Anda di halaman 1dari 7

NAMA : PERMATASARI

NPM : 191FF04053

TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19


1. PEMERIKSAAN PCR SWAB
Pengambilan sampel yang digunakan untuk swab di hari pertama dan kedua untuk
penegakan diagnosis. Pemeriksaan pada hari pertama dengan hasil positif, tidak perlu lagi
dilakukan pemeriksaan pada hari kedua, jika hasil pemeriksaan hari pertama negatif,
perlu dilakukan pemeriksaan di hari kedua atau hari berikutnya.
Pada pasien rawat inap, harus dilakukan pemeriksaan PCR maksimal sebanyak
tiga kali pada masa perawatan. Pasien dengan kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak
perlu dilakukannya pemeriksaan PCR. PCR follow-up pada pasien kasus berat dan kritis,
dilakukan setelah sepuluh hari dari pemeriksaan swab dengan hasil positif.
Pasien dengan kasus berat dan kritis, dengan hasil pemeriksaan klinis membaik,
bebas demam tetapi pada follow-up PCR menghasilkan hasil yang positif, kemungkinan
terjadi kondisi positif persisten disebabkan oleh terdeteksinya fragmen atau partikel virus
yang sudah tidak aktif.

2. TANPA GEJALA
a. Isolasi dan Pemantauan
1) Isolasi mandiri pada pasien yang terkonfirmasi di rumah maupun di
fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah selama 10 hari.
2) Pasien dilakukan pemantauan oleh petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) melalui telepon setelah 10 hari karantina.
b. Non-farmakologis
1) Pasien
Terapi yang dilakukan yaitu selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan
air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin, menjaga jarak
(physical distancing), upayakan pengunaan kamar tidur sendiri (terpisah), selalu
menerapkan etika batuk, pencucian sesegera mungkin setelah pengunaan alat
makan-minum dengan air/sabun, berjemur setiap harinya dibawah matahari
minimal sekitar 10-15 menit (sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore).
Pakaian yg sudah digunakan dimasukkan kedalam wadah tertutup yang terpisah
dengan pakaian kotor keluarga lainnya sebelum dicuci, selalu mengukur dan catat
suhu tubuh minimal 2 kali sehari.
2) Lingkungan/kamar
Selalu memperhatikan ventilasi, udara dan cahaya. membuka jendela kamar atau
ruangan di rumah secara berkala, menggunakan APD bila memungkinkan saat
membersihkan kamar, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau
hand sanitizer sesering mungkin, dan bersihkan kamar setiap hari dengan bahan
desinfektan lainnya
3) Keluarga
Anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien sebaiknya memeriksakan
diri ke FKTP/Rumah Sakit, Anggota keluarga selalu pakai masker, selalu jaga
jarak minimal 1 meter dari pasien yang terkonfirmasi, selalu mencuci tangan,
jangan sentuh daerah wajah jika belum mencuci tangan, membuka jendela rumah
agar sirkulasi udara tertukar, membersihkan daerah yg mungkin tersentuh pasien
sesering mungkin misalnya gagang pintu dll.
c. Farmakologi
1) Jika mempunyai penyakit penyerta atau komorbid pasien disarankan tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi selama ini. Apabila pasien rutin
meminum obat antihipertensi golongan obat Angiotensin Reseptor Blocker dan
ACE- inhibitor perlu berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan
atau Dokter Spesialis Jantung
2) Vitamin C (Selama 14 hari), dengan pilihan terapi;
- Vitamin C tablet 500 mg/6-8 jam oral (selama 14 hari)

- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)


- Multivitamin dengan kandungan vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30
hari),
- Dianjurkan multivitan dengan kandungan vitamin C,B, E, Zink
3) Obat Fitofarmaka ataupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi
di BPOM
4) Obat yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan pada pasien yang
terkonfirmasi.

3. DERAJAT RINGAN
a. Isolasi dan Pemantauan
Isolasi mandiri dilakukan rumah atau di fasilitas karantina maksimal selama 10 hari
sejak muncul gejala ditambah dengan 3 hari setelah bebas dari demam dan gangguan
pernapasan. Setelah melewati masa isolasi pasien harus kontrol ke FKTP terdekat dan
petugas FKTP untuk melakukan pemantauan kondisi pasien.
b. Non Farmakologis
Edukasi yang dilakukan (sama dengan edukasi tanpa gejala).
c. Farmakologis
1) Vitamin C (Selama 14 hari), dengan pilihan terapi;
- Vitamin C tablet 500 mg/6-8 jam oral (selama 14 hari)

- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)


