“Di Susun Untuk Memenuhi Tugas PKK 2 Presentasi Patologi dengan Kasus Pada Bayi
Letak Sungsang”
Dosen Pembimbing :
Wisdyana, SST.,M.Keb
Disusun Oleh :
CIMAHI
KATA PENGANTAR
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-
rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Patologi Pada
Bayi Letak Sungsang .
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil di susun ini bisa dengan mudah
dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga
berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari teman-teman semua demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1. Tujuan Umum........................................................................................................2
2. Tujuan Khusus.......................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................................4
1. Pengertian Persalinan.........................................................................................4
2. Pengertian Letak Sungsang.................................................................................4
3. Klasifikasi letak sungsang...................................................................................5
4. Diagnosis............................................................................................................5
5. Etiologi Letak Sungsang......................................................................................6
6. Prognosis............................................................................................................6
7. Cara Persalinan...................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................18
TINJAUAN KASUS.............................................................................................................18
1. Asuhan Kebidanan Intranatal...................................................................................18
2. Asuhan Kebidanan Postnatal....................................................................................32
3. Asuhan Kebidanan Neonatal....................................................................................43
BAB IV..............................................................................................................................51
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH...................................................................51
4.1 Identifikasi masalah................................................................................................51
4.2 Pembahasan Masalah............................................................................................52
4.2.1 Identifikasi masalah intranatal........................................................................52
4.2.2 Identifikasi Masalah Post Partum....................................................................57
4.2.3 Identifikasi Masalah Bayi Baru Lahir................................................................60
ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................68
5.1. SIMPULAN.............................................................................................................68
5.2 SARAN....................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................69
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Frank breech (sungsang frank): Dalam posisi ini, kedua kaki bayi lurus ke atas
dan bokongnya berada di bawah dekat jalan lahir.
Complete breech (sungsang lengkap): Dalam posisi ini, kedua lutut dan kaki
menekuk seperti sedang jongkok sehingga bokong atau kaki dapat memasuki
jalan lahir terlebih dahulu.
Incomplete breech (sungsang tidak lengkap). Dalam posisi ini, satu atau kedua
kaki bayi dekat dengan jalan lahir.
Mengenai penyebab bayi sungsang, sebenarnya, tidak diketahui secara pasti. Namun,
menurut American Pregnancy Association terdapat banyak kemungkinan risiko ibu hamil
memiliki bayi sungsang. Adapun risiko memiliki bayi sungsang, di antaranya:
1
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang bertanggung
jawab penuh terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas berperan
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta sebagai puat
pelayanan kesehatan strata pertama.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. T selama masa
Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dengan Risiko Bayi Letak Sungsang Di
Puskesmas Pacet.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan asuhan kebidanan, maka penulis
diharapkan dapat :
a. Memberikan asuhan kebidanan selama masa persalinan pada Ny. T
dengan risiko Bayi Letak Sungsang di Puskesmas Pacet.
b. Memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas pada Ny.T dengan
risiko Bayi Letak Sungsang di Puskesmas Pacet.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada Ny.T dengan
risiko Bayi Letak Sungsang di Puskesmas Pacet.
d. Untuk mengetahui kesenjangan antara asuhan kebidanan di Puskesmas
Pacet dengan Asuhan Kebidanan Teori.
2
mengantisipasi kejadian ini dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
maupun sosial.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di
dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2008). Persalinan dibagi menjadi 2,
yaitu persalinan fisiologi dan persalinan patologi.
a. Persalinan Fisiologis
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan dibagi menjadi 4 yaitu :
b. Persalinan patologis
4
besar dengan angka kematian sekitar 20% sampai 30% (Wiknjosastro, 2005).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(Wiknjosastro, 2007). Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang
(membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong berada di bawah.
a. Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua
kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.
4. Diagnosis
5
dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemeriksaan ultrasonografik. Setelah ketuban pecah, dapat diraba
lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis
iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada
kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak
sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan (Wiknjosastro, 2007).
1) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks, mioma
bersama kehamilan).
3) Kehamilan kembar.
