Anda di halaman 1dari 71

TUGAS TERSTRUKTUR

“Di Susun Untuk Memenuhi Tugas PKK 2 Presentasi Patologi dengan Kasus Pada Bayi
Letak Sungsang”

Dosen Pembimbing :

Wisdyana, SST.,M.Keb

Disusun Oleh :

1. Yulianti Afriday 311118001

2. Widyanti Kurnia Anisa 311118002

3. Della Rubbiyani 311118003

4. Nelis Suryati 311118004

5. Kintan Nurliani 311118005

6. Dean Alipa Septiani 311118006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha


Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta
pengetahuan sehingga makalah Presentasi Kasus ini yang berjudul “PATOLOGI PADA
BAYI LETAK SUNGSANG” ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-
rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Patologi Pada
Bayi Letak Sungsang .

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil di susun ini bisa dengan mudah
dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga
berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari teman-teman semua demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Bandung, 26 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1. Tujuan Umum........................................................................................................2
2. Tujuan Khusus.......................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................................4
1. Pengertian Persalinan.........................................................................................4
2. Pengertian Letak Sungsang.................................................................................4
3. Klasifikasi letak sungsang...................................................................................5
4. Diagnosis............................................................................................................5
5. Etiologi Letak Sungsang......................................................................................6
6. Prognosis............................................................................................................6
7. Cara Persalinan...................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................18
TINJAUAN KASUS.............................................................................................................18
1. Asuhan Kebidanan Intranatal...................................................................................18
2. Asuhan Kebidanan Postnatal....................................................................................32
3. Asuhan Kebidanan Neonatal....................................................................................43
BAB IV..............................................................................................................................51
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH...................................................................51
4.1 Identifikasi masalah................................................................................................51
4.2 Pembahasan Masalah............................................................................................52
4.2.1 Identifikasi masalah intranatal........................................................................52
4.2.2 Identifikasi Masalah Post Partum....................................................................57
4.2.3 Identifikasi Masalah Bayi Baru Lahir................................................................60

ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................68
5.1. SIMPULAN.............................................................................................................68
5.2 SARAN....................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................69

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Letak sungsang merupakan salah satu bentuk dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
presentasi bokong, presentasi bokong-kaki sempurna, presentasi bokong-kaki tidak
sempurna dan presentasi kaki. Kelainan letak sungsang ini sangat mempengaruhi
peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal. bayi dikatakan sungsang umumnya
baru bisa dipastikan saat usia kehamilan mencapai minggu ke-35 atau ke-36.Pada
minggu tersebut atau bahkan sebelumnya, bayi biasanya mengobah posisi secara
otomatis menjadi kepala di bawah. terdapat tiga jenis posisi bayi sungsang, yaitu:

 Frank breech (sungsang frank): Dalam posisi ini, kedua kaki bayi lurus ke atas
dan bokongnya berada di bawah dekat jalan lahir.

 Complete breech (sungsang lengkap): Dalam posisi ini, kedua lutut dan kaki
menekuk seperti sedang jongkok sehingga bokong atau kaki dapat memasuki
jalan lahir terlebih dahulu.

 Incomplete breech (sungsang tidak lengkap). Dalam posisi ini, satu atau kedua
kaki bayi dekat dengan jalan lahir.

Mengenai penyebab bayi sungsang, sebenarnya, tidak diketahui secara pasti. Namun,
menurut American Pregnancy Association terdapat banyak kemungkinan risiko ibu hamil
memiliki bayi sungsang. Adapun risiko memiliki bayi sungsang, di antaranya:

 Telah mengalami beberapa kehamilan


 Kehamilan Kembar
 Pernah mengalami kelahiran prematur
 Rahim memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban yang dapat
memengaruhi gerak bayi
 Bentuk rahim tidak normal atau memiliki komplikasi, seperti adanya fibroid
dalam rahim sehingga sulit untuk bayi mengubah posisi
 Memiliki plasenta Previa, di mana plasenta berada di bagian bawah rahim

1
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang bertanggung
jawab penuh terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas berperan
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta sebagai puat
pelayanan kesehatan strata pertama.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat melakukan asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. T selama masa
Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dengan Risiko Bayi Letak Sungsang Di
Puskesmas Pacet.

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan asuhan kebidanan, maka penulis
diharapkan dapat :
a. Memberikan asuhan kebidanan selama masa persalinan pada Ny. T
dengan risiko Bayi Letak Sungsang di Puskesmas Pacet.
b. Memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas pada Ny.T dengan
risiko Bayi Letak Sungsang di Puskesmas Pacet.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada Ny.T dengan
risiko Bayi Letak Sungsang di Puskesmas Pacet.
d. Untuk mengetahui kesenjangan antara asuhan kebidanan di Puskesmas
Pacet dengan Asuhan Kebidanan Teori.

1.3 Rumusan Masalah

Setelah pembaca mengetahui semua tentang apa yang sudah di jelaskan


pada makalah ini, maka diharapkan para pembaca dapat lebih sedikit
paham dalam permasalahan Bayi letak Sungsang ini. Dan dapat

2
mengantisipasi kejadian ini dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
maupun sosial.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di
dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2008). Persalinan dibagi menjadi 2,
yaitu persalinan fisiologi dan persalinan patologi.

a. Persalinan Fisiologis
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan


lengkap (10cm).

2) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi


lahir.
3) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta.
4) Kala III dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
post partum.

b. Persalinan patologis

Disebut juga dengan dystocia berasal dari bahasa Yunani.


Dys atau dus artinya jelek atau buruk, tocos artinya persalinan.
Persalinan patologis adalah persalinan yang membawa satu akibat
buruk bagi ibu dan anak. (Departemen of Gynekologi).

2. Pengertian Letak Sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan


kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 2% sampai 3% bervariasi di
berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang

4
besar dengan angka kematian sekitar 20% sampai 30% (Wiknjosastro, 2005).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(Wiknjosastro, 2007). Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang
(membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong berada di bawah.

3. Klasifikasi letak sungsang

a. Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua
kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.

b. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang


dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat
diraba kedua kaki.

c. .Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak


sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain
terangkat ke atas (Kasdu, 2005)

4. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan perabdominal pada palpasi di


bagian bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar, sementara di
fundus teraba bagian yang keras, bundar dan melenting. Denyut jantung janin
terdengar di atas pusat. Pemeriksaan USG atau rontgen dapat mengetahui letak
yang sebenarnya pada pemeriksaan pervaginam teraba bagian lunak anus juga
akan teraba bagian sacrum (Marmi, 2011).

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pasa pemeriksaan


luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras dan bulat, yakni
kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba
bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain daripada yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian
atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada
umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.

Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat


dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan

5
dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemeriksaan ultrasonografik. Setelah ketuban pecah, dapat diraba
lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis
iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada
kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak
sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan (Wiknjosastro, 2007).

5. Etiologi Letak Sungsang

a. Dari sudut ibu

1) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks, mioma
bersama kehamilan).

2) Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang panggul, terdapat


tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala).

3) Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).

b. Dari sudut janin

1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.

2) Hidrosefalus atau anensefalus.

3) Kehamilan kembar.

4) Hidramnion atau oligohidramnion.

5) Prematuritas (Manuaba, 2010).

6. Prognosis

a. Bagi ibu

Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, ketuban pecah lebih


cepat, partus lama, sehingga mudah terkena infeksi.

6
b. Bagi bayi

Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran darah


plasenta setelah bokong lahir dan setelah perut lahir, tali pusat terjapit antara
kepala dan panggul, sehingga bayi bisa mengalami asfiksia. Oleh karena itu
supaya janin hidup, kepala janin harus dilahirkan dalam waktu maksimal delapan
( 8 ) menit sejak lahir sebatas pusat.

7. Cara Persalinan

Letak Sungsang Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks


prognosis untuk menilai lebih tepat apakah persalinan sungsang dapat dilahirkan
per vaginam atau per abdominal.

Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat


menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian
bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan melalui versi
luar ketika hamil. Persalinan diselesaikan dengan pertolongan pervaginam dengan
pertolongan fisiologis secara brach, ekstraksi parsial (secara klasik, Mueller,
loevset), persalinan kepala (secara mauriceau veit smellie, menggunakan forcep
ekstraksi). Ekstraksi bokong totalis (ekstraksi bokong, ekstraksi kaki) atau
pertolongan persalinan dengan sectio caesaria (Manuaba, 2010)

a. Pervaginam

Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat


yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit
ketuban sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin <
3600 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan
pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan
pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan
yang sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak
memungkinkan dilakukan bedah sesar, presentasi bokong yang tidak
terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin kedua pada kehamilan
kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan
kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi
kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak
adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang

7
berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan
(Wiknjosastro, 2007).