- Multivitamin dengan kandungan vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30
hari),
- Dianjurkan multivitamin dengan kandungan vitamin C,B, E, Zink
2) Azitromisin 1 x 500 mg /hari (selama 5 hari)
Salah satu dari antivirus berikut ini: Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral
selama 5-7 hari, atau Kombinasi Lopinavir + Ritonavir (Aluvia) 2 x 400/100mg
selama 10 hari, atau Favipiravir (Avigan) 600 mg/12 jam/oral selama 5 hari
3) Terapi yang dapat dipertimbangkan jika pasien dirawat di RS dan tidak ada
kontraindikasi apapun yaitu: Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (selama 5-7
hari) atau Hidroksiklorokuin dosis 400 mg/24 jam/oral (selama 5-7 hari).
4) Pengobatan simptomatis seperti parasetamol jika pasien mengalami demam
5) Mengonsumsi obat-obatan Fitofarmaka dan atau Obat Modern Asli Indonesia
(OMAI) yang teregistrasi BPOM.
4. DERAJAT SEDANG
a. Isolasi dan Pemantauan
Segera rujuk ke Rumah Sakit atau Rumah Sakit Darurat COVID-19 langsung ke
bagian RuangvPerawatan COVID-19 dan Isolasi COVID-19

b. Non Farmakologis

Istirahat total, mengurangi asupan yang mengandung kalori adekuat, rutin melakukan
kontrol elektrolit, status hidrasi atau terapi cairan, oksigen dan rutin melakukan
pemantauan laboratorium.
c. Farmakologis
1) Vitamin C 200–400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam
diberikan secara drips Intravena (IV).
2) Diberikan terapi farmakologis berikut:
Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) atau
Hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) hari pertama 400 mg/12 jam/oral,
selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari), Ditambah Azitromisin 500
mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai alternatif
Levofloksasin dapatpdiberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis 750 mg/24
jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).
Ditambah salah satu antivirus berikut: Oseltamivir 75 mg/12 jam oral
selama 5-7 hari Atau Kombinasi Lopinavir + Ritonavir (Aluvia) 2 x 400/100mg
selama 10 hari Atau Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600
mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau
Remdesivir 200 mg IV drip/3jam dilanjutkan 1x100 mg IV drip/3 jam selama 9–
13 hari
3) Antikoagulan LMWH/UFH (berdasarkan evaluasi DPJP)
4) Pengobatan simptomatis (Parasetamol dll) dan pengobatan komorbid dan komplikasi
yang ada
5. DERAJAT BERAT ATAU KRITIS
a. Isolasi dan Pemantauan
Pasien yang terkonfirmasi di isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan dan atau di
rawat secara kohorting dan pengambilan sampel untuk swab PCR.
b. Non Farmakologis
Istirahat.total, mengurangi.asupan yang mengandung kalori adekuat, rutin melakukan
kontrol elektrolit, status.hidrasi atau terapi cairan, oksigen dan rutin melakukan
pemantauan laboratorium, dilakukan pemeriksaan foto toraks serial bila.perburukan
1) Monitor tanda-tanda sebagai berikut;
Takipnea, frekuensi napas pada pasien ≥ 30x/min, .Saturasi Oksigen dengan pulse
oximetry ≤ 93% (di.jari), PaO2/FiO2.≤ 300 mmHg, Peningkatan sebanyak >50%.
keterlibatan area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam kurun waktu 24-48 jam,
Limfopenia progresif, .Peningkatan CRP.progresif dan Asidosis laktat progresif.
2) Monitor keadaan kritis
Gagal napas membutuhkan ventilasi mekanik, syok atau gagal multiorgan yang
memerlukan perawatan ICU, Bila terjadi gagal napas disertai ARDS
pertimbangkan penggunaan ventilator mekanik. Berikut 3 langkah yang penting
dalam pencegahan perburukan penyakit, yaitu diantaranya:
• Mengunakan high flow nasal cannula (HFNC) atau non-invasive mechanical
ventilation (NIV) pada pasien ARDS atau efusi paru luas.
• Pembatasan resusitasi cairan, .terutama pada pasien dengan keluhan
edema.paru.
• Posisikan pasien dalam keadaan sadar dalam posisi tengkurap (awake prone
position).
c. Terapi oksigen:
NRM, HFNC. (High Flow Nasal Canulla), FiO2 100%.lalu titrasi sesuai SpO2, NIV
(Noninvasif Ventilation), Ventilasi Mekanik.invasif.(Ventilator) dan ECMO (Extra
Corporeal Membrane Oxygenation)
d. Farmakologis
1) Vitamin C dosis 200–400mg tiap /8 jam dalam.100cc NaCl 0,9% diberikan secara
drips Intravena (IV)
2) Vitamin B1 1 ampul tiap /24 jam secara intravena
3) Klorokuin fosfat, 500 mg tiap /12.jam secara oral (hari ke 1-3) dilanjutkan 250
mg tiap /12jam secara oral (hari ke 4-10) dan atau Hidroksiklorokuin dosis 400
mg taiap /24 jam secara oral (untuk 5 hari), setiap 3 hari kontrol EKG
4) Azitromisin 500 mg tiap /24 jam.per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai
alternatif Levofloksasinbisa diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri dengan
dosis 750 mg tiap /24 jam secara intravena atau per oral (untuk 5-7 hari).
5) Bila terdapat.kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi bakteri,
Pemeriksaan kultur darah harus.dikerjakan dan pemeriksaan kultur sputum
(dengan kehati-hatian khusus) harus dipertimbangkan.
Antivirus :
Oseltamivir 75 mg tiap /12 jam oral (selama 5-7 hari) dan atau Kombinasi antara
Lopinavir+Ritonavir (Aluvia) sebanyak 2 x 400/100mg (selama 10 hari) dan atau
tau Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg tiap /12 jam
secara oral (hari ke-1) dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) dan atau
Remdesivir 200 mg diberikan secara intravena drip tiap /3jam dilanjutkan 1x100
mg intravena drip tiap /3 jam (selama 9–13 hari)
6) Antikoagulan LMWH/UFH (berdasarkan evaluasi DPJP)
7) Deksametason dengan dosis 6 mg tiap /24 jam (selama 10 hari)
8) Jika terjadi syok, lakukan tatalaksana syok sesuai pedoman tatalaksana
9) Obat suportif jenis lainnya
10) Pertimbangkan untuk diberikan terapi tambahan, sesuai dengan kondisi klinis
pasien dan ketersediaan di fasilitas pelayanan kesehatan masing-masing apabila
terapi standard tidak memberikan respons perbaikan.
Tabel 1. Pilihan Kombinasi Obat untuk pasien terkonfirmasi Covid-19
No
Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4