6. Prognosis
a. Bagi ibu
6
b. Bagi bayi
7. Cara Persalinan
a. Pervaginam
7
berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan
(Wiknjosastro, 2007).
a. Muller
8
(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin
yang masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas
sampai bahu belakang lahir (Wiknjosastro, 2007).
b) Klasik
9
(2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke
dalam jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu
janin sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin
c) Lovset
10
(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali
ke arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian
seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak
di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
d) Mauriceau
11
(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin
dimasukkan ke dalam jalan lahir.
3) Full Extraction
(1) Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os
sacrum).
12
(3) Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk
tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk
membantu traksi sehingga bokong berada di luar vulva.
13
(9) Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina
untuk menentukan letak lengan janin, apakah 22 tetap berada di depan
dada, menjungkit atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong
sampai tulang belikat sering diperlukan bantuan dorongan kristeller.
(1) Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada
pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina
untuk menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan
abduksi paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan
tindakan ini, fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain.
14
(2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang
dengan dua tangan operator pada betis dengan Bila satu atau dua kaki
sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan dua tangan
operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung betis.
Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar,
pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung
paha.
(3) Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan
menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.
(4) Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan
kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan
jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan
traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
(5) Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu
jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain
didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah
sampai trochanter depan lahir
15
(6) Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk
melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong
lahir
(7) Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan
traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu
dan lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan
1) Perdarahan
3) Infeksi
16
(e) Kematian bayi karena asfiksia berat
2) Trauma persalinan
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS PACET
KABUPATEN BANDUNG
I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas / Biodata
Umur : 28 th Umur : 28 th
Telepon :
B. Status Kesehatan
18
2. Alasan kunjungan : ibu meraskan mules yang sering dan kuat,
4. Riwayat menstruasi :
b. Siklus : 29 hari
d. Dismenorhoe : tidak
f. Lamanya : 7 hari
persalinan
1. 2015 Normal Pmb Bidan
- - -
b. Kehamilan yang ke :2
19
Trimester II : Tidak Ada
kabur, rasa nyeri/ panas waktu BAK, rasa gatal pada vulva vagina
diabetes mellitus
20
12. Riwayat Sosial
mengetahui
A. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
21
2. Kepala
3. Leher
a. Dada
b. Payudara
Bentuk : simetris
5. Pemeriksaan Kebidanan
A. Abdomen
22
2) Palpasi
TFU : 33 cm
ibu
Leopold IV : Divergent
Perliman : 1/5
HIS : 4x10’x45”
3) Auskultasi
B. Genetalia :
C. Pemeriksaan dalam :
23
Portio : teraba tipis, lunak
Pembukaan : 10 cm
Presentasi : Bokong
Station : +2
Hodge : III
III. ANALISA
bahwa persalinan adalah proses yang normal dan alamiah sehingga ibu
sungsang
24
alat sudah
Mertua mendampingi
Posisi litotomi
Ibu melakukannya
Episiotomi dilakukan
Pada pukul 13.30 Bayi lahir spontan tidak langsung menangis kuat
25
ASUHAN INTRANATAL KALA III
MURNI
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
perdarahan 100 cc
P:
26
7. Melakukan PTT dan teknik dorso cranial
Plasenta : lengkap
interna
MURNI
27
1. 15-12-2020/15.00 WIB S : ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Kontraksi : Lembek
otot perineum.
P:
Ibu mengerti
5 cc.
Penjahitan dilakukan
28
ml
Ibu mengikuti
Ibu mengerti
Ibu mengerti
Ibu mengerti
8) Membersihkan ibu
menyebabkan menggigil
Ibu mengerti
mendampingi ibu.