1) Persalinan spontan (spontaneous breech)

Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri


(cara bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu
tahapan pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase lambat.
Berikut ini prosedur melahirkan secara bracht : Ibu dalam posisi
litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva, dilahirkan dengan
kekuatan ibu sendiri. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan
selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam
pada presentasi belakang kepala.

2) Partial Extraction/ Manual Aid


Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong.

a. Muller

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil


dilakukan traksi curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu
depan di bawah simfisis dan lengan depan dilahirkan dengan
mengait lengan di bawahnya.

8
(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin
yang masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas
sampai bahu belakang lahir (Wiknjosastro, 2007).

b) Klasik

(1) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong


pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh
mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.

9
(2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke
dalam jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu
janin sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin

(3) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada


pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong
dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin
mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan dapat
dilahirkan (Wiknjosastro, 2007).

c) Lovset

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil


dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar
setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi
bahu depan

10
(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali
ke arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian
seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak
di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.

d) Mauriceau

11
(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin
dimasukkan ke dalam jalan lahir.

(2) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk


serta jari ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan jari
yang lain mencengkeram leher

(3) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong


seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke
tiga penolong mencengkeram leher janin dari arah punggung.

(4) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke


bawah sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.

(5) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin


dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion
sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi,
ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala (Wiknjosastro,
2007).

3) Full Extraction

Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.


Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat untuk
mengakhiri persalinan serta tidak ada kontra indikasi. Indikasi ekstraksi sungsang
yaitu gawat janin, tali pusat menumbung, persalinan macet.

a) Cara ekstraksi bokong

(1) Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os
sacrum).

(2) Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum


dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi
curam ke bawah.

12
(3) Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk
tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk
membantu traksi sehingga bokong berada di luar vulva.

(4) Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter


belakang.

(5) Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.

(6) Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.

(7) Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada


bokong janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari
kedua tangan berada di atas lipat paha janin.

(8) Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian


mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.

13
(9) Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina
untuk menentukan letak lengan janin, apakah 22 tetap berada di depan
dada, menjungkit atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong
sampai tulang belikat sering diperlukan bantuan dorongan kristeller.

b) Cara ekstraksi kaki

(1) Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada
pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina
untuk menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan
abduksi paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan
tindakan ini, fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain.

14
(2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang
dengan dua tangan operator pada betis dengan Bila satu atau dua kaki
sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan dua tangan
operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung betis.
Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar,
pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung
paha.
(3) Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan
menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.
(4) Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan
kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan
jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan
traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
(5) Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu
jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain
didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah
sampai trochanter depan lahir

15
(6) Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk
melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong
lahir
(7) Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan
traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu
dan lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan

6. Komplikasi persalinan letak sungsang

a. Komplikasi pada ibu

1) Perdarahan

2) Robekan jalan lahir

3) Infeksi

b. Komplikasi pada bayi.

1) Asfiksia Bayi dapat disebabkan oleh :

(a) Kemacetan persalinan kepala, aspirasi air ketuban / lendir

(b) Perdarahan atau edema jaringan otak

(c) Kerusakan medulla oblongata

(d) Kerusakan persendian tulang leher

16
(e) Kematian bayi karena asfiksia berat

2) Trauma persalinan

(a) Dislokasi fraktur persendian, tulang ekstermitas

(b) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung

(c) Dislokasi fraktur persendian tulang leher, fraktur tulang


dasar kepala, fraktur tulang kepala, kerusakan pada mata,
hidung atau telinga, kerusakan pada jaringan otak.

3) Infeksi dapat terjadi karena :

(a) Persalinan belangsung lama

(b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil

(c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam (Manuaba, 2010).

17
BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Asuhan Kebidanan Intranatal


ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA NY. T G2P1A0

DENGAN SUNGSANG USIA 28 TAHUN

DI PUSKESMAS PACET

KABUPATEN BANDUNG

Nama pengkaji : Kelompok Mahasiswa PKK II Puskesmas Pacet

Tanggal : 15 Desember 2020

Jam : 13.15 WIB

I. DATA SUBYEKTIF

A. Identitas / Biodata

Nama : Ny.T Nama Suami : Tn. A

Umur : 28 th Umur : 28 th

Suku : Sunda Suku : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BURUH

Alamat Rumah: Kp.Salakaso Desa Mandalajati

Telepon :

B. Status Kesehatan

1. Datang pada tanggal : 15 Desember 2020 pukul 13.15 WIB

18
2. Alasan kunjungan : ibu meraskan mules yang sering dan kuat,

dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

3. Keluhan – keluhan : ibu mengatakan mules sudah 4x10’x35”,

dan keluar lendir bercampur darah pada pukul 11.30 WIB

4. Riwayat menstruasi :

a. Haid Pertama : 12 tahun

b. Siklus : 29 hari

c. Banyaknya : 2- 3x ganti pembalut perhari

d. Dismenorhoe : tidak

e. Teratur / tidak : teratur

f. Lamanya : 7 hari

g. Keputihan : setiap sebelum haid

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tahun Jenis persalinan Dimana Yang menolong

persalinan
1. 2015 Normal Pmb Bidan

- - -

6. Riwayat kehamilan ini :

a. Hari pertama haid terakhir : 12-03-2020

Usia kehamilan : 40 minggu 2 hari

b. Kehamilan yang ke :2

c. Taksiran persalinan : 13-12-2020

d. Keluhan – keluhan pada :

Trimester I : Tidak ada

19
Trimester II : Tidak Ada

Trimester III : sakit perut bagian bawah

e. Pergerakan janin pertama kali pada usia kehmilan 18 minggu.

f. Pergerakan anak dalam 24 jam terakhir : >10 x dalam 24 jam

g. Keluhan – keluhan yang dirasakan bila ada jelaskan : Ibu

mengatakan TIDAK merasakan keluhan seperti merasa lelah,

mual dan muntah yang berlebihan , nyeri perutbagianbawah,

panas, menggigil, sakit kepala berat/ terus menerus, penglihatan

kabur, rasa nyeri/ panas waktu BAK, rasa gatal pada vulva vagina

disekitarnya, pengeluaran cairan pervaginam, nyeri,kemerahan ,

tegang pada tungkai, oedem.

7. Makan Terakhir : 09.40 WIB

Minum Terakhir : 09.50 WIB

BAB Terakhir : 05.00 WIB

BAK Terakhir : 05.00 WIB

8. Imunisasi TT : TT1 pada bulan Mei 2020

TT2 pada bulan Juni 2020

TT3 pada bulan Desember 2020

9. Riwayat KB : Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan

10. Riwayat Penyakit Sistemik : Ibu TIDAK memiliki riwayat

penyakit sistemik seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis,

disbetes mellitus, hipertensi, epilepsi.

11. Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu mengatakan bahwa di

keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit jantung, hipertensi,

diabetes mellitus

20
12. Riwayat Sosial

a. Status perkawinan : perkawinan pertama

b. Kehamilan ini : kehamilan ini direncanakan

c. Dukungan Keluarga : keluarga sangat mendukung

d. Pengambil Keputusan : Suami

13. Data Sosial

a. Pengetahuan tentang teknik mengedan yang benar : ibu belum

mengetahui

b. Pengetahuan tentang teknik relaxasi/pernapasan yang benar :

ibu belum mengetahui

c. Pengetahuan tentang resiko pada ibu dan janin dengan letak

sungsang : ibu dan keluarga belum mengetahui.

d. Pengetahuan tentang resiko ibu dan janin mengenai

pertolongan persalinan dengan letak sungsang di poned.

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Gelisah

Kesadaran : Composmentis

Tanda – tanda vital :

T/D : 120/80 mmHg N :80 x/m R : 20x/m S : 37oC

Tinggi badan : 151 Cm.

Berat badan : 61 Kg Berat badan sebelum hamil : 50 kg

IMT : 50/(1,51)2 = 21,92 kg (Normal)

Rentan Normal : 18,5 – 24,9 kg

21
2. Kepala

Muka : tidak terdapat oedem pada wajah

Mata : Konjungtiva merah muda , sklera putih

Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran

Hidung : Tidak ada kelainan

Mulut : Tidak pucat

Gigi : Tidak ada caries

3. Leher

Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan

Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

4. Dada dan Payudara

a. Dada

Jantung : Frekuensi jantung reguler,bunyi lupdup

Paru : auskultasi paru-paru vesikuler

b. Payudara

Bentuk : simetris

Putting susu : menonjol pada payudara kiri dan kanan

Pengeluaran : sudah ada (kolostrum)

Rasa nyeri : tidak ada

Benjolan : tidak ada

5. Pemeriksaan Kebidanan

A. Abdomen

1) Inspeksi : Membesar sesuai usia kehamilan, tidak oedema

22
2) Palpasi

TFU : 33 cm

Leoplod I :di fundus Teraba bulat, keras , melenting,

Leoplod II :Teraba bagian keras memanjang,

disebelah kiri perut ibu.

