Anda di halaman 1dari 7

Ny R (30 tahun) , datang kepoli klinik Kesehatan Ibu dan anak untuk

memeriksakan kehamilannya yang memasuki minggu ke 34. Pada Ny R telah


tegak diagnose HIV sejak 3 bulan yang lalu setelah kematian suaminya karena
HIV/AIDS.
Keadaan Ny R secara umum baik, tanda-tanda vital normal, Ny R nampak murung
dan sering menyampaikan sangat menyesalkan perilaku mendiang suaminya yang
menyebabkan dia dan anaknya harus menanggung akibatnya. Keluarga Ny R
belum mau menerima untuk merawat dan bayinya saat setelah melahirkan, Ny. R
kadang merasa dikucilkan oleh masyarakat. Ny R mengatakan kadang merasa
putus asa dengan kondisinya sekarang.
Perawat konselor telah melakukan pendampingan pada Ny R. Merencanakan
memberikan mediasi antara keluarga dan Ny R

Sasaran Belajar :
Konsep Patologis HIV
Perubahan Psikologi Pada klien dengan HIV
Stigma Masyarakat dengan HIV
Asuhan Keperawatan Klien dengan HIV /AIDS

Identifkasi Istilah

1. Mediasi (dewi)
Jawaban:
Pertemuan dua pihak yang bermasalah dan terdapat mediator atau penengah (Hendra).
Mediasi adala penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh orang ketiga (mediator)
(Elfina).

2. Koselor (Tio)
Jawaban:
Orang yang memberikan bimbingan dan konseling pada pasein (Mila)
Orang yang memberikan bantuan dalam bentuk konseling (Rizky)

Daftar Masalah

1. Bagaimana perawat mengatasi permasalahn dikucilkan masyarakat? (Rahadin)


Jawaban:
Tatalaksana peningkatan pengetahuan HIV, peningkatan peran masyarakat dan
melibatkan tokoh-tokoh yang ada di masayarakat (Elfina)

2. Mediasi yang disampaikan perawat seperti apa? (Maulinda)


3. Bagaimana cara agar keluarga mau merawat anak Ny R? (dewi)
4. Apakah anda sepakat dengan kampanye kondom? Sebutkan alasannya (Elfina)
Jawaban:
Ya sepakat karena kampanye dilakukan pada phak terkait (orang dewasa dan pasien
ODHA) bukan secara umum (Rahadin)
Ya setuju karena kampanya tersebut salah satu upaya pencegahan HIV, namun diberikan
sesuai dengan sasaran yang tepat (Tio)

5. Peran perawat yang berpengaruh sesuai kasus (Mila)


Jawaban:
Peran perawat yaitu konselor (Mahendra)

6. Respon perawat yang tepat saat keluarga tidak menerima pasien (Rizki)
7. Jika proses mediasi tidak berhasil apa tindakan lanjutannya? (Tio)
8. Perbedaan perawatan pada pasien HIV dan Ibu hamil? (Aldi)
9. Apakah terdapat komplikasi pada janin Ny R? (Mahendra)
10. Bagaimana perubahan psikologis pasien pada saat tidak diterima oleh keluarga (Dewi)
Jawaban:
Timbul stress, rasa bersalah yang menagkibatkan depresi dan rasa putus asa dari pasien
(Mahendra)
Ketakutan, keputusasaan, merasa malu, kurang mendapat dukungan sosial, kecemasan,
gangguan kognitif, merasa tidak ada harapan (Elfina)

11. Cara pencegahan agar anak Ny. R tidak tertular HIV? (Rahadin)
Jawaban:
Deteksi dini, Pengobatan ARV (Maulinda)
Konsumsi obat teratur, dan pemeriksaan diagnostic untuk bayi atau anaknya (Tio)

12. Pengobatan yang dianjurkan untuk pasien (Maulinda)


13. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS (Rahmah)
Jawaban:
Virus masuk ketubuh melalui perantara darah atau cairan vagina. Virus menginfeksi CD4
dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem imun tubuh (Elfina)
Virus yang telah masuk ke tubuh dan memengaruhi kekebatan tubuh seseorang dan
menimbulkan tanda gejala seperti demam, berkeringat malam hari, dan ruam (Rizki)

14. Bagaimana proses penularan HIV dari suami sampai ke anak (Rizki)
Jawaban:
Penularan saat berhubungan seksual anatara suami dan istri serta melalui ASI yang
diberikan pada anaknya (Aldi)
Hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi HIV tanpa kondom dan ibu yang
terinfeksi HIV menyusui anaknya (Mila)
Ibu ke anak yaitu pada fase prenatal (plasenta) (Mahendra)
Terdapat pada fase antenatal, intranatal dan postnatal (Rahmah)

