Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum kita mengetahui apa itu pengertian berpikir kritis ada baiknya
kita mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian berpikir. Berpikir adalah
aktivitas yang sifatnya mencari ide tau gagasan dengan menggunakan berbagai
ringkasan yang masuk akal. Berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup
membuat pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan
(Gordon,1995).
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Proses berpikir ini
dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman
baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua
proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan
dan dukungan. kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan
berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya disebut dengan
kemampuan berfikir kritis. Berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri
dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri
berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan
standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berpikir kritis.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi berpikir kritis
2. Kepentingan berpikir kritis
3. Keterampilan berpikir kritis
4. Manfaat berpikir kritis
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi berpikir kritis
2. Untuk mengetahui kepentingan berpikir kritis
3. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
4. Untuk mengetahui manfaat berpikir kritis
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir kritis

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan
dalam mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat
tidaknya atau layak tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu
proses berpikir (kognitif) yang mencakup penilaian analisa secara rasional tentang
semua informasi, masukan, pendapat, dan ide yang ada, kemudian merumuskan
kesimpulan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan
pada pikiran rasional dan cermat. Menjadi pemikir kritis adalah sebuah
denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam  pemikiran
yang disiplin dan mandiri. Pengetahuan didapat, dikaji dan diatur melalui berpikir.
Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas-tinggi
memerlukan disiplin intelektual, e8aluasi-diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan,
dan dukungan (paul,1993). jadi yang dimaksud dengan berpikir kritis merupakan
suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam menge8aluasi atau
melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya ataupun layak-tidaknya
suatu gagasan yang mencakup penilaian dan analisa secara rasional tentang semua
informasi, masukan, pendapat dan ide yang ada, kemudian merumuskan
kesimpulan dan mengambil suatu keputusan.
Bahwa untuk mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis, seseorang
harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai tujuan
(purposeful thinking), bukan “asal” berpikir yang tidak diketahui apa yang ingin
dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam kehidupan sehari-hari
seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara “otomatis”
(misalnya dalam menjawab  pertanyaan “siapa namamu?”). Banyak pula situasi
yang memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan  berpikir yang memang
direncanakan ditinjau dari sudut “apa” (what), “bagaimana” (how), dan
“mengapa” (why). hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi masalah yang
sulit atau baru.

3
B. Kepentingan Berpikir Kritis
Seseorang perlu berfikir kritis agar segala sesuatu yang kita terima tidak
kita ‘telan mentah-mentah’ dan dapat menemukan kebenaran yang sebenar-
benarnya sesuai dengan fakta yang ada. Seseorang yang membiasakan berfikir
kritis tidak akan mudah menjadi korban pembodohan karena ia tidak akan benar-
benar mempercayai sesuatu sebelum ia menemukan penjelasan masuk akal
tentang hal yang ingin diketahui (rasa penasarannya). Karena rasa ingin tahunya,
orang yang berfikir kritis biasanya akan mengekspresikannya melalui banyaknya
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Dengan berpikir kritis, manusia akan berusaha merefleksikan segala
bentuk pengalaman hidupnya sebagai sebuah bahan untuk dipikirkan secara kritis
sehingga menghasilkan tindakan-tindakan kreatif yang menginspirasi dan
mengubah dunia. Memiliki pemikiran kritis juga berarti memiliki kesadaran kritis,
yaitu kesadaran yang aktif terlibat dan melibatkan diri dengan realitas. Artinya ia
tidak hanya duduk diam dan menerima tetapi juga ikut berupaya mencari solusi
atau mencari sebab akibat permasalahan yang ada.
Manusia yang memiliki kesadaran kritis memiliki kemampuan untuk
menganalisa dan menafsirkan suatu masalah atau persoalan dengan mencari
penjelasan sebab akibat yang luas dan mendalam. Berfikir kritis juga menjadikan
manusia dapat lebih bersifat terbuka dan aktif.

C. Keterampilan Berpikir Kritis


a. Keterampilan menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan
sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui
pengorganisasian struktur tersebut . Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya
adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci
globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci.
Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-
langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut
kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44). Kata-kata operasional yang mengindikasikan

4
keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat diagram,
mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, memerinci, dsb.
b. Keterampilan mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan
dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi
yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru
yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini
memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).
c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada
beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami
bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu
menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah
konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan
menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru
(Walker, 2001:15).
d. Keterampilan menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak
mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988:
68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini
menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek
secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan.
Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi
dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang
memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah
pemikiran atau pengetahuan yang baru.

5
e. Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan
nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai
menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur
dengan menggunakan standar tertentu (Harjasujana, 1987: 44).Dalam taksonomi
belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir
kognitif yang paling tinggi.

