Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

BIODATA PRAKTIKAN

NAMA : Ananda Hera Utama

NIM : 190302024
TTL : Banda Aceh, 02 juli 2001

NO TELP/HP : 08985911230
E-MAIL : heraananda75@gmail.com

ALUMNI SMA/SMK : MAN-1 Langkat


ALAMAT RUMAH : Paya bengkuang, kec Gebang, kab
Langkat,Sumatera Utara

ALAMAT DOMISILI(KOS) : Setia budi pasar 1

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Praktikum Biologi Perikanan

FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN MAS


(Cyprinus carpio)
stukas dimasukkan ke judul
Oleh:
Ananda Hera Utama
190302024
II/B

liat format cover


lempeng di grup

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Mas


(Cyprinus carpio)
Tanggal : 19 Desember 2020
Nama : Ananda Hera Utama
NIM : 190302024
Kelompok/Grup : II/A
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diketahui oleh, Diperiksa oleh,


Asisten Koordinator Asisten Korektor

Mhd Rizky Ramadhan Mhd Rizky Ramadhan


NIM.170302048 NIM.170302048
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Fekunditas dan

Diameter Telur Ikan Mas (Cyprinus carpio)” dengan baik.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yaitu,

Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc, Ibu Desrita, S.Pi, M.Si dan Ibu Vindy Rilani Manurung,

S.Pi, MP selaku dosen mata kuliah Biologi Perikanan yang telah banyak membantu

dan yang juga membantu dan mendukung sepunuhnya dalam penyelesaian laporan

ini.

Demikian laporan ini penulis selesaikan, penulis mengharapkan kritik dan

saran demi perbaikan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

pihak yang membutuhkan.

Medan, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................... .......... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................. 6
Tujuan Praktikum ........................................................................ 8
Manfaat Praktikum ....................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Mas (Cyprinus carpio) .......................................................... 9
Fekunditas Ikan Mas (Cyprinus carpio) ........................................ 10
Diameter Telur Ikan Mas (Cyprinus carpio) .................... ............ 12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil............................................................................................. 15
Pembahasan ................................................................................. 16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan…….. ........................................................................ 18
Saran ........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat

dipanen oleh manusia. Kadang pengertian istilah biologi ikan ditujukan kepada

pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan

sebagainya. Atas dasar tersebut praktikum biologi perikanan dilaksanakan dengan

komposisi materi meliputi analisa morfometrik. Kadang pengertian istilah biologi

ikan ditujukan kepada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan

makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Atas dasar tersebut praktikum biologi

perikanan dilaksanakan dengan komposisi materi meliputi analisa morfometrik

(Fahrozi, 2015).

Ilmu Biologi Perikanan merupakan salah satu ilmu yang mendasari ilmu-ilmu

perikanan tangkap lainnya,metode penangkapan ikan, serta ilmu lainnya.Kajian

biologi ikan meliputi sebaran ikan berdasarkan kedalaman perairan (pelagic, mid

water dan demersal), anatomi dan fisiologi ikan. Diantaranya adalah hubungan

panjang dan berat merupakan aspek biologi perikanan yang perlu di pelajari,

kaitannya dengan pola pertumbuhan, nilai panjang pertama kali matang gonad (Lm),

dan pertama kali tertangkap (Lc), serta komposisi ukuran

(Ernaningsih, 2016).

Ikan merupakan sumberdaya laut yang dapat diperbaharui (renewable

resources), yang artinya jika dimanfaatkan seoptimal mungkin maka potensi yang

tertinggal dapat berkembang biak kembali. Tinggi rendahnya kemampuan


berkembang biak bergantung pada banyak hal, antara lain individu ikan, lingkungan

tempat hidup, dan kecepatan eksploitasi. Ikan dalam kehidupannya dapat berpindah

dari satu tempat ke tempat lain mengikuti dinamika perairan laut. Jenis ikan tertentu

dapat berenang melintasi perairan samudera, baik secara cepat maupun lambat. Sifat

ikan yang dinamis ini mempersulit perkiraan jumlah maupun stok ikan dan daerah

penangkapannya, yang pada akhirnya mempersulit implementasi pengelolaan

sumberdaya ikan (Putri dan Suciaty, 2019).

Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah bertulang belakang,

insang dan sirip. Ikan mengandung enzim yang dapat menguraikan protein yang

menyebabkan timbulnya bau tidak sedap. Lemak ikan mengandung asam lemak tidak

jenuh ganda yang sangat mudah mengalami proses oksidasi atau hidrolisis yang

menghasilkan bau tengik. Mengkonsumsi protein pada ikan sangat bermanfaat bagi

tubuh sebagai zat pembangunan jaringan sel, pengatur sistem metabolisme dan bahan

bakar di dalam tubuh (Dika et al., 2017).