Suami mendampingi
29
MONITORING KALA IV
maternity
15.30 87 Kosong
ukuran 41 cm
: 150 ml
1 jari maternity
2 16.30 81 36,8 Kosong
↓pusat ukuran 41 cm
75 ml
30
2. Asuhan Kebidanan Postnatal
DI PUSKESMAS PACET
I. DATA SUBJEKTIF
A. Status Kesehatan
oleh bidan
31
b. Ibu
c. Bayi
BB : 3415 gr PB : 51 cm LK : 31 cm LD : 30 cm
APGAR :
d. Robekan perineum
perineum
e. Plasenta
f. Perdarahan
Kala I : ± 20 cc
Kala II : ± 30 cc
Kala IV : ± 100 cc
4. Proses Menyusui
32
Nasi, lauk pauk, sayur
Air putih
Eliminasi
b. BAB Belum
Istirahat ½ jam dalam 2 jam postpartum
Personal Hygiene
a. Mandi Belum
c. Keramas Belum
6. Riwayat persalinan
Catatan waktu
Kala II : 15 menit
Kala IV : 2 jam
7. Data Sosial
mengetahui.
mengetahui
33
4) Pengetahuan tentang perawatan vulva hygiene : ibu belum
mengetahui
A. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
S : 36,80C, R : 21 x/menit
2. Kepala
3. Leher
a. Dada
b. Payudara
34
1) Keadaan : Bersih
2) Bentuk : Simetris
5. Abdomen
a. Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi dan tidak terdapat striae
gravidarum.
a. Atas
b. Bawah
1. Genitalia
a. Vulva/vagina
1) Keadaan : Bersih
35
4) Pengeluaran pervaginam : Terdapat pengeluaran darah ±100
III. ANALISA
2. Masalah:
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil
penanganannya, yaitu:
a. Pendarahan post
fasilitas kesehatan.
b. Lochea yang
36
menjaga kebersihan vaginanya, jika terjadi hal-hal yang tidak
c. Sub-involusi
e. Pusing dan lemas
unit).
f. Suhu >38oC:
putting lecet. Teknik menyusui yang tepat yaitu dengan posisi badan bayi
menghadap ke ibu dan tidak hanya putting yang dihisap tetapi seluruh
ibu cepat pulih. Ibu mengerti dan mencoba mirin kiri dan kanan.
37
5. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
air bersih dan sabun dari arah depan ke belakang, lalu dikeringkan dan
diberikan.
O:
Kesadaran : Composmentis
Kontraksi : Keras
38
Kandung Kemih : kosong
P:
arahan
39
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL 24 JAM PASCA
PERSALINAN
bantuan keluarga.
O:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Kontraksi : Keras
P:
40
2. Menganjurkan dan memeberitahu ibu
Ibu mengerti
telah ditentukan
6. Ibu pulang.
DI PUSKESMAS PACET
41
Tanggal : 15 Desember 2020
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas/Biodata
Panjang badan : 51 cm
B. Status Kesehatan
a. Perdarahan : Ya
(sungsang).
42
7. Riwayat lingkungan : Lingkungan tempat tinggal keluarga cukup bersih
tablet fe.
b. Ibu
derajat 2.
c. Bayi
43
a. Pengetahuan ibu tentang imunisasi : Ibu mengatakan sudah
lahir.
2. Suhu : 35,9°C
4. Panjang badan : 51 cm
5. Kepala
a. Ubun-ubun : Datar
b. Sutura/Molase :0
6. Mata
c. Sklera : Putih
44
7. Telinga
b. Keadaan : Bersih
8. Hidung
b. Keadaan : Bersih
9. Mulut
10. Leher
11. Dada
a. Bentuk : Simetris
e. Lingkar dada : 30 cm
13. Abdomen
45
a. Bentuk : Datar
14. Genetalia
a. Keadaan bersih
a. Pergerakan : Aktif
b. Anus : Berlubang
17. Kulit
46
III. ANALISA DATA
dengan asfiksia
Masalah :
benar
IV. PENATALAKSANAAN
47
a. Bayi tidak mau menyusu: Ibu harus merasa curiga jika bayinya tidak
mau menyusu. ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak
mau menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan
dehidrasi berat.
dokter. Jika bayi ibu kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka
kesehatan.
Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari
d. Sesak nafas: Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari
manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit atau lebih dari 60
kali per meni maka harus waspada. Lihat dinding dadanya, ada
Ketika bayi merintih terus menerus tetapi sudah diberi ASI, maka
konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain
f. Pusar kemerahan: Menjaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.
