Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei akan berkembang
pesat jika kondisi lingkungan buruk dan tidak didukung dengan perilaku hidup bersih
dan sehat oleh santri. Sarcoptes scabiei menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit
seperti sela jari, siku, selangkangan. Scabies banyak menyerang pada orang yang
hidup dengan kondisi personal hygiene di bawah standar atau buruk, sosial ekonomi
rendah, kepadatan penduduk, dan perkembangan demografik serta ekologik.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. PHBS merupakan wujud keberdayaan
masyarakat atau komunitas yang sadar, mau, dan ampu mempraktekkan PHBS.
(Kemenkes RI,2012)
Personal Hygine atau kebersihan perorangan adalah suatu tindakan dalam
menjaga kebersihan dan kesehatan individu dengan tujuan untuk mencapai
kesejahteraan fisik maupun psikis.(Tarwoto&Wartonah,2006)
5. cara membuat Asuhan Keperawatan skabies
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit skabies?
2. Apa penyebab penyakit skabies?
3. Bagaimana epidemiologis dari penyakit skabies ?
4. Bagaimana gambaran klinis dari penyakit skabies ?
5. Bagaimana cara membuat Asuhan Keperawatan Skabies ?

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Skabies

1
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh
investasi kutu Sarcoptes scabei var homini yang membuat terowongan pada stratum
korneum kulit, terutama pada tempat predileksi.(zaelany,2014)
Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sarcoptes scabei varian
hominis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung. Skabies menurut WHO
merupakan suatu penyakit signifikan bagi kesehatan masyarakat karena merupakan
kontributor yang substansial bagi morbiditas dan mortalitas global. Prevalensi scabies
di seluruh dunia dilaporkan sekitar 300 juta kasus pertahunya (Nugraheni, 2016).
Di Indonesia pada tahun 2011 didapatkan jumlah penderita scabies sebesar
6.915.135 (2,9%) dari jumlah penduduk 238.452.952 jiwa. Jumlah ini mengalami
peningkatan pada tahun 2012 yang jumlah penderita scabies diperkirakan sebesar 3,6
% dari jumlah penduduk (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pondok pesantren
Amanatul Ummah pada hari jum’at 19 oktober 2018, melalui metode wawancara dan
observasi pada 10 santri yang diambil secara acak dari jumlah 300 santri dipondok
pesantren Amanatul Ummah, didapatkan 40% atau 4 dari 10 santri yang terkena
scabies. Sedangkan terdapat 60% atau 6 dari 10 santri yang tidak terkena scabies, hal
ini memiliki karakter yang berbeda diantaranya dari perilaku hidup bersih dan sehat.
Menurut keterangan vita selaku tim kesehatan pondok pesantren Amanatul
Ummah banyak santri yang terkena penyakit kulit, yang tanda-tandanya mirip seperti
scabies, yang berupa gatal-gatal dikulit, disela-sela jari tangan, kaki dan badan
terutama pada malam hari. Hal ini yang menyebabkan santri kurang fokus dalam
belajar karena merasa gatal-gatal yang sangat mengganggu akibat scabies.

2.2 Etiologi Skabies


Skabies disebabkan oleh tungau kecil berkaki delapan (sarcoptes scabieu) dan
didapatkan melalui kontak fisik yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit
ini, seringkali berpegangan tangan dalam waktu yang sangat lama. Semua kelompok

2
umur bisa terkena. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda,
walaupun akhir-akhir ini juga sering didapatkan pada orang yang berusia lanjut,
biasanya dilingkungan rumah jompo.
Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik
yang erat. Penularan melalui pakaiana dalam, handuk, sprei, tempat tidur, perabot
rumah, jarang terjadi. Kutu dapat hidup diluar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu
kamar 21°C dengan kelembaban relatif 40-80%. (Mawarli,2012)
2.3 Epidemiologis Skabies
Skabies merupakan penyakit endemi pada banyak masyarakat. Penyakit ini
dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia. Penyakit ini banyak
dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua umur.
Insidens sama pada pria dan wanita.
Insidens skabies di negara berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat
ini belum dapat dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemi dan permulaan
epidemi berikutnya kurang lebih 10-15 tahun.
Beberapa faktor yang dapat membantu penyebarannya adalah kemiskinan,
higine yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekologi dan
derajat sensitisasi individual.
Insidensnya di Indonesia masih cukup tinggi, terendah di Sulawesi Utara dan
tertinggi di Jawa Barat. Amiruddin dkk., dalam penelitihan skabies di Rumah Sakit
Dr. Soetomo Surabaya, menemukan insidens penderita skabies selama 1983-1984
adalah 2,7%. Abu A dalam penelitihannya di RSU Dadi Ujung Pandang mendapatkan
insidens skabies 0,67% . (Siregar,2013)

2.4 Gambaran klinis skabies


Pasien mengeluh gatal yang secera khas terasa sekali pada waktu malam hari.
Hendaklah dicurigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan keluhan seperti
itu.Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies terowongan dan ruam skabies.

3
Terowongan terutama ditemukan pada tangan dan kaki bagian samping jari tangan
dan kaki, sela –sela jari, pergelangan tangan, dan punggung kaki. Pada bayi,
terowongan sering terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dan bisa juga terjadi
pada kepala dan leher. Masing – masing terowongan panjangnya beberapa milimeter,
biasanya berliku-liku, dan ada vesikel pada salah satu ujung yang berdekatan dengan
tungau yang sedang menggali terowongan, dan seringkali dikelilingi deritema ringan.
Terowongan bisa juga ditemukan padagenitelia pria, biasanya tertutupi oleh
papula yang meradang, dan papula tersebut yang ditemukan pada penis dan skortum
adalah patognomonis untuk skabies. Bila pada seseorang pria diduga terdapat skabies,
hendaklah genetalianya selalu diperiksa.
Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama
terdapat di sekitar aksila umbilikus, dan paha. Ruam ini merupakan suatu reaksi alergi
tubuh terhadap tungau.Selain lesi primer tadi, bisa juga didapatkan kelainan sekunder
seperti ekskoriasi, eksematisasi, dan infeksi bakteri sekunder. Pada beberapa tempat
di dunia adanya infeksi sekunder oleh lesi skabies dengan streptokokus nefrogenik
dengan terjadinya glomerulonefritis sesudah terjadinya infeksi streptokokus pada
kulit. (Siregar,2013)