Teraba bagian kecil disebelah kanan perut

ibu

Leopold III :Teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting

(sudah masuk PAP)

Leopold IV : Divergent

Perliman : 1/5

TBBJ : (33 -11) x 155 = 3410 gram

HIS : 4x10’x45”

3) Auskultasi

DJJ : 141 x/m

B. Genetalia :

Terdapat tekanan pada anus ,perineum menonjol vulva dan vagina

membuka, ada pengeluaran lendir bercampur darah,terdapat

pengeluaran feses bayi dari bokong ibu

C. Pemeriksaan dalam :

Vulva/vagina : tidak ada kelainan

23
Portio : teraba tipis, lunak

Pembukaan : 10 cm

Ketuban : negatif (bercampur mekonium)

Presentasi : Bokong

Station : +2

Hodge : III

6. Anus : Tidak ada haemoroid

III. ANALISA

Diagnosa : G2P1A0 Inpartu aterm kala II Janin Hidup Tunggal

Intaruterin Presentasi Bokong Murni

Masalah : Ibu belum mengetahui cara mengedan,

relaxasi/pernapasan yang benar dan pengetahuan asuhan sayang ibu dan

ibu belum mengetahui tentang resiko persalinan dengan letak sungsang.

IV. PENATALAKSANAAN (pukul 13.20 )

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa secara keseluruhan ibu dan

janin dalam keadaan baik. TD: 120/80 mmhg, N: 80 x/menit, R: 20 x/menit,

S: 37OC, DJJ 140x/menit, pembukaan 10 cm. Serta menjelaskan pada ibu

bahwa persalinan adalah proses yang normal dan alamiah sehingga ibu

tidak perlu cemas dengan proses persalinan walaupun dengan letak

sungsang

 Ibu terlihat sedikit tenang mendengar kondisinya.

2. Menyiapkan partus set dan kelengkapan bayi.

24
 alat sudah

3. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi proses persalinan.

 Mertua mendampingi

4. Memposisikan klien senyaman mungki.

 Posisi litotomi

5. Memberitahu dan mengajarkan ibu cara mengedan yang yang benar.

 Ibu melakukannya

6. Membimbing ibu teknik relaksasi yaitu dengan cara menarik nafas

panjang, lalu dihembuskan secara perlahan ketika ibu merasa mulas.

 Ibu dapat melakukan teknik relaksasi dengan baik

7. Melakukan tindakan episiotomi untuk memperlebar jalan lahir dengan

indikasi gawat janin.

 Episiotomi dilakukan

8. Melakukan pertolongan persalinan dengan letak sungsang bokong murni

yaitu dengan cara ekstrasi total

 Pada pukul 13.30 Bayi lahir spontan tidak langsung menangis kuat

tonus otot tidak ada,warna kulit kebiruan, terdapat retaksi tota

 Bayi dilakukan tindakan resusitasi oleh penolong 3 dan 4

9. Mengecek bayi kedua

 Tidak ada janin kedua

25
ASUHAN INTRANATAL KALA III

PADA NY.T P2 A0 DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG BOKONG

MURNI

Nama Pasien : Ny. T

Tanggal : 15 Desember 2020

Nama Pengkaji : Mahasiswa kebidanan PKK II puskesmas pacet

No Tanggal/Jam CATATAN BIDAN


1. 15 -12-2020/13.40 S : ibu merasa senang atas kelahiran bayinya

namun ibu khawatir dengan keadaan bayinya

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

Abdomen : Kandung kemih kosong, kontraksi

uterus lembek, Tfu sepusat

Genetalia : terdapat tali pusat didepan vulva,

perdarahan 100 cc

A : P2A0 kala III

P:

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksan

2. Manajemen aktif kala III

3. Menyuntikan oksitosin 10IU secara IM dibagian

paha luar ibu

4. Melakukan jepit dan potong tali pusat

5. Memfasilitasi penatalaksanaan IMD

6. Mengosongkan kandung kemih

26
7. Melakukan PTT dan teknik dorso cranial

8. Terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta

9. Plasenta lahir 13.40 WIB secara spontan

Plasenta : lengkap

10. Massase uterus selama 15 kali dalam 15 detik

11. Menilai pendarahan dan cek laserasi terjadi

pendarahan yang di sebabkan oleh uterus

lembek (terjadi atonia uteri).

 Dilakukan tindakan kompresi bimanual

interna

 kompresi bimanual eksterna

diberikan obat misoprostol secara

IM 1/3 Paha luar

evaluasi : Tindakan berhasil

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL KALA IV

PADA NY.T P2A0 DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG BOKONG

MURNI

Nama Pasien : Ny.T

Tanggal : 15 Desember 2020

Nama Pengkaji : Mahasiswa kebidanan PKK II

NO Tanggal/jam Catatan Ibu

27
1. 15-12-2020/15.00 WIB S : ibu merasa senang atas kelahiran bayinya

namun masih merasa mules

O : KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TD :110/70 mmHg R : 21x/menit

N :75 x/menit S :37,60 C

Abdomen : TFU : 1 jari di bawah pust

Kontraksi : Lembek

Kandung Kemih : kosong

Genetalia : terdapat perdarahan +/- 150 ml,

perineum terdapat robekan di mukosa, kulit dan

otot perineum.

A : P1A0 kala IV dengan laserasi derajat 2

P:

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksan.

 Ibu mengerti

2) Melakukan penjahitan luka perineum dengan

memberikan anestesi dengan dosis melarutkan

lidokain 2 ml dengan aqua bides 2 ml pada spuit

5 cc.

 Penjahitan dilakukan

3) Estimasi jumlah darah yang keluar

 Daya tampung pempers ukuran L : 300

28
ml

4) Mengajarkan ibu untuk melakukan massase

uterus selama 15 detik.

 Ibu mengikuti

5) Memberikan konseling mengena perawatan

vulva hygin dan luka perineum

 Ibu mengerti

6) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum

Ibu mengerti

7) Menganjurkan ibu untuk beristirahat

 Ibu mengerti

8) Membersihkan ibu

 Ibu merasa nyaman

9) Menjelaskan kepada ibu efek samping

obat yang telah di berikan akan

menyebabkan menggigil

 Ibu mengerti

10) Menganjurkan keluarga untuk tetap

mendampingi ibu.

 Suami mendampingi

11) Cuci bilas alat dan sterilkan alat

12) Melakukan obervasi kala IV

29
MONITORING KALA IV

Jam Kontraksi Kandung


Waktu TD Nadi Suhu TFU Perdarahan
ke Uterus kemih

1 15.15 110/70 89 36,8 Sepusat Keras Kosong -

120/80 Sepusat Keras 1 pembalut

maternity
15.30 87 Kosong
ukuran 41 cm

: 150 ml

15.45 122/87 94 Sepusat Keras Kosong -l

16.00 130/73 82 Sepusat Keras Kosong -l

130/80 Keras 1/2 pembalut

1 jari maternity
2 16.30 81 36,8 Kosong
↓pusat ukuran 41 cm

75 ml

120/70 1 jari Keras


17.00 87 Kosong -
↓pusat

30
2. Asuhan Kebidanan Postnatal

ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM 2 JAM PADA NY.T P2A0

DI PUSKESMAS PACET

Nama pengkaji : Kelompok Mahasiswa PKK II Pacet

Tanggal : 15 Desember 2020

Jam : 15.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

A. Status Kesehatan

1. Datang pada tanggal : 15 Desember 2020 Pukul 13.15 WIB.

2. Keluhan-keluhan : Ibu mengatakan masih mules dan ibu

merasa tidak nyaman tetapi tidak mengganggu aktivitas dan ada

keluar darah sedikit banyak.

