Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ANATOMI DAN FISIOLOGI”

Oleh :
Kelompok VI :
1. Rasna (P00324018136)
2. Ria Rezky (P00324018137)
3. Risda (P00324018138)
4. Sahri Suci Ramadhani (P00324018139)
5. Sherly Ardani Manting (P00324018140)
6. Shinta Dwi Puspita Sari (P00324018141)
7. Siska Firnayanti (P00324018142)
8. Siti Aisa (P00324018143)

TINGKAT 1C KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologis ini.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari ibu Dosen dan teman-teman sekalian agar kami dapat memperbaiki
makalah ini lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Anatomi Fisiologis ini


dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap teman-teman
pembaca.

Kendari, 31 oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar gambar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Payudara
2.1.1 Letak Payudara
2.1.2 Bentuk Payudara
2.1.3 UkuranPayudara
2.1.4 Struktur Makroskopis Payudara
2.1.5 Struktur Mikroskopis Payudara
2.2 Fisiologi Payudara
2.2.1 Produksi Air Susu
2.2.2 Peneluara Air Susu
2.2.3 Proses Pembentukan Laktogen
2.3 Pengertian ASI
2.3.1 Manfaat Pemberian ASI bagi Ibu
2.3.2 manfaat pemberian ASi bagi bayi