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan air tawar yang mampu

memijah sepanjang tahun tanpa mengenal musim, akan tetapi meskipun mampu

memijah sepanjang tahun dan menghasilkan benih dalam jumlah banyak, produksi

benih yang dihasilkan oleh induk ikan mas masih terkendala pada rendahnya kualitas

benih yang dihasilkan. Indikator benih yang berkualitas adalah derajat penetasan telur

dan kelulushidupan benih ikan yang tinggi. Penyebab rendahnya produksi dan

kualitas benih ikan yang dihasilkan dapat disebabkan karena rendahnya kualitas

nutrisi yang diberikan pada pakan induk ikan mas (Firmantin et al., 2015).
Potensi reproduksi tiap jenis ikan berbedabeda, dapat dipengaruhi oleh

campur tangan manusia, kualitas pakan dan faktor lingkungan. Potensi reproduksi

ikan meliputi pola pemijahan, Indeks kematangan gonad, Fekunditas, Dimeter telur,

waktu rematurasi. C.Carpio (ikan mas) pemijahan terjadi sepanjang tahun dan tidak

mengenal musim pemijahan sehingga mudah dibudidayakan. Kesiapan ikan untuk

melakukan pemijahan tergantung pada tingkat kematangan gonad. Tingkat

Kematangan gonad pada ikan dapat diketahui dengan menghitung Gonado Somato

Indeks (GSI), yaitu perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh ikan. Gonad

yang semakin matang merupakan bagian dari vitellogenesis, yaitu terjadinya

pengendapan kuning telur, sehingga terjadi perubahan-perubahan diantaranya

pertambahan berat gonad. Gonad yang semakin matang dapat untuk memprediksi

jumlah telur yang dihasilkan (Fekunditas) (Satyaningrum dan Wibowo, 2016).

Pengertian umum fekunditas adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh

individu pada waktu akan memijah. Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan

salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan.

Fekunditas secara tidak langsung dapat dipergunakan untuk memperkirakan

banyaknya ikan yang akan dihasilkan fekunditas pada suatu individu dengan individu

lainnya mempunyai keterpautan dengan umur, panjang atau bobot individu, dan

spesies ikan. Menurunnya kondisi dapat mengakibatkan penurunan fekunditas yang

direfleksikan dalam rendahnya jumlah oosit yang berkembang atau terjadi atresia

(Fadillah, 2018).

Fekunditas adalah jumlah telur matang dalam ovari yang akan dikeluarkan

pemijahan. Fekunditas meningkat secara logaritmik seiring pertumbuhan panjang


atau bobot. Sebagai contoh ikan mas (Cyprinus carpio) dengan panjang 15 cm

mempunyai fekunditas 13.512 butir, dan panjang 60 cm mempunyai fekunditas

2.945.000 butir. Jumlah keseluruhan telur ikan selama hidup disebut fekunditas total.

Untuk menghitung jumlah telur dalam gonad ikan biasanya diambil pada tingkat

kematangan gonad (TKG) yang sudah tinggi atau bila dilihat secara visual sudah

terlihat butiran-butiran telur yang terpisah-pisah. Telur-telur ikan laut umumnya

berukuran kecil (diameter telur sekitar 1 mm), dan mempunyai fekunditas yang tinggi

(bisa mencapai 1 juta telur tiap betina) (Satyaningrum dan Wibowo, 2016).

Penyebaran diameter telur yang sudah matang dalam ovarium dapat

digunakan untuk menduga frekuensi pemijahan, yaitu dengan melihat modus yang

terbentuk. Waktu lama pemijahan dapat diprediksi dari ukuran diameter telur. Jika

ikan tersebut memiliki waktu pemijahan yang pendek, maka semua telur yang masak

di dalam ovarium akan memiliki ukuran yang sama. Namun, jika waktu pemijahan

ikan tersebut lama atau terus menerus pada kisaran waktu yang lama, maka telur yang

berada di dalam ovarium memiliki ukuran yang berbeda-beda. Setelah melalui

tahapan pemijahan selanjutnya akan menghasilkan telur terbuahi, dan telur menetas

menjadi larva (Makmur, 2017).

Induk yang digunakan adalah induk ikan Mas (Cyprinus carpio ) berumur

minimal 1 tahun dan sudah dapat menghasilkan materi reproduksi (telur dan sperma).