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

HASIL PENGKAJIAN

4
KASUS
Pondok Pesantren Amanatul Ummah adalah sebuah Pondok Pesantren yang
terletak di di Jl. Siwalankerto Utara II No. 35, Surabaya. Pondok Pesantren tersebut
mempunyai santri yang berjumlah ± 300 orang. Kami menjumpai santri di Pondok
Pesantren Amanatul Ummah para santrinya kurang peduli terhadap kesehatan dan
kebersihan sehingga banyak santri yang mengalami masalah-masalah kesehatan. Dari
hasil observasi didapatkan didapatkan 40% atau 4 dari 10 santri yang terkena scabies.
Sedangkan terdapat 60% atau 6 dari 10 santri yang tidak terkena scabies.
Berdasarkan hasil pengkajian, banyak ditemukan penyakit skabies dikarenakan pola
hidup tidak bersih di pondok

Pengkajian
1. Data Inti
a. Sejarah :
Membincangkan Pondok Pesantren Amanatul Ummah tidak bisa dilepaskan
dari Bapak DR. KH. Asep Syaifuddin Chalim, MA. Sebagai pendiri, Pengasuh
dan sekaligus pemiliknya. Keberadaan Pondok Pesantren ini merupakan
pengejawantahan dari cita - cita beliau yang banyak diilhami oleh sang ayahanda
KH. Abdul Chalim seorang tokoh pejuang islam nasionalis, yang ingin
mewujudkan masyarakat Indonesia adil makmur dalam ukhuwah islamiyah.

Berkaca pada keberhasilan beberapa Negara maju (developed countries),


ternyata bahwa kunci kesuksesan mereka tidak lain berpokok pada keberhasilan
pembangunan sumber daya manusia (human resources) sebagai contoh Jepang
yang miskin sumber daya alam (natural resources), namun telah membawa
bangsanya dalam kehidupan yang sejahtera. Apalagi singapura Negara kecil
hanya kurang lebih seluas wilayah kabupaten sidoarjo tak memiliki sumber daya
apapun, namun karena melimpahnya sumber daya manusia yang berkualitas
Negara ini telah berhasil meraih Human Development Index (HDI) di peringkat
ke-3 dunia.

Berdasarkan reallta DR. KH. Asep syaifuddin Challm, MA. Memilih jalan
untuk merealisasikan cita-cita luhurnya melalui pembangunan sumber daya
manusia, yang telah barang tentu berupa pendidikan dengan tujuan untuk
menjadikan Indonesia sebagai Negara yang Umat muslimnya terbesar di dunia

5
menjadi Negara yang mempunyai peradaban tinggi. Sebagai konsekuensi
terhadap pilihan tersebut DR. KH Asep Syaifuddin Chalim MA. Menentukan
jalan hidupnya sebagai seorang pendidik sejak tahun 1971. Namun setalah
beberapa tahun lamanya dirasakan bahwa perjuangan yang semata-mata hanya
sebagai seorang pendidik ternyata tidak memberikan warna yang cukup berarti.
Ibarat setetes susu, ia tidak akan merubah warna nila sebelaga. Oleh karena itu
agar syiarnya bergaung lebih, maka beliau mengemban amanat sebagai kepala
sekolah SMP Bina Bangsa Surabaya. Sekali lagi hal inipun belum memberikan
harapan yang diharapkan. Mengapa demikian? Laksana pengemudi sebuah
angkutan kota yang telah ditetapkan keneknya, maupun sebuah taxi yang arah dan
tujuannya ditentukan oleh penumpangnya. Dalam prakteknya, kebijakan yayasan
banyak diatur oleh para pemiliknya. Akibatnya banyak rencaana strategis yang
untuk meretas jalan menuju cita-citanya berhenti pada tataran ide di angan-angan
saja. Hal inlah yang mendorong DR. KH Asep Syaofuddin Cnalim MA
mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang didukung juga oleh
beberapa koleganya.

Dengan berbagai keterbatasan, pada awalnya lembaga ini menyelenggarakan


bentuk Mts Unggulan dengan jumlah 28 siswa terdiri dan 15 putra dan dan 13
putri. Pada tahun 2001, yayasan membuka sekolah baru yakni MA Unggulan
dengan jumlah peserta didik sebanyak 40 siswa, sekarang telah berkembang
menjadi 3000 siswa. Meski yayasan ini keberdayaan materi yang melimpah,
namun mampu memberikan lahan subur bagi benih-benih kreatifitas dan inovasi
dalam menggapai mimpi besar para penggiatnya, terutama DR. KH. Syaifuddin
Chalim, MA.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam upaya menjadikan


Indonesia sebagai pusat kebangkitan peradaban Islam, maka DR. KH Asep
Syaifuddin Chalim MA. Telah memulai Iangkahnya dengan membangun sebuah
lembaga pondok pesantren Amanatul Ummah yang menaungi beberapa bentuk
unit lembaga pendidikan dan untuk sementara waktu adalah di tingkat dasar dan
menengah yang nantinya juga pendidikan tinggi. Cita-cita DR. KH Asep
Syaifuddin Chalim MA adalah di masa mendatang kaum muslimin jangan hanya
sebagai pendengar ceramah tentang ilmu kedokteran, tetapi dia harus menjadi
sebagai nara sumbernya. Kaum muslimin tidak boleh berpuas diri hanya sebagai

