Jurnal 3 PDF
Jurnal 3 PDF
Jurnal Keteknikan Pertanian (JTEP) terakreditasi berdasarkan SK Dirjen Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Ristek Dikti Nomor I/E/KPT/2015 tanggal 21 September 2015. Selain itu, JTEP
juga telah terdaftar pada Crossref dan telah memiliki Digital Object Identifier (DOI) dan telah terindeks pada
ISJD, IPI, Google Scholar dan DOAJ. Mulai edisi ini redaksi memandang perlu untuk meningkatkan nomor
penerbitan dari dua menjadi tiga kali setahun yaitu bulan April, Agustus dan Desember berisi 12 naskah
untuk setiap nomornya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi masa tunggu dengan tidak menurunkan
kualitas naskah yang dipublikasikan. Jurnal berkala ilmiah ini berkiprah dalam pengembangan ilmu
keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun baik dalam
edisi cetak maupun edisi online. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka
bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin
budidaya pertanian, lingkungan dan bangunan pertanian, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan
elektronika pertanian, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi
pertanian. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan
internasional, review perkembangan penelitian, atau penerapan ilmu dan teknologi, technical paper hasil
penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul,
metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya. Penulisan naskah harus mengikuti panduan
penulisan seperti tercantum pada website dan naskah dikirim secara elektronik (online submission) melalui
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep.
Penanggungjawab:
Ketua Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia
Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,IPB
Dewan Redaksi:
Ketua : Wawan Hermawan (Scopus ID: 6602716827, Institut Pertanian Bogor)
Anggota : Asep Sapei (Institut Pertanian Bogor)
Kudang Boro Seminar (Scopus ID: 54897890200, Institut Pertanian Bogor)
Daniel Saputra (Scopus ID: 6507392012, Universitas Sriwijaya - Palembang)
Bambang Purwantana (Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta)
Yohanes Aris Purwanto (Scopus ID: 6506369700, Institut Pertanian Bogor)
Muhammad Faiz Syuaib (Scopus ID: 55368844900, Institut Pertanian Bogor)
Salengke (Scopus ID: 6507093353, Universitas Hasanuddin - Makasar)
I Made Anom Sutrisna Wijaya (Scopus ID: 56530783200, Universitas Udayana - Bali)
Redaksi Pelaksana:
Ketua : Rokhani Hasbullah (Scopus ID: 55782905900, Institut Pertanian Bogor)
Sekretaris : Lenny Saulia (Scopus ID: 16744818700, Institut Pertanian Bogor)
Bendahara : Hanim Zuhrotul Amanah (Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta)
Anggota : Dyah Wulandani (Scopus ID: 1883926600, Institut Pertanian Bogor)
Usman Ahmad (Scopus ID: 55947981500, Institut Pertanian Bogor)
Satyanto Krido Saptomo (Scopus ID: 6507219391, Institut Pertanian Bogor)
Slamet Widodo (Scopus ID: 22636442900, Institut Pertanian Bogor)
Liyantono (Scopus ID: 54906200300, Institut Pertanian Bogor)
Administrasi : Diana Nursolehat (Institut Pertanian Bogor)
Redaksi Jurnal Keteknikan Pertanian mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bebestari yang
telah menelaan (me-review) Naskah pada penerbitan Vol. 5 No. 3 Desember 2017. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada: Prof.Dr.Ir. I Made Supartha, MS.,PhD (Fakultas Teknologi Pertanian, Udayana),
Prof.Dr.Ir. Bambang Purwantana, M.Agr (Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Gadjah Mada),
Prof.Dr.Ir. Hj, Nurpilihan Bafdal, MSc (Universitas Padjadjaran), Prof.Dr.Ir. Ida Ayu Dwi Giriantari, PhD
(Fakultas Teknik, Universitas Udayana), Prof.Dr.Ir. Kamaruddin Abdullah, MSA (Universitas Darma
Persada), Prof.Dr.Ir. Sutrisno, M.Agr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor), Andri Prima Nugroho, STP.,M.Sc (Jurusan Teknik Pertanian,
Universitas Gadjah Mada), Dr. Akhiruddin Maddu, MSi (Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor),
Dr. Diding Suhandy, STP.,M.Agr (Fakultas Pertanian, Universitas Lampung), Dr.Ir. Chusnul Arief, STP.,M.Si
(Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor), Dr.Ir. Edward Saleh, MS (Universitas
Sriwijaya), Dr.Ir. Abdul Rozaq, DAA (Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Gadjah Mada), Dr.Ir. Gatot
Pramuhadi, M.Si (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor), Dr.Ir. I Dewa Made Subrata, M.Agr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor), Dr.Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr (Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor), Dr.Ir. Muhammad Faiz
Syuaib, M.Agr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor), Dr.Ir. Roh Santoso, BW.,MT (Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor),
Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, MSi (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor), Dr.Ir. Rudiati Evi Masitoh, STP.,M.Dev.Tech, (Jurusan Teknik Pertanian, Universitas
Gadjah Mada), Dr.Ir. Sri Rahayoe, STP.,MP (Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Gadjah Mada).
