G2 (+)
g1 (-)
g1 (+)
g2 (-)

g1 (-)

g2 (-)
g2 (+)

g1 (+)
 Kelandaian (Gradient)
Kecepatan Rencana (km/jam)
80 60 50 40 30 20
Kelandaian Maks.
4 5 6 7 8 9
Standard (%)
Kelandaian Maks.
8 9 10 11 12 13
Mutlak (%)

Panjang Landai Kritis (Gradien > Gradien Maks. Standard)


Kecepatan Rencana (km/jam)
80 60 50 40 30 20
5% 500 m 6% 500 m 7% 500 m 8% 500 m 9% 500 m 10% 500 m
6% 500 m 7% 500 m 8% 500 m 9% 500 m 10% 500 m 11% 500 m
7% 500 m 8% 500 m 9% 500 m 10% 500 m 11% 500 m 12% 500 m
8% 420 m 9% 420 m 10% 420 m 11% 420 m 12% 420 m 13% 420 m
 Persamaan Umum Lengkung Vertikal

y PPV Ev
Q
PLV P Y PTV
X
g1 (+) 0.5 Lv 0.5 Lv g2 (-)
Lv

y 
g1  g 2  X 2

2L
A
y  X 2

200 L
AL
Ev 
800
 Lengkung Vertikal Cembung
S<L

Jarak Pandangan Henti, h1 = 10 cm dan h2 = 120 cm


A S2
L
399
Jarak Pandangan Henti, h1 = 120 cm dan h2 = 120 cm

A S2
L
960
 Lengkung Vertikal Cembung
S>L

Jarak Pandangan Henti, h1 = 10 cm dan h2 = 120 cm


399
L2S
A
Jarak Pandangan Henti, h1 = 120 cm dan h2 = 120 cm
960
L2S
A
 Lengkung Vertikal Cekung
S<L

Tinggi lampu = 60 cm
Sudut penyebaran lampu = 1o

A S2
L
120  3.5 S
 Lengkung Vertikal Cekung
S>L

Tinggi lampu = 60 cm
Sudut penyebaran lampu = 1o

120  3.5 S
L2S
A
 Lengkung Vertikal Cekung
(dibawah bangunan) S<L

A S2
L
800 C  400 ( h1  h 2)

Tinggi mata pengemudi truk, h1 = 180 cm


Tinggi lampu belakang kendaraan, h2 = 50 cm
Ruang bebas vertikal, C = 550 cm
 Lengkung Vertikal Cekung
(dibawah bangunan) S>L

800 C  400 (h1  h 2)


L2S
A
Tinggi mata pengemudi truk, h1 = 180 cm
Tinggi lampu belakang kendaraan, h2 = 50 cm
Ruang bebas vertikal, C = 550 cm
GABUNGAN LENGKUNG
VERTIKAL DAN HORISONTAL
PLAN AND PROFILE
PLAN AND PROFILE

Anda mungkin juga menyukai