Gonad merupakan bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur

pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Pemilihan calon induk yang didasarkan

pada ciri-ciri sebagai berikut : pertumbuhan bagus, berumur satu tahun atau lebih,

sehat, tidak cacat, bersisik besar dengan letak beraturan, bentuk badan secara
keseluruhan mulai dari ujung mulut sampai ujung sirip ekor harus mulus, bagian

kepala relatif lebih kecil daripada bagian badannya (Prakosa dan Ratnayu, 2016).

Seleksi induk adalah kegiatan memilih atau memisahkan antara induk induk

yang sudah matang gonad atau matang telur dengan yang belum. Tujuan dari kegiatan

ini untuk mendapatkan indukinduk yang berkualitas dan siap untuk dipijahkan.

Kegiatan ini dilakukan setelah pematangan gonad dan sebelum pemijahan. Seleksi

induk merupakan yang sangat menentukan keberhasilan pembenihan sehingga harus

dilakukan secara teliti dan akurat berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan

Keberhasilan pemijahan induk ditentukan oleh kejelian pemilihan induk yang matang

gonad. Teknik pemijahan ikan mas dapat dilakukan secara alami dan secara buatan.

Teknik pemijahan secara alami, ikan mas akan memijah tanpa ransangan atau induksi

hormonal. Sedangkan pemijahan secara buatan dilakukan dengan adanya rangsangan

yang disebabkan oleh induksi hormon (Mustamin et al., 2018).

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui fekunditas Ikan Mas (Cyprinus carpio)

2. Untuk mengetahui diameter telur Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dari laporan ini adalah supaya kita dapat mengetahui

tentang fekunditas Ikan Mas (Cypinus carpio) dan dapat mengetahui tentang

diameter telur Ikan Mas (Cyprinus carpio).


DAFTAR PUSTAKA

Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak

dikonsumsi. Budidaya ikan mas di Indonesia banyak dilakukan pada kolam, sawah,

waduk, maupun dalam keramba di perairan umum sejak tahun 1920. Produksi ikan

mas dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya permintaan. Ikan mas memiliki beberapa keunggulan yaitu memiliki

laju pertumbuhannya yang relatif cepat, tingkat kelangsungan hidup tinggi serta

fekunditas atau jumlah telur yang menetas tergolong tinggi (Alminah, 2019).

Ciri- ciri morfologi adalah ciri-ciri yang menunjukkan bentuk dan struktur

suatu organisme. Secara umum, karakteristik Ikan Mas memiliki bentuk tubuh yang

agak memanjang dan memipih tegak (compressed) dengan mulut terletak di ujung

tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Bagian ujung mulut 78 memiliki

dua pasang sungut (berbel). Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan

(pharingeal teeth) yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Sirip punggung (dorsal)

memanjang dan bagian belakangnya berjari keras, sementara di bagian akhir

bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan sirip perut (ventral). Sirip

dubur (anal) memiliki ciri seperti punggung, yaitu berjari keras dan bergerigi

(Setiorini, 2018).

Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih

ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik.

Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).


Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi.

Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak

tiga baris berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian

permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip

punggungnya (dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Seperti

halnya sirip punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini pun berjari-

jari keras dan bergerigi pada ujungnya. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang

simetris hingga ke belakang tutup insang, sisik ikan mas relatif besar dengan tipe

sisik lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea

lateralis) yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup

insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Aulia, 2017).

Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar, badan berbentuk memanjang dan

sedikit pipih ke samping (compresed). Mulutnya terletak di ujung tengah (terminal).

Di bagian mulut terdapat dua pasang sungut, selain itu di dalam mulut terdapat tiga

baris gigi berbentuk geraham. Sirip punggung berbentuk memanjang yang letak

bagian permukaannya berseberangan dengan permukaan sirip perut (Alminah, 2019).

Ikan Mas atau biasa dikenal dengan sebutan ikan Karper mempunyai bentuk

tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat

disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek.

Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian

kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar

dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning

keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya


(Aulia, 2017).

Secara garis besar tubuh ikan mas terdiri dari tiga bagian yaitu badan kepala

dan ekor bentuk tubuh akan memanjang dan memiliki 3 perbandingan antara panjang

total dengan tinggi badan sekitar 3 banding 1 bila di bagian tengah badan

perbandingan antara tinggi dan lebar badan sekitar 3 banding 2 tergantung varietas

ikan mas hampir seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi sisik. Tetapi beberapa

varietas hanya memiliki sisi sangat sedikit garis lurus suatu gerak sisi pada ikan mas

tergolong langka yang berada di pertengahan tubuh melintang dari tutup insang

sampai ke ujung belakang pangkal ekor ikan mas berukuran relatif besar dan

digolongkan ke dalam titik-titik lingkaran warna tubuh ikan mas cukup beragam

tergantung dari varietas ada merah kuning abu-abu kehijauan dan ada juga yang

(Supriatna, 2019).