6
penikmat (end users) atas kemajuan Information Communication Technology
(ICT), namun harus menjadi engineering- nya. Dengan ini diharapkan Iambat
Iaun akan muncul ilmuwan muslim berkaliber dunia yang berorientasi kepada
kesejahteraan seluruh umat
b. Demografi
1) Wilayah : Pondok Pesantren Amanatul Ummah  adalah sebuah
lembaga pendidikan keagamaan yang berjarak ± 90 m ke arah utara dari BRI
COPORATE UNIVERSITY “CAMPUS OF EXCELLENT SURABAYA”
2) Luas : 4000 M2
3) Batas Wilayah
Utara :-
Selatan :-
Barat :-
Timur :-

2. Data subsistem
a. Lingkungan dan Fisik
1) Pondok
a) Terdapat Kandang ternak
(1) Ya
(2) Tidak
b) Terdapat Taman Pondok
(1) Ya
(2) Tidak
c) Terdapat kolam Pondok
(1) Ya
(2) Tidak

2) Asrama
a) Tipe Asrama :
(1) Permanen
(2) Semipermanen

7
(3) Tidak permanen
b) Kapasitas Kamar Per Asrama
(1) 1 Asrama < 10 Kamar
(2) 1 Asrama > 10 Kamar
c) Lantai :
(1) Tanah
(2) Papan
(3) Tegel/ keramik
(4) Semen
d) Ada jendela di setiap asrama :
(1) Ya
(2) Tidak
e) Penerangan di asrama oleh cahaya matahari
(1) Baik
(2) Cukup
(3) Kurang
f) Luas asrama
(1) Memenuhi syarat
(2) Tidak memenuhi syarat
g) Jarak antar asrama :
(1) Bersatu
(2) Dekat
(3) Terpisah
h) Halaman di sekitar asrama :
(1) Memiliki
(2) Tidak memiliki
i) Pemanfaatan pekarangan di sekitar asrama :
(1) Kebun
(2) Kolam
(3) Kandang
j) Keadaan pekarangan di sekitar asrama :
(1) Bersih
(2) Kotor
3) Kamar

8
a) Tipe kamar :
(1) Permanen
(2) Semi permanen
(3) Tidak permanen
b) Lantai :
(1) Tanah
(2) Papan
(3) Tegel/ keramik
(4) Semen
c) Ada jendela di setiap kamar :
(1) Ya
(2) Tidak
d) Penerangan kamar oleh cahaya matahari
(1) Baik
(2) Cukup
(3) Kurang
e) Luas kamar
(1) Memenuhi syarat
(2) Tidak memenuhi syarat
f) Jarak antar kamar :
(1) Bersatu
(2) Dekat
g) Halaman/Teras di sekitar kamar :
(1) Memiliki
(2) Tidak memiliki
4) Sumber Air
a) Penyediaan air bersih
(1) PAM
(2) Sumur
(3) Sungai
(4) Laut
b) Sumber air untuk masak dan minum :
(1) PAM
(2) Sumur

9
(3) Air mineral
c) Sistem pengolahan air minum :
(1) Dimasak
(2) Tidak dimasak
d) Sumber air mandi/ mencuci :
(1) PAM
(2) Sumur
(3) Sungai
(4) Laut
e) Tempat penampungan air sementara :
(1) Tandon
(2) Bak
(3) Gentong
(4) Ember
f) Kondisi tempat penampungan air :
(1) Terbuka
(2) Tertutup
g) Kondisi air dalam penampungan
(1) Berwarna
(2) Berbau
(3) Berasa
(4) Tidak berasa/ berwarna
h) Ada jentik dalam penampungan air
(1) Ya
(2) Tidak
5) Pembuangan Sampah
a) Tempat Pembuangan Sampah
(1) Tempat sampah karet
(2) Tempat sampah plastik
(3) Tempat sampah semen
b) Jenis Sampah
(1) Organik
(2) anorganik
(3) Basah

10
(4) Kering
c) Pengolahan sampah :
(1) Di daur ulang
(2) Dibakar
(3) Ditimbun
d) Penampungan sampah sementara :
(1) Ada
(2) Tidak ada
e) Bila ada, keadaannya :
(1) Terbuka
(2) Tertutup
f) Jarak tempat sampah dengan kamar
(1) Dekat (< 5 m)
(2) Jauh (> 5 m)
6) Pembuangan Limbah
a) Kebiasaan santriwan dan santriwati BAB & BAK :
(1) Jamban/WC
(2) Sungai
(3) Sembarangan
b) Jenis jamban yang digunakan :
(1) Duduk
(2) Jongkok
c) Pembuangan air limbah :
(1) Resapan
(2) Got
(3) Sungai
(4) Laut
(5) Sembarangan

d) Kondisi saluran pembuangan:


(1) Lancar
(2) Tersumbat/tergenang
b. Kesehatan dan pelayanan sosial

11
1) Sarana kesehatan : terdapat klinik untuk poli umum dan poli gigi Dari
pondok pesantren Amanatul Ummah
2) Program kesehatan : tidak ada UKS di asrama putri pondok pesantren
Amanatul Ummah
3) Jaminan kesehatan sekolah : tidak ada jaminan kesehatan kalau ada yang
sakit, santri langsung menuju klinik yang sudah disediakan oleh pondok
pesantren
4) Angka kesakitan : santri yang sakit kulit seperti gatal gatal semakin
bertambah
c. Ekonomi
1) Sumber keuangan : dari orang tua santri yang ada di pondok pesantren
Amanatul Ummah
2) Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dari data yang didapat di pondok pesantren Putri, jenis pekerjaan orang tua
santriwati diantaranya :

N Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


o
1 PNS 60 orang 20%
2 WIRASWASTA 120 orang 40%
3 TNI/POLRI 90 orang 30%
4 Lainnya 30 orang 10%
Jumlah 300 orang 100%
d. Keamanan dan transportasi
1) Keamanan di Sekolah : saat di sekolahannya ada satpam yang menjaga
sedangkan saat di asrama terdapat ketua pengurus asrama
2) Jenis transportasi : terdapat sepeda motor yang disediakan jika santri
membutuhkan transportasi yang jauh
e. Politik dan Pemerintahan : memiliki struktur organisasi yang sudah berjalan
menurut masing-masing tugasnya.

f. Komunikasi
Berdasarkan data yang di dapat bahwa sumber komunikasi di pondok Ammanatul
ummah adalah sebagi berikut :

No Sumber informasi Frekuensi Persentase (%)

12
.
1 Media elektronik 30 orang 10%
2 Media cetak 30 orang 10%
3 Teman/keluarga 240 orang 80%
4 Lainnya - -
Jumlah 300 orang 100%

g. Pendidikan : Pondok Pesantren adalah sebuah yayasan pendidikan yang


terdiri dari Lembaga pendidikan tingkat SMP dan Lembaga pendidikan tingkat
SMA.
h. Rekreasi
1) Kegiatan waktu istirahat sekolah : kegiatan yang biasa dilakukan saat
istirahat adalah makan, membersihkan diri, membaca buku dan jajan di
kantin.
2) Jenis sarana hiburan sekolah
3) Jumlah hari libur : jumlah libur dalam seminggu adalah 1 hari pada hari
minggu saja.
4) Tujuan rekreasi waktu libur : liburan digunakan mengunjungi ziarah
keagamaan
3. Data persepsi
Distribusi frekuensi pada santriwati dengan gastritis berdasarkan sikap keluarga
terhadap anak dengan gastritis di pondok pesantren ammanatul ummah

No Sikap keluarga Frekuensi Persentase (%)


.
1 Biasa saja 30 orang 10%
2 Cemas 210 orang 70%
3 Lebih perhatian 60 orang 20%
Jumlah 300 orang 100%

Distribusi frekuensi pada santriwati dengan gastritis berdasarkan pengetahuan di


pondok pesantren ammanatul ummah
No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
.
1 5 (sangat baik) 30 orang 10%
2 4 (baik) 180 orang 60%

13
3 3 (cukup baik) 30 orang 10 %
4 2 (kurang) 15 orang 5%
5 1 (sangat kurang 15 orang 5%
Jumlah 300 orang 100%
Distribusi frekuensi pada santriwati dengan gastritis berdasarkan sikap di pondok
pesantren Ammanatul Ummah

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


.
1 Positif 300 orang 100%
2 Negative - -
Lainnya 300 orang 100%
A. Analisa Data

No Data subyektif Data obyektif Dia


1 Menurut vita selaku tim 1. Banyak santri terlihat terlihat mengusap – 1. Kerusak
kesehatan pondok pesantren
usap bagian kulit yang kemerahan
Amanatul Ummah banyak
2. Terdapat luka berlubang pada kulit yang
santri yang terkena penyakit
kulit, yang tanda-tandanya kemerahan
mirip seperti scabies, yang
3. Banyak terdapat luka seperti luka gores
berupa gatal-gatal dikulit,
akibat terlalu banyak digaruk
disela-sela jari tangan, kaki
dan badan terutama pada 4. Banyak santri menggunakan alat mandi
malam hari. Hal ini yang
seperti handuk dan menggunakan selimut
menyebabkan santri kurang
secara bergantian yang menjadi faktor
fokus dalam belajar karena
merasa gatal-gatal yang sangat terjadinya skabies
mengganggu akibat scabies.

B. Penapisan Masalah
Dari hasil analisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah
untuk menentukan perioritas masalah, adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai
berikut.

14
No Diagnosis Keperawatan Kriteria Jumlah
A B C D E F G H I J K L 42 Keteranga
5 4 4 5 3 4 3 3 1 3 3 4
1 Kerusakan Integritas Kulit a. Sesuai
komun
b. Jumlah
c. Besarn
d. Kemun
keseha
e. Minat
f. Kemun
g. Sesuai
h. Sumbe
i. Sumbe
j. Sumbe
k. Sumbe
l. Sumbe
Keteranga
1. Sa
2. Re
3. Cu
4. Ti
5. Sa

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Jum

15
Kerusakan Integritas Kulit
1.

16
D. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan NOC

Kerusakan Integritas Kulit


1 NOC : NIC :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen luka/ku
kepada santriwati di Pondok Pesantren
1. Singkirkan b
Amanatul Ummah selama 2 minggu
diharapkan masalah dapat teratasi dengan luka misalny

kriteria hasil sebagai berikut : 2. Bersihkan lu


Outcome : Kesehatan fisiologi
beracun atau
1. Lesi pada kulit sangat terganggu (1)
menjadi sedikit terganggu (3) 3. Oleskan sale

2. Lubang pada luka sangat terganggu (1)


menjadi sangat terganggu (1)

17
IMPLEMENTASI
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN INDIKATOR HASIL ME
1. Penyuluhan Meningkatkan Santriwati di 1. Dihadiri oleh 100% Laptop,
kebersihan diri pengetahuan pondok pesantren sasaran speaker
(Personal Hygine) santri tentng Amanatul 2. Sebanyak 80% sasaran Video
a. Definisi personal kebersihan diri Ummah mampu memahami materi
Hygine (Personal personal hygine
b. Macam-macam Hygine) dan
personal Hygine cuci tangan
c. Waktu personal
Hygine

E. Evaluasi

No Diagnosa keperawatan Implementasi

Evaluasi struktur
1. Kerusakan integritas kulit Penyuluhan kesehatan terkait PHBS
Penyuuluhan keseh
kepada santriwati
risiko, mengurangi
Evaluasi proses :
a. Mengajarkan p
satriwati
b. Peserta sasaran
santriwati deng
c. 25% peserta ak

18
penyuluhan
d. Penyuluhan dil
Pesantren Ama
Evaluasi hasil :
a. Santriwati dapat
merubah diri me

19
BAB 4

Pembahasan

Pengobatan skabies, mudah dilakukan dengan cure rate yang tinggi, namun jika tidak
secara masal dan serentak, maka penularan akan segera terjadi. Dengan demikian,
pengobatan skabies harus diikuti dengan penyuluhan kesehatan agar santri dapat mencegah
frekurensi skabies. Agar penyuluhan kesehatan memberikan hasil yang baik, penyuluhan
harus disesuaikan dengan karakteristik demografi santri antara lain jenis kelamin dan
pendidikan.

Perilaku-perilaku personal hygiene yang kurang baik pada sebagian kecil dapat menjadi
pemicu terjadinya skabies menjaga kebersihan pakaian dengan baik, dapat menurunkan risiko
terkena skabies. Sehingga pakaian berperan dalam transmisi tungau skabies melalui kontak
tak langsung sehingga mempengaruhi kejadian skabies.

Dengan diadakan penyuluhan ini diharapkan agar santri selalu menjaga personal hygiene
seperti menjaga kebersihan pakaian dan tidak bergantian pakaian dengan santri yang lain
sehingga terhindar dari penyakit kulit santri. Kebersihan diri merupakan faktor penting
dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat dan terhindar dari
penyakit seperti skabies.

Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan mengganti handuk seminggu sekali
dengan handuk yang habis dicuci bersih dengan sabun/detergen, dijemur dibawah sinar
matahari dan di setrika. Suatu penelitian menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan
pinjam-meminjam handuk dengan kejadian skabies

BAB 5
20
Lampiran

a. Dokumentasi penyuluhan

DATA HASIL PRETEST DAN POST TEST PEMBERIAN PENYULUHAN PADA


SANTRI DI PONDOK AMMANATUL UMMAH

21
Usia anak 13 th sebanyak = 12 orang
Usia anak 14 th sebanyak = 15 orang
Usia anak 15 th sebanyak = 23 orang

No Nama Usia Nilai Pre Test Nilai Post Test


1. Herlina Masayu 13 th 50 90
2. Tika Gustin 13 th 50 90
3. Nurhalizah Fatimah 13 th 40 90
4. Suhefi 13 th 60 100
5. Mega Fatmawati 13 th 60 100
6. Nilam Sari Aprilia 13 th 40 90
7. Tita Veronica 13 th 40 90
8. Adelia Anggi 13 th 50 100
9. Novarani Denisya A. 13 th 50 100
10. Vika Agustina 13 th 60 100
11. Melinda Merliyana 13 th 40 90
12. Siti Anida 13 th 50 100
13. Noka Yasminta 14 th 50 90
14. Aurani Widhy A. 14 th 60 100
15. Siska Amalia 14 th 60 100
16. Yesy Nosmara 14 th 70 90
17. Devi Tri Anggraini 14 th 60 100
18. Nur Kholifa Andriani 14 th 50 100
19. Anggita Sari 14 th 60 100
20. Asaluna Janatia F. 14 th 50 100
21. Miranda Oktaviana 14 th 60 90
22. Wachidaini 14 th 80 100
23. Viorenzka almahira 14 th 80 90
24. Reni Rahmawati 14 th 60 100
25. Mirza Novita Ilma 14 th 80 100
26. Siti Maf’ula 14 th 70 100
27. Nahdirotul Mahdaniah 14 th 60 100
28. Syifa Nur Rohma 15 th 70 90
29. Hajar Illiyun 15 th 60 90
30. Halimatus Sa’diyah 15 th 60 100
31. Nurul Khumairo 15th 70 90
32. Alvira Sekar Arum 15 th 90 100
33. Balqis Az-zahra 15 th 70 90
34. Sandra Ma’ruf 15 th 60 90
35. Lauchul Mahfudhoh 15 th 70 100
36. Ova Amalia 15 th 90 100
37. Nadia Krismoni 15 th 80 100
38. Susi Susanti 15 th 70 90
39. Siti Maskuroh 15 th 60 90
22
40. Awanda Putri 15 th 60 90
41. Slivian Dwi Riswanda 15 th 50 90
42. Sherly France 15 th 60 100
43. Zulaikha 15 th 60 100
44. Riza Maulidiah 15 th 50 100
45. Sulistiawati 15 th 50 100
46. Listia Ningsih 15 th 50 90
47. Vira Adibah 15 th 50 90
48. Silvia Rahmawati 15 th 60 100
49. Sagita Dwi Agustina 15 th 50 100
50. Yuwana Setya Ningrum 15 th 50 100

DATA HASIL PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PENURUNAN ANGKA


PENYAKIT DIARE DI PONDOK AMMANATUL UMMAH SURABAYA

1. Data Hasil Pretest


Para santri datang ke aula untuk mengikuti penyuluhan sebanyak 50 orang. Data awal
yang didapatkan bahwa santri yang datang diantaranya santri berumur 13 tahun
sebanyak 12 orang, santri berumur 14 th sebanyak 15 orang dan santri berumur 15 th
sebanyak 23 orang. Sebelum dilakukan penyuluhan atau pemberian materi tentang
PHBS (Mencuci Tangan) serta penyakit apa saja yang menyerang terkait dengan
PHBS dan mencuci tangan seperti penyakit skabies, diare, adanya kutu rambut dan
lain sebagainya. Para santri terlebih dahulu dilakukan pretest dan hasil yang di dapat
tentang angka pengetahuan santri dan penyakit diare yang sering menyerang santri
sebagai berikut :

23
Hasil data Pengetahuan tentang PHBS
(Mencuci Tangan persantri)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
umur 13 th umur 14 th umur 15 th

Data tingginya Penyakit Skabies yang di derita para


santri
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Umur 13 th Umur 14 th Umur 15 th

24
Dengan adanya diagram ini menunjukkan bahwa para santri banyak yang belum
mengetahui tentang pentingnya PHBS (Mencuci Tangan) dalam kehidupan sehari-hari
serta banyaknya penyakit seperti penyakit diare, skabies dan lain-lain yang sering
menyerang mereka, hasil menunjukkan penyakit skabies sering menyerang pada santri
yang masih berumur 13 Tahun lalu yang kedua menyerang santri berumur 14 dan 15
tahun. Lalu pengetahuan para santri sebelum pretest menunjukkan para santri berumur 13
tahun banyak yang belum mengetahui pentingnya PHBS (Mencuci Tangan) lalu disusul
santri berumur 14 dan 15 tahun.

2. Data Hasil Post Tes


Setelah dilakukan pemberian materi atau penyuluhan melalui berbagai media yaitu
berupa Lcd, pamflet, dan mempraktikkan didepan teman-temannya, para santri mulai
membiasakan diri melakukan PHBS (Mencuci Tangan) pada kegiatan sehari-hari
mereka. Data yang didapatkan setelah pemberian materi atau penyuluhan PHBS
tersebut, diberikannya Post Test dan didapatkan hasil sebagai berikut :

25
Hasil data Pengetahuan tentang PHBS
(Mencuci Tangan persantri)
105

100

95

90

85

80

75
umur 13 th umur 14 th umur 15 th

Hasil menunjukkan ketika pemberian materi sudah dilakukan diberikan Post Test,
mereka paham tentang pentingnya PHBS (Mencuci Tangan) data menunjukkan santri
berumur 13 tahun paham akan PHBS kemudi disusul santri berumur 15 tahun dan
yang terakhir santri berumur 14 tahun. Kemudian mereka mulai mempraktikkan
PHBS (Mencuci Tangan) di kegiatan sehari-hari mereka.

Data Penurunan Penyakit Skabies yang di derita para


santri
30

25

20

15

10

5
26

0
Umur 13 th Umur 14 th Umur 15 th
Selama kurang waktu dua hari mempraktikkan PHBS (Mencuci Tangan) dalam
kehidupan sehari-hari mereka, didapatkan hasil adanya penurunan tingkat penyakit
skabies yang sering menyerang mereka. Penurunan pertama terjadi sangat baik
dilakukan pada santri yang berumur 13 tahun kemudian disusul santri berumur 14 tahun
lalu yang terakhir santri berumur 15 tahun.
Dengan data-data hasil Post Test ini menuunjukkan bahwa para santri mulai
memahami, mengerti serta menyadari bahwa sangat penting PHBS (Mencuci Tangan)
itu dilakukan, karena dengan melakukan tindakan tersebut di setiap kegiatan sehari-hari
mampu mengurangi angka penyakit-penyakit yang mungkin sudah mengincar mereka,
terutama penyakit yang mudah masuk ke tubuh mereka baik melalui makanan, diri
sendiri baik melalui tangan, dan lingkungan sekitar.

b. Pretest dan Post Test

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


Kampus A Wonokromo : Jl. SMEA No.57 Tlp. 031-8291920, 8284508 Fax. 031-8298582-
Surabaya 60243
Kampus B RSI Jemursari : Jl. Jemursari NO.51-57 Tlp. 031-8479070 Fax. 031-8433670-
Surabaya 60237 Website : unusa.ac.id Email: info@unusa.ac.id

Personal Hygine
1. Apakah yang dimaksud dengan apakah yang dimaksud dengan kebersihan diri
atau personal hygiene….
a. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka sendiri
b. Cara perawatan untuk memelihara kesehatan keluarga
c. Cara perawatan untuk memelihara kesehatan dunia
2. Menurut anda, apa saja yang termasuk kebersihan diri itu…..
a. Kebersihan kulit, rambut, kaki, kuku

27
b. Kebersihan pakaian, topi, dan kacamata
c. Kebersihan sandal, tangan dana sepatu
3. Berapa kali sebaiknya mandi dalam sehari….
a. 2x sehari
b. 1x sehari
c. 3x sehari
4. menurut anda, apakah tangan, kuku, kaki yang kotor dapat menimbulkan penyakit
tertentu….
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
5. Menurut anda, mencuci rambut sebaiknya berapa kali….
a. Sekali seminggu
b. 2-3 kali seminggu
c. Tiap hari

PHBS

6. Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari-jari menggunakan air


mengalir dan sabun…..
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Mencuci tangan dengan bersih dapat mencegah penyakit dan memutus
penyebaran kuman…..
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

8. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan pakek sabun adalah setelah buang
sampah…..
28
a. ya
b. tidak
c. Tidak Tahu
9. Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan diare atau
mencret….
A. ya
B. Tidak
C. Tidak Tahu
10. Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan cacingan….
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Tahu

c. SAP PHBS

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : S1 Keperawatan

Topik : Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Hari/Tanggal: Jumat, 12 Oktober 2018

Waktu : 30 menit

Sasaran : Pesantren AMANATUL UMMAH SURABAYA

Tempat : Auala Asrama Putri

Penanggung Jawab : Enkha Fitri Humayroh

I. Tujuan Intruksional Umum

29
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan santri pesantren di Amanatul
Ummah mengetahui tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan :
1. Santri mengetahui tentang :
a. Kebersihan rambut
b. Kebersihan tangan, kaki dan kuku.
c. Mencuci tangan
d. Kebersihan lingkungan
e. Cara menyiapkan makanan dan minuman yang bersih dan sehat
f. Kriteria makanan yang bergizi seimbang
2. Santri pesantren amanatul ummah surabaya mempunyai keinginan untuk menjaga
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) agar terhindar dari penyakit.

III. Metode

1. Ceramah.
2. Demonstrasi tindakan keperawatan (contohnya mengajarkan cuci tangan dengan
benar).
3. Diskusi dan tanya jawab.

IV. Media

1. Laptop
2. Leafleat

V. Kegiatan Pengajaran

No Tahap Kegiatan penyuluhan Respon peserta


1. Pembukaan  Memberi salam dan  Menjawab salam
5 menit melanjutkan materi.  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan, manffat dan
materi yang akan disampaikan. memperhatikan
30
2. Kegiatan inti  Menanyakan kepanjangan dari  Menjawab
20 menit PHBS pertanyaan
 Menjelaskan kebersihan  Mendengarkan
rambut dan
 Kebersihan tangan, kaki dan memperhatikan
kuku.
 Mencuci tangan
 Kebersihan lingkungan
 Cara menyiapkan makanan dan
minuman yang bersih dan
sehat
 Kriteria makanan yang bergizi
seimbang
3. Penutup  Mengevaluasi pengetahuan  Menjawab
5 menit tentang materi yang sudah pertanyaan
dijelaskan dengan memberikan  Mendengarkan
pertanyaan dan menjawab
 Menyimpulkan materi yang
telah dijelaskan
 Menutup

VI. Kriteria Evaluasi

1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan tempat
c. Menyiapkan leafleat
d. Menyiapkan peserta
2. Standart Proses
a. Santri aktif mendengar dan memahami jalannya penyuluhan
b. Santri aktif bertanya
c. Santri tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Santri mengerti tentang :
1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan tangan, kaki dan kuku.
3. Mencuci tangan
4. Kebersihan lingkungan
31
5. Cara menyiapkan makanan dan minuman yang bersih dan sehat
6. Kriteria makanan yang bergizi seimbang
b. Santri mampu melakukan tindakan yang dicontohkan

VII. Lampiran

1. Materi
2. Leafleat

1. Mandi
Mandi adalah mencuci tubuh dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau
meredam badan di dalam air.
Manfaat mandi :
a. Menghilangkan bau keringat, debu dan lain sebagainya.
b. Menjaga kesehatan.
c. Mempertahankan penampilan agar rapu dan bersih.
d. Setelah mandi badan akan terasa segar dan bersih.

Pelaksanaan mandi :

Mandi dilaksanakan 2 kali tiap harinya, yaitu pagi dan sore.

Cara mandi :

a. Lepaskan pakaian dan celana.


b. Basahi badan dengan air.
c. Gosok tubuh dengan sabun.
d. Basahi kembali tubuh dengan air sampai tidak ada busa sabun.
e. Gosok kulit dengan tangan, agar daki hilang
f. Bilas legi dengan air.
g. Handuki badan sampai kering.
h. Pakai baju yang bersih.
2. Kebersihan rambut
Rambut terdiri dari
a. Tangkai rambut (tumbuh melalui dermia dan menembus permukaan kulit.

32
b. Kantung rambut (terleak di dalam dermis)
 Rambut yang sehat mengkilap, tidak berminyak, tidak kering atau mudah
patah. Normalnya rambuh bertumbuh karena mendapat suplai darah dari
pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar rambut.
 Hal yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut : panasdan kondisi
malnutrisi. Fungsi rambut : untuk keindahan dan penahan panas. Apabila
rambut jarang dibersihkan lama kelemaan akan menjadi sering kutu kepala
rambut pendek lebih mudah perawatannya dibandingkan rambut panjang.
Cara perawatan rambut :
o Cucu rambut 2x seminggu menggunakan shampo, bertujuan untuk membersihkan
rambut dan kulit kepala dari kotoran dan memberikan rasa segar.
o Pangkas rambut agar terlihat rapi.
o Rambut keriting : gunakan sisr bergigi besar dan minyak rambut untuk merapikan
rambut.
o Jangan gunakan sisir bergigi tajam untuk menyisir rambut (bisa melukai kulit
kepala).
o Pijat kulit kepala saat mencuci rambut (untuk merangsang pertumbuhan rambut).
o Untuk rambut ikal, keriting dan panjang, siisr rambut mulai dari ujung hingga ke
pangkal dengan perlahan dan hati-hati.
3. Gigi dan Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari system pencernaan dan merupakan bagian
tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang
berperan penting dalam proses pencernaan awal. Mulut merupakan rongga yang tidak
bersih dan penuh dengan bakteri karena harus di bersihkan.
Kerusakan gigi dapat disebabkan oleh :
a. Mengkonsumsi makanan manis.
b. Menggigit benda keras.
c. Kebersihan mulut kurang.

tujuan perawatan gigi dan mulut :

a. Mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui gigi dan mulut


(misalnya : lifus dan hepatitis).
b. Mencegah penyakit mulut dan gigi.
33
c. Meningkatkan daya tahan tubuh.

Cara perawatan gigi dan mulut :

a. Tidak makanan yang terlalu manis dan terlalu asam.


b. Tidak menggunakan gigi untuk membuka atau mencongkel benda keras (misalnya
: membuka tutp botol).
c. Menghindari kecelakaan (misalnya : jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah).
d. Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur.
e. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil (agar dapat menjangkau
bagian dalam gigi.
f. Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya.
g. Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan sekali.
4. Kebersihan tangan, kaki, dan kuku
a. Mencuci tangan
Dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran dan kuman yang dapat
menyebabkan penyakit. Cuci tangan dapat dilakukan pada saat :
1. Sebelum dan sesudah makan
2. Sebelum tidur
3. Sebelum dan memegang benda-benda kotor
4. Setelah pulang dari bepergian

Langkah-langkah / teknik mencuci tangan yang benar menurut WHO, yaitu


sebagai brikut :

1. Basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun dengan kedua
telapak tangan.
2. Gosok punggung tangan
3. Gosok sela-sela jari tangan kanan dan kiri, begitu pula sebaliknya.
4. Keempat jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
5. Gosok ibu jari dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di tepak tangan kiri
dan sebaliknya
b. Pakai alas kaki