D. Manfaat Berfikir Kritis


1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat
argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan
yang kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada
lainnya

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis


Kemampuan kritis setiap orang berbeda-beda, hal ini didasarkan oleh
banyaknya faktor yang mempengaruhi berpikir kritis setiap individu. Menurut
Rubenfeld & Scheffer (1999 dalam Maryam, Setiawati, Ekasari, 2008) ada 8
faktor yaitu :
a. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir
kritis. Ketika seseorang dalam kondisi sakit, sedangkan ia dihadapkan pada
kondisi yang menuntut pemikiran matang untuk memecahkan suatu masalah,
tentu kondisi seperti ini sangat mempengaruhi pikirannya sehingga seseorang
tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir cepat.

6
b. Keyakinan diri/motivasi
Lewin (1935 dalam Maryam, Setiawati & Ekasari, 2008) mengatakan
motivasi sebagai pergerakan positif atau negatif menuju pencapaian tujuan.
Motivasi merupakan upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan ataupun
pembangkit tenaga untuk melaksanakan sesuatu tujuan yang telah ditetapkannya.
c. Kecemasan
Kecemasan dapat mempengaruhi kualitas pemikiran seseorang. Jika terjadi
ketegangan, hipotalamus dirangsang dan mengirimkan impuls untuk menggiatkan
mekanisme simpatis-adrenal medularis yang mempersiapkan tubuh untuk
bertindak. Menurut Rubenfeld & Scheffer (2006) mengatakan kecemasan dapat
menurunkan kemampuan berpikir kritis seseorang.
d. Kebiasaan dan rutinitas
Salah satu faktor yang dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis
adalah terjebak dalam rutinitas. Rubenfeld & Scheffer (2006) mengatakan
kebiasaan dan rutinitas yang tidak baik dapat menghambat penggunaan
penyelidikan dan ide baru.
e. Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektual berkenaan dengan kecerdasan seseorang untuk
merespons dan menyelesaikan suatu persoalan, menghubungkan atau menyatukan
satu hal dengan yang lain, dan dapat merespon dengan baik terhadap stimulus.
f. Konsistensi
Faktor yang mempengaruhi konsistensi adalah makanan, minuman, suhu
ruangan, cahaya, pakaian, tingkat energi, kekurangan tidur, penyakit dan waktu
yang dapat menyebabkan daya berpikir menjadi naik turun.
g. Perasaan
Perasaan atau emosi biasanya diidentifikasikan dalam satu kata yaitu :
sedih, lega, senang, frustasi, bingung, marah, dan seterusnya. Seseorang harus
mampu mengenali dan menyadari bagaimana perasaan dapat mempengaruhi
pemikirannya dan mampu untuk memodifikasi keadaan sekitar yang memberikan
kontribusi kepada perasaan.

7
h. Pengalaman
Pengalaman merupakan hal utama untuk berpindah dari seorang pemula
menjadi seorang ahli.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan
dalam mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat
tidaknya atau layak tidaknya suatu gagasan.
Manusia yang memiliki kesadaran kritis memiliki kemampuan untuk
menganalisa dan menafsirkan suatu masalah atau persoalan dengan mencari
penjelasan sebab akibat yang luas dan mendalam. Berfikir kritis juga menjadikan
manusia dapat lebih bersifat terbuka dan aktif.
Keterampilan berpikir kritis yaitu Keterampilan menganalisis,
keterampilan mensintesis, keterampilan mengenal dan memecahkan masalah,
keterampilan menyimpulkan, dan keterampilan mengevaluasi atau menilai.
Berpikir kritis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi fisik,
Keyakinan diri/motivasi, kecemasan, Kebiasaan dan rutinitas, Perkembangan
intelektual, Konsistensi, perasaan dan pengalaman.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak
kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan
saran  yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan terutama dari dosen
pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah
wawasan kita.

9
DAFTAR PUSTAKA
http://dosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp
content/uploads/sites/19/2016/02/Chapter-II1.pdf (Sumber: internet. diakses pada
tanggal 7 oktober 2018)
http://seulanga23.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikir-kritis-dan-berpikir.html
(Sumber: internet. diakses pada tanggal 7 oktober 2018)
http://lianandanurse.blogspot.com/2014/03/makalah-berpikir-kritis.html (Sumber:
internet. diakses pada tanggal 7 oktober 2018)
https://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/
(Sumber: internet. diakses pada tanggal 8 oktober 2018)
http://www.academia.edu/6698550/MAKALAH_BERFIKIR_KRITIS(Sumber:
internet. diakses pada tanggal 8 oktober 2018)
http://pansyorviola.blogspot.com/2016/12/pentingnya-berpikir-kritis.html
(Sumber: internet. diakses pada tanggal 8 oktober 2018)
Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan

10

Anda mungkin juga menyukai