3. Riwayat persalinan sekarang

a. Tempat melahirkan : Ibu melahirkan di Puskesmas, dan ditolong

oleh bidan

31
b. Ibu

Jenis persalinan : Spontan, Letak Sungsang (Bokong Murni)

Komplikasi/kelainan dalam persalinan : Tidak ada

c. Bayi

Lahir pada tanggal : 15 Desember 2020 Pukul 13.30 WIB

BB : 3415 gr PB : 51 cm LK : 31 cm LD : 30 cm

APGAR :

Cacat bawaan : Tidak ada

Jenis kelamin : Laki- Laki.

d. Robekan perineum

Terdapat robekan di mukosa vagina, kulit perineum dan otot

perineum

e. Plasenta

Plasenta lahir lengkap

f. Perdarahan

Kala I : ± 20 cc

Kala II : ± 30 cc

Kala III : ± 600 cc

Kala IV : ± 100 cc

4. Proses Menyusui

a. Pertama kali : IMD

b. Frekuensi : 2 jam sekali

c. Kesulitan : Tidak ada

5. Pola Sehari – hari

No Pola Sehari –hari Postpartum


a. Makan 1x2 jam postpartum

32
Nasi, lauk pauk, sayur

b. Minum ± 3 gelas dalam 2 jam post partum

Air putih
Eliminasi

a. BAK 1x dalam 2 jam postpartum

b. BAB Belum
Istirahat ½ jam dalam 2 jam postpartum
Personal Hygiene

a. Mandi Belum

b. Gosok gigi Belum

c. Keramas Belum

d. Perawatan payudara Belum

e. Perawatan vulva hygiene Saat cebok dari arah belakang ke depan


Aktivitas Masih dibantu oleh keluarga

6. Riwayat persalinan

Catatan waktu

Kala II : 15 menit

Kala III : 10 menit

Kala IV : 2 jam

7. Data Sosial

1) Pengetahuan tentang tanda bahaya post partum : Ibu belum

mengetahui.

2) Pengetahuan tentang teknik menyusui : Ibu belum mengetahui.

3) Pengetahuan tentang perawatan payudara : ibu sudah

mengetahui

33
4) Pengetahuan tentang perawatan vulva hygiene : ibu belum

mengetahui

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TTD : 120/80 mmHg, N : 83 x/menit,

S : 36,80C, R : 21 x/menit

2. Kepala

a. Rambut : Hitam, tidak rontok

b. Muka : Tidak ada oedema

c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

d. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran

e. Hidung : Simetris,tidak ada pengeluaran

f. Mulut dan Gigi :Bersih, tidak ada caries.

3. Leher

a. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

b. Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembesaran

4. Dada dan payudara

a. Dada

1) Bentuk dan gerak pernafasan : simetris

2) Jantung :Bunyi reguler,frekuensi 83 x/menit

3) Paru : Bunyi paru vesikuler,frekuensi 21x/menit

b. Payudara

34
1) Keadaan : Bersih

2) Bentuk : Simetris

3) Puting susu : Menonjol

4) Pengeluaran : Colostrum berwarna kuning jernih

5) Rasa nyeri : Tidak Ada

6) Benjolan : Tidak ada

7) Striae : Tidak Ada

5. Abdomen

a. Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi dan tidak terdapat striae

gravidarum.

b. Palpasi : TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung

kemih kosong, normal.

6. Ekstremitas atas dan bawah

a. Atas

Keadaan : Bersih, kuku tidak pucat.

b. Bawah

1) Oedem : Tidak ada

2) Varises : Tidak ada

3) Haematoma : Tidak ada

1. Genitalia

a. Vulva/vagina

1) Keadaan : Bersih

2) Oedem : Tidak ada

3) Varices : Tidak ada

35
4) Pengeluaran pervaginam : Terdapat pengeluaran darah ±100

cc, konsistensi encer.

5) Perineum : Terdapat luka laserasi.

6) Anus : Tidak ada haemoroid.

III. ANALISA

1. Diagnosa: P2A0 post partum 2 jam

2. Masalah:

a. Ibu belum mengetahui tanda-tanda bahaya nifas

b. Ibu belum mengetahui teknik menyusui

c. Ibu belum mengetahui perawatan vulva hygiene

IV. PENATALAKSANAAN

Jam 15.30 WIB

1. Memberitahukan hasil

pemeriksaan yang didapatkan bahwa secara keseluruhan keadaan umum

ibu baik. Ibu merasa senang.

2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya post partum dan

penanganannya, yaitu:

a. Pendarahan post

partum: Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan

tiba-tiba merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke

fasilitas kesehatan.

b. Lochea yang

berbau busuk (bau dari vagina): Menganjurkan ibu untuk selalu

36
menjaga kebersihan vaginanya, jika terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.

c. Sub-involusi

uterus (pengecilan rahim yang terganggu): Menganjurkan ibu untuk

segera periksakan ke fasilitas kesehatan.

d. Nyeri pada perut

dan panggul: Menganjurkan ibu untuk melakukan istirahat baring, bila

nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas kesehatan.

e. Pusing dan lemas

yang berlebihan: menganjurkan ibu untuk melakukan istirahat baring,

makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral

dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya 3 liter setiap hari,

meminum tablet fe selama 40 hari, minum kapsul vitamin A (200.000

unit).

f. Suhu >38oC:

Menganjurkan ibu untuk istirahat baring, kompres dengan air hangat,

perbanyak minum, jika ada syok, segera pergi ke fasilitas kesehatan.

3. Memberitahu ibu mengenai teknik menyusui, yaitu sebelum dan sesudah

menyusui hendaknya mengolesi ASI untuk antiseptik dan mencegah

putting lecet. Teknik menyusui yang tepat yaitu dengan posisi badan bayi

menghadap ke ibu dan tidak hanya putting yang dihisap tetapi seluruh

areola ikut masuk. Ibu mengerti dan melakukannya dengan baik.

4. Menganjurkan ibu mobilisasi dengan cara miring kanan kiri terlebih

dahulu, duduk, lalu berjalan. Mobilisasi dilakukan secara bertahap agar

ibu cepat pulih. Ibu mengerti dan mencoba mirin kiri dan kanan.

37
5. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri

terutama bagian genitalia dengan cara membersihkan genitalia dengan

air bersih dan sabun dari arah depan ke belakang, lalu dikeringkan dan

menganjurkan ibu untuk sesering mungkin mengganti pembalut atau

minimal 4 jam sekali.Ibu dapat mengulangi kembali informasi yang

diberikan.

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL 6 JAM PASCA PERSALINAN

PADA NY.T P2A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG

Nama Pasien : Ny.T

Tanggal : 15 Desember 2020

Nama Pengkaji : Mahasiswa kebidanan PKK II

NO Tanggal/jam Catatan Ibu


1. 15-12-2020/20.30 WIB S : ibu mengatakan sudah dalam keadaan baik dan

masih merasa sedikit lelah.

O:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TD :120/80 mmHg R : 18x/menit

N :80 x/menit S :37,60 C

Abdomen : TFU : 3 jari dibawah pusat

Kontraksi : Keras

38
Kandung Kemih : kosong

Genetalia : Pengeluaran lochea (rubra) normal

( lockea lubra ) terdapat perdarahan ± 30 ml,

tidak ada tanda tanda infeksi seperti

kemerahan , dan keluar nanah dari jahitan.

A : P2 A1 6 jam post partum

P:

1. Memberitahu ibu mengenai hasil

pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan

baik. Ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu mobilisasi dengan

cara miring kanan kiri terlebih dahulu,

duduk, lalu berjalan. Ibu mengikuti

arahan

3. Memeberitahu ibu untuk memenuhi

nutrisi makanan bergizi seimbang dan

minum minimal 2 liter/hari. Ibu mengerti

39
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL 24 JAM PASCA

PERSALINAN

PADA NY.T P2A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG

Nama Pasien : Ny.T

Tanggal : 16 Desember 2020

Nama Pengkaji : Mahasiswa Kebidanan PKK II

NO Tanggal/jam Catatan Ibu


1. 16-12-2020/13.30 WIB S : ibu mengatakan sudah dalam keadaan baik dan

mobilisasi sudah dilakukan masih dengan

bantuan keluarga.

O:

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TD :120/80 mmHg R : 20x/menit

N :82 x/menit S :37,60 C

Abdomen : TFU : 3 jari dibawah pusat

Kontraksi : Keras

Kandung Kemih : kosong

Genetalia : pengeluaran lockhea normal ( lockea

lubra ) terdapat perdarahan ± 35 ml,.

A : P2 A0 24 jam post partum

P:

1. Memberitahu ibu mengenai hasil

pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan

baik . Ibu mengerti

40
2. Menganjurkan dan memeberitahu ibu

mengenai asupan nutrisi pada ibu nifas.

Ibu mengerti

3. Memberitahu ibu mengenai tanda

bahaya nifas. Ibu mengerti

4. Memberitahu ibu mengenai pola

istirahat. Ibu mengerti

5. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang

nifas 3 hari kemudian yaitu pada tanggal

19 Desember 2020. Ibu mengatakan

akan datang kembali pada tanggal yang

telah ditentukan

6. Ibu pulang.

3. Asuhan Kebidanan Neonatal


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR 2 JAM

PADA BAYI NY. T DENGAN ASFIKSIA

DI PUSKESMAS PACET

Nama pengkaji : Kelompok Mahasiswa PKK II

41
Tanggal : 15 Desember 2020

Jam : 13.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

A. Identitas/Biodata

Nama bayi : By. Ny. T

Umur bayi : 2 jam

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tanggal/jam lahir : 15 Desember 2020 / 13.30 WIB

Panjang badan : 51 cm

Berat badan : 3415 gram

B. Status Kesehatan

1. Tanggal masuk : 15 Desember 2020

2. Riwayat penyulit pada persalinan

a. Perdarahan : Ya

b. Preeklamsi : Tidak ada

c. Eklamsi : Tidak ada

3. Riwayat Maternal : Ibu ketika hamil mengalami kelainan letak janin

(sungsang).