Ikan Mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak

terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau.

Ikan Mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600 meter di atas

permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar,

ikan Mas terkadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas

(kadar garam) 25-30%. Ikan Mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan

berada pada ketinggian antara 150- 1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu

20°C-25°C dan pH air antara 7-8 (Aulia, 2017).

Ikan mas termasuk golongan ikan pemakan segala (omnivora). Pada ikan

muda (ukuran 10 cm), ikan mas memakan jasad hewan atau tumbuhan yang tumbuh
di dasar kolam seperti Chironomidae, Olighochaeta, Tubificidae, Epimidae dan

Trichoptera. Beberapa protozoa dan zooplankton seperti Copepoda dan Cladocera

juga biasa menjadi makanan ikan mas. Ikan mas biasa mencari makanan di sekeliling

pematang dan mengaduk-aduk dasar kolam atau perairan agar sumber makanan di

dasar kolam atau perairan terbuka dan dapat dimakan. Makanan alami kebul (istilah

untuk fase ikan mas setelah larva) adalah zooplankton seperti Rotifera, Nauplii,

Moina, dan Daphnia. Pada ikan muda biasanya memakan invertebrata yang tinggal

di dasar air. Setelah usia bertambah ikan jenis ini memakan zooplankton, antara lain

Rotifera, copepoda, dan ganggang. Sedangkan ikan dewasa akan memakan banyak

organisme seperti serangga, binatang berkulit keras, anelida, kerang-kerangan dan

sisa ikan (Yaswinda, 2018).

Habitat atau tempat hidup ikan mas di alam bebas yaitu di pinggiran sungai,

danau, atau perairan tawar lain dengan kedalam air yang tidak terlalu dalam dan

tidak terlalu deras aliran airnya. Lingkungan perairan yang ideal untuk tempat hidup

ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut. Suhu

air yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah terletak pada kisaran antara 25 -

30 ℃. Habitat ikan mas meliputi sungai berarus tenang sampai berarus sedang dan di

area danau dangkal. Terkadang ikan mas dapat di temukan pada perairan payau atau

muara sungai yang bersalinitas 25 – 30 ppm. Perairan yang terdapat banyak di

tempati ikan mas yaitu bagian – bagian sungai yang terlindungi pepohonan rindang

dan pada tepi sungai dengan reruntuhan pohon yang tumbang (Aulia, 2017).

Siklus hidup ikan mas dimulai didalam gonad, yakni ovarium pada ikan betina

dan testis pada ikan jantan. Ovarium pada ikan betina menghasilkan sel telur dan
testis pada ikan jantan menghasilkan spermatozoa. Fertilisasi (pembuahan telur oleh

sperma) terjadi apabila sel-sel telur segera terbuahi oleh sperma. Di dalam air, sel

sperma bergerak aktif dan masuk membuahi sel telur melalui lubang kecil pada

chorion. Telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa akan menghasilkan embrio yang

tumbuh didalamnya. kira-kira 2-3 hari kemudian, telur-telur tersebut akan menetas

dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas memiliki panjang antara 0,5-0,6 mm dan

bobot antara 0,18-20 mg. Biasanya larva senang menempel pada substrat dan

bergerak secara vertikal. Larva kemudian berubah menjadi benih yang membutuhkan
1 paragraf max 13 baris
makanan dari luar untuk hidupnya. Benih hidup dengan mendapatkan pakan alami

yang diperolehnya, seperti zooplankton, rotifer, naupli, moina dan daphnia. Kira-

kira 2-3 minggu, benih tumbuh menjadi burayak. Ukuran panjang burayak antara

103 cm dengan bobot antara 0,1-0,5 g. Setelah 2-3 minggu, burayak tumbuh menjadi

putihan. Putihan ini berukuran panjang antara 3-5 cm dan berbobot antara 0,5-2,5 g.

Putihan secara alami tumbuh terus dan setelah 3 bulan menjadi benih gelondong atau

kepalang dengan bobot mencapai kurang lebbih 100 g setiap ekornya. Benih

gelondong tumbuh terus dan akhirnya mencapai indukan. Setelah 6 bulan, ikan

jantan dapat mencapai bobot kia-kia 0,5 kg. Seekor ikan mas betina yang telah

mencapai umur 15 bulan dapat memiliki bobot 1,5 kg (Novianto, 2017).

Fekunditas Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Pengertian umum fekunditas adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh

individu pada waktu akan memijah. Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan

salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan.
Fekunditas secara tidak langsung dapat dipergunakan untuk memperkirakan

banyaknya ikan yang akan dihasilkan fekunditas pada suatu individu dengan individu

lainnya mempunyai keterpautan dengan umur, panjang atau bobot individu, dan

spesies ikan (Fadillah, 2018).

Fekunditas didefinisikan sebagai jumlah telur yang terdapat dalam gonad ikan

betina yang sudah matang. Diameter telur ikan merupakan salah satu aspek biologi

ikan, yang menunjukkan semakin besar diameter telur akan semakin baik, karena

dalam telur tersebut tersedia makanan cadangan sehingga larva ikan bertahan baik.

Ukuran diameter telur menentukan kualitas yang berhubungan dengan kandungan

kuning telur. diameter telur yang berukuran besar menghasilkan larva yang berukuran

besar (Sumindar et al., 2018).

Penghitungan fekunditas ditujukan pada gonad ikan betina pada tingkat

kematangan gonad III dan IV dengan menggunakan metode gravimetrik. Contoh

gonad yang telah ditimbang kemudian diambil cuplikan dari bagian ujung dan tengah

gonad secara merata dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 4x10 dan

dihitung jumlah butirnya (Suryandari dan Krismono, 2018).

Fekunditas merupakan jumlah telur yang dihasilkan seekor induk betina per

kg bobot. Nilai fekunditas berkisar 4878-6910 butir/kg. Hal ini diduga karena jumlah

kandungan omega-3 dan klorofil dalam pakan kurang dapat diserap oleh induk ikan

dengan baik. Asam lemak berfungsi sebagai prekusor metabolisme reproduksi yang

memicu hormon prostaglandin. Prostaglandin tersebut berperan dalam kontraksi

dinding gonad sehingga telur dapat keluar, apabila jumlah prostaglandin kurang atau
lebih maka peran omega-3 tidak berpengaruh terhadap fekunditas. Perkembangan

gonad pada ikan membutuhkan hormon gonadotropin yang dilepaskan oleh kelenjar

pituitari yang kemudian terbawa aliran darah masuk ke gonad. Gonadotropin

kemudian masuk ke sel granulosa untuk dirubah oleh enzim aromatase menjadi

estradiol 17β. Hormon estradiol 17β kemudian masuk ke dalam hati melalui aliran

darah dan merangsang hati untuk mensintesis vitelogenin yang akan dialirkan lewat

darah menuju gonad untuk diserap oleh oosit sehingga penyerapan vitelogenin ini

disertai dengan perkembangan diameter telur (Noviantoro et al., 2015).

Dengan mengetahui fekunditas, dapat ditaksir jumlah anak ikan yang akan

dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah anak ikan dalam kelas umur. Perubahan

dalam faktor lingkungan seperti suhu dan ketersediaan makanan berpengaruh pada

tingkah laku dan metabolisme ikan. Menurunnya kondisi dapat mengakibatkan

penurunan fekunditas yang direfleksikan dalam rendahnya jumlah oosit yang

berkembang atau terjadi atresia. Pada kasus yang ekstrim, kondisi yang menurun

dapat memicu kegagalan reproduksi yang mengakibatkan musim pemijahan terlewati.

Fekunditas dipengaruhi oleh fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk,

ukuran telur, kondisi lingkungan, kepadatan populasi, dan ketersediaan makanan

(Fadillah, 2018).

Di alam ikan mas memijah pada awal musim hujan. Secara alami pemijahan

terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Telur ikan mas menempel pada

substrat tanaman air dan rerumputan yang menutup permukaan. Telur ikan berbentuk

bulat, bening dengan diameter 1,5-1,8 mm dan berbobot 0,17-0,2 mg. Larva ikan
mas mempunyai kantong kuning telur sebagai cadangan makanan yang akan habis 2-

4 setelah telur menetas. Larva ikan mas menjadi kebul setelah 4-5 hari. Pakan alami

kebul yaitu zooplankton, seperti rotifera, miona, daphina. Pada umur 2-3 minggu,

kebul akan menjadi burayak berukuran 1-3 cm, dengan bobot 0,1-0,5 g. Umur 5-6

minggu burayak tumbuh menjadi putihan yang berukuran panjang 3-5 cm dan bobot

0,5-2,5 g. Setelah berumur 3 bulan, burayak akan menjadi gelondongan yang

mempunyai bobot sekitar 100 g/ekor (Novianto, 2017).

Kebiasaan memijah ikan adalah ikan jantan yang secara aktif mengejar ikan

betina dan membawa ikan betina kepada substrat yang telah dibersihkan ikan jantan,

kemudian ikan betina akan melemparkan telur kepada substrat yang sudah bersih dan

lebih padat, lalu ikan jantan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur yang sudah

lengket di substrat. Faktor lain yang mempengaruhi tingginya fekunditas yaitu

terletak pada tekstur dan posisi substrat. Induk ikan betina lebih suka meletakkan

telurnya di substrat yang bertekstur halus, bersih dan terjulai kebawah

(Laila dan Purwasih, 2020).