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSULTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Payudara memegang peranan penting dalam kebiasaan
seksual manusia. Setiap manusia pada umumnya memiliki payudara,
tetapi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya.
Payudara yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan
sekunder dari seorang perempuan dan merupakan salah satu organ
yang indah dan menarik. Lebih dari itu, untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber
utama kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi
yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan
bayi.
Para ahli menyatakan bahwa tidak ada payudara pada makhluk
hidup lain yang berjenis kelamin betina selain pada manusia yang
memiliki besar yang bervariasi, relatif terhadap seluruh bagian tubuh,
ketika tidak menyusui manusia adalah satu-satunya primata yang
memiliki payudara yang menggelembung setiap saat. Hal ini
mengindikasikan bahwa bentuk luar dari payudara terhubung dengan
faktor-faktor lain selain menyusui. Sebuah teori didasarkan pada
sebuah fakta bahwa tidak seperti hampir semua primata, manusia
yang berjenis kelamin perempuan tidak memberikan pandangan fisik
yang jelas atas terjadinya ovulasi. Ini dapat berakibat secara perlahan
pada manusia yang berjenis kelamin pria untuk berevolusi demi
merespon tanda-tanda yang lebih jelas terhadap adanya ovulasi.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi payudara itu?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi payudara?
3. Apakah ASI itu?
4. Bagaimana proses produksi ASi itu berlangsung?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a) Untuk mengetahui definisi payudara
b) Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
c) Untuk mengetahui tentang ASI
d) Untuk mengetahui proses pembentukan ASi
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk payudara
wanita
b) Untuk mengetahui bagian-bagian pada payudara wanita
baik bagian interna maupun eksternal
c) Untuk mengetahui kandungan yang ada dalam ASI
d) Untuk mengetahui hormone apa saja yang berpebgaruh
terhadp pembentukan ASI
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengetahui dengan jelas anatomi dan
fisiologi payudara
2. Bagi Pembaca
Sebagai masukan atau bahan guna meningkatkan pengetahuan
tentang payudara
3. Bagi Pengembangan Ilmu
Sebagai referensi, sumber bahan bacaan dan bahan
pengajaran terutama yang berkaitan dengan payudara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di
bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah
memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil
600 gram dan saat menyusui 800 gram.
1. Letak
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang
merupakan alat reprouksi tambahan. Payudara terletak pada sisi
sternumdan meluas setinggi antara costa ke dua dan keenam.
Payudara teletak pada fascia superficialis dinding rongga dada
diatas musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh
ligamentum suspensori.
2. Bentuk
Masing masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan
mempunyai ekor ( caudal). Dari jaringnan yang meluas ke ketiak
atau axilla ( cauda axillaris spence ).
3. Ukuran
Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga
bergantung pda stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang
salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada
payudara yang lain.
4. Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Cauda Axillaris : jaringan payudara yang meluas ke arah axiila
b. Areola : daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan
mengalami pigmentasi dan masing masing payudara bergaris
tengah kira – kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda pada
wanita yang berkulit cerah, lebigh gelap pada wanita yang
berkulit coklat dan warna tersebut menjadi lebih gelap ada
waktu hamil. Di daerah areola ini terletak kira – kira 20 glandula
sebacea. Pada kehamilan areola ini membesar dan di sebut
tuberkulum montgomery.
c. Papilla mamae : Terletak dipusat areola mammae setinggi iga
( costa ) ke 4. Papila mammae suatu tonjolan dengan panjang
kira – kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigme dan
merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –
kecil yang merupakan ductus lactifer.ductus lactifer ini dilapisi
oleh epitel.
Bentuk puting ada empat macam, yaitu bentuk yang
normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).
5. Struktur Mikroskopis
Struktur mikroskopis dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Alveoli : mengandung sel – sel yang mensekresi air susu.
Sertiap alveoli dilapisi oleh sel – sel yang mensekresi air
susu, disebut acini yang mengekstraksi faktor – faktor dari
darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di
sekeliling setiap alveolus terdapat sel – sel mioepitel yang
kadang – kadang di sebut sel keranjang atau sel laba – laba.
Apabila sel – sel ini dirangsang oleh oksitosin akan
berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus
lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-
20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke
dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
b. Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan
alveoli.
c. Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara
beberapa tubulus lactifer. Meluas dari ampulla sampai
muara papilla mammae.
d. Ampulla : bagian dari ductus lactifer yang melebar yang
merupakan tempat menyimpan air susu. Ampulla terletak di
bawah areola.
e. jaringan ikat & lemak : jaringan penunjang & pelindung
B. Fisiologi Payudara
Fisiologi Payudara ini melibatkan fisiologi laktasi dimana
payudara menjalankan perannya sebagai penghasil air susu. Ada 2
faktor yang terlibat dalam fisiologi laktasi, yaitu hormone prolaktin dan
hormone oksitosin.
1. Produksi Air Susu
Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormone yang disekresi
oleh glendula pituitary anterior, penting untuk produksi ASI tetapi
walaupun kadar hormone ini di dalam siklus maternal meningkat
selama kehamilan, kerja hormone ini dihambat oleh hormone
plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses
persalinan, maka kadar estrogen dan progesterone berangsur-
angsur turun hingga tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya
prolaktin. Terjadi peningkatan suplai darah yang beredar pat
dilewat payudara dan dapat diekstraksi dan penting untuk
pembentukan akhir susu. Globulun, lemak, dan molekul-molekul
protein dari dasar sel-sel sekretoris akan membengkakkan acini
dan mendorongnya menuju ke tubuli laktifer. Peningkatan kadar
prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan demikian juga
mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi ibu perlu memberi air susu
agar pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar prolaktin paling tinggi
adalah pada malam hari dan penghentian pertama air susu
dilakukan pada malam hari yang biasanya memang demikian
sebagai fungsi kontrasepsi.
2. Pengeluaran Air Susu
Dipengaruhi oleh hormone oksitosin, dimana pengeluran air
susu dibagi menjadi 2 proses, yaitu:
a. Tekanan dari belakang
Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan
mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan
pengisapan oleh bayi yang akan memacu sekresi air susu lebih
banyak.
b. Refleks neurohormonal
Apabila bayi disusui maka grakan menghisap yang
berirama akan menghasilkan rangsangan syaraf yang terdapat
di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung reflex ini
adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitary posterior, hal ini
akan menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar alveoli akan
berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke dalam
pembuluh laktifer dan dengan demikian lebih banyak air susu
yang mengalir ke dalam ampulla. Refleksi ini dapat dihambat
oleh adanya rasa sakit, misalnya jahitan perineum.Dengan
demikian penting untuk menempatkan ibu dalam posisi yang
aman, santai dan bebas dari rasa sakit, terutama pada jam –
jam menyusukan anak. Sekresi oksitosin yang sama juga akan
menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi
uterus selama nifas.
Proses Laktasinya secara runtut :

Pengaruh Hormonal
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-
hormon yang berperan adalah :

1. Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran


alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah
melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar.
Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk
beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI.
3. Follicle stimulating hormone (FSH)
4. Luteinizing hormone (LH)
5. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
6. Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada
saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme.
Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus
di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down/ milk ejection reflex.
7. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan,
plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam
pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.
Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).
2.2.3 Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Laktogenesis I
2. Laktogenesis II
3. Laktogenesis III

Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi
pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi
kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron
tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat
hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga
bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.

Laktogenesis II

Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar


hormon progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin
tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila
payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak
dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan
tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam
alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu
sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih
tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6
pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh. Hormon
lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini,
namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi
mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam
setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara
penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang
produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum
mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI
sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu
pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan
oleh ASI sebenarnya.

Laktogenesis III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan


dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai
stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian
berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh
juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI
sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan
juga seberapa sering payudara dikosongkan.