4. Riwayat neonatal : Bayi lahir dalam keadaan Asfiksia berat tanpa

kelainan atau kecacatan apapun.

5. Riwayat genetik : Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit dari pihak

keluarga seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus.

6. Riwayat Keluarga : Bayi lahir dari keluarga yang sehat.

42
7. Riwayat lingkungan : Lingkungan tempat tinggal keluarga cukup bersih

dan memiliki sanitasi yang baik.

8. Kebiasaan waktu hamil

a. Makanan : Nasi, tahu, tempe, sayur.

Makanan pantangan : Tidak ada makanan pantangan

b. Obat-obatan/jamu : Ibu tidak mengkomsumsi obat – obatan

warung selain obat yang diberikan oleh bidan, ibu mengkonsumsi

tablet fe.

Jamu – jamuan : Ibu tidak mengkomsumsi jamu - jamuan

c. Merokok : Ibu tidak merokok

d. Lain – lain : Tidak ada

9. Riwayat persalinan sekarang

a. Tempat melahirkan : Puskesmas Pacet

b. Ibu

Jenis Persalinan spontan pervaginam, ketuban pecah spontan

warna Mekonium, plasenta lahir spontan lengkap, terdapat laserasi

derajat 2.

c. Bayi

Bayi lahir tanggal 15 Desember 2020 pukul 13.30 WIB, BB : 3415

gram, PB : 51 cm, mengalami asfiksia, tidak ada kelainan

kongenital, tidak trauma persalinan. Dilakukan tindakan Resusitasi,

pemberian O2 1 liter/menit, bayi sudah BAB dan BAK.

10. Data Sosial

43
a. Pengetahuan ibu tentang imunisasi : Ibu mengatakan sudah

mengetahui imunisasi dasar pada bayi.

b. Pengetahuan tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir : Ibu

mengatakan belum mengetahui tentang tanda bahaya pada bayi baru

lahir.

c. Pengetahuan tentang perawatan tali pusat : Ibu mengatakan belum

mengetahui tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar

II. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik, tidak menangis, warna kulit kebiruan

gerakan tonus otot kurang.

2. Suhu : 35,9°C

3. Berat badan : 3415 gram

4. Panjang badan : 51 cm

5. Kepala

a. Ubun-ubun : Datar

b. Sutura/Molase :0

c. Caput succedaneum : Tidak ada

d. Cephal haematoma : Tidak ada

e. Ukuran lingkar kepala : 30 cm

6. Mata

a. Tanda infeksi : Tidak ada

b. Konjungtiva : Merah muda

c. Sklera : Putih

d. Reflek pupil : Positif, pupil mengecil saat diberi cahaya

e. Reflek mengedip : Positif

44
7. Telinga

a. Bentuk : Simetris, normal

b. Keadaan : Bersih

c. Letak telinga dengan mata : Simetris dan sejajar

8. Hidung

a. Bentuk : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung

b. Keadaan : Bersih

9. Mulut

a. Bibir dan langit-langit : normal, warna kemerahan

b. Periksa adanya sumbing : Tidak ada

10. Leher

a. Pembengkakan : Tidak ada

b. Benjolan : Tidak ada

11. Dada

a. Bentuk : Simetris

b. Putting susu : Sudah terbentuk

c. Frekuensi nafas : 66 x/menit

d. Frekuensi jantung : 130 x/menit

e. Lingkar dada : 30 cm

12. Bahu, lengan dan tangan

a. Pergerakan tangan: Aktif

b. Jumlah jari : 5/5 kanan dan kiri

11. Sistem saraf

Refleks moro : Positif

13. Abdomen

45
a. Bentuk : Datar

b. Penonjolan tali pusat pada saat menangis : Tidak ada

c. Perdarahan tali pusat : Tidak ada

d. Tali pusat : Terlihat kotor

e. Benjolan : Tidak ada

14. Genetalia

a. Keadaan bersih

b. Terdapat lubang uretra di ujung penis

c. Terdapat dua testis di dalam skrotum

d. Bayi sudah BAK 1x saat pemeriksaan

15. Tungkai dan kaki

a. Pergerakan : Aktif

b. Jumlah jari : 5/5 kanan dan kiri

c. Refleks Babynski : Positif

16. Punggung dan Anus

a. Pembengkakan atau cekungan : Tidak ada

b. Anus : Berlubang

c. Pengeluaran mekonium : 1x warna hitam kehijauan

17. Kulit

a. Keadaan : Masih sedikit kotor, warna kebiruan

b. Verniks : Ada pada lipatan paha dan ketiak

c. Lanugo : Ada sedikit di lengan dan sekitar punggung

d. Tanda lahir : Tidak ada

46
III. ANALISA DATA

Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan, sesuai masa kehamilan usia 2 jam

dengan asfiksia

Masalah :

a. Ibu belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir

b. Ibu belum mengetahui perawatan tali pusat yang baik dan

benar

IV. PENATALAKSANAAN

Jam 15.30 WIB

1) Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang diperoleh

bahwa keadaan bayinya gawat dan sedang dalam pemantauan. Ibu

mengerti dan merasa khawatir.

2) Memberitahukan kepada ibu bahwa bayi sudah diberi Vit K untuk

mencegah perdarahan di otak,dan juga sudah diberikan salep mata untuk

mencegah terjadinya infeksi.

3) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dokter bahwa bayinya harus segera

dirujuk dikarenakan kondisi bayi yang membutuhkan penanganan khusus.

Ibu mengerti dan setuju untuk dilakukan rujukan.

4) Melakukan persetujuan dengan suami Ny. T dalam surat persetujuan

rujukan. Ibu dan suami menandatangani surat persetujuan.

5) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu:

47
a. Bayi tidak mau menyusu: Ibu harus merasa curiga jika bayinya tidak

mau menyusu. ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak

mau menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan

berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu

ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin dalam kondisi

dehidrasi berat.

b. Kejang: Sediakan obat penurun panas dengan dsis sesuai anjuran

dokter. Jika bayi ibu kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka

curigai adanya masalah lain dan segera bawa ke fasilitas pelayanan

kesehatan.

c. Lemah: Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah.

Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari

diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.

d. Sesak nafas: Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari

manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit atau lebih dari 60

kali per meni maka harus waspada. Lihat dinding dadanya, ada

tarikan atau tidak.

e. Merintih: Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Ketika bayi merintih terus menerus tetapi sudah diberi ASI, maka

konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain

yang bayi rasakan.

f. Pusar kemerahan: Menjaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.

Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Kemudian tutup

dengan kassa steril.

48
g. Demam atau tubuh merasa dingin: Suhu normal berkisar antara

36,5C-37,5C. jika kurang atau lebih perhatikan kondisi sekita bayi.

Memperhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi disekitar

membuat bayi kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin

atau pakaian yang basah.

h. Mata bernanah banyak: Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air

hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.

i. Kuku terlihat kuning: Terjadi karena bayi biasanya terjadi karena bayi

kurang ASI. Namun jika kuning pada bayi terjadi < 24 jam setelah lahir

atau > 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan

dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka harus

mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter. Tindakan yang harus

dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya untuk segera

merujuk ke rumah sakit atau puskesmas.

6) Mengingatkan kembali pada ibu tentang ASI Eksklusif yaitu hanya

memberikan ASI pada bayi sampai dengan umur 6 bulan tanpa

memberikan makanan tambahan apapun. Ibu akan memberikan ASI

Eksklusif pada bayinya.

