Anda di halaman 1dari 47

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK Nama : Mia Tri Rahayuningtyas


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR NPM/Semester : 18031010070 / V
Romb./Group : B2 / M
Praktikum : OPERASI TEKNIK KIMIA II
NPM/Teman Praktek : Putri Nur Wahyuni /
Percobaan : DISTILASI EKSTRAKTIF
18031010077
Tanggal : 14 DESEMBER 2020
Pembimbing : Dr.Ir.Srie Mulyani,MT
DRAFT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Suatu larutan merupakan campuran dua atau lebih komponen yang saling larut
ataupun tidak saling larut. Dalam larutan yang memiliki komponen yang saling larut
dapat dipisahkan kembali ke komponen awalnya. Destilasi merupakan metode yang
sering dipakai dalam pemisahan komponen saling larut berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Apabila perbedaan titik didih terlalu besar, maka dapat dilakukan destilasi
ekstraktif, dengan menambahkan media mudah larut dan dapat memperbesar titik
didih komponennya. Dalam industri kimia pinsip destilasi banyak digunakan, sebagai
contohnya pada pemisahan minyak bumi. Dilakukannya percobaan destilasi ekstraktif
ini digunakan untuk mengetahui cara pemisahan suatu produk yang memiliki titik
didih yang kecil perbedaannnya untuk meningkatkan konsentrasi produk serta
didapatkannya cara untuk merancang alat destilasi.

I.2. Tujuan

1. Untuk menentukan kurva kesetimbangan dengan menghilangkan titik


azeotrop dari dua komponen
2. Untuk mengetahui konsentrasi destilasi dengan menggunakan metode destilasi
ekstraktif
3. Untuk mendapatkan etanol dengan kemurniaan yang tinggi dengan metode
destilasi ekstraktif
I.3. Manfaat

1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi proses


destilasi esktraktif
2. Agar praktikan dapat mengaplikasikan destilasi esktraktif dalam industry
khusus nya industry kimia
3. Agar praktikan dapat mengetahui pemisahan komponen dengan destilasi
ekstraktif
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Pada tekanan atmosfer, cairan dengan titik didih tinggi tidak dapat dimurnikan
dengan distilasi karena komponen cairan dapat terurai pada suhu tinggi yang
diperlukan. Seringkali zat dengan titik didih tinggi pada dasarnya tidak larut dalam
air, sehingga pemisahan pada suhu yang lebih rendah dapat diperoleh dengan distilasi
uap sederhana. Metode ini sering digunakan untuk memisahkan komponen dengan
titik didih tinggi dari sejumlah kecil pengotor nonvolatil.(Geanpolis,1987)

II.2 Distilasi Eksteratif

proses memisahkan komponen atau zat dari campuran cair dengan pendidihan


dan kondensasi selektif. Distilasi dapat menghasilkan pemisahan yang pada dasarnya
lengkap (komponen hampir murni), atau mungkin pemisahan parsial yang
meningkatkan konsentrasi komponen-komponen terpilih dari campuran. Dalam kedua
kasus, proses mengeksploitasi perbedaan dalam volatilitas komponen campuran.
Dalam kimia industri, distilasi adalah operasi unit yang sangat penting secara
universal, tetapi proses pemisahan fisik dan bukan reaksi kimia.
Distilasi memiliki banyak aplikasi. Sebagai contoh:

Jenis metode distilasi yang digunakan untuk memisahkan campuran azeotropik atau


campuran cair yang sulit dipisahkan karena titik didihnya. Komponen ketiga
memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada komponen apa pun dalam larutan stok
ditambahkan dan disuling. Karena komponen ketiga secara
selektif menunjukkan afinitas dengan komponen tertentu dalam larutan stok,
volatilitas komponen menurun dan mudah dipisahkan dari komponen lain.
Misalnya, aseton dan metil alkohol menghasilkan campuran azeotropik, tetapi
ketika air ditambahkan dan didistilasi, volatilitas metil alkohol menurun dan hampir
aseton murni dipisahkan.(Anonim,2008)

Distilasi ekstraktif adalah penguapan parsial proses dihadapan non volatile


dan tinggi titik didih memisahkan zat massa yang biasanya disebut dengan entrainer
atau agen pemisah yang ditambahkan ke campuran azeotropik untuk mengubah
relative volatilitas komponen kunci tanpa tambahan pembentukan azeotrope.
(Gil,2008)

II.2.1 Macam Macam Distilasi

1. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana dasar pemisahannya yaitu perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen yang bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah jadi menguap lebih dulu.