Usia Pada pemijahan ikan dengan teknik hipofisasi, ikan mas sering

digunakan sebagai donor. Ikan mas diketahui sebagai donor universal, artinya dapat

digunakan secara efektif untuk banyak jenis ikan, baik yang dalam satu famili

maupun di luar famili. Selain itu, ikan mas juga dikenal sebagai ikan yang mudah

memijah. Pada pemijahan ikan dengan sistem Cangkringan, ikan yang biasa

digunakan sebagai ikan donor atau perangsang adalah induk ikan mas

(Masitha, 2018).
Pengukuran fekunditas dilakukan dengan cara menimbang berat induk

sebelum memijah dan berat induk ikan setelah memijah, untuk mendapatkan nilai

berat gonad yaitu selisih berat induk ikan sebelum memijah dan sesudah memijah.

Induk betina dinduksi dengan hormon sintetis merk ovaprim dan siap untuk memijah,

kemudian dilakukan striping sebelum dicampur dengan sperma, telur diambil

sebagian (1-2%) untuk perhitungan nilai berat gonad dan jumlah telur sebagian untuk

menghasilkan nilai fekunditas. Nilai yang diperoleh dimasukkan dengan rumus

(Setyaningrum dan Wibowo, 2016).

Perbedaan nilai fekunditas pada penelitian ini dapat disebabkan berbagai

faktor. Fekunditas ikan dipengaruhi oleh ukuran, umur, spesies ikan, dan pengaruh

lingkungan seperti habitat dan ketersediaan nutrisi. Faktor berat induk diduga juga

mempengaruhi fekunditas karena berat induk juga terkait dengan berat gonad. Berat

gonad didapat dengan cara melakukan perhitungan melalui pengurangan berat induk

pasca pemijahan dengan pra pemijahan, menunjukan bahwa berat gonad induk pada

pemijahan I, II, dan III berturut-turut adalah 150 g, 500 g, dan 600 g. Semakin berat

gonad nilai fekunditas juga semakin meningkat (Ishaqi dan Sari, 2019).

Fekunditas adalah jumlah telur matang dalam ovari yang akan dikeluarkan

pemijahan. Fekunditas meningkat secara logaritmik seiring pertumbuhan panjang

atau bobot. Sebagai contoh ikan mas (Cyprinus carpio) dengan panjang 15 cm

mempunyai fekunditas 13.512 butir, dan panjang 60 cm mempunyai fekunditas

2.945.000 butir (Makmur, 2017).

Persiapan pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio) dilakukan pada sore hari.
Mula – mula induk jantan dimasukkan dahulu, beberapa menit kemudian menyusul

induk betina. Kemudian pada malam hari induk – induk akan berkejar-kejaran dan

diakhiri dengan keluarnya telur dan dibuahi oleh induk jantan. Keesokan harinya

induk ikan mas (Cyprinus carpio) harus dipindahkan, karena mereka akan memakan

telur – telur yang sudah dibuahi apabila indukan tersebut tidak dipindahkan. Telur –

telur ditetaskan dalam aquarium dengan bantuan aerator untuk menambah kandungan

oksigen (Laila dan Purwasih, 2020).

Ikan mas betina sudah dapat mulai dipijahkan setelah berumur satu setengah

sampai dua tahun, setelah mencapai berat sekitar 2 kg. Induk ikan mas yang sudah

siap untuk dipijahkan dapat terlihat dari perutnya yang membesar, pergerakannya

yang lamban, serta lubang anus agak terbuka dan memerah, perutnya lunak jika

diraba. Sementara itu, ikan mas jantan yang sudah siap untuk dipijahkan akan

mengeluarkan cairan putih (sperma) apabila bagian perut diurut ke arah anus. Periode

waktu dari satu pemijahan ke pemijahan 3 berikutnya adalah sekitar satu sampai dua

bulan. Pemijahan ikan mas berlangsung sepanjang tahun. Rangsangan pemijahan

pada ikan mas dapat berupa rangsangan lingkungan dan rangsangan suntikan hormon.

Dalam persiapan pemijahan, perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:1 tetapi

jumlah jantan lebih banyak. Artinya untuk satu ekor induk betina berbobot 2 kg/ekor

maka jumlah induk jantan adalah 3 ekor masing-masing dengan bobot 600-700

g/ekor (Simanjutak, 2019).