49
BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH


4.1 Identifikasi masalah
Ny. T ibu datang dengan keluhan mules yang sangat kuat
dan sering. Serta ibu mengeluh ada pengeluaran lendir bercampur
darah dan sudah ada keluar air-air tidak tertahankan. Ny. T
mengatakan bahwa kehamilan ini kehamilan kedua G2P1A0 usia
kehamilan 40 minggu dengan usia ibu sekarang 25 tahun dan tinggi
badan 158 cm.
1. Identifikasi masalah intranatal
a. Diagnosa : G2P1A0 inpartum aterm kala II dengan letak
sungsang Masalah : ibu belum mengetahui cara mengedan,
relaksasi/ pernapasan yang benar dan ibu belum mengetahui
resiko persalinan sungsang, pengetahuan tentang resiko ibu
kepada keluarga mengenai persalinan letak singsang di poned
b. Diagnosa : G2P1A0 inpartu aterm kala II
Masalah : letak sungsang
c. Diagnosa : P2A0 kala III
d. Diagnosa : P2A0 kala IV
Masalah : laserasi derajat 2 ( terjadi robekan diotot perineum,
mukosa vagina dan kulit perineum ) sudah dilakukan penjahitan
dengan anastesi ( lidocain 2 ml dan di encerkan dengan
aquabides 2 ml )
2. Identifikasi masalah post partum
a. Diagnosa : P2A0 post partum 2 jam
b. Masalah : ibu belum mengetahui tanda-tanda bahaya nifas, ibu
belum mengetahui perawatan luka perineum dan vulva hygiene
dan ibu belum mengetahui memerah ASI.
3. Identifikasi masalah bayi baru lahir
a. Diagnosa : neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia
2 jam dengan asfiksia
b. ibu belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir, ibu belum
mengetahui perawatan tali pusat dengan baik dan benar,

50
4.2 Pembahasan Masalah
4.2.1 Identifikasi masalah intranatal
1. Kala II
a. Diagnosa : G2P1A0 infartu aterm kala II dengan letak
sungsang
Masalah : Letak sungsang bokong murni
b. Asuhan di puskesmas pacet
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
2. Persiapan alat dan diri
3. Persiapan alat resusitasi
4. Menganjurkan keluarga untuk memberikan asuhan
sayang ibu
5. Memimpin ibu untuk mengedan yang benar sesuai yang
telah disampaikan
6. Melakukan pertolongan persalinan sesuai APN
7. Melakukan episiotomi di daerah mediolateral dengan
indikasi gawat janin
c. Asuhan pada teori
1. Melakukan informed consent
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Melakukan persiapan pasien ( mengatur posisi pasien
menjadi litothomi) atau di tempatkan di meja ginekologi
4. Melakukan persiapan penolong
5. Melakukan vulva hygiene
6. Kosongkan kandung kemih
7. Cuci tangan dengan sabun di air mengalir dan pakai
sarung tangan kembali
8. Tindakan pertolongan persalinan pastikan pembukaan
lengkap
9. Malakukan episiotomi saat bokong membuka vulva atau
sesuai indikasi
10. Pimpin ibu mengedan, sampai dengan bokong lahir

51
11. Longgarkan tali pusat dan tunggu kaki janin lahir
seluruhnya, setelah bokong anak lahir, sampai dengan
umbilikus
12. Pertolongan dengan manuver spontan brach jika bayi
sudah lahir seperti pada letak bokong kaki, letak lutut dan
letak kaki bokong dipegang sedemikian rupa sehungga
kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari
lainnyamenggenggam bokong secara brach ( kedua ibu
jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sefangkan
janri-jari yang lain memegang panggul)
13. Lakukan hiperlordosis pada badan janin mengikuti gerak
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke arah
perut ibu dan sedikit kekiri dan kekanan sesuai dengan
punggung anak ( penolong hanya mengikuti gerakan ini
tanpa melakukan tarikan )
14. Seorang asisten membantu melakukan penekanan supra
pubis pada saat bokong sampai skapula lahir ( melakukan
tindakan ini untuk menghindari lengan bayi menjungkit )
15. Membawa bokong terus kearah atas perut ibu sampai
kepala lahir
16. Melakukan manual AID pengeluaran bahu belakang bila
punggung berada di sebelah kiri, kita kan masukan
tangan yang sesuai dengan tangan anak ( yang akan
dilahirkan tangan kanan ) dan tangan penolong yang
satunya memegang kedua kaki dengan jari telunjuk
diantaranya dan jari lainnya menggenggam kedua kaki
tersebut ( kedua kaki janin dipegang secara perasat
garpu tala ) dan digerakan kekanan atas
17. Jari tengah dan telunjuk tangan kanan penolong melalui
punggung, scapula sampai humerus janin menuju ke
lengan belakang sampai di fossa kubiti
18. Jari tangan penolong ditempatkan sejajr dengan humerus
janin sampai fossa kubiti dan lengan belakang janin

52
dikeluarkan dengan bimbingan kedua jari tersebut dan
dengan gerakan seakan-akan menyapu muka janin
19. Bersamaan dengan itu poin 17, kedua kaki janin di
pegang dengan tangan kiri penolong dan ditarik kekanan
atas
20. Arahkan tubuh janin kearah bawah atau arah bokong ibu
kemudian lahirkan lengan janin yang berada di bawah
symphisis
21. Secara muller jika terjadi kesulitan mengeluarkan bahu,
lahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik
kudua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah
belakang kontra lateral dari letak bahu depan
22. Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah
yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang
23. Lakukan manuver AID secara lovset setelah bokong bayi
lahir sampai sacrum, memegang pinggul bayi dengan
kedua tangan setelah bokong dan kaki bayi lahir
24. Memutar bayi seratus delapan puluh derajat, tarik ke
bawah dengan lengan bayi yang menjungkit sehingga
lengan posterior berada dibawah sympisis
25. Melahirkan lengan dengan memasukan satu atau dua jari
pada lengan atas serta menarik tangan kebawah siku
dalam keadaan fleksi dan lengan depan lahir
26. Melahirkan lengan kedua, putar kembali seratus delapan
puluh derajat kearah berlawanan ( dari kelahiran bahu
pertama kekiri atau kekanan ) sambil terlebih dahulu
27. Lakukan manual Aid jika kedua bahu sudah lahir
sedangkan kepala belum ( mengeluarkan kepala dengan
cara maericeau ) tangan luar menggenggam kaki dengan
jari telunjuk diantara kedua kaki dan mengangkat kaki
tinggi keatas
28. Masukan tangan kiri penolong kedalam vagina
29. Meletakan tangan bayi diatas tangan kiri sehingga badan
bayi seolah-olah menunggang kuda

53
30. Meletakan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila
atau fossa kanina bayi dan jari tengah didalam mulut bayi
31. Memegang atau cengkam tengkuk bahu bayi dengan
tangan kanan dan jari tengan mendorong oksipital
sehingga kepala menjadi fleksi
32. Menarik kepala dengan koordinasi tangan kiri dan kanan
secara hati-hati dengan gerakan memutar sesuai dengan
jalan lahir
33. Mengangkat badan bayi ( posisi menunggu kuda keatas
untuk melahirkan mulut, hidung dan seluruh kepala )
34. Melakukan manajemen aktif kala III
35. Dekontaminasi alat dan pencegahan infeksi pasca
tindakan
36. Asuhan kala IV
37. Lakukan pendokumentasian
2. Kala III
a. Diagnosa : P2A0
b. Asuhan di puskesmas pacet
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Manajemen aktif kala III
3. Menyuntikan oksitosin 10IU secara IM dibagian pahan
luar ibu
4. Melakukan jepit dan potong tali pusat
5. Mengosongkan kandung kemih
6. Melakukan PTT dan teknik dorso cranial
7. Terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta
8. Plasenta lahir 13.40 WIB secara spontan
Cek plasenta : lengkap
c. Asuhan pada teori
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Manajemen aktif kala III
3. Menyuntikan oksitosin 10IU secara IM dibagian paha luar
ibu
4. Melakukan jepit dan potong tali pusat

54
5. Mengosongkan kandung kemih
6. Melakukan PTT dan teknik dorso cranial
7. Terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta
8. Plasenta lahir secara spontan
d. Kesenjangan antara asuhan di puskesmas pacet deangan
asuhan teori tidak ada kesenjangan antara asuhan di
puskesmas pacet dengan asuhan teori yang ada
3. Kala IV
a. Diagnosa : P2A0
Masalah : laserasi derajat 2 ( terjadi robekan diotot perineum
mukosa vagina dan kulit perineum ) sudah dilakukan
penjahitan dengan anastesi ( lidocain 2 ml dan di encerkan
dengan aquabides 2 ml )
b. Asuhan di puskesmas pacet
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Melakukan penjahitan luka perineum dengan memberikan
anastesi dengan dosis melarutkan lidocain 2 ml dengan
aquabides 2 ml pada spuit 5 cc
3. Estimasi jumlah darah yang keluar
4. Mengajarkan ibu untuk melakukan messase uterus
selama 15 detik
5. Memberikan konseling mengenai perawatan vulva hyene
dan luka perineum
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat
8. Dekontaminasi alat
9. Membersihkan ibu
10. Cuci bilas alat dan sterilkan alat
11. Melakukan pbservasi kala IV
c. Asuhan pada teori
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Melakukan penjahitan luka perineum dengan memberikan
anastesi dengan dosis melarutkan lidocain 2 ml dengan
aquabides 2 ml pada spuit 5 cc

55
3. Estimasi jumlah darah yang keluar
4. Mengajarkan ibu untuk melakukan messase uterus
selama 15 detik
5. Memberikan konseling mengenai perawatan vulva hyene
dan luka perineum
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat
8. Dekontaminasi alat
9. Membersihkan ibu
10. Cuci bilas alat dan sterilkan alat
11. Melakukan pbservasi kala IV
d. Kesenjangan anatara asuhan di puskesmas pacet dengan
asuhan teori : tidak ada kesenjangan anatara asuhan di
puskesmas pacet dengan asuhan teori yang ada.