48
g. Demam atau tubuh merasa dingin: Suhu normal berkisar antara
h. Mata bernanah banyak: Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air
i. Kuku terlihat kuning: Terjadi karena bayi biasanya terjadi karena bayi
kurang ASI. Namun jika kuning pada bayi terjadi < 24 jam setelah lahir
atau > 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan
dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya untuk segera
49
BAB IV
50
4.2 Pembahasan Masalah
4.2.1 Identifikasi masalah intranatal
1. Kala II
a. Diagnosa : G2P1A0 infartu aterm kala II dengan letak
sungsang
Masalah : Letak sungsang bokong murni
b. Asuhan di puskesmas pacet
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
2. Persiapan alat dan diri
3. Persiapan alat resusitasi
4. Menganjurkan keluarga untuk memberikan asuhan
sayang ibu
5. Memimpin ibu untuk mengedan yang benar sesuai yang
telah disampaikan
6. Melakukan pertolongan persalinan sesuai APN
7. Melakukan episiotomi di daerah mediolateral dengan
indikasi gawat janin
c. Asuhan pada teori
1. Melakukan informed consent
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Melakukan persiapan pasien ( mengatur posisi pasien
menjadi litothomi) atau di tempatkan di meja ginekologi
4. Melakukan persiapan penolong
5. Melakukan vulva hygiene
6. Kosongkan kandung kemih
7. Cuci tangan dengan sabun di air mengalir dan pakai
sarung tangan kembali
8. Tindakan pertolongan persalinan pastikan pembukaan
lengkap
9. Malakukan episiotomi saat bokong membuka vulva atau
sesuai indikasi
10. Pimpin ibu mengedan, sampai dengan bokong lahir
51
11. Longgarkan tali pusat dan tunggu kaki janin lahir
seluruhnya, setelah bokong anak lahir, sampai dengan
umbilikus
12. Pertolongan dengan manuver spontan brach jika bayi
sudah lahir seperti pada letak bokong kaki, letak lutut dan
letak kaki bokong dipegang sedemikian rupa sehungga
kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari
lainnyamenggenggam bokong secara brach ( kedua ibu
jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sefangkan
janri-jari yang lain memegang panggul)
13. Lakukan hiperlordosis pada badan janin mengikuti gerak
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke arah
perut ibu dan sedikit kekiri dan kekanan sesuai dengan
punggung anak ( penolong hanya mengikuti gerakan ini
tanpa melakukan tarikan )
14. Seorang asisten membantu melakukan penekanan supra
pubis pada saat bokong sampai skapula lahir ( melakukan
tindakan ini untuk menghindari lengan bayi menjungkit )
15. Membawa bokong terus kearah atas perut ibu sampai
kepala lahir
16. Melakukan manual AID pengeluaran bahu belakang bila
punggung berada di sebelah kiri, kita kan masukan
tangan yang sesuai dengan tangan anak ( yang akan
dilahirkan tangan kanan ) dan tangan penolong yang
satunya memegang kedua kaki dengan jari telunjuk
diantaranya dan jari lainnya menggenggam kedua kaki
tersebut ( kedua kaki janin dipegang secara perasat
garpu tala ) dan digerakan kekanan atas
17. Jari tengah dan telunjuk tangan kanan penolong melalui
punggung, scapula sampai humerus janin menuju ke
lengan belakang sampai di fossa kubiti
18. Jari tangan penolong ditempatkan sejajr dengan humerus
janin sampai fossa kubiti dan lengan belakang janin
52
dikeluarkan dengan bimbingan kedua jari tersebut dan
dengan gerakan seakan-akan menyapu muka janin
19. Bersamaan dengan itu poin 17, kedua kaki janin di
pegang dengan tangan kiri penolong dan ditarik kekanan
atas
20. Arahkan tubuh janin kearah bawah atau arah bokong ibu
kemudian lahirkan lengan janin yang berada di bawah
symphisis
21. Secara muller jika terjadi kesulitan mengeluarkan bahu,
lahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik
kudua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah
belakang kontra lateral dari letak bahu depan
22. Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah
yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang
23. Lakukan manuver AID secara lovset setelah bokong bayi
lahir sampai sacrum, memegang pinggul bayi dengan