34
Anak-anak terkadang dalam bermain tidak menggunakan alas kaki, penggunaan
alas kaki perlu dilakukan dikarenakan :
1. Kaki tidak terluka dan tertusuk benda tajam
2. Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak kotoran.
c. Memotong kuku
Memotong kuku dilakukan minimal 1x seminggu dengan tujuan untuk :
1. Mencegah luka akibat garukan kuku.
2. Perlu diperhatikan boleh mengkorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang
kotor, lalu memasukkan jari ke mulut atau menggigit kuku.
3. Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui tangan saat makan
(misalnya cacingan, diare dan lain sebagainya).
Cara perawatan kuku :
a. kuku jari tangan dipotong dengan pegikir.
b. Kuku jari tangan dipotong oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari; kuku jari
kaki dipotong bentuk lurus.
c. Jangan memotong kuku terlalu pendek (dapat melukai selaput dan kulit
disekitar kuku).
d. Jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda tajam (akan
merusak jaringan di bawah kuku).
e. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
f. Jeri kaki sebaiknya dipotong segera setelah mandi atau direndam dengan air
hangat terlebih dahulu.
g. Jangan menggigit kuku (akan merusak bagian kuku.

5. Mencuci Tangan

Dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran dan kuman yang dapat
menyebabkan penyakit. Cuci tangan dapat dilakukan pada saat :
1. Sebelum dan sesudah makan
2. Sebelum tidur
3. Sebelum dan memegang benda-benda kotor
4. Setelah pulang dari bepergian
5. Mencuci tangan setelah buang air besar

35
Langkah-langkah / teknik mencuci tangan yang benar menurut WHO, yaitu sebagai
brikut :

1. Basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun dengan kedua telapak
tangan.
2. Gosok punggung tangan kanan dan kiri, begitu pula sebaliknya
3. Gosok sela-sela jari tangan kanan dan kiri, begitu pula sebaliknya.
4. Keempat jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
5. Gosok ibu jari dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di tepak tangan kiri dan
sebaliknya.

6. Kebersihan handuk dan pakaian

Menjaga kebersihan handuk dan pakaian adalah sah satu bentuk upaya pencegahan
perkembangbiakan kuman-kuman, serta memberi rasa nyaman pada diri, serta mencegah
terserangnya penyakit-penyakit kulit. Menjaga kebersihan handuk dan pakaian dengan
baik, dapat menurunkan risiko santri untuk terkena penyakit scabies.

7. Kebersihan Lingkunngan
a. Membuang sampah pada tempatnya jenis sampah dibedakan 3 jenis yaitu :
1. Sampah anorganik/kering yaitu tidak ada mengalami pembusukan secara alami
seperti logam, besi, kaleng plasitik, karet, dan botol.
2. Sampah organik/basah yaitu dapat mengalami pembusukan secara alami seperti
pembusukan secara alami seperti sisa makanan, sayuran, sampah dapur dan lain
sebagainya.
3. Sampah berbahaya yaitu sampah yang dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan
seperti botol racun nyamuk, jarum suntk, baterai, dan lain sebagainya.
b. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan, dan pemusnahan
sampah sehingga sampah tidak mengganggu lingkungan.
1. Penyimpanan sampah
Penyimpanan sampah sementara sebelum sampah dimusnahkan.
2. Pengumpulan sampah

36
Sampah ditampung di tempat yang memadai kemudian diangkut serta dibuang ke
tempat pembungan akhir.
3. Pemusnaan sampah
c. Dampak pengelolaan sampah yang negatif
1. Terhadap kesehatan
a. Pengelolaan sampah yang tidak baik merupakan media yang subur untuk
berkembangnya faktor-faktor penyakit seperti serangga, tikus, dan binatang
lainnya untuk berkembang biak sehingga dapat menyebabkan timbulnya
penyakit.
b. sampah menjadi sumber polusi seperti pencemaran tanah, air, serta udara.
c. sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran
2. terhadap lingkungan
a. dapat mengganggu estetika dan polusi udara akibat pembusukan sampah oleh
mikroorganisme.
b. debu-debu yang beterbangan dapat mengganggu mata dan pernafasan.
c. jika terjadi proses pembakaran yang dekat dengan sekolah maupun pemukiman
asapnya akan mengganggu penglihatan, pernafasan, serta mencemari udara.
d. pembuangan sampah ke saluran air menyebabkan pendangkalan saluran dan
mengurangi daya aliran saluran.
e. dapat menyebabkan banjir jika sampah dibuang di sembarang tempat, terutama ke
saluran yang daya serapnya sudah menurun.
f. membuang sampah ke selokan sapat mengotori badan air.

8. Cara menyiapkan makanan dan minuman yang bersih dan sehat cara yang dapat
dilakukan untuk menyiapkan makanan dan minuman yang bersih dan sehat sebagaui
beriku :

a. biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengelola dan menyajikan makanan
dan minuman serta setelah memegang benda-benda yang kotor.
b. Alat-alat makan dan alat-alat masak harus selalu bersih serta menggunakan lap yang
bersih.
c. Jangan meletakkan makanan dan minuman di sembarang tempat.
d. Cucilah sayuran mentah dengan air panas jika digunakan untuk lalapan atau dimakan
mentah.

37
e. Minum air yang belum dimasak.
f. Makanan tidak ditutupi sehingga dihinggapi lalat yang membawa telur cacing.
9. Kriteria makanan yang bergizi seimbang
Makan adalah kebutuhan pokok setiap orang, makan sebaiknya 3x sehari dengan
menu yang seimbang yaitu empat sehat lima sempurna yang terdiri dari nasi, sayur, lauk,
buah dan susu.
Makan pagi atau sarapan sangat penting setiap harinya guna menjadi sumber tenaga
kita pada siang harinya, perlu diinget juga untuk menghindari jajan sembarangan karena
kebersihan dari makanan yang dijual tidak terjamin dan mungkin menyebabkan penyakit
seprti sakit perut, diare, muntah dan lain sebagainya.

38

Anda mungkin juga menyukai