4.2.2 Identifikasi Masalah Post Partum


1. Post Partum 2 jam

a. Diagnosa : P2A0 post partum 2 jam


Masalah : ibu belum mengetahui tanda-tanda bahaya nifas, ibu belum
mengetahui teknik menyusui, ibu belum mengetahui perawatan vulva
hygiene.
b. Asuhan di Puskesmas Pacet :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa secara keseluruhan keadaan
umum ibu baik. Ibu merasa senang
2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya post partum dan
penanganannya, yaitu :
a. Pendarahan post partum : Pendarahan yang perlahan dan berlanjut
atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu kegawatdaruratan,
segeralah bawa ibu ke fasilitas Kesehatan.
b. Loceha yang berbau busuk (bau dari vagina) : Menganjurkan ibu
untuk selalu menjaga kebersihan vaginanya, jika terjadinya hal-hal
yang tidak di inginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas
Kesehatan.
c. Sub-involusi uterus (pengecilan rahim yang terganggu) :
Menganjurkan ibu untuk segera periksakan ke fasilitas Kesehatan.
d. Nyeri pada perut dan panggul : Menganjurkan ibu untuk melakukan
istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas
Kesehatan.

56
e. Pusing dan lemas yang berlebihan : menganjurkan ibu untuk
melakukan istirahat baring, makan dengan diet seimbang untuk
mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, minum
sedikitnya 3 liter setiap hari, meminum tablet fe selama 40 hari,
minum kapsul vitamin A (200.000 unit).
f. Suhu >38°C. menganjurkan ibu untuk istirahat baring, kompres
dengan air hangat, perbanyak minum, jika ada syok, segera pergi ke
fasilitas Kesehatan.
3. Memberitaahu ibu mengenaik teknik menyusui, yaitu sebelum dan
sesudah menyusui hendaknya mengolesi ASI untuk antiseptic dan
mencegah putting lecet. Teknik menyusui yang tepat yaitu dengan posisi
badan bayi menghadap ke ibu dan tidak hanya putting yang dihisap tetapi
seluruh areola ikut masuk. Ibu mengerti dan melakukannya dengan baik.
4. Menganjurkan ibu mobilisasi dengan cara miring kanan kiri terlebih
dahulu, duduk, lalu berjalan. Mobilisasi dilakukan secara bertahap agar ibu
cepat pulih. Ibu mengeri dan mencoba miring kiri dan kanan.
5. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
terutama bagian genitalia dengan cara membersihkan genitalia dengan air
bersih dan sabun dari arah depan ke belakang, lalu dikeringkan dan
menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menggantuk pembalut atau
minimal 4 jam sekali. Ibu dapat mengulangi Kembali informasi yang
diberikan.
6. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang nifas 3 hari kemudian yaitu
pada tanggal 18 Desember 2020. Ibu mengetakan akan datang Kembali
pada tanggal yang telah ditentukan.
c. Asuhan pada Teori :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa secara
keseluruhan keadaan umum ibu baik. Ibu merasa senang
2. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada post partum dan
penanganannya, yaitu :
a. Pendarahan post partum : Pendarahan yang perlahan dan berlanjut atau
perdarahan tiba-tiba merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah
bawa ibu ke fasilitas Kesehatan.
b. Loceha yang berbau busuk (bau dari vagina) : Menganjurkan ibu untuk
selalu menjaga kebersihan vaginanya, jika terjadinya hal-hal yang tidak
di inginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas Kesehatan.
c. Sub-involusi uterus (pengecilan rahim yang terganggu) : Menganjurkan
ibu untuk segera periksakan ke fasilitas Kesehatan.
d. Nyeri pada perut dan panggul : Menganjurkan ibu untuk melakukan
istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas
Kesehatan.

57
e. Pusing dan lemas yang berlebihan : menganjurkan ibu untuk melakukan
istirahat baring, makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya 3 liter setiap
hari, meminum tablet fe selama 40 hari, minum kapsul vitamin A
(200.000 unit).
f. Suhu >38°C. menganjurkan ibu untuk istirahat baring, kompres dengan
air hangat, perbanyak minum, jika ada syok, segera pergi ke fasilitas
Kesehatan.
3. Memberitaahu ibu mengenaik teknik menyusui, yaitu sebelum dan
sesudah menyusui hendaknya mengolesi ASI untuk antiseptic dan
mencegah putting lecet. Teknik menyusui yang tepat yaitu dengan posisi
badan bayi menghadap ke ibu dan tidak hanya putting yang dihisap tetapi
seluruh areola ikut masuk. Ibu mengerti dan melakukannya dengan baik.
4. Menganjurkan ibu mobilisasi dengan cara miring kanan kiri terlebih
dahulu, duduk, lalu berjalan. Mobilisasi dilakukan secara bertahap agar ibu
cepat pulih. Ibu mengeri dan mencoba miring kiri dan kanan.
5. Memberitahu dan menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
terutama bagian genitalia dengan cara membersihkan genitalia dengan air
bersih dan sabun dari arah depan ke belakang, lalu dikeringkan dan
menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menggantuk pembalut atau
minimal 4 jam sekali. Ibu dapat mengulangi Kembali informasi yang
diberikan.
6. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang nifas 3 hari kemudian yaitu
pada tanggal 18 Desember 2020. Ibu mengetakan akan datang Kembali
pada tanggal yang telah ditentukan.
d. Kesenjangan antara Asuhan di Puskemas Pacet dengan Asuhan Teori :
Tidak ada kesenjangan antara asuhan di Puskesmas Pacet dengan asuhan
teori yang ada.

2. Post Partum 6 Jam

a. Diagnosa : P2A0 post Partum 6 jam


b. Asuhan di Puskesmas Pacet
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam baik
2. Memberitahu ibu cara pemberian ASI setiap 2 jam sekali.
c. Asuhan pada teori :
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
baik.
2. Memberitahu ibu cara pemberian ASI setiap 2 jam sekali
d. Kesenjangan antara asuhan di Puskesmas Pacet dengan Asuhan Teori :
Tidak ada kesenjangan antara asuhan di Puskesmas PAcet dengan asuhan
teori yang ada.

58
3. Post Partum 24 Jam

a. Diagnosa : P2A0 Post Partum 24 jam


b. Asuhan di Puskesmas Pacet
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik
2. Menganjurkan dan memberitahu ibu untuk memenuhi nutrisi
3. Memberitahu ibu mengenai pola istirahat
4. Memberitahu ibu jadwal kontrol ke bidan 3 hari kemudian
c. Asuhan pada teori
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
2. Menganjurkan dan memberitahu ibu untuk memenuhi asupan nutrisi
3. Memberitahu ibu mengenai pola istirahat
4. Memberitahu ibu jadwal kontrol ke bidan 3 hari kemudian
d. Kesenjangan antara asuhan di Puskesmas Pacet dengan asuhan teori :
Tidak ada kesenjangan antara asuhan di Puskesmas Pacet dengan asuhan
pada teori.

4.2.3 Identifikasi Masalah Bayi Baru Lahir


a. Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 2 jam dengan
asfiksia
Masalah : ibu belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
b. Asuhan di Puskemas Pacet :
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang diperoleh
bahwa keadaan bayinya tidak menangis. Ibu mengerti dan khawatir
2. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayi sudah diberi Vit K untuk
mencegah perdarahan di otak, dan juga sudah diberikan salep mata
untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu :
a) Bayi tidak mau menyusu : ibu harus merasa curiga jika bayinya tidak
mau menyusu. ASI adlaah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak
mau nyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan
berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya tidak mau menyusu Ketika
sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin dana kondisi dehidrasi
berat.

