Anda di halaman 1dari 17

1

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI PUTRI TENTANG PENYAKIT


SCABIES DI PONDOK PESANTREN DI KOTA SURABAYA
Khairunnisa’, Winda Haryantik ,Nur layli
S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya
Jalan SMEA No.57, Wonokromo – Surabaya

ABSTRAK
Saat ini di kota Surabaya terdapat sekitar 80 pondok pesantren baik salafiyah,
moderen atau keduanya. Tetapi masih rendahnya pengetahuan tentang kesehatan
khususnya penyakit skabies. Skabies merupakan penyakit kulit yang banyak di
temukan di lingkungan padat penghuni seperti pondok pesantren.Penyakit scabies di
sebabkan oleh tungau sarcoptes scabiei akan berkembang pesat jika kondisi
lingkungan buruk dan tidak di dukung dengan perilaku hidup bersih dan sehat oleh
santri. Sarcoptes scabeie menyebabkan rasa gatal pada kulit seperti sela jari, siku,
selangkangan. Scabies banyak menyerang pada orang yang hidup dengan kondisi
personal hygine di bawah standar atau buruk, sosial ekonomi rendah, kepadatan
penduduk, dan perkembangan demografi serta ekologik. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang di gunakan Deskriptif.
Kata kunci: pendidikan kesehatan scabies, PHBS,

Abstrac
IndonesiaCurrently in the city of Surabaya there are around 80 Islamic boarding
schools, both salafiyah, modern or both. But there is still low knowledge about health,
especially scabies. Scabies is a skin disease that is often found in densely populated
environments such as Islamic boarding schools. Scabies caused by mite sarcoptes
scabiei will develop rapidly if the environmental conditions are bad and not
supported by clean and healthy living behavior by santri. Sarcoptes scabeie causes
itching in the skin such as between fingers, elbows, groin. Scabies is common in
people living with subpar or poor personal hygine conditions, low socioeconomic
conditions, population density, and demographic and ecological development. This
research is quantitative research. The research method used is descriptive.
Keywords: scabies health education, PHBS,

PENDAHULUAN
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, kulit erupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan
membatasinya dari lingkunan hidup manusia. Penyakit kulit dapat di sebabkan oleh
jamur, virus, kuman parasit hewani dan lain-lain. Salah satu penyakit kulit yang di
sebabkan oleh parasit adalah scabies
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh
investasi kutu Sarcoptes scabei var homini yang membuat terowongan pada stratum
korneum kulit, terutama pada tempat predileksi (zaelany,2014).
Scabies adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitisasai oleh tungau
sarcoptes scabiei varietas hominis bagian tubuh yang terserang adalah bagian kulit
yang tipis dan lembab. Contohnya lipatan kulit. Scabies ini tidak membahayakan
manusia namun adanya rasa gatal pada malam hari ini merupakan gejala utama yang
2

menganggu aktivitas dan produktivitas. Scabies cenderung tinggi pada anak-anak usia
sekolah.
Skabies menurut WHO merupakan suatu penyakit signifikan bagi kesehatan
masyarakat karena merupakan kontributor yang substansial bagi morbilitas dan
morbiditas global. Prevalensi scabies di seluruh dunia di laporkan sekitar 300 juta
kasus pertahunnya (Nugraheni,2016).
Skabies disebabkan oleh tungau kecil berkaki delapan (sarcoptes scabieu) dan
didapatkan melalui kontak fisik yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit
ini, seringkali berpegangan tangan dalam waktu yang sangat lama. Semua kelompok
umur bisa terkena. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda,
walaupun akhir-akhir ini juga sering didapatkan pada orang yang berusia lanjut,
biasanya dilingkungan rumah jompo.Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah
dibuahi, melalui kontak fisik yang erat. Penularan melalui pakaiana dalam, handuk,
sprei, tempat tidur, perabot rumah, jarang terjadi. Kutu dapat hidup diluar kulit hanya
2-3 hari dan pada suhu kamar 21°C dengan kelembaban relatif 40-80%
(Mawarli,2012).
Pasien mengeluh gatal yang secera khas terasa sekali pada waktu malam hari.
Hendaklah dicurigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan keluhan seperti
itu.Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies terowongan dan ruam skabies.
Terowongan terutama ditemukan pada tangan dan kaki bagian samping jari tangan
dan kaki, sela –sela jari, pergelangan tangan, dan punggung kaki. Pada bayi,
terowongan sering terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dan bisa juga terjadi
pada kepala dan leher. Masing – masing terowongan panjangnya beberapa milimeter,
biasanya berliku-liku, dan ada vesikel pada salah satu ujung yang berdekatan dengan
tungau yang sedang menggali terowongan, dan seringkali dikelilingi deritema ringan.
Terowongan bisa juga ditemukan pada genitelia pria, biasanya tertutupi oleh
papula yang meradang, dan papula tersebut yang ditemukan pada penis dan skortum
adalah patognomonis untuk skabies. Bila pada seseorang pria diduga terdapat skabies,
hendaklah genetalianya selalu diperiksa. Ruam skabies berupa erupsi papula kecil
yang meradang, yang terutama terdapat di sekitar aksila umbilikus, dan paha. Ruam
ini merupakan suatu reaksi alergi tubuh terhadap tungau.Selain lesi primer tadi, bisa
juga didapatkan kelainan sekunder seperti ekskoriasi, eksematisasi, dan infeksi bakteri
sekunder. Pada beberapa tempat di dunia adanya infeksi sekunder oleh lesi skabies
dengan streptokokus nefrogenik dengan terjadinya glomerulonefritis sesudah
terjadinya infeksi streptokokus pada kulit (Siregar,2013).
Di Indonesia pada tahun 2011 di dapatkan jumlah penderita scabies sebesar
6.915.135 (2,9%) dari jumlah penduduk 238.452.952 jiwa. Jumlah ini mengalami
peningktan pada tahun 2012 yang jumlah penderita scabies di perkirakan sebesar
3,6% dari jumlah penduduk (Depkes RI, 2012).
Penyakit scabies di sebabkan oleh tungau sarcoptes scabieiakan berkembang
pesat jika kondisi lingkungan buruk dan tidak di dukung dengan perilaku hidup bersih
dan sehat oleh santri. Sarcoptes scabeiemenyebabkan rasa gatal pada kulit seperti sela
jari, siku, selangkangan. Scabies banyak menyerang pada orang yang hidup dengan
3

kondisi personal hygine di bawah standar atau buruk, sosial ekonomi rendah,
kepadatan penduduk, dan perkembangan demografi serta ekologik.
Beberapa faktor yang berkontribusi dalam kejadian scabies yaitu: kontak
dengan penderita skabies, rendahnya tingkat personal hygine dan kondisi lingkungan
yang mendukung untuk berkembangnya scabies seperti kepadatan hunian, sanitasi
yang tidak baik. Dan akses air bersih yang sulit. Menurut penelitian Saadatin et al
(2015) yang di lakukan di pesantren menunjukkan personal hygine berpengaruh
dengan kejadian scabies. Hasil analisis di peroleh OR= 2,934 yang artinya, santri
dengan personal hygine buruk mempunyai 2,934 kali berisiko menderita scabies dari
pada santri dengan personal hygine baik. Pada tahun 2001, WHO menetapkan scabies
sebagai penyakit yang berhubungan dengan air (water-relateddisease). Oleh karena
itu, penyediaan air yang bersih untuk masyarakat merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap water-relateddisease.
Tungau scabies dapat menyebar melalui kontak langsung dengan penderita
scabies atau kontak secara tidak langsung dengan menggunakan peralatan atau benda
yang telah terkontaminasi tungau scabies seperti penggunaan handuk bersama.
Memakai alas tempat tidur penderita scabies dan lainnya. Penyebaran scabies akan
lebih mudah terjadi pada penduduk yang hidup berkelompok atau padat penghuni
pada suatu lingkungan seperti asrama, kelompok anak sekolah, antar anggota keluarga
pada rumah yang padat penghuni bahkan antar warga di suatu perkampungan
(Audhah et al 2012).
Pondok pesantren adalah sekolah islami dengan sistem asrama dan pelajarnya
disebut santri. Pondok pesantren juga adalah suatu tempat yang tersedia untuk para
santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama islam sekaligus tempat berkumpul
dan tempat tinggal. Santri-santri yang berada di pondok pesantren sebenarnya sama
saja dengan anak didik di sekolah-sekolah umum yang harus berkembang dan perlu di
berikan pelatihan khusus terutama kesehatan dan pertumbuhannya. Permasalahan-
permasalahan yang di hadapi santri sebenarnya sama denagn yang di hadapi anak
sekolah umum. Bahkan bagi santri yang mondok akan bertambah lagi dengan
permasalahan kesehatan lingkungan yang ada di pondok yang mereka tempati. Jika
para santri dan pengelolaannya tidak sadar akan pentingnya enjaga kebersihan baik
kebersihan lingkungan atau personal hygine maka kondisi seperti dapat
memungkinkan untuk berkembangnya penularan suatu penyakiut yaitu scabies.
Pelajaran yang diberikan di pondok pesantren adalah pengetahuan umum dan agama
tetapi dititik beratkan pada agama islam. Di Indonesia sebagai negara dengan jumlah
penduduk muslim terbanyak di dunia terdapat 14.798 pondok pesantren dengan
prevalensi scabies cukup tinggi.
Santri yang mengidap scabies terganggu kualitas hidupnya karena keluhan
gatal yang hebat serta infeksi sekunder. Keluhan tersebut menurunkan kualitas hidup
dan prestasi akademik.Pondok pesantren mempunyai kegiatan yang sangat padat, baik
kegiatan formal atau non formal. Maka dengan adanya kegiatan yang padat sehingga
santri pondok pesantren kurang memperhatikan kebersihan diri dan kebersihan
lingkungan serta hunian yang padat merupakan faktor terjadinya santri terkena
penyakit scabies.
4

Pengobatan scabies mudah dilakukan dengan cure rate yang tinggi namun jika
tidak secara masal dan serentak maka rekurensi segera terjadi. Dengan demikian,
pengobatan scabies harus diikuti dengan penyuluhan kesehatan agar santri dapat
mencegah rekurensi scabies. Agar penyuluhan kesehatan memberikan hasil yang baik.
Harus di sesuaikan dengan karakteristik demografi santri antara lain jenis kelamin dan
pendidikan.

TUJUAN
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri putri di
pondok pesantren di kota Surabaya tentang Penyakit scabies. Serta dapat merubah
sikap dan perilaku santriwati supaya menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dan
memperbaiki personal hygine untuk menekan terjadinya penyakit scabies. Dengan
memberikan pendidikan kesehatan di pondok pesantren putri di kota Surabaya. Di
harapkan kita dapat mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri sebelum dan
sesuadh di lakukan pendidikan kesehatan. Dalam penelitian ini kita menggunakan
metode ceramah, kuisioner dan wawancara yang di sertai dengan leafleat dan video.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang di
gunakan Deskriptif yaitu suatu metode penulisan yang menggambarkan tentang
keadaan yang sebenarnya tentang objek yang di teliti, dan tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain serta tidak mencari hubungan
variabel itu denganh variabel yang lain (Sugiyono, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah santri pondok pesantren di kota Surabaya
yang berjumlah 50 santri. Tehnik pengambilan sampel proportional random.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1.1. Karakteristik Usia Responden
Responden penelitian berjumlah 50 santri, dari 50 responden terdapat usia 13
tahun sebanyak 12 orang, 14 tahun sebanyak 15 orang, dan 15 tahun sebanyak 23
orang. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4.1 berikut
Tabel 1.1. Distribusi Frekuensi Usia Responden

Usia Jumlah Presentase


13 Tahun 12 24 %
14 Tahun 15 30%
15 Tahun 23 46%
Berdasarkan tabel 1.1 distribusi frekuensi usia responden didapatkan hasil
responden berusia 13 tahun berjumlah 12 orang dengan presentase 24%
responden berusia 14 tahun berjumlah 15 orang dengan presentase 30%
responden berusia 15 tahun berjumlah 23 orang dengan presentase 46%.
5

1.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Santri Putri Pondok


Pesantren Di Kota Surabaya tentang Pengertian penyakit Scabies
Tabel 1.2. tingkat pengetahuan tentang Penyakit Scabies
Tingkat Pengetahuan F %
Tentang pengertian
Scabies
Baik 1 2%
Cukup 33 66%
Kurang 16 32%
Jumlah 50 100%
Berdasarkan Tabel 1.2. tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren di kota
Surabaya tentang pengertian penyakit scabies didapatkan hasil tingkat
pengetahuan baik dengan jumlah 1 orang dengan presentase 2% Hal ini
disebabkan karena responden belum pernah mendapatkan materi tentang Penyakit
Scabies sebelumnya

1.3. Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Santri Putri Pondok


Pesantren Di Kota Surabaya Tentang Penyebab Penyakit Scabies
Tabel 1.3. Tingkat pengetahuan tentang Penyebab Penyakit Scabies
Tingkat Pengetahuan F %
Tentang Penyebab
Penyakit Scabies
Baik 0 0%
Cukup 11 22%
Kurang 39 78 %
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 1.3 Tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren putri di
kota Surabaya tentang penyebab penyakit scabies didapatkan hasil tingkat
pengetahuan kurang dengan jumlah frekuensi 39 orang dengan presentase 78%.
Hal ini dikarenakan responden tidak tahu apa penyebab dari gatal-gatal tersebut.

1.4. Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Santri Putri Pondok


Pesantren di Kota Surabaya Tentang Tanda dan Gejala Penyakit Scabies
Tabel 1.4. Tingkat pengetahuan tentang Tanda dan Gejala penyakit scabies
Tingkat Pengetahuan F %
Tentang Tanda dan gejala
Penyakit Scabies
Baik 2 4%
Cukup 39 78%
Kurang 9 18 %
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel 1.4 Tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren putri di
kota Surabaya tentang tanda dan gejala penyakit scabies didapatkan hasil tingkat
pengetahuan kurang dengan jumlah frekuensi 9 orang dengan presentase 18%.
Hal ini dikarenakan responden tidak seberapa peduli dengan kebersihan kulit dan
6

penyakit scabies karena mereka menganggap bahwa penyakit scabies adalah


suatu ciri-ciri santri.

1.5. Dustribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Santri Putri Pondok


Pesantren Amanatul Ummah Surabaya Tentang Perawatan Penyakit
Scabies
Tabel 1.5. Pengetahuan Tentang Perawatan Penyakit Scabies
Tingkat Pengetahuan F %
Tentang Perawatan
Penyakit Scabies
Baik 0 0%
Cukup 4 8%
Kurang 46 92%
Jumlah 50 100%

Berdasarkan tabel 1.5 Tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren putri di


kota Surabaya tentang perawatan penyakit scabies didapatkan hasil tingkat
pengetahuan kurang dengan jumlah frekuensi 46 orang dengan presentase 92%.
Hal ini dikarenakan responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang
bagaimana pearawatan dari penyakit scabies tersebut

1.6. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Sebelum di Berikan


Penyuluhan Tentang Penyakit Scabies
Tabel 1.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Sebelum Diberikan Penyuluhan
Tentang Penyakit Scabies
Pengetahuan Sebelum di F %
lakukan penyuluhan
Baik 0 0%
Cukup 0 0%
Kurang 50 50%
Jumlah 50 100%
Distribusi tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan penyakit Scabies
didapatkan hasil tingkat pengetahuan kurang yaitu berjumlah 50 orang dengan
presentase 50%.

1.7. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Sesudah di Berikan


Penyuluhan penyakit Scabies
Tabel 1.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Sesudah Diberikan Penyuluhan
Penyakit Scabies
7

Pengetahuan Sesudah di F %
lakukan penyuluhan
Baik 35 70%
Cukup 15 30%
Kurang - -
Jumlah 50 100%

Distribusi tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan penyakit Scabies


didapatkan hasil tingkat pengetahuan baik frekuensi berjumlah 35 orang dengan
presentase 70%.

KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Penyuluhan tentang penyakit Scabies di pondok pesantren di kota
Surabaya sudah sangat baik. Responden sudah ada peningkatan pengetahuan
mengenai Penyakit Scabies.
a. Dari 50 reponden yang kami teliti sebelum di berikan pendidikan
kesehatan tentang penyakit scabies didapatkan hasil tingkat pengetahuan
kurang yaitu berjumlah 50 orang dengan presentase 50%.
b. setelah diberikan penyuluhan penyakit Scabies didapatkan hasil tingkat
pengetahuan baik frekuensi berjumlah 35 orang dengan presentase 70%.
c.
2. Saran
Santri hendaknya senantiasa membiasakan dirinya untuk menjaga
kebersihan dirinya dan lingkungan, sehingga proses penularan scabies dapat di
cegah dan dapat menurunkan prevalensi kejadian scabies di pondok pesantren.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Khmidah S.Kep.,Ns. M.Kep selaku PJMK
dosen keperawatan komunitas pesantren. Ibu Dr. Eppy Setiyowati, S.Pd., S.Kep.,
M.Kes. Selaku dosen pembimbing yang sudah membantu dalam membimbing dalam
pembuatan artikel ilmiah ini, teman-teman kelompok dan santriwati pondok
pesantren di kota Surabaya yang sudah membantu dan mengajarkan arti
kebersamaan dan terimakasih juga kepada segenap pengurus pondok pesantren di
kota Surabaya yang sudah membantu selama proses berjalan.

Daftar pustaka
Departement Kesehatan RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Departement Kesehatan Republik Indonesia
Nugraheni, Arwinda, Intan Pratama & Dhega Anindita. (2016). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Santri Dengan Perilaku Pengetahuan Scabies Di
8

Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya. Jurnal kedokteran


Diponegoro, 1065. Diakses melalui pada tanggal 27 Februari 2017
Ratnasari. (2014). Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta : Hipokrates
Sugiyono. (2013) Statistika untuk penelitian. Cetakan ke -15. Bandung: CV.
Scabies; Masalah Diagnosis Dan Pengobatannya Majalah Kedokteran
damianus, vol 5 No 3. Jakarta : Fakultas Universitas Katolik Indonesia
Atm

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri Ketua

1 Nama Lengkap Winda Haryantik


9

2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1 Keperawatan
4 NIM 1130016049
5 Tempat dan Tanggal Lahir Gresik, 18 Maret 1998
6 Alamat E-mail Windaharyantik27@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08560439391-
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghaargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-AI
Surabaya, 1 Januari 2019
Ketua

(Winda Haryantik)
10

D. Identitas Diri Anggota

1 Nama Lengkap Khairunnisa’


2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1 Keperawatan
4 NIM 1130016048
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sumenep, 17 Agustus 1998
6 Alamat E-mail 1130016048@studen.unusa.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 082337234434
E. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3
F. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghaargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-AI
Surabaya, 1 Januari 2019
Anggota Tim

(Khairunnisa’)
11

G. Identitas Diri Anggota


Nama Lengkap Nur layli
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1 Keperawatan
4 NIM 1130018053
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bangkalan, 22 september 1998
6 Alamat E-mail Nurlayli053.ns18@student.unusa.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 089699040679
H. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3
I. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghaargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-AI
Surabaya, 1 Januari 2019
Anggota Tim

( .............)

Biodata Dosen Pendamping


12

A. Identitas Diri Dosen Pendamping

1 Nama Lengkap Dr. Eppy Setiyowati, S.Pd., S.Kep., M.Kes.


2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi
4 NIP/NIDN 0717127001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 17 Desember 1970
6 Alamat E-mail eppyseti@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081355718202
B. Riwayat Pendidikan

Gelar Sarjana S2/Magister S3/Doktor


Akademik
Nama Institusi Universitas STIKES Manajemen Ilmu
Adhi Buana Yarsis Kesehatan Kesehatan
Surabaya Surabaya FKM UNAIR
UNAIR
Jurusan/Prodi Konseling Keperawatan Administras Ilmu
Pendidikan i dan Kesehatan
Kebijakan
Kesehatan
Tahun Masuk- 1997-2000 2009-2012 2004-2007 2008-
Lulus 2013
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1
2
13

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-AI
Surabaya, 1 Januari 2019
Dosen Pendamping

(Dr. Eppy Setiyowati, S.Pd., S.Kep., M.Kes.)


14
15

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


Kampus A Wonokromo : Jl. SMEA No.57 Tlp. 031-8291920, 8284508 Fax. 031-8298582 – Surabaya 60243
Kampus B RSI Jemursari : Jl. Jemursari NO.51-57 Tlp. 031-8479070 Fax. 031-8433670 – Surabaya 60237
Website : unusa.ac.id Email: info@unusa.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Winda Haryantik
NIM : 1130016049
Program Studi : S1 Keperawatan
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Artikel Ilmiah saya dengan judul
“GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI PUTRI TENTANG PHBS DAN
PENYAKIT SCABIES DI PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH SURABA
YA” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 adalah asli karya kami dan belum
pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 1 Januari 2019


Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan Yang menyatakan,

(Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Winda Haryantik)


NIP. 0206713 NIM. 1130016044

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI


16

Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Saya yang menandatangani surat pernyataan ini :

Nama : Winda Haryantik


NIM : 1130016049
Program Studi : S1 Keperawatan
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan :
a. Program praktik lapangan yang telah dilakukan sendiri oleh penulis bukan oleh
pihak lain.
b. Kegiatan pengamatan dan pengkajian yang kemudian dilakukan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya PHBS (mencuci tangan).
c. Tempat pelaksanaan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Tahun
2018.
2) Naskah ini belum pernah dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal
sebelumnya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuhkesadaran tanpa paksaan pihak
manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 1 Januari 2019

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan Yang menyatakan,

(Siti Nurjannah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.) (Winda Haryantik)

NIP. 0206713 NIM. 1130016044


17

Anda mungkin juga menyukai