1. Azitromisin atau Klorokuin atau Oseltamivir Vitamin

Levofloksasin** Hidroksiklorokuin

2. Azitromisin atau Klorokuin atau Lopinavir Vitamin

Levofloksasin** Hidroksiklorokuin +Ritonavir

3. Azitromisin.atau Klorokuin atau Favipiravir Vitamin

Levofloksasin** Hidroksiklorokuin

4. Azitromisin.atau Klorokuin atau Remdesivir Vitamin

Levofloksasin** Hidroksiklorokuin

Keterangan :
* Pilihan.obat.untuk.kombinasi.1.atau 2 atau 3 atau.4 harus disesuaikan
dengan.ketersediaan pada unit fasilitas pelayanan kesehatan di masing-masing
pusat kesehatan.
** Terapi dengan.levofloksasin.jika pasien tidak dapat diberikan azitromisin
dan dicurigai adanya infeksi dari.bakterial.

6. TERAPI ATAU TINDAKAN TAMBAHAN LAIN

Anti IL-6 (Tocilizumab), Anti IL-1 (Anakinra), Antibiotik, Mesenchymal Stem Cell
(MSCs)/ Sel Punca, Intravenous Immunoglobulin (IVIG), Plasma Konvalesen, Vaksinasi,
N-Asetilsistein dan Bronkoskopi.

7. KRITERIA SELESAI ISOLASI, SEMBUH, DAN PEMULANGAN

Selesai.Isolasi:
a. Kasus.konfirmasi.tanpa.gejala. (asimptomatik)
Pasien sudah menjalankan isolasi mandiri selama10 hari dan tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR pada pasien yang terkonfirmasi tanpa gejala.
b. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang
Tidak dilakukan.pemeriksaan follow up RT-PCR dan selesai isolasi dihitung 10 hari
sejak tanggal terkonfirmasi dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala diantaranya demam.dan gangguan pernapasan.
c. Kasus konfirmasi dengan gejala berat atau kritis yang dirawat di rumah sakit
Selesai isolasi jika sudah mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali
(negatif) dan minimal 3 hari tidak lagi adanya menunjukkan gejala.
Kriteria Sembuh:
Pasien.konfirmasi.tanpa gejala, gejala.ringan, gejala sedang, dan gejala
berat/kritis dinyatakan sembuh jika telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan
dikeluarkan .surat pernyataan.selesai pemantauan, berdasarkan.penilaian dokter di
fasyankes tempat dilakukan pemantauan.atau oleh DPJP.
Kriteria pemulangan:
Hasil.seluruh.rangkaian kajian klinis menunjukkan perbaikan, .pemeriksaan darah
menunjukan perbaikan, .yang dilakukan oleh DPJP menyatakan pasien diijinkan untuk
pulang dan tidak ada perawatan .atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien, terkait sakit
COVID-19 yang dialami pasien.

Anda mungkin juga menyukai