59
b) Kejang : sediakan obat penurun panas dengan dosis sesuai anjuran
dokter. Jika bayi ibu kejang namun tidak dalam kondisi demam,
maka curigai adanya masalah lain dan segera bawa ke fasilitas
pelayanan Kesehatan.
c) Lemah : Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanyam maka waspadalah.
Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari
diare, muntah yang berlenihan ataupun infeksi berat.
d) Sesak nafas : Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari
manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit atau lebih dari 60
kali per menit maka harus waspada. Lihat dinding dadanya, ada
tarikan atau tidak.
e) Merintih : Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang
dirasakannya. Ketika bayi merintih terus menerus tetapi sudah
diberi ASI, maka konsulkasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada
ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
f) Pusar kemerahan : Menjaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.
Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Kemudian tutup
dengan kassa steril.
g) Demam atau tubuh merasa dingin : Suhu normal berkisar antara
36,5°C – 37,5°C. jika kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar
bayi. Perhatikan kondisi bayi kehilangan panas tubuh sepeerti
ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
h) Mata bernanah banyak : Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air
hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.
i) Kuku terlihat Kuning : Terjadi karena bayi biasanya terjadi karena
bayi kurang ASI. Namun, jika kuning pada bayi terjadi <24 jam
setelah lahir atau >14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga
telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka
harus mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter. Tindakan yang
harus dilakukan bila ada salah satu tanda bahaya untuk segera
merujuk ke rumah sakit atau puskesmas.

60
4. Memberitahu dan mengajari ibu melakukan perawatan tali pusat.
Menganjurkan ibu supaya perawatan tali pusat diperhatikan, tali pusat
di cuci dengan sabun dan air, jangan diberi betadine atau apapun tetapi
tetap bersih dan kering. Ibu mengerti dan bisa melakukannya.
5. Mengingatkan Kembali pada ibu tentang ASI Eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI pada bayi sampai dengan umur 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan apapun. Ibu akan memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya.
6. Memberikan ibu penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dasar pada
bayi.
a. Tujuan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
b. Jenis-jenis Imunisasi
1) Hepatitis : Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui IntraMuscular.
Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir.
(kemenkes, 2013).
2) BCG : Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya
penyakit TBC yang primer atau ringan dapat terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG. Efek samping pemberian
imunisasi BCG adlaah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.
3) DPT : Imunisasi pentavalent merupakan kombinasi dari jenis 3
vaksin, yaitu DPT, HB, dan Hib. Vaksin pentavalent adalah
kombinasi dari lima vaksin dalam satu : Difteri, Tetanus, batuk
rejan, hepatitis B dan Haemophilus Influenza tipe b/Hib (bakteri
yang menyebabkan meningitis, pneumonia dan otitis).

61
4) Polio : Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adlaah virus yang
dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral
5) Campak : Imunisasi campak merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegh terjadinya penyakit campak.
Kandungan vaksin ini adalah virus melalui subkutan. Imunisasi
ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat
suntikan dan panas.
c. Jadwal Imunisasi

Ibu mengerti dan dapat mengulangi Kembali informasi yang


disampaikan.

7. Memberitahu ibu jadwal kontrol ke bidan untuk ibu dan bayi 3 hari lagi
yaitu pada tanggal 18 desember 2020. Ibu akan datang Kembali pada
tanggal yang telah di tentukan.

c. Asuhan pada Teori :

1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah


diperoleh bahwa keadaan bayi tidak menangis. Ibu mengerti dan
khawatir.
2. Memberitahu kepada ibu bahwa bayi sudah diberi Vit K untuk
mencegah terjadinya perdarahan di otak, dan audah diberikan salep
mata untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu :

62
a. Bayi tidak mau menyusu : ibu harus merasa curiga jika bayinya
tidak mau menyusu. ASI adlaah makanan pokok bagi bayi, jika bayi
tidak mau nyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini
akan berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya tidak mau menyusu
Ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin dana kondisi
dehidrasi berat.
b. Kejang : sediakan obat penurun panas dengan dosis sesuai anjuran
dokter. Jika bayi ibu kejang namun tidak dalam kondisi demam,
maka curigai adanya masalah lain dan segera bawa ke fasilitas
pelayanan Kesehatan.
c. Lemah : Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanyam maka
waspadalah. Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah
bisa dipicu dari diare, muntah yang berlenihan ataupun infeksi
berat.
d. Sesak nafas : Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari
manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit atau lebih dari
60 kali per menit maka harus waspada. Lihat dinding dadanya, ada
tarikan atau tidak.
e. Merintih : Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang
dirasakannya. Ketika bayi merintih terus menerus tetapi sudah
diberi ASI, maka konsulkasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada
ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
f. Pusar kemerahan : Menjaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.
Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Kemudian tutup
dengan kassa steril.
g. Demam atau tubuh merasa dingin : Suhu normal berkisar antara
36,5°C – 37,5°C. jika kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar
bayi. Perhatikan kondisi bayi kehilangan panas tubuh sepeerti
ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
h. Mata bernanah banyak : Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air
hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.

63
i. Kuku terlihat Kuning : Terjadi karena bayi biasanya terjadi karena
bayi kurang ASI. Namun, jika kuning pada bayi terjadi <24 jam
setelah lahir atau >14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga
telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka
harus mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter. Tindakan yang
harus dilakukan bila ada salah satu tanda bahaya untuk segera
merujuk ke rumah sakit atau puskesmas
4. Memberitahu dan mengajari ibu melakukan perawatan tali pusat.
Menganjurkan ibu supaya perawatan tali pusat diperhatikan, tali pusat
di cuci dengan sabun dan air, jangan diberi betadine atau apapun
tetapi tetap bersih dan kering. Ibu mengerti dan bisa melakukannya.
5. Mengingatkan Kembali pada ibu tentang ASI Eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI pada bayi sampai dengan umur 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan apapun. Ibu akan memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya.
6. Memberikan ibu penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dasar pada
bayi.
d. Tujuan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
e. Jenis-jenis Imunisasi
6) Hepatitis : Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis.
Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui IntraMuscular.
Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir.
(kemenkes, 2013).
7) BCG : Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya
penyakit TBC yang primer atau ringan dapat terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG. Efek samping pemberian

64
imunisasi BCG adlaah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,
limfadenitis regionalis, dan reaksi panas.
8) DPT : Imunisasi pentavalent merupakan kombinasi dari jenis 3
vaksin, yaitu DPT, HB, dan Hib. Vaksin pentavalent adalah
kombinasi dari lima vaksin dalam satu : Difteri, Tetanus, batuk
rejan, hepatitis B dan Haemophilus Influenza tipe b/Hib (bakteri
yang menyebabkan meningitis, pneumonia dan otitis).
9) Polio : Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adlaah virus yang
dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral
10) Campak : Imunisasi campak merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegh terjadinya penyakit campak.
Kandungan vaksin ini adalah virus melalui subkutan. Imunisasi
ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat
suntikan dan panas.
f. Jadwal Imunisasi

Ibu mengerti dan dapat mengulangi Kembali informasi yang


disampaikan
7. Memberitahu ibu jadwal kontrol ke bidan terdekat untuk ibu dan bayi
3 hari.
c. kesenjangan antara asuhan di Puskesmas Pacet dengan Asuhan pada Teorii :
Tidak ada kesenjangan antara Puskesmas Pacet dengan Asuhan Pada teori.

65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
1. Asuhan kebidanan pada masa persalinan Ny.T dengan letak sungsang (bokong
murni ) di puskesmas pacet sesuai dengan teori

2. Asuhan kebidanan pada masa nifas NY.T Dengan letak sungsang (bokong murni)
dipuskesmas pacet sesuai dengan teori

3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir NY.T dengan letak sungsang (bokong murni)
di puskesmas pacet sesuai dengan teori

4. Dari lahan praktik puskesmas pacet asuhan yang diberikan tidak ada kesenjangan
dan sesuai dengan teori

5.2 SARAN
a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa di jadikan sebagai sumber reverensi sumber
bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada ibu hamil ibu bersalin ibu nifas serta bayi baru lahir dengan letak
sungsang

b. Bagi Lahan Praktik

Diharapakan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan dengan letak
sungsang baik kepada ibu hamil ibu bersalin ibu nifas dan bayi baru lahir

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu bersalin dengan
letak sungsang

d. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanaan pada ibu bersalin


dengan letak sungsang dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu
bersalin ,nifas dan bayi baru lahir dan mengerti tindakan segera yang harus di lakukan
kepada ibu bersalin terutama pada ibu yang dalam keadaan kegawatdaruratan.

66
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/artikel/segala-hal-mengenai-bayi-sungsang-yang-perlu-
diketahui-ibu-hamil

http://jurnal.fkunisa.ac.id/index.php/MA/article/view/52

1. Bima. Bab Ii Tinjauan Pustaka Aplikasi. Hilos Tensados. 2005;1:1–476.


2. Ii BAB. Materi 3.pdf. 2009;12–440.
3. Ii BAB. Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,
2012. 2018;8–50.

67

Anda mungkin juga menyukai