Ada 4 hormon yang penting dlm pertumbuhan ductus :


1.       GH
2.       Prolaktin
3.       Glukokortikoid adrenal
4.       Insulin
Terdapat faktor penghambat saat prolaktin disekresi oleh hipofise anterior
menekan sekresi hormon yang lain. Faktor penghambat : dopamin
kateklamin.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:

 Kurang sering menyusui atau memerah payudara


 Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain
akibat: struktur mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan
yang salah.
 Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
 Jaringan payudara hipoplastik
 Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat
mencerna ASI
 Kurangnya gizi ibu

2.3 Pengertian ASI


ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam – garam
organic yang disekresi oleh ke dua payudara yang merupakan nutrisi alamiah
terbaik bayi yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama.
hormone yang disekresi glandula pituitary hormone, kadar hormone ini
meningkat selama kehamilan. Kerja hormone ini dihambat oleh hormone
plasenta.
Pada seorang ibu hamil dkenal 2 reflex yang masing – masing berperan
dalam pembentukan dan pengeluaran air susu.
A.      Refleks prolaktin
Menjelang akhir kehamilan hormone prolaktin memegang peranan penting
dalam proses pembuatan kolostrum, namun jumlah kolostrumnya masih
terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron
yang kadarnya dihambat oleh estrogen dan progesterone yang kadarnya
memang tinggi. Hormone ini merangsang sel – sel alveoli yang fungsinya
untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan
normal kembali 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak.

B.      Refleks Let Down


Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofisis rangsangan yang
berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutukan neuro hipofisis yang kemudian
dikeluarkan oksitosin.
Oksitosin sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitel. Kontraksi
dari gel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk kesistem duktus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus
laktiferus masuk ke mulut bayi. Beberapa reflek yang memungkinkan bayi
baru lahir untuk memperoleh asi adalah sebagai berikut :
a.       Reflek roting
Reflek ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu
apabila diletakkan di payudara
b.      Reflek menghisap
Saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting
susu sampai ke langit langit keras dan punggung lidah. Reflek ini
melibatkan rahang, lidah dan pipi.
c.       Reflek menelan
Gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga reflek ini
merangsang pertumbuhan rahang bayi.
2.3.1Manfaat ASI bagi ibu dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:
1. Aspek kesehatan ibu.
2. Aspek keluarga berencana.
3. Aspek psikologis.

Aspek Kesehatan Ibu.

Hisapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin yang membantu


involusi uteri dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan,
mengurangi prevalensi anemia dan mengurangi terjadinya karsinoma indung
telur dan mammae, mengurangi angka kejadian osteoporosis dan patah
tulang panggul setelah menopause, serta menurunkan kejadian obesitas
karena kehamilan.

Aspek Keluarga Berencana


Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Hormon yang
mempertahankan laktasi menekan ovulasi sehingga dapat menunda
kesuburan. Menyusui secara eksklusif dapat digunakan sebagai kontrasepsi
alamiah yang sering disebut metode amenorea laktasi (MAL).

Aspek psikologis
Perasaan bangga dan dibutuhkan sehingga tercipta hubungan atau ikatan
batin antara ibu dan bayi

2.3.2 Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi


ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya memberikan
manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk ibu, keluarga dan negara.
Manfaat ASI untuk Bayi

1. Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.


2. ASI mengandung zat protektif.
3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.
5. Mengurangi kejadian karies dentis.
6. Mengurangi kejadian maloklusi.

Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi


Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein,
garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi
dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6
bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun
kedua.

ASI mengandung zat protektif


Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang
mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain:

1. Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam


asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan
sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).
2. Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat
pertumbuhan kuman.
3. Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti
inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk
menyerang E-Coli dan Salmonela.
4. Komplemen C3 dan C4.
5. Faktor anti streptokokus, melindungi bayi dari kuman streptokokus.
6. Antibodi.
7. Imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh
dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim
dan laktoferin.
8. Tidak menimbulkan alergi.

Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.


Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan
nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa
percaya (basic sense of trust).

Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.


Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal
ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak baik.

Gambar 2.3 Manfaat ASI meningkatkan kecerdasan


(http://www.geocities.com)

Mengurangi kejadian karies dentis.


Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Kebiasaan menyusu
dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan
susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam.
Mengurangi kejadian maloklusi.
Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke
depan akibat menyusui dengan botol dan dot.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Payudara wanita merupakan bagian yang penting karena fungsi
utamanya yaitu memproduksi nutrisi bagi bayi (ASI). Secara anatomi
payudara terdiri atas bagian makroskopis dan mikroskopis, sedangkan
secara fisiologis dapat diketahui mengenai proses laktasi, dimana bayi
nantinya akan mendapat ASI yang merupakan sumber nutrisi terpenting.
3.2 Saran
Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan anatomi
dan fisiologi payudara serta mampu menjelaskan mengenai ASI.
Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan
“tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta,
EGC.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi
Access: Ahad, 6 September 2009; pukul 10:55 WIB
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-
laktasi.html
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi.
Jakarta. (hlm:1-5)
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 14-1

Anda mungkin juga menyukai