, Desember 2017 Tersedia online OJS pada:
Vol. 5 No. 3, p 261-266 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep
P-ISSN 2407-0475 E-ISSN 2338-8439 DOI: 10.19028/jtep.05.3.261-266
Technical Paper
Abstract
This study aims to determine parameters of first order kinetics of biodiesel production from used cooking
oil through transesterification reaction with NaOH catalyst. Used cooking oil was obtained from fried food
peddlers in Bandar Lampung. The transesterification reaction was carried out with 100 ml of waste cooking
oil and 0.5 grams of NaOH at a molar ratio of 1:4 (oil:methanol). Treatment combinations of temperature
(30oC, 40oC, 50oC, and 60oC) and reaction time (10, 20, 30, 40, 50 and 60 minutes) were performed to
observe the resulting yield. Kinetic parameters were calculated with assumption that the transesterification
is a first order reaction. Results showed that the reaction rate constant increased with temperature (i.e. k
= 0.003 min-1at 30oC to 0.010 min-1 at 60oC). The value of activation energy for transesterification of used
cooking oil was 30.69 kJ/mol.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter kinetika reaksi orde satu pembuatan biodiesel
dari minyak jelantah melalui reaksi transesterifikasi dengan katalis NaOH. Minyak jelantah diperoleh dari
penjual gorengan di Bandar Lampung. Reaksi transesterifikasi dilakukan dengan 100 ml minyak jelantah
dan 0.5 gram NaOH pada perbandingan molar 1:4 (minyak:metanol). Kombinasi perlakuan suhu (30oC,
40oC, 50oC, and 60oC) dan lama reaksi (10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit) dilakukan untuk mengamati
rendemen yang dihasilkan. Parameter kinetika dihitung dengan asumsi bahwa transesterifikasi adalah
reaksi orde satu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstanta laju reaksi meningkat seiring dengan
bertambahnya suhu, yaitu k = 0.003 per menit pada suhu 30oC hingga k = 0.010 per menit pada suhu 60oC.
Nilai energi aktivasi transesterifikasi minyak jelantah adalah 30.69 kJ/mol.
261
Haryanto, et al.
diesel konvensional karena biaya bahan baku kimia yang digunakan adalah metanol (teknis) dan
bisa mencapai hingga 85% dari biaya operasional NaOH (p.a).
(Canakci and Sanli, 2008). Minyak jelantah (minyak
bekas) berpotensi digunakan sebagai bahan baku Pembuatan Biodiesel
biodiesel karena harganya murah. Selain itu, Peralatan yang digunakan untuk pembuatan
minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa biodiesel disajikan pada Gambar 1. Kondenser refluks
karsinogen yang membahayakan kesehatan jika pada Gambar 1 dipasang ke labu untuk mencegah
dikonsumsi (Yuniwati dan Karim, 2009). Pembuatan penguapan metanol. Reaksi transesterifikasi
biodiesel dari minyak jelantah merupakan solusi dilakukan menggunakan bahan 100ml minyak
yang tepat (Adhiatma et al., 2012), karena tidak jelantah pada rasio molar minyak terhadap metanol
hanya lebih murah tetapi juga lebih aman secara 1:4, suhu reaksi 30, 40, 50, dan 60oC, serta lama
ekologis (Syamsidar, 2013). reaksi 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Massa
Biodiesel dapat dibuat melalui reaksi molar minyak jelantah adalah 880 g/mol (Haryanto
transesterifikasi menggunakan alkohol dan katalis et al., 2015) yang dihitung berdasarkan komposisi
basa, seperti diberikan dalam Persamaan 1. Metanol minyak jelantah yang dilaporkan oleh Kheang et al.
merupakan alkohol monohidrik yang berpotensi (2006). Massa jenis minyak jelantah adalah 0.912
sebagai pemasok gugus alkil dengan kelebihan g/ml sehingga 100 ml akan setara dengan 0.11 mol.
memiliki reaktivitas paling tinggidan harga murah. Oleh karena itu, metanol yang diperlukan untuk
Katalis yang digunakan pada reaksi transesterifikasi memperoleh perbandingan molar 1:4 adalah 18
adalah NaOH yang harganya murah. ml (massa jenis methanol 791.8 g/l). Katalis untuk
reaksi transesterifikasi ini adalah NaOH sebanyak
Trigliserida + Alkohol → Biodiesel + Gliserol (1) 0.5 g per 100 ml minyak.