Selain perbedaan kevolatilan, perbedaan titik didih, yakni kecenderungan pada


sebuah substansi untuk jadi gas. Distilasi akan dilaksanakan pada tekanan atmosfer.
Distilasi sederhana dipakai untuk memisahkan campuran alcohol dengan air.

2. Distilasi Fraksionisasi

Fraksionasi ialah salah satu distilasi yang mempunyai fungsi untuk memisahkan
molekul cair antara dua atau lebih, dari suatu cairan/larutan yang berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Distilasi juga berfungsi sebagai campuran dengan
perbedaan titik didih yang lebih sedikit dari 20 °C lalu bekerja pada tekanan atmosfer
atau dengan tekanan rendah.

Aplikasi dari distilasi varian ini dipakai pada industri minyak mentah, sebagai
pemisah komponen-komponen yang ada dalam minyak mentah.
Perbedaan distilasi fraksionasi serta distilasi sederhana yaitu hadirnya kolom
fraksionasi. Di kolom fraksionasi terjadi pemanasan alam, bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda disetiap platnya. Pemanasan yang berbeda, bertujuan untuk
memunirkan distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, maka
akan semakin tidak volatil cairannya.

3. Distilasi Uap

Distilasi uap dipakai pada campuran senyawa-senyawa yang titik didihnya mencapai
200 °C / lebih. Distilasi uap menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu yang
mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan air mendidih atau
uap. Sifat yang primary dari distilasi uap adalah mampu mendistilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari setiap senyawa yang bercampur.

Selain itu juga distilasi uap juga dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut di
air disetiap semua temperatur, akan tapi dapat didistilasi oleh air. Aplikasi distilasi
uap merupakan untuk dapat mengekstrak beberapa produk yang di hasilkan alam
seperti, minyak sitrus dari citrus atau jeruk, minyak eucalyptus dari eucalyptus dan
berbagi ekstraksi minyak parfum yang tumbuhan.

Campuran akan dipanaskan melampaui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
kemudian ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik menuju
kearah kondensor kemudian akhirnya masuk ke labu distilat.

4. Distilasi Vakum

Distilasi vakum digunakan jika hanya senyawa yang akan terjadi didistilasi tidak
stabil, dengan arti dapat terdekomposisi sebelum ataupun mendekati titik didihnya,
campuran yang mempunyai titik didih di atas 150 °C.

Metode distilasi yang ada di Indonesia tidak bisa digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak mampu dikondensasi dengan air. Agar mengurangi tekanan yang
digunakan oleh aspirator atau pompa air. Aspirator mempunyai fungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem distilasi ini.(Rangga,2020)

II.2.2 Azeotrop

Pemisahan komponen-komponen yang memiliki titik didih yang hampir sama


sulit dilakukan dalam distilasi meskipun campurannya ideal, dan pemisahan lengkap
dapat terjadi karena pembentukan azeotrop. Untuk sistem seperti itu, pemisahan
dapat ditingkatkan dengan menambahkan komponen ketiga untuk mengubah
volatilitas relatif dari komponen asli. Komponen yang ditambahkan dapat berupa
cairan dengan titik didih lebih tinggi atau "pelarut" yang bercampur dengan kedua
komponen kunci tetapi secara kimiawi mirip dengan salah satunya. Komponen kunci
yang lebih mirip pelarut akan ditingkatkan. Proses ini disebut distilasi ekstraktif dan
seperti ekstraksi singa cair dengan fase uap tambahan. Salah satu contoh distilasi
ekstraktif adalah penggunaan furfural untuk memungkinkan pemisahan butadiena
dari campuran yang mengandung butana dan butena, Furfural yang merupakan
pelarut yang sangat polar, menurunkan aktivitas butadiena lebih dari pada butena atau
butana, dan butadiena.(McCabe,1987)

II.2.3 Perbedaan Distilasi Azeotrop dan Distilasi Eksteratif

Distilasi Azeotropik adalah teknik pemisahan yang digunakan untuk


memisahkan komponen campuran dengan membentuk azeotrop. Azeotrop adalah
campuran komponen dengan titik didih konstan. Jenis campuran ini tidak dapat
dipisahkan menjadi komponen dengan distilasi sederhana karena semua komponen
memiliki titik didih yang sama. Ketika campuran azeotropik direbus, proporsi
komponen dalam cairan dan fase uapnya sama.Dalam metode distilasi azeotropik,
komponen baru (dikenal sebagai entrainer) ditambahkan ke campuran azeotropik
untuk membentuk azeotrop baru yang mendidih pada suhu yang lebih rendah
daripada azeotrop yang ada. Kemudian sistem memiliki dua fase cair bercampur
dengan titik didih berbeda (heterogen).

Distilasi ekstraktif adalah teknik pemisahan yang mencakup penambahan


komponen ketiga ke dalam campuran biner untuk memungkinkan pemisahan kedua
komponen tersebut. Namun, komponen ketiga tidak menguap selama proses distilasi;
komponen ketiga harus lebih tidak stabil. Atau yang lain, itu harus memiliki titik
didih yang lebih tinggi.Jika campuran biner memiliki dua komponen dengan titik
didih yang relatif sama, maka komponen ini tidak dapat dipisahkan dengan distilasi
sederhana. Ini terjadi karena kedua komponen akan diuapkan pada suhu yang hampir
sama (resolusi buruk).(Anonim,2020)

II.2.4 Hukum Roult Dan Hukum Dalton

Apabila Di dalam suatu ruangan terdapat campuran gas maka masingmasing


gas akan mempunyai tekanan, yang besarnya sama dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh gas tersebut apabila hanya gas itu yang berada Di dalam ruangan tersebut.
Tekanan gas itu disebut Tekanan Partial. Menurut Hukum Dalton mengatakan bahwa
tekanan total dari gas/uap yang terdiri dari beberapa komponen sama dengan jumlah
dari tekanan partial dari masing-masing komponen dalam campuran zat cair tersebut.
Bila dalam ruangan ada gas A dan gas B dan tekanan totalnya adalah P, maka :

PA = YA . P ……………………………………………………………………(1)

PB = YB . P ……………………………………………………………………(2)

P = PA + PB …………………………………………………………………...(3)

PA = Tekanan partial gas A

PB = Tekanan partial gas B


P = Tekanan total.

Bila Di dalam ruangan ada n gas, maka tekanan total :

P = PA + PB + PC + .................. Pn………………………………………..……(5)

Semua zat cair mempunyai tekanan uap. Tekanan uap zat cair ini timbul
akibat terlepasnya molekulmolekul zat cair yang berada dipermukaan sehingga
terbentuk molekul-molekul uap

Fase uap :

Hukum Dalton :

Puap = YC2.P + YC3.P……………………………………………………………(6)

Fase cair :

Hukum Raoult :

Pcair = XC2.Po C2 + XC3.PO C3 ………………………………………………...(7)

Dalam kondisi setimbang

Puap = Pcair………………………………………………………………………..(8)

(Harmiyanto,2020)

II.2.5 Aplikasi Dunia Industri

Adapun aplikasi yang lain yaitu diantaranya :

1. Penggunaan Ilmiah
Sebagai penggunaan ilmiah, destilasi banyak dimanfaatkan sebagai
metode yang praktis untuk pemisahan dalam laboratorium. Proses reaksi
tertentu yang menggunakan pelarut dan menghasilkan produk samping
memerlukan pemurnian untuk didapatkan produk yang diinginkan. Metode
yang dipilih salah satunya adalah menggunakan metode destilasi dalam
pemurnian senyawa kimia.

2. Pemurnian Air
Air dari sumber alami mengandung berbagai mineral dan pengotor lain
yang mungkin berbahaya. Salah satu proses pemurnian untuk menghilangkan
pengotor pada air yaitu melalui proses penyulingan dengan destilasi.. Dalam
laboratorium, air suling ini juga dikenal dengan akuades yang memiliki
kegunaan utama dalam laboratorium sebagai pengganti air pada umumnya.
3. Minuman Alkohol
Destilasi juga digunakan dalam industri pembuatan minuman alkohol
seperti merk minuman terkenal yang ada di pasaran. Alkohol yang berasal
dari buah ataupun bahan yang telah di fermentasi sehingga menghasilkan etil
alkohol encer atau dalam bentuk campuran dengan air. Untuk mendapatkan
etil alkohol (etanol) dengan kepekatan lebih tinggi maka dimurnikan dengan
cara destilasi sehingga diperoleh kadar alkohol yang diinginkan.
4. Pengolahan Minyak Bumi
Seperti yang kita tahu bahwa definisi minyak bumi memiliki berbagai
macam fraksi. Setiap fraksi minyak bumi dipisahkan melalui metode destilasi
fraksinasi sehingga didapatkan beberapa jenis fraksi yang memiliki berbagai
macam kegunaan yang berbeda seperti bensin, diesel, pelumas, minya, dan
lain lain. (Pangestu,2020)

II.2.6.Refluks Minimum

Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan


berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi
industri dan laboratorium. Refluks juga digunakan dalam bidang kimia untuk
memasok energi pada reaksi untuk waktu yang panjang (Fatimura, 2014).
Pada refluks apapun yang kurang dari total jumlah plate yang diperlukan
untuk pemisahan tertentu lebih besar daripada total refluks dan meningkat terus
menerus ketika ratio refluks berkurang. Ketika ratio menjadi lebih kecil, nilai plate
menjadi sangat besar dan pada minimum definit, disebut ratio refluks minimum. Pada
refluks minimun, jumlah plate infinit. Ratio refluks minimum dapat ditemukan
dengan mengikuti pergerakan garis operasi refluks berkurang (McCabe, 1993).

II.2.7 Relative Volatility

Relative Volatility adalah ukuran keefektifan ratio konsentrasi zat A dalam


fase liquid dibagi dengan ratio konsentrasi zat B dalam fase uap terhadap konsentrasi
zat B dalam fase liquid. Sehingga persamaannya adalah :

YA YA
XA XA
∝ AB= = .................................................... (1)
Y B (1−Y A )(1−X A )
XB

Dimana :

PA . X A
Y A= .................................................................... (2)
P

PB . XB
Y B= .................................................................... (3)
P

Untuk sistem gas ideal didapat :

PA
∝ AB= ....................................................................... (4)
PB

Sehingga persamaan dapat disusun menjadi :


∝ AB . X A
Y A= .......................................................
1+(∝ AB−1). X A
(5)

Keterangan :

P A =¿ Tekanan parsial zat A

PB =¿ Tekanan parsial zat B

P=¿ tekanan total

X A =¿ fraksi mol liquid zat A

X B=¿ fraksi mol liquid zat B

Y A =¿ fraksi mol uap zat A

Y B =¿ fraksi mol uap zat B

∝ AB=¿relative volatility

Pemisahan mungkin dilakukan nilai ∝ AB dibawah 1 atau diatas 1. Nilai


relative volatility akan berubah konsentrasi komponen. Jika sistem biner mengikuti
hukum Roult. Relative volatility berubah-ubah sedikit. Pada range konsentrasi yang
luas pada tekanan total konstan (Billah , 2009).

II.2.8 Syarat Syarat Entrainer

Entrainer harus memenuhi syarat yaitu murah dan mudah diperoleh, stabil
secara kimia (tidak reaktif selama pemisahan berlangsung), tidak korosif, tidak
beracun, memiliki panas penguapan yang rendah, viskositas rendah untuk
memberikan efisiensi tinggi pada tray (Treybal, 1981).

II.2.9 Kurva Kesetimbangan Etanol Dan Air


Kurva kesetimbangan adalah diagram yang menyatakan hubungan
antara temperatur atau titik didih dengan komposisi uap dan cairan yang
berkeseimbangan. Didalam kurva kesetimbangan terdapat dua garis yaitu kurva cair
jenuh dan uap jenuh. Kedua kurva ini membagi daerah didalam diagram menjadi 3
bagian, yaitu :

1. Daerah fase cair yaitu daerah cairan yang terletak dibawah kurva cair jenuh
2. Daerah fase uap yaitu daerah yang terletak diatas kurva uap jenuh
3. Daerah dua fase yaitu daerah uap jenuh dan cair jenih yang terletak diantara
kurva cair jenuh dan kurva uap jenuh

Gambar II.1 Kurva kesetimbangan etanol air

(Perry, 2007)

II.2.10 Hubungan titik azeotrop dengan Distilasi ekstraktif

Dengan campuran liquid yang tidak dapat dipisahkan dengan


destilasi,hal ini dikarenakan titik didihnya saling berdekatan,relative
volatility mendekat,atau campurannya terbentuk azeotrop pada
suhu dan konsentrasi tertentu.Beberapa komponen dapat dipisahkan
lagi dengan ditambah komponen lain sehingga relative volatility
dapat naik.(Billah,2009)
II.4. Sifat Bahan
1. Etanol
A. Sifat Fisika
1. Wujud : Cair
2. Spesifikasi graviti : 0,789
3. Titikdidih : 78,4 ˚C

B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : C 2 H 5 OH
2. Berat molekul : 46,07 g/mol
(Perry, 1999 “Ethyl Alcohol”)
C. Fungsi: sebagai bahan yang akan dimurnikan pada percobaan DE.
2. Natrium Klorida
A. Sifat fisika
a. Bentuk : Berupa padatan
b. Warna : Berwarna putih
c. Titik didih : 1413 oC
d. Densitas : 2,163 gr/ml
B. Sifat kimia
a. Rumus molekul : NaCl
b. Berat molekul : 58,45 gr/mol
C. Fungsi : Sebagai pembesar perbedaan titik didih antar komponen dalam
campuran.
(Perry “Sodium Chloride”,1999)
3. Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Wujud : Cair
2. Warna : Tidak berwarna
3. Spesifikasi gravity :1
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : H2O
2. Berat molekul : 18,02 g/mol
(Perry, 1999 “Water”)
C. Fungsi: sebagai pelarut universal dan pengisi air kondensor
4. Kalsium Klorida
A. Sifat Fisika
1. Wujud : padat
2. Spesifikasi graviti : 2,152
3. Titik didih : 1600 ˚C
4. Kelarutan pada 0oC` : 74,5 g/100 mL
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : C a Cl 2
2. Berat molekul : 110,98 g/mol
(Perry, 1999 “Calcium Chloride”)
C. Fungsi: sebagai bahan yang akan ditambahkan untuk membuat perbedaan
titik didih antar komponen dalam campuran
II.3 Faktor Faktor yang mempengaruhi

1. Kondisi umpan
Ada 4 macam aliran pada proses destilasi
a. Aliran umpan (feed) yaitu aliran yang masuk kolom destilasi
b. Aliran produk yaitu aliran yang keluar dari kolom destilasi paling sedikit ada
dua macam produk yaitu produk atas (destilate) dan produk bawah ( bottom
produk).
c. Aliran internal ( internal stream) yaitu aliran fluida yang terjadi didalam
kolom destilasi ada dua macam aliran internal yaitu aliran uap (vapor
stream) dan aliran cairan (liquid stream).
d. Aliran refluks yaitu sebagian produk atas atau destilate dikembalikan
kekolom destilasi melalui puncak kolom.(Fattimura, 2014).

2. Suhu atau Pemanasan.


Jika pemanasan terlalu besar dikhawatirkan akan terjadi ooding (banjir). Ciri
dari ooding itu sendiri adalah tertahannya cairan diatas kolom, pada saat terjadi
ooding, cairan tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau
bahkan dapat ikut terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus
segera dihentikan. (Anonim,2020).
II.5 Hipotesa

Pada percobaan distilasi ekstraktif ini, diharapkan penambahan garam atau


entrainer pada campuran etanol-air dapat memperluas jarak titik didih antara kedua
campuran etanol-air. Sehingga konsentrasi yang didapat pada destilat akan semakin
besar dan dapat membuka titik azeotrope dari campuran etanol-air.
II.6 K3 Alat Industri

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya perlindungan agar


tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di
tempat kerja K3 pengoperasian peralatan proses distilasi, yaitu tercapainya kondisi
kerja yang maksimal dari peralatan distilasi.

Pemeriksaan k3 pra-pengoperasian peralatan distilasi diantaranya :

1. Memeriksa larutan dan pereaksi


2. Memeriksa instalasi listrik alat distilasi
3. Memeriksa kondisi alat distilasi
4. Memeriksa bagian-bagian peralatan distilasi
5. Memastikan peralatan distilasi tidak kekurangan daya atau terputus daya listrik
Pemeriksaan kondisi peralatan distilasi diantaranya :
1. Memeriksa rangkaian alat distilasi
2. Memeriksa sambungan air pendingin, kondisi pompa air, dan kondisi kran yang
digunakan
3. Memeriksa sambungan steam, kondisi pompa pemanas, dan kondisi kran yang
digunakan
4. Memeriksa kondisi kolom distilasi
5. Memeriksa kondisi tangki destilat dalam keadaan siap untuk digunakan
6. Memastikan tangki sampel diisi dengan sampel distilasi sesuai dengam proses
yang akan dijalankan
7. Memastikan air yang digunakan untuk pendingin dan pembangkit uap tidak
mengandung pengotor
Memeriksa tombol peralatan berfungsi dengan baik. (Darmia, 2018)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan
1. Aquadest
2. Etanol
3. Kalsium Klorida
4. Etilen Glikol
III.2. Alat
1. Erlenmeyer
2. Piknometer
3. Kondensor
4. Labu Leher Tiga
5. Statif dan Klem
6. Thermometer
7. Selang Air
8. Divider
9. Neraca Analitik
10. Heating Manle
11. Gelas Ukur
12. Labu ukur
13. Beaker Glass
14. Corong Kaca
15. Pipet tetes
16.Spatula
III.3 Gambar Alat

Statif dan Klem Thermometer Selang Air Divider

Erlenmeyer Piknometer Kondensor Labu Leher Tiga

Neraca Analitik Heating Mantle Gelas Ukur

Beaker Glass Labu Ukur Corong Kaca


Pipet tetes Spatula
III.3.1. Rangkaian Alat

Gambar Rangkaian alat Distilasi Ekstraktif


III.4 Prosedur

Membuat larutan etanol (20-40%) ditambah dengan garam


sebagai media, jenis garam yang digunakan yaitu NaCl atau
CaCl2, Jumlah garam yang ditambahkan dihitung berdasarkan
kelarutan garam dalam air.

Masukkan larutan etanil garam kedalam labu leher tiga

Pastikan air pendingin sudah mengalir kedalam kondensor

Atur jumlah (Volume) refluks

Panaskan larutan etanol garam pada suhu diatas titik didihnya

Lakukan pengamatan pada destilat mencapai 15 ml dan


lakukan pengamatan konsentrasi etanol. Lakukan pengamatan,
pengukuran dan analisa etanol selama 5 atau 6 kali

Gunakan data hasil pengamatan untuk membuat kurva


kesetimbangan dan perhitungan jumplah plate
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008.”Distilasi Ekstraktif”, dilihat pada tanggal 22 September


2020,<https://mimirbook.com/id/6d2b95e8224>.
Anonim 2020,Perbedaan Azeotropik dan distilasi ekstraktif, Diakses pada tanggal 18
Oktober 2020, < https://id.mort-sure.com/blog/difference-between-azeotropic
-and-extractive-distillation/>

Anonim 2020, Difference Between Azeotropic and Extractive Distillation, dilihat


dari 16 September 2020, <https://id.mort-sure.com/blog/difference-between-
Azeotropic-and-extractive-distillation/>.

Billah, M, 2009, 'Produksi Alkohol Fuel Grade dengan Proses Distilasi Ekstaktif',
Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, vol. 9, no. 1,hh 24-30

Darmia, Aisyah, 2018, Distilasi, Dilihat 21 September 2020, dilihat dari 20


September 2020,<https://www.scribd.com/presentation/37599935/DISTILAS
I-pptx/>.

Fattimura, M 2014,Teoritis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Operasi pada Kolom


Distilasi’, Jurnal Media Teknik, vol.1, no.1, hh. 24.
Geankoplis, C, J, 1993, Transport Process and Unit Operation, Prentice Hill, New
York.

Gil, D,Uyazán, A, M,Aguilar, J, L,Roddriguez, G, Caicedo, L, A, 2008,Separation of


Ethanol and Water by Extractive Distillation with Salt and Solvent as
Entrainer: Process Simulation,Brazilian Journal of Chemical Engineering,
vol 25, No. 01,hh 207-215.

Hartanto 2017, 'Operasi Ekstraktif pada Pemisahan Aseton dan Metanol', Jurnal

Integrasi Proses, vol. 4,no. 4,hh. 169.


Harmiyanto,L 2020, MENENTUKAN SUHU MINIMAL PADA CONDENSOR
DAN REBOILER DENGAN MENGGUNAKAN KESETIMBANGAN
,Forum Teknologi,Vol 2,No 2,HH 57-64

McCabe, W. J 2005 , Unit Operations of Chemical Engineering, Mc Graw Hill, New


York.

Pangestu, A 2020, Pengertian Distilasi, dilihat dari 16 September 2020,


<https://www.pakarkimia.com/pengertian-distilasi/>.

Perry, R. H 1999, Perry’s Chemical Engineering Handbook, Mc Graw Hill, New


Jersey

Rangga 2020,Apa Itu Distilasi,Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2020, < https://guru
akuntansi.co.id/destilasi/>.

Anda mungkin juga menyukai