Anda di halaman 1dari 1

Kelompok 9

Karel
Leni anisafitri
Jeiren kristiana
Kirana
Gangguan pada Sistem Urinary
Kami mengangkat kasus inkontinensia urin, alasanya karena Inkontinensia urine
merupakan eliminasi urine dari kandung kemih yang tidak  terkendali atau terjadi diluar
keinginan.
prevalensi inkontinensia urin berkisar antara 15  –  30% usia lanjut di masyarakat dan
20-30% pasien geriatri yang dirawat di rumah sakit mengalami inkontinensia urin, dan
kemungkinan bertambah berat inkontinensia urinnya 25-30% saat berumur 65-74 tahun.
Masalah inkontinensia urin ini angka kejadiannya meningkat dua kali lebih tinggi pada
wanita dibandingkan pria. Perubahan-perubahan akibat proses menua mempengaruhi
saluran kemih bagian  bawah. Perubahan tersebut merupakan predisposisi bagi lansia
untuk mengalami inkontinensia, tetapi tidak menyebabkan inