“Kanker Payudara”
OLEH:
ESTI WULANDARI
(J1A119028)
REGULER A (019)
KENDARI
2020
Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering
menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevalensinya
tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih
tinggi, terutama pada negara sedang bekembang. Hal tersebut terjadi karena
keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobatan. Semua ini
pada gilirannya menyebabkan masalah kanker sebagai suatu masalah kesehatan
yang membawa biaya yang mahal.
Pemeriksaan klinis dilakukan secara cepat pada payudara yang dilakukan oleh
dokter atau bidan. Pemeriksaan ini tidak perlu dikerjakan pemeriksaan klinik
secara lengkap.
c) BAJAH (Biopsi Aspirasi Jarum Halus) atau FNAB (Fine Needle Aspiration
Biopsy)
d) Mamografi
1. Terapi hormonal
2. Khemoterapi
3. Pengobatan adjuvant
Kanker ini masih relatif kecil dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening atau tempat lain.
2. Stadium II
1. Terapi Lokal: pilihan terapi bedah dan radiasi untuk tumor sadium II mirip
dengan tumor stadium I, terapi radiasi dapat dilakukan setelah mastektomi
jika tumor telah membesar (lebih dari 5 cm) atau sel kanker ditemukan di
beberapa kelenjar getah bening.
2. Terapi Adjuvant sistemik: terapi ajuvan sistemik dianjurkan untuk wanita
dengan kanker payudara stadium II. Hal ini melibatkan terapi hormon,
kemoterapi, trastuzumab, atau beberapa kombinasi tersebut, tergantung
pada usia pasien, status reseptor estrogen, dan HER2/neu status.
4. Pembatasan kecacatan (Disability Limitation)
1. Stadium III
2. Stadium IV
Pada fase ini, terapi sistemik adalah pengobatan utama. Hal ini tergantung
pada banyak faktor, yang dapat terdiri dari terapi hormon, kemoterapi,
sasaran terapi seperti trastuzumab (Herceptin) atau lapatinib (Tykerb), atau
beberapa kombinasi dari perawatan ini. Trastuzumab dapat membantu
wanita dengan kanker HER2-positif hidup lebih lama jika diberikan
dengan kemoterapi pertama untuk penyakit stadium.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation
1. Rehabilitasi fisik
2. Rehabilitasi asthetis