Induksi kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang

sudah matang gonad merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses
pemijahan, sehingga dapat merangsang perkembangan telur dan ketersediaan benih

dalam kualitas serta kuantitas yang cukup dapat dicapai. Rendahnya nilai fekunditas

pada Cyprinus carpio yang dipijahkan secara alami jika dibandingkan dengan yang

diinduksi ovaprium. Hal tersebut dikarenakan pada proses pemijahan secara alami

kondisi induk dan faktor lingkungan, seperrti suhu dan stres akibat predator, dapat

menyebabkan variasi tingkat kematangan telur serta mengakibatkan rendahnya nilai

fekunditas. Penelitian tersebut menghasilkan nilai fekunditasi 30.010 ± 719 pada

pemijahan alami, sedangkan pada pemijahan dengan suntikan ovaprim didapat nilai

fekunditas 43.995 ± 1412. Penambahan hormon pada pemijahan semi alami salah

satu faktor penting pada proses produksi larva dan sangat efektif dalam keseluruhan

proses reproduksi (Ishaqi dan Sari, 2019).

Penentuan fekunditas dilakukan dengan menghitung selisih bobot tubuh induk

betina ikan mas saat matang gonad pada TKG IV sebelum dipijahkan (pra salin)

dengan induk betina ikan mas setelah dipijahkan (pasca salin). Selisih bobot induk

betina ikan mas tersebut diasumsikan sebagai bobot gonad induk betina ikan mas.

Berat sebutir telur yang dihasilkan induk betina ikan mas diketahui 0,0002 g. Bobot

gonad yang terdapat pada induk betina kemudian dibagi dengan berat sebutir telur

(Firmantin et al., 2015).

Induk yang digunakan adalah induk ikan Mas (Cyprinus carpio) berumur

minimal 1 tahun dan sudah dapat menghasilkan materi reproduksi (telur dan sperma).

Gonad merupakan bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur

pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Pemilihan calon induk didasarkan pada
ciri-ciri sebagai berikut : pertumbuhan bagus, berumur satu tahun atau lebih, sehat,

tidak cacat, bersisik besar dengan letak beraturan, bentuk badan secara keseluruhan

mulai dari ujung mulut sampai ujung sirip ekor harus mulus, bagian kepala relatif

lebih kecil daripada bagian badannya (Prakosa dan Ratnayu, 2016).

Diameter Telur Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang

diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Sebaran garis tengah telur

akan semakin besar seiring dengan berkembangnya gonad. Sebaran garis tengah telur

mencerminkan pola memijahan ikan tersebut. Frekuensi pemijahan dapat diduga dari

penyebaran diameter telur ikan di dalam gonad yang sudah matang, yaitu dengan

melihat modus penyebarannya. Lama pemijahan dapat diduga dari frekuensi ukuran

diameter telur. Ovarium yang mengandung telur masak berukuran sama besar

menunjukkan waktu pemijahan yang pendek sedangkan ovarium yang mengandung

telur masak dengan ukuran yang bervariasi menunjukkan waktu pemijahan yang

panjang dan terus-menerus (Fadillah, 2018).

Siklus hidup ikan mas dimulai didalam gonad, yakni ovarium pada ikan betina

dan testis ada ikan jantan. Ovarium pada ikan betina menghasilkan sel telur dan testis

pada ikan jantan menghasilkan spermatozoa. Ikan mas memijah sepanjang tahun dan

tidak terpengaruh oleh musim. Pemijahan alami ikan mas terjadi pada tengah malam

sampai akhir fajar. Induk-induk ikan mas akan lebih agresif saat akan memijah.

Biasanya sebelum memijah ikan mas cenderung mencari tempat rimbun dengan

tanaman air atau rumput-rumput yag menutupi permukaan air. Lingkungan tersebut
selain sangat baik untuk merangsang proses pemijahan, juga dapat menjadi tempat

untuk meletakkan telur-telurnya (Novianto, 2017).

Faktor utama untuk mendapatkan telur yang berkualitas baik adalah

pemberian pakan pada induk harus optimal. Pakan induk sebaiknya memiliki

kandungan protein 32% atau lebih, untuk meningkatkan kualitas gonad dan telur

Faktor lain yang sering terjadi adalah telur yang tidak terbuahi menempel terhadap

telur lainnya, akibat padat tebar telur berlebihan pada satu areal penetasan. Hal ini

dikarenakan adanya lapisan lendir yang lengket pada telur tidak terbuahi sehingga

menggumpal dan pori-pori menjadi tertutup. Keadaan ini menyebabkan telur

kekurangan oksigen, dan akhirnya terjadi kematian (Effendi et al., 2015).