Proses pembuatan biodiesel minyak jelantah
Studi mengenai kinetika meliputi penentuan dimulai dengan pembuatan larutan metoksida.
parameter-parameter yang dapat digunakan untuk Setengah gram kristal NaOH dilarutkan ke dalam
memprediksi hasil reaksi pada sembarang waktu dan 18 ml methanol dan diaduk hingga semua partikel
kondisi tertentu. Parameter-parameter itu meliputi NaOH larut. Minyak jelantah dipanaskan dalam
konstanta laju reaksi dan energi aktivasi. Tujuan labu Erlenmeyer 500-ml hingga suhu yang telah
penelitian ini adalah untuk menentukan parameter ditentukan. Larutan metoksi dituang ke dalam labu
kinetika reaksi orde satu pada pembuatan biodiesel berisi minyak hangat dan diaduk menggunakan
dari minyak jelantah melalui reaksi transesterifikasi stirrer selama waktu yang telah ditentukan. Labu
dengan katalis NaOH. direndam dalam air hangat selama reaksi untuk
mempertahankan suhu reaksi. Setelah mencapai
waktu tertentu larutan didiamkan selama kurang
Bahan dan Metode lebih 24 jam sehingga diperoleh dua lapisan.
Biodiesel (lapisan atas) dipisahkan dari gliserol
Minyak jelantah diperoleh dari pedagang (lapisan bawah). Biodiesel kemudian dicuci dengan
gorengan di sekitar Universitas Lampung. aquades hangat sampai bersih (tiga sampai empat
Minyak dibersihkan dari partikel-partikel kasar kali pembilasan).
menggunakan saringan. Karakterisasi minyak
jelantah untuk menentukan bilangan asam, kadar Rendemen Biodiesel
asam lemak bebas, dan komposisi asam lemak Rendemen biodiesel dihitung dengan:
dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bahan (2)
(3)
262
Volume 5, 2017 Biodiesel dari Minyak Jelantah
Tabel 1. Karakteristik minyak jelantah pada Nilai konstanta laju reaksi k pada suatu suhu
pembuatan biodiesel. tertentu diperoleh dari ploting hubungan antara
t sebagai absis dan nilai negatif logaritma alam
Parameter Nilai dari (1 – Rendemen) sebagai ordinat. Nilai-nilai
k pada suhu yang berbeda-beda digunakan
Massa jenis (kg/l) 0.912
untuk menentukan nilai energi aktivasi (Ea) reaksi
FFA (%) 1.43 transesterifikasi dengan memanfaatkan persamaan
Bilangan Asam 0.7199 Arrhenius:
Asam lemak (%)
Methyl Laurate 0.75 k = A exp(–Ea/RT) (11)
Methyl Myristate 1.58
dengan A adalah konstanta frekuensi tumbukan, T
Methyl Palmitate 42,84
adalah suhu mutlak, dan R adalah konstanta gas
Methyl Linoleat 12.43 universal (8.314 J/mol).
Methyl Oleat 35.71
Tidak dikenal 1.54 Uji Parameter
Methyl Stearat 5.15 Parameter kinetika yang telah diperoleh diuji
dengan cara membandingkan rendemen biodiesel
ditulis ulang menjadi: hasil prediksi terhadap rendemen biodiesel yang
diperoleh dari eksperimen dengan lama reaksi 120
(4) menit pada suhu 30oC, 40oC, 40oC, dan 60oC.
Rendemen Biodiesel
Banyaknya komponen NME pada waktu t adalah Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan
sama dengan NME pada t = 0 dikurangi biodiesel rendemen biodiesel dan nilai [NMEt]/[NME0] pada
(BD) yang dihasilkan selama waktu t: berbagai suhu dan waktu reaksi. Semakin lama
waktu reaksi, maka semakin besar konversi yang
[NMEt] = [NME0] – [BDt] (8) diperoleh karena kesempatan untuk bertumbukan
antara zat pereaksi semakin besar (Parhusip et al.,
Substitusi Persamaan (8) ke Persamaan (7) 2012).
menghasilkan: Hasil penelitian juga menunjukan bahwa
rendemen tertinggi yakni 76.6% terjadi pada
(9) suhu 60oC dan lama reaksi 60 menit. Kartika dan
Widyaningsih (2012) menyatakan bahwa hal ini
atau mungkin terjadi karena pada suhu 60oC metanol
telah mendekati titik didihnya sehingga intensitas
ln(1 – Rendemen) = – k t (10) tumbukan antar reaktan meningkat. Selain itu,
pada suhu yang tinggi minyak lebih encer sehingga
dimana Rendemen adalah [BDt]/[NME0]. reaksi menjadi lebih mudah.
263
Haryanto, et al.
Gambar 3. Grafik hubungan antara –ln k dengan Gambar 4. Perbandingan antara rendemen
1/T. biodiesel hasil perhitungan dan hasil eksperimen.
264
Volume 5, 2017 Biodiesel dari Minyak Jelatah
265
Haryanto, et al.
266