kedua tangan setelah bokong dan kaki bayi lahir
24. Memutar bayi seratus delapan puluh derajat, tarik ke
bawah dengan lengan bayi yang menjungkit sehingga
lengan posterior berada dibawah sympisis
25. Melahirkan lengan dengan memasukan satu atau dua jari
pada lengan atas serta menarik tangan kebawah siku
dalam keadaan fleksi dan lengan depan lahir
26. Melahirkan lengan kedua, putar kembali seratus delapan
puluh derajat kearah berlawanan ( dari kelahiran bahu
pertama kekiri atau kekanan ) sambil terlebih dahulu
27. Lakukan manual Aid jika kedua bahu sudah lahir
sedangkan kepala belum ( mengeluarkan kepala dengan
cara maericeau ) tangan luar menggenggam kaki dengan
jari telunjuk diantara kedua kaki dan mengangkat kaki
tinggi keatas
28. Masukan tangan kiri penolong kedalam vagina
29. Meletakan tangan bayi diatas tangan kiri sehingga badan
bayi seolah-olah menunggang kuda
53
30. Meletakan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila
atau fossa kanina bayi dan jari tengah didalam mulut bayi
31. Memegang atau cengkam tengkuk bahu bayi dengan
tangan kanan dan jari tengan mendorong oksipital
sehingga kepala menjadi fleksi
32. Menarik kepala dengan koordinasi tangan kiri dan kanan
secara hati-hati dengan gerakan memutar sesuai dengan
jalan lahir
33. Mengangkat badan bayi ( posisi menunggu kuda keatas
untuk melahirkan mulut, hidung dan seluruh kepala )
34. Melakukan manajemen aktif kala III
35. Dekontaminasi alat dan pencegahan infeksi pasca
tindakan
36. Asuhan kala IV
37. Lakukan pendokumentasian
2. Kala III
a. Diagnosa : P2A0
b. Asuhan di puskesmas pacet
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Manajemen aktif kala III
3. Menyuntikan oksitosin 10IU secara IM dibagian pahan
luar ibu
4. Melakukan jepit dan potong tali pusat
5. Mengosongkan kandung kemih
6. Melakukan PTT dan teknik dorso cranial
7. Terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta
8. Plasenta lahir 13.40 WIB secara spontan
Cek plasenta : lengkap
c. Asuhan pada teori
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Manajemen aktif kala III
3. Menyuntikan oksitosin 10IU secara IM dibagian paha luar
ibu
4. Melakukan jepit dan potong tali pusat
54
5. Mengosongkan kandung kemih
6. Melakukan PTT dan teknik dorso cranial
7. Terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta
8. Plasenta lahir secara spontan
d. Kesenjangan antara asuhan di puskesmas pacet deangan
asuhan teori tidak ada kesenjangan antara asuhan di
puskesmas pacet dengan asuhan teori yang ada
3. Kala IV
a. Diagnosa : P2A0
Masalah : laserasi derajat 2 ( terjadi robekan diotot perineum
mukosa vagina dan kulit perineum ) sudah dilakukan
penjahitan dengan anastesi ( lidocain 2 ml dan di encerkan
dengan aquabides 2 ml )
b. Asuhan di puskesmas pacet
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Melakukan penjahitan luka perineum dengan memberikan
anastesi dengan dosis melarutkan lidocain 2 ml dengan
aquabides 2 ml pada spuit 5 cc
3. Estimasi jumlah darah yang keluar
4. Mengajarkan ibu untuk melakukan messase uterus
selama 15 detik
5. Memberikan konseling mengenai perawatan vulva hyene
dan luka perineum
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat
8. Dekontaminasi alat
9. Membersihkan ibu
10. Cuci bilas alat dan sterilkan alat
11. Melakukan pbservasi kala IV
c. Asuhan pada teori
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Melakukan penjahitan luka perineum dengan memberikan
anastesi dengan dosis melarutkan lidocain 2 ml dengan
aquabides 2 ml pada spuit 5 cc
55
3. Estimasi jumlah darah yang keluar
4. Mengajarkan ibu untuk melakukan messase uterus
selama 15 detik
5. Memberikan konseling mengenai perawatan vulva hyene
dan luka perineum
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat
8. Dekontaminasi alat
9. Membersihkan ibu
10. Cuci bilas alat dan sterilkan alat
11. Melakukan pbservasi kala IV
d. Kesenjangan anatara asuhan di puskesmas pacet dengan
asuhan teori : tidak ada kesenjangan anatara asuhan di
puskesmas pacet dengan asuhan teori yang ada.
