Oleh :
Nim : 18.083
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
Page
KEKURANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA PASIEN DIARE
Diare adalah suatu kondisis dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensi lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (DEPKES 2011).
Menurut WHO diare adalah suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya, 3 kali sehari atau lebih mungkin dapat
bdisertai muntah atau tinja yang berdarah (simatupang 2004).
Jadi dapat di artikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari tiga kali sehari dengan
konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi
pada lambung atau usus (Titik lestari 2016).
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai
negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian
anak di dunia (oktaviani siregar et al,2015A). Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian
dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Di dunia, dehidrasi yang disebabkan diare merupakan penyebab
kematian utama pada bayi dan balita (Huang et al,2009). Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh
terhadap keadaan tidak normal, namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengekresikan
mikroorganisme keluar tubuh, tidak sepenuhnya benar. Tetapi kausal tentuntya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan
rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal
memberikan hasil yang baik terutama pada diare yang menimbulkan
dehidrasi (kekurangan volume cairan) sedang sampai berat. (Umar Zein,
2014).
Klasifikasi jenis diare ada dua, yaitu diare akut dan diare persisten
atau diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari
14 hari, sementara diare persisten atau diare kronis adalah diare yang
berlangsung lebih dari 14 hari (Muhammad jufri et al,2012). Diare akut
adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, di
sertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Diare kronik adalah
yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi. Diare
persisten adalah yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
infeksi.
Oktaviani siregar, et al, dilihat pada 12 desember 2016 pada jam 11: 00
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44596/5/Chapter
%20I.pdf