15. Intervensi pada kasus yang dikucilkan? (Mila)


16. Apasaja infeksi unfortunistik pada bayi? (Elfina)
17. Askep yang dapat diterapkan sesuai kasus (Tio)
18. Penatalaksanaan anak dengan HIV (Dewi)

19. Bagaimana merubah stigma masyarakat terkait HIV? (Mahendra)


Jawaban:
Memberikan pemahamam terkait HIV dan cara penularannya dengan cara edukasi dan
komunikasi dengan pasien serta masyarakat, kerjasama faskes dengan pihak2 terkait.
(Dewi)
Tatalaksana peningkatan pengetahuan HIV, peningkatan peran masyarakat dan
melibatkan tokoh-tokoh yang ada di masayarakat (Elfina)

Pohon Masalah
Akar: HIV/AID
Batang: patofisiologis
Cabang: stigma dan diskriminasi
Sasaran Belajar
Sasaran belajar yang berwarna merah.

Jenis-Jenis Infeksi Oportunistik


Berikut ini adalah beberapa jenis infeksi oportunistik yang umum terjadi:

1. Candidiasis
Candidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida yang bisa muncul
di bagian tubuh mana pun. Orang dengan infeksi HIV sering mengalami candidiasis,
terutama di mulut dan vagina.

2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi oportunistik yang paling serius bagi penderita HIV. Infeksi
pneumonia yang biasa terjadi pada penderita HIV adalah Pneumocystis
pneumonia (PCP) yang dapat diobati dengan antibiotik.

3. Kanker serviks invasif
Kanker ini dimulai di dalam leher rahim (serviks), yang kemudian menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Kemunculan kanker ini bisa dideteksi secara dini dan segera ditangani
bila dilakukan pemeriksaan skrining secara rutin, yaitu dengan Pap smear.

4. Cryptosporidiosis
Cryptosporidiosis adalah infeksi pada saluran cerna yang disebabkan oleh
parasit Criptosporidium. Penyakit ini mengakibatkan diare dengan feses yang cair.
Pada penderita HIV, penyakit ini bisa bertahan lebih lama dan menyebabkan gejala
yang lebih parah.

5. Herpes simpleks
Infeksi virus ini dapat menyebabkan munculnya gelembung kecil dan luka yang khas di
sekitar mulut dan alat kelamin. Herpes simpleks bisa menular lewat hubungan seksual,
bisa juga menular dari ibu ke bayinya melalui proses persalinan. Selain di mulut dan
kelamin, infeksi ini juga dapat menyerang saluran napas. Orang yang daya tahan
tubuhnya lemah lebih mudah terkena herpes simpleks, dan gejala yang dialaminya juga
akan lebih berat.

6. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Pada
orang sehat, infeksi ini umumnya tidak berbahaya. Namun, pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah, toksoplasmosis dapat menyerang otak dan menyebabkan
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kejang, hingga koma.

7. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
dapat menyebar melalui percikan ludah ketika penderitanya batuk, bersin, atau bicara.
Penderita HIV sangat mudah terkena penyakit TB. Bila tidak diobati, penyakit ini dapat
menyebabkan kematian.

Pencegahan Infeksi Oportunistik


Untuk mencegah infeksi oportunistik, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:

 Terapkan gaya hidup sehat, termasuk melakukan seks yang aman.


Gunakan kondom saat berhubungan intim, untuk mencegah infeksi menular
seksual.
 Cuci dan masak makanan dengan baik. Pastikan kebersihan peralatan masak
yang digunakan untuk mengolah makanan.
 Hindari mengonsumsi susu, daging, dan telur yang mentah atau kurang matang.
 Gunakan sarung tangan untuk mengambil kotoran hewan peliharaan, dan
jauhkan kucing dari dalam ruangan agar tidak membawa kuman yang dapat
membahayakan Anda.
 Hindari berbagi penggunaan sikat gigi atau handuk dengan orang lain.
 Hindari menelan atau meminum air yang langsung berasal dari kolam, danau,
atau sungai.
 Ikuti program vaksinasi yang diwajibkan dan dianjurkan oleh pemerintah untuk
menjaga kekebalan tubuh.
 Bagi wanita, lakukan pemeriksaan panggul dan Pap smear untuk mendeteksi
kanker atau infeksi.

Infeksi oportunistik memang tidak perlu ditakuti jika kondisi tubuh Anda sehat. Namun,
bila daya tahan tubuh Anda sedang lemah, atau bila Anda memiliki kondisi medis yang
bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, lakukanlah pemeriksaan secara rutin ke
dokter agar infeksi oportunistik dapat dicegah dan dideteksi sedini mungkin.

Anda mungkin juga menyukai