56
e. Pusing dan lemas yang berlebihan : menganjurkan ibu untuk
melakukan istirahat baring, makan dengan diet seimbang untuk
mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, minum
sedikitnya 3 liter setiap hari, meminum tablet fe selama 40 hari,
minum kapsul vitamin A (200.000 unit).
f. Suhu >38°C. menganjurkan ibu untuk istirahat baring, kompres
dengan air hangat, perbanyak minum, jika ada syok, segera pergi ke
fasilitas Kesehatan.
3. Memberitaahu ibu mengenaik teknik menyusui, yaitu sebelum dan
sesudah menyusui hendaknya mengolesi ASI untuk antiseptic dan
mencegah putting lecet. Teknik menyusui yang tepat yaitu dengan posisi
badan bayi menghadap ke ibu dan tidak hanya putting yang dihisap tetapi
seluruh areola ikut masuk. Ibu mengerti dan melakukannya dengan baik.
4. Menganjurkan ibu mobilisasi dengan cara miring kanan kiri terlebih
dahulu, duduk, lalu berjalan. Mobilisasi dilakukan secara bertahap agar ibu
cepat pulih. Ibu mengeri dan mencoba miring kiri dan kanan.
5. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
terutama bagian genitalia dengan cara membersihkan genitalia dengan air
bersih dan sabun dari arah depan ke belakang, lalu dikeringkan dan
menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menggantuk pembalut atau
minimal 4 jam sekali. Ibu dapat mengulangi Kembali informasi yang
diberikan.
6. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang nifas 3 hari kemudian yaitu
pada tanggal 18 Desember 2020. Ibu mengetakan akan datang Kembali
pada tanggal yang telah ditentukan.
c. Asuhan pada Teori :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa secara
keseluruhan keadaan umum ibu baik. Ibu merasa senang
2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada post partum dan
penanganannya, yaitu :
a. Pendarahan post partum : Pendarahan yang perlahan dan berlanjut atau
perdarahan tiba-tiba merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah
bawa ibu ke fasilitas Kesehatan.
b. Loceha yang berbau busuk (bau dari vagina) : Menganjurkan ibu untuk
selalu menjaga kebersihan vaginanya, jika terjadinya hal-hal yang tidak
di inginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas Kesehatan.
c. Sub-involusi uterus (pengecilan rahim yang terganggu) : Menganjurkan
ibu untuk segera periksakan ke fasilitas Kesehatan.
d. Nyeri pada perut dan panggul : Menganjurkan ibu untuk melakukan
istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas
Kesehatan.
57
e. Pusing dan lemas yang berlebihan : menganjurkan ibu untuk melakukan
istirahat baring, makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya 3 liter setiap
hari, meminum tablet fe selama 40 hari, minum kapsul vitamin A
(200.000 unit).
f. Suhu >38°C. menganjurkan ibu untuk istirahat baring, kompres dengan
air hangat, perbanyak minum, jika ada syok, segera pergi ke fasilitas
Kesehatan.
3. Memberitaahu ibu mengenaik teknik menyusui, yaitu sebelum dan
sesudah menyusui hendaknya mengolesi ASI untuk antiseptic dan
mencegah putting lecet. Teknik menyusui yang tepat yaitu dengan posisi
badan bayi menghadap ke ibu dan tidak hanya putting yang dihisap tetapi
seluruh areola ikut masuk. Ibu mengerti dan melakukannya dengan baik.
4. Menganjurkan ibu mobilisasi dengan cara miring kanan kiri terlebih
dahulu, duduk, lalu berjalan. Mobilisasi dilakukan secara bertahap agar ibu
cepat pulih. Ibu mengeri dan mencoba miring kiri dan kanan.
5. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
terutama bagian genitalia dengan cara membersihkan genitalia dengan air
bersih dan sabun dari arah depan ke belakang, lalu dikeringkan dan
menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menggantuk pembalut atau
minimal 4 jam sekali. Ibu dapat mengulangi Kembali informasi yang
diberikan.
6. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang nifas 3 hari kemudian yaitu
pada tanggal 18 Desember 2020. Ibu mengetakan akan datang Kembali
pada tanggal yang telah ditentukan.
d. Kesenjangan antara Asuhan di Puskemas Pacet dengan Asuhan Teori :
Tidak ada kesenjangan antara asuhan di Puskesmas Pacet dengan asuhan
teori yang ada.
58
3. Post Partum 24 Jam
59
b) Kejang : sediakan obat penurun panas dengan dosis sesuai anjuran
dokter. Jika bayi ibu kejang namun tidak dalam kondisi demam,
maka curigai adanya masalah lain dan segera bawa ke fasilitas
pelayanan Kesehatan.
c) Lemah : Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanyam maka waspadalah.
Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari
diare, muntah yang berlenihan ataupun infeksi berat.
d) Sesak nafas : Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari
manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit atau lebih dari 60
kali per menit maka harus waspada. Lihat dinding dadanya, ada
tarikan atau tidak.
e) Merintih : Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang
dirasakannya. Ketika bayi merintih terus menerus tetapi sudah
diberi ASI, maka konsulkasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada
ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
f) Pusar kemerahan : Menjaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.
Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Kemudian tutup
dengan kassa steril.
g) Demam atau tubuh merasa dingin : Suhu normal berkisar antara
36,5°C – 37,5°C. jika kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar
bayi. Perhatikan kondisi bayi kehilangan panas tubuh sepeerti
ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
h) Mata bernanah banyak : Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air
hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.
i) Kuku terlihat Kuning : Terjadi karena bayi biasanya terjadi karena
bayi kurang ASI. Namun, jika kuning pada bayi terjadi <24 jam
setelah lahir atau >14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga
telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka
harus mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter. Tindakan yang
harus dilakukan bila ada salah satu tanda bahaya untuk segera
merujuk ke rumah sakit atau puskesmas.
60
4. Memberitahu dan mengajari ibu melakukan perawatan tali pusat.
Menganjurkan ibu supaya perawatan tali pusat diperhatikan, tali pusat
di cuci dengan sabun dan air, jangan diberi betadine atau apapun tetapi
tetap bersih dan kering. Ibu mengerti dan bisa melakukannya.
5. Mengingatkan Kembali pada ibu tentang ASI Eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI pada bayi sampai dengan umur 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan apapun. Ibu akan memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya.
6. Memberikan ibu penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dasar pada
bayi.
a. Tujuan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
b. Jenis-jenis Imunisasi
1) Hepatitis : Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui IntraMuscular.
Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir.
(kemenkes, 2013).
2) BCG : Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya
penyakit TBC yang primer atau ringan dapat terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG. Efek samping pemberian
imunisasi BCG adlaah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.
3) DPT : Imunisasi pentavalent merupakan kombinasi dari jenis 3
vaksin, yaitu DPT, HB, dan Hib. Vaksin pentavalent adalah
kombinasi dari lima vaksin dalam satu : Difteri, Tetanus, batuk
rejan, hepatitis B dan Haemophilus Influenza tipe b/Hib (bakteri
yang menyebabkan meningitis, pneumonia dan otitis).
61
4) Polio : Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adlaah virus yang
dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral
5) Campak : Imunisasi campak merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegh terjadinya penyakit campak.
Kandungan vaksin ini adalah virus melalui subkutan. Imunisasi
ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat
suntikan dan panas.
c. Jadwal Imunisasi
7. Memberitahu ibu jadwal kontrol ke bidan untuk ibu dan bayi 3 hari lagi
yaitu pada tanggal 18 desember 2020. Ibu akan datang Kembali pada
tanggal yang telah di tentukan.