Sebelum terjadi pemijahan, gonad semakin bertambah besar dan gonad akan

mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah, kemudian menurun dengan cepat

selama pemijahan sampai selesai Hampir semua jenis ikan pemijahannya berdasarkan

reproduksi seksual yaitu terjadinya penyatuan sel reproduksi organ berupa

spermatozoa dari ikan jantan dan telur dari ikan betina. Ukuran telur dapat digunakan

untuk menentukan kualitas telur. Kandungan kuning telur yang berukuran besar akan

menghasilkan larva yang berukuran besar pula. Telur yang beukuran besar mampu

menyangga kehidupan embrio yang ada didalamnya dan menopang kehidupan larva

sebelum mendapatkan makanan dari luar (Fadillah, 2018).

Setelah pemijahan ikan selesai, induk ikan mas dipindahkan dari happa

pemijahan ke kolam indukan, sehingga tinggal kakaban yang berisi telur-telur ikan

mas yang berada dalam happa. Telur yang dibuahi akan bewarna kekuning-kuningan
dan menempel pada kakaban. Sedangkan telur yang tidak terbuahi bewarna

putih.Selanjutnya telur yang menempel pada kakaban dibiarkan sampai menetas.Di

lokasi Kegiatan telur menetas setelah 3 hari dari pembuahan. Telur ikan mas menetas

setelah 36-48 jam atau antara 2-3 hari dari pembuahan(Zamzami dan Sunarmi, 2018).

Telur ikan mas yang telah terbuahi memiliki sifat menempel (adhesif) dan

menggantung pada permukaan substrat. Telur yang tidak menemel pada substrat akan

tenggelam ke dasar dan kemudian akan mati. Diameter telur ikan dalam keadaan

kering (normal) adalah 1-1,5 mm dengan bobot 0,001-0,0014 g/butir. Sedangkan

pada telur ikan mas saat dalam keadaan membengkak adalah 1,5-2,5 mm dengan

bobot setelah terbuahi menapai 0,0033-0,0125 g/butir (Novianto, 2017).

Perbandingan ukuran telur dengan fekunditas harus berasal dari ovari yang

sama tingkat kematangannya. Sering diduga bahwa fekunditas dengan ukuran telur

berkolerasi negatif. Pada ikan yang berpijah ganda didapatkan bahwa telur yang

dikeluarkan pada pemijahan kemudian berukuran kecil. Walaupun tidak terdapat pada

semua ikan namun didapatkan bahwa ukuran telur dan ukuran panjang ikan

berkolerasi posistif, dimana hal ini diikuti oleh ikan yang berukuran besar berpijah

terlebih dahulu (Fadillah, 2018).

Ikan mas (Cyprinus carpio) mempunyai telur yang sifatnya merekat/

menempel atau adhesif. Kebiasaan sebelum melakukan pemijahan di alam adalah

mencari tempat yang rimbun dengan tanaman air atau rumpu- rumput yang menutupi

permukaan perairan. Perkembangan seksual ikan mas yaitu ovivar dimana

perkembangbiakan seksual yang ditandai dengan pelepasan sel telur jantan dan 6
betina, dimana spermatozoa diluar tubuh dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Ciri-ciri

lain adalah sel telur berukuran besar karena banyak mengandung kuning telur yang

dapat menjadi bekal bagi anak-anaknya dalam mengawali hidupnya diluar tubuh

(Ramadani, 2017).

Ikan mas mempunyai telur yang merekat atau adhesif yang disebabkan oleh

lapisan globulin. Telur yang sudah merekat pada substrat tidak akan jatuh meskipun

tertimpa aliran air yang sedikit kencang. Jika dipaksakan untuk dilepaskan, dapat

menyebabkan kerusakan pada telur. Kebiasaan sebelum memijah dialam, ikan mas

mencari tempat rimbun dengan tanaman air atau rumput yang menutupi permukaan

perairan. Ikan mas dewasa yang telah menguasai medan akan dengan mudah

menemukan tempat yang sesuai untuk memijah (Novianto, 2017).

Rata-rata diameter telur ikan mas berkisar antara 0.99–1.96 mm, sedangkan

ikan tawes berkisar antara 0.67– 0.75 mm. Hasil pengukuran diameter oosit matang

untuk ikan mas berkisar antara 0.9–1.2 mm dan berkisar antara 1.24–l .42 mm.

Ratarata diameter oosit ikan mas berkisar antara 0.30 dan 1.85 mm dengan rata-rata

diameter oosit matang adalah 1.16 mm. Sementara ukuran diameter oosit matang

pada ikan tawes berkisar antara 0.68 dan 0.78 mm dengan rata-rata 0.70 mm

(Masitha, 2018).

Anda mungkin juga menyukai