POST PARTUM
(PARTUS SPONTAN)
OLEH :
NAMA :OKTA LIA ROSYDA
NIM :18.081
KEMENTERIAN KESEHATAN
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
2021
LEMBAR PENGESAHAN
DI RUANG SAKURA RSUD Dr. SOEDOMO
TRENGGALEK
DISUSUN OLEH
OKTA LIA ROSYDA
MENGETAHUI
PEMBIMBING AKADEMIK
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM SPONTAN
NAMA :OKTA LIA ROSYDA
NIM :18.081
RUANG :SAKURA
I. DEFINISI
Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Ary Sulistyawati, 2009).
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42
hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan seperti
sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian
ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum
(Maritalia,2012).
Post partum adalah masa pulih Kembali seperti pra hamil yang di mulai setelah partus
selesai sampai kelahiran plasenta dan berakhir Ketika organ kandungan pulih Kembali seperti
semula. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Sarwono, 2008, hlm. 40)
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi padaletak
belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alatserta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melaluijalan lahir.
II. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan dengan
faktor hormonal, struktur Rahim, sirkulasi Rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi
(Hafifah, 2011) :
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormoneprogesterone dan estrogen.
Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos Rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbulhis bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh
darah yang menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebaban iskemik otot-otot Rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale. Bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban, oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
III. MANIFESTASI KLINIS
1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus
merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri.
2. Kontraksi uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi
volume cairan intra uteri.
3. After pain\
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke-3. After pain meningkat
karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah dalam cavum uteri.
4. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifas terjadi pematangan sel telur,
ovulasi tidak dibuahi terjadi menstruasi, ibu menyusui menstruasinya terlambat karena
pengaruh hormone prolaktin.
5. Lochea
Adalah cairan yang dikelarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, lochea
dibagi menjadi beberapa jenis yaitu lochea rubra, sanguinolenta, serosa, alba.
6. Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak).pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh
satu jari saja.
7. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu lama
8. Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi
karena desakan pada waktu janin dilahirkan
9. Perubahan pada mamae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colostrum.
IV. PATOFISIOLOGI
A. PATWAY
Trauma
perineum Jahitan luka Ruptur jaringan
perineum Belajar mengenai
perawatan diri dan
bayi
Tertahannya Personal hygiene
urine Nyeri akut
kurang baik
Kurang
pengetahuan
an
Kantong Resiko infeksi
urine penuh
Gangguan
proses
parenting
Gangguan
eliminasi
urine
B. URAIAN
Pada kasus post partum spontan akan terjadi perubahaan pada fisiologis dan
psikologis .Dari perubahan fisiologis yaitu pada pada vagina/perineum akan mengalami
ruptur jaringan sehingga membutuhkan perawatan yang baik pada perineum jika
personal hygiene pada perineum kurang baik maka bisa menyebabkan resiko infeksi.
Kemudian pada post partum spontan akan ada episiotomi. Episiotomi akan
menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan. Dan nantinya akan dilakukan jahitan
pada perineum. Maka adanya jahitan luka post partum tersebut dapat menyebabkan
nyeri akut. Dari jahitan tersebut pasien akan merasa cemas Ketika akan BAK karena
takut jahitan akan lepas sehingga dapat menyebabkan kantong urine penuh yang
menimbulkan masalah pada gangguan eliminasi urine . Sedangkan perubahan
psikologis ada taking hold yaitu ketergantungan kemandirian. Disini ibu akan akan
membutuhkan informasi mengenai perawatan diri dan bayi jika seorang ibu tidak bisa
mendapatkan informasi yang cukup atau kurangnya informasi maka akan muncul
masalah gangguan proses parenting. Sedangkan perubahan fisiologis yaitu pada pada
vagina/perineum akan mengalami ruptur jaringan sehingga membutuhkan perawatan
yang baik pada perineum jika personal hygiene pada perineum kurang baik maka bisa
menyebabkan resiko infeksi. Kemudian pada post partum spontan akan ada episiotomi.
Episiotomi akan menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan. Dan nantinya akan
dilakukan jahitan pada perineum. Maka adanya jahitan luka post partum tersebut dapat
menyebabkan nyeri akut. Dari jahitan tersebut pasien akan merasa cemas Ketika akan
BAK karena takut jahitan akan lepas sehingga dapat menyebabkan kantong urine penuh
yang menimbulkan masalah pada gangguan eliminasi urine
V. PENATALAKSANAAN
1. Mobilisasi
Karena habis bersalin ibu harus istirahat, disesuaikan dengan kondisi klien. Kemudian
miring kanan dan miring kiri untuk mencegah terjadinya trombosit dan tromboemboli.
Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, kemudian hari ke-3 jalan-jalan dan hari ke-4 atau
ke-5 sudah diperbolehkan pulang
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori tinggi dari 3000 kalori, sebaiknya
makan-makanan yang mengandung protein banyak, sayur-sayuran dan buah-buahan,
serta minum lebih dari 3000 cc
3. Miksi
Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena spasime. Muskulus ini selama persalinan dilakukan
katerisasi
4. Defokasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari persalinan bila masih sulit BAB terjadi obstipasi apabila
keras dapat diberikan obat pencegahan per oral atau rektal
5. Perawatan payudara
Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak
keras, dan kering merangsang pengeluaran ASI sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya
6. Laktasi
Ibu menghadapi masa laktasi sudah sejak dini ibu harus mengetahui terjadinya
perubahan-perubahan pada kelenjar mamae, maka pada waktu post partum ibu harus
bisa meneteki bayinya. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi juga dapat
menimbulkan kasih sayang antara ibu dan bayi.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut sarwono (2008, hlm. 56)
a. Kondisi uterus : palpasi fundus, tinggi TFU
b. Jumlah perdarahan : inspeksi perineum
c. Pengeluaran lochea
d. Kandung kemih : distensi bladder
DO :
Terlihat cemas
Distensi kandung kemih
Berkemih tidak tuntas
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir
DS :
Mangatakan kurang mengetahui tentang pajanan pathogen
DO :
Kateter urine menetap
Luka episiotomy
Personal hygiene kurang baik
Putri, Fayu. 2019. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI
RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. (Online : http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf ) diunduh pada tanggal 23 februari 2021 pukul 18.00
A. IDENTITAS
Nama pasien :Ny B Nama Suami :Tn M
Umur : 33 Tahun Umur :48 Tahun
Suku / bangsa :Indonesia Suku / bangsa :Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam.
Pendidikan :SD Pendidikan :SMP
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Petani
Alamat :Rt 24 Rw 07 Panggul Alamat : Rt 24 Rw 07 Panggul
Status Perkawinan:Menikah
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT OBSTETRI
a) Riwayat Menstruasi:
Menarche : 12 tahun Siklus : teratur ( √ ) tidak ( )
Banyaknya : 1 hari ganti 2 pembalut Lamanya : 7 Hari
HPHT :13/05/2020 Keluhan : Perut Terasa Nyeri
TP :20/02/2021
Keterangan
:Laki laki
:Perempuan
:Pasien
:garis Perkawinan
:Garis Keturunan
4. Riwayat Kesehatan :
Penyakit yang pernah dialami ibu : px pengatakan sebelumnya tidak pernah sakit sampai
di rawat di RS
Pengobatan yang didapat : -
Riwayat penyakit keluarga
( tidak ) Penyakit diabetes militus
( tidak ) Penyakit jantung
( tidak ) Penyakit hipertensi
( tidak ) Penyakit lainnya : sebutkan : -
5. Riwayat Lingkungan :
Kebersihan :pasien mengatakan setiap pagi bersih bersih rumahnya seperti
menyapu dll
Bahaya :Tidak ada bahaya
Lainnya sebutkan :Tidak ada
6. Aspek Psikososial :
a. Persepsi ibu terhadap kehamilan :px merasa senang dengan kehamilan ke dua nya
b. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari – hari ?
bila ya bagaimana : iya px merasa harus lebih berhati-hati dalam melakukan segala
aktivitas karena tidak ingin terjadi masalah dalam kandungannya
c. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan : px berharap bayi yang ada di
dalam kandungan sehat sampai waktu melahirkan
d. Ibu tinggal dengan siapa: dengan suami
e. Siapa orang yang terpenting bagi ibu : orang tua dan suami
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : keluarga klien merasa senang dengan
persalinan yang lancar dan bayi sehat
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( √ ) ya ( ) tidak
h. Persepsi ibu terhadap persalinan ini : pasien sedikit cemas
8. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :lemah Kesadaran :Compos mentis
Tekanan darah : 130/ 80 mmHg Nadi : 92 x/mnt
Respirasi : 21 x/mnt Suhu :36,5º C
Berat badan : 65 Kg Tinggi badan : 155 cm
Sirkulasi Jantung :
Kecepatan denyut apical :x/menit
Irama :Lup Dup
Kelainan bunyi jantung:Tidak ada kelainan jantung
Sakit dada :Normal , tidak ada nyeri dada
Timbul :Tidak ada
Lainnya sebutkan :Tidak ada
i. Abdomen :
Mengecil : Perut mengecil
Linea & Striae :Terdapat Linea &Striae
Luka bekas operasi :Tidak ada
TFU :2 Jari di atas Pusat
Kontraksi :Baik
Lainnya sebutkan :Tidak ada
j. Genitourinary :
Perineum :terdapat jaitan luka post partum
Lokhea :Rubra
Vesika urinaria :Tidak Terpasang kateter
Lainnya sebutkan :
D. DATA TAMBAHAN
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
Trenggalek, 22 –Februari-2021
Pemeriksa
Kesadaran composmetis
Px tampak meringis
kesakitan saat berjalan
Terdapat luka jahitan
pada luka perinium
Panjang luka ± 5 cm
Skala nyeri 5
GCS 4,5,6
TTV
TD :130/80 mmHg
S :36,5ºC
N :92 X/menit
RR:21 x/ menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny B
UMUR : 33 Tahun
NO. REGISTER : 458863
RUANG : Sakura
No. Tanggal No. Dx. Kep. NOC NIC Rasionalisasi Tanda Tangan
1 22-02- 1 Setelah di lakukan 1. Lakukan pendekatan secara terapeutik 1. Diharapkan klien dan
2021 tindakan keperawatan 1 pada pasien dan keluarga keluarga kooperatif dalam
X 24 jam di harapkan 2. Observasi TTV setiap 2 jam setiap tindakan yang akan di
nyeri dapat teratasi 3. Berikan posisi yang nyaman pada pasien lakukan
dengan kriteria hasil : sesuai dengan keinginan ibu 2. Untuk mengetahui kondisi
TTV dalam batas 4. Ajarkan pada klien Teknik relaksasi dan keadaan pasien
normal dengan nafas dalam 3. Dengan memberikan posisi
Klien mampu 5. Anjurkan pasien untuk membasahi yang nyaman klien dapat
beradaptasi dengan perineum dengan air hangat sebelum beristirahat dan nyeri
nyeri berkemih berkurang
Klien lebih rileks 6. Jelaskan pada ibu tetang teknik merawat 4. Nafas dalam dapat membuat
tidak menyeringai luka perineum dan mengganti PAD otot otot abdomen rilex
kesakitan secara teratur setiap 3 kali sehari atau sehingga nyeri berkurang
No. Tanggal No. Dx. Kep. NOC NIC Rasionalisasi Tanda Tangan
2 22-02- 2 Setelah di lakukan 1. Kaji saluaran urine, keluhan serta 1. Mengidentifikasi penyimpangan
2021 tindakan keperawatan 1 keteraturan pola berkemih. dalam pola berkemih pasien.
X 24 jam di harapkan 2. Anjurkan pasien melakukan ambulasi 2. Ambulasi dini memberikan
pola eliminas BAK dini. rangsangan untuk pengeluaran
pasien teratur dengan 3. Anjurkan pasien untuk membasahi urine dan pengosongan bladder
kriteria hasil : perineum dengan air hangat sebelum 3. Membasahi perineum dengan air
Eliminasi BAK berkemih. hangat dapat mengurangi
lancar 4. Anjurkan pasien untuk berkemih secara ketegangan akibat adanya luka
Disuria tidak ada teratur. pada perineum
Bldder kosong 5. Anjurkan pasien untuk minum 2500- 4. Menerapkan pola berkemih
LEMBAR KONSULTASI
Nama : OKTA LIA ROSYDA
Nim :18.081
2 11/03/2021 ACC