62
a. Bayi tidak mau menyusu : ibu harus merasa curiga jika bayinya
tidak mau menyusu. ASI adlaah makanan pokok bagi bayi, jika bayi
tidak mau nyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini
akan berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya tidak mau menyusu
Ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin dana kondisi
dehidrasi berat.
b. Kejang : sediakan obat penurun panas dengan dosis sesuai anjuran
dokter. Jika bayi ibu kejang namun tidak dalam kondisi demam,
maka curigai adanya masalah lain dan segera bawa ke fasilitas
pelayanan Kesehatan.
c. Lemah : Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanyam maka
waspadalah. Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah
bisa dipicu dari diare, muntah yang berlenihan ataupun infeksi
berat.
d. Sesak nafas : Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari
manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit atau lebih dari
60 kali per menit maka harus waspada. Lihat dinding dadanya, ada
tarikan atau tidak.
e. Merintih : Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang
dirasakannya. Ketika bayi merintih terus menerus tetapi sudah
diberi ASI, maka konsulkasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada
ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
f. Pusar kemerahan : Menjaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.
Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Kemudian tutup
dengan kassa steril.
g. Demam atau tubuh merasa dingin : Suhu normal berkisar antara
36,5°C – 37,5°C. jika kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar
bayi. Perhatikan kondisi bayi kehilangan panas tubuh sepeerti
ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
h. Mata bernanah banyak : Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air
hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.
63
i. Kuku terlihat Kuning : Terjadi karena bayi biasanya terjadi karena
bayi kurang ASI. Namun, jika kuning pada bayi terjadi <24 jam
setelah lahir atau >14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga
telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka
harus mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter. Tindakan yang
harus dilakukan bila ada salah satu tanda bahaya untuk segera
merujuk ke rumah sakit atau puskesmas
4. Memberitahu dan mengajari ibu melakukan perawatan tali pusat.
Menganjurkan ibu supaya perawatan tali pusat diperhatikan, tali pusat
di cuci dengan sabun dan air, jangan diberi betadine atau apapun
tetapi tetap bersih dan kering. Ibu mengerti dan bisa melakukannya.
5. Mengingatkan Kembali pada ibu tentang ASI Eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI pada bayi sampai dengan umur 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan apapun. Ibu akan memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya.
6. Memberikan ibu penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dasar pada
bayi.
d. Tujuan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
e. Jenis-jenis Imunisasi
6) Hepatitis : Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui IntraMuscular.
Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir.
(kemenkes, 2013).
7) BCG : Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya
penyakit TBC yang primer atau ringan dapat terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG. Efek samping pemberian
64
imunisasi BCG adlaah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.
8) DPT : Imunisasi pentavalent merupakan kombinasi dari jenis 3
vaksin, yaitu DPT, HB, dan Hib. Vaksin pentavalent adalah
kombinasi dari lima vaksin dalam satu : Difteri, Tetanus, batuk
rejan, hepatitis B dan Haemophilus Influenza tipe b/Hib (bakteri
yang menyebabkan meningitis, pneumonia dan otitis).
9) Polio : Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adlaah virus yang
dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral
10) Campak : Imunisasi campak merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegh terjadinya penyakit campak.
Kandungan vaksin ini adalah virus melalui subkutan. Imunisasi
ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat
suntikan dan panas.
f. Jadwal Imunisasi
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
1. Asuhan kebidanan pada masa persalinan Ny.T dengan letak sungsang (bokong
murni ) di puskesmas pacet sesuai dengan teori
2. Asuhan kebidanan pada masa nifas NY.T Dengan letak sungsang (bokong murni)
dipuskesmas pacet sesuai dengan teori
3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir NY.T dengan letak sungsang (bokong murni)
di puskesmas pacet sesuai dengan teori
4. Dari lahan praktik puskesmas pacet asuhan yang diberikan tidak ada kesenjangan
dan sesuai dengan teori
5.2 SARAN
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa di jadikan sebagai sumber reverensi sumber
bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada ibu hamil ibu bersalin ibu nifas serta bayi baru lahir dengan letak
sungsang
Diharapakan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan dengan letak
sungsang baik kepada ibu hamil ibu bersalin ibu nifas dan bayi baru lahir
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu bersalin dengan
letak sungsang
d. Bagi Mahasiswa
66
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sehatq.com/artikel/segala-hal-mengenai-bayi-sungsang-yang-perlu-
diketahui-ibu-hamil
http://jurnal.fkunisa.ac.id/index.php/MA/article/view/52
67