BAB I
PENDAHULUAN
Suatu larutan merupakan campuran dua atau lebih komponen yang saling larut
ataupun tidak saling larut. Dalam larutan yang memiliki komponen yang saling larut
dapat dipisahkan kembali ke komponen awalnya. Destilasi merupakan metode yang
sering dipakai dalam pemisahan komponen saling larut berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Apabila perbedaan titik didih terlalu besar, maka dapat dilakukan destilasi
ekstraktif, dengan menambahkan media mudah larut dan dapat memperbesar titik
didih komponennya. Dalam industri kimia pinsip destilasi banyak digunakan, sebagai
contohnya pada pemisahan minyak bumi. Dilakukannya percobaan destilasi ekstraktif
ini digunakan untuk mengetahui cara pemisahan suatu produk yang memiliki titik
didih yang kecil perbedaannnya untuk meningkatkan konsentrasi produk serta
didapatkannya cara untuk merancang alat destilasi.
I.2. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tekanan atmosfer, cairan dengan titik didih tinggi tidak dapat dimurnikan
dengan distilasi karena komponen cairan dapat terurai pada suhu tinggi yang
diperlukan. Seringkali zat dengan titik didih tinggi pada dasarnya tidak larut dalam
air, sehingga pemisahan pada suhu yang lebih rendah dapat diperoleh dengan distilasi
uap sederhana. Metode ini sering digunakan untuk memisahkan komponen dengan
titik didih tinggi dari sejumlah kecil pengotor nonvolatil.(Geanpolis,1987)
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana dasar pemisahannya yaitu perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen yang bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah jadi menguap lebih dulu.
2. Distilasi Fraksionisasi
Fraksionasi ialah salah satu distilasi yang mempunyai fungsi untuk memisahkan
molekul cair antara dua atau lebih, dari suatu cairan/larutan yang berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Distilasi juga berfungsi sebagai campuran dengan
perbedaan titik didih yang lebih sedikit dari 20 °C lalu bekerja pada tekanan atmosfer
atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi varian ini dipakai pada industri minyak mentah, sebagai
pemisah komponen-komponen yang ada dalam minyak mentah.
Perbedaan distilasi fraksionasi serta distilasi sederhana yaitu hadirnya kolom
fraksionasi. Di kolom fraksionasi terjadi pemanasan alam, bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda disetiap platnya. Pemanasan yang berbeda, bertujuan untuk
memunirkan distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, maka
akan semakin tidak volatil cairannya.
3. Distilasi Uap
Distilasi uap dipakai pada campuran senyawa-senyawa yang titik didihnya mencapai
200 °C / lebih. Distilasi uap menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu yang
mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan air mendidih atau
uap. Sifat yang primary dari distilasi uap adalah mampu mendistilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari setiap senyawa yang bercampur.
Selain itu juga distilasi uap juga dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut di
air disetiap semua temperatur, akan tapi dapat didistilasi oleh air. Aplikasi distilasi
uap merupakan untuk dapat mengekstrak beberapa produk yang di hasilkan alam
seperti, minyak sitrus dari citrus atau jeruk, minyak eucalyptus dari eucalyptus dan
berbagi ekstraksi minyak parfum yang tumbuhan.
Campuran akan dipanaskan melampaui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
kemudian ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik menuju
kearah kondensor kemudian akhirnya masuk ke labu distilat.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum digunakan jika hanya senyawa yang akan terjadi didistilasi tidak
stabil, dengan arti dapat terdekomposisi sebelum ataupun mendekati titik didihnya,
campuran yang mempunyai titik didih di atas 150 °C.
Metode distilasi yang ada di Indonesia tidak bisa digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak mampu dikondensasi dengan air. Agar mengurangi tekanan yang
digunakan oleh aspirator atau pompa air. Aspirator mempunyai fungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem distilasi ini.(Rangga,2020)
II.2.2 Azeotrop
PA = YA . P ……………………………………………………………………(1)
PB = YB . P ……………………………………………………………………(2)
P = PA + PB …………………………………………………………………...(3)
P = PA + PB + PC + .................. Pn………………………………………..……(5)
Semua zat cair mempunyai tekanan uap. Tekanan uap zat cair ini timbul
akibat terlepasnya molekulmolekul zat cair yang berada dipermukaan sehingga
terbentuk molekul-molekul uap
Fase uap :
Hukum Dalton :
Fase cair :
Hukum Raoult :
Puap = Pcair………………………………………………………………………..(8)
(Harmiyanto,2020)
1. Penggunaan Ilmiah
Sebagai penggunaan ilmiah, destilasi banyak dimanfaatkan sebagai
metode yang praktis untuk pemisahan dalam laboratorium. Proses reaksi
tertentu yang menggunakan pelarut dan menghasilkan produk samping
memerlukan pemurnian untuk didapatkan produk yang diinginkan. Metode
yang dipilih salah satunya adalah menggunakan metode destilasi dalam
pemurnian senyawa kimia.
2. Pemurnian Air
Air dari sumber alami mengandung berbagai mineral dan pengotor lain
yang mungkin berbahaya. Salah satu proses pemurnian untuk menghilangkan
pengotor pada air yaitu melalui proses penyulingan dengan destilasi.. Dalam
laboratorium, air suling ini juga dikenal dengan akuades yang memiliki
kegunaan utama dalam laboratorium sebagai pengganti air pada umumnya.
3. Minuman Alkohol
Destilasi juga digunakan dalam industri pembuatan minuman alkohol
seperti merk minuman terkenal yang ada di pasaran. Alkohol yang berasal
dari buah ataupun bahan yang telah di fermentasi sehingga menghasilkan etil
alkohol encer atau dalam bentuk campuran dengan air. Untuk mendapatkan
etil alkohol (etanol) dengan kepekatan lebih tinggi maka dimurnikan dengan
cara destilasi sehingga diperoleh kadar alkohol yang diinginkan.
4. Pengolahan Minyak Bumi
Seperti yang kita tahu bahwa definisi minyak bumi memiliki berbagai
macam fraksi. Setiap fraksi minyak bumi dipisahkan melalui metode destilasi
fraksinasi sehingga didapatkan beberapa jenis fraksi yang memiliki berbagai
macam kegunaan yang berbeda seperti bensin, diesel, pelumas, minya, dan
lain lain. (Pangestu,2020)
II.2.6.Refluks Minimum
YA YA
XA XA
∝ AB= = .................................................... (1)
Y B (1−Y A )(1−X A )
XB
Dimana :
PA . X A
Y A= .................................................................... (2)
P
PB . XB
Y B= .................................................................... (3)
P
PA
∝ AB= ....................................................................... (4)
PB
Keterangan :
∝ AB=¿relative volatility
Entrainer harus memenuhi syarat yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil
secara kimia (tidak reaktif selama pemisahan berlangsung), tidak korosif, tidak
beracun, memiliki panas penguapan yang rendah, viskositas rendah untuk
memberikan efisiensi tinggi pada tray (Treybal, 1981).
1. Daerah fase cair yaitu daerah cairan yang terletak dibawah kurva cair jenuh
2. Daerah fase uap yaitu daerah yang terletak diatas kurva uap jenuh
3. Daerah dua fase yaitu daerah uap jenuh dan cair jenih yang terletak diantara
kurva cair jenuh dan kurva uap jenuh
(Perry, 2007)
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : C 2 H 5 OH
2. Berat molekul : 46,07 g/mol
(Perry, 1999 “Ethyl Alcohol”)
C. Fungsi: sebagai bahan yang akan dimurnikan pada percobaan DE.
2. Natrium Klorida
A. Sifat fisika
a. Bentuk : Berupa padatan
b. Warna : Berwarna putih
c. Titik didih : 1413 oC
d. Densitas : 2,163 gr/ml
B. Sifat kimia
a. Rumus molekul : NaCl
b. Berat molekul : 58,45 gr/mol
C. Fungsi : Sebagai pembesar perbedaan titik didih antar komponen dalam
campuran.
(Perry “Sodium Chloride”,1999)
3. Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Wujud : Cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Spesifikasi gravity :1
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : H2O
2. Berat molekul : 18,02 g/mol
(Perry, 1999 “Water”)
C. Fungsi: sebagai pelarut universal dan pengisi air kondensor
4. Kalsium Klorida
A. Sifat Fisika
1. Wujud : padat
2. Spesifikasi graviti : 2,152
3. Titik didih : 1600 ˚C
4. Kelarutan pada 0oC` : 74,5 g/100 mL
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : C a Cl 2
2. Berat molekul : 110,98 g/mol
(Perry, 1999 “Calcium Chloride”)
C. Fungsi: sebagai bahan yang akan ditambahkan untuk membuat perbedaan
titik didih antar komponen dalam campuran
II.3 Faktor Faktor yang mempengaruhi
1. Kondisi umpan
Ada 4 macam aliran pada proses destilasi
a. Aliran umpan (feed) yaitu aliran yang masuk kolom destilasi
b. Aliran produk yaitu aliran yang keluar dari kolom destilasi paling sedikit ada
dua macam produk yaitu produk atas (destilate) dan produk bawah ( bottom
produk).
c. Aliran internal ( internal stream) yaitu aliran fluida yang terjadi didalam
kolom destilasi ada dua macam aliran internal yaitu aliran uap (vapor
stream) dan aliran cairan (liquid stream).
d. Aliran refluks yaitu sebagian produk atas atau destilate dikembalikan
kekolom destilasi melalui puncak kolom.(Fattimura, 2014).
III.1. Bahan
1. Aquadest
2. Etanol
3. Kalsium Klorida
4. Etilen Glikol
III.2. Alat
1. Erlenmeyer
2. Piknometer
3. Kondensor
4. Labu Leher Tiga
5. Statif dan Klem
6. Thermometer
7. Selang Air
8. Divider
9. Neraca Analitik
10. Heating Manle
11. Gelas Ukur
12. Labu ukur
13. Beaker Glass
14. Corong Kaca
15. Pipet tetes
16.Spatula
III.3 Gambar Alat
Billah, M, 2009, 'Produksi Alkohol Fuel Grade dengan Proses Distilasi Ekstaktif',
Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, vol. 9, no. 1,hh 24-30
Hartanto 2017, 'Operasi Ekstraktif pada Pemisahan Aseton dan Metanol', Jurnal
Rangga 2020,Apa Itu Distilasi,Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2020, < https://guru
akuntansi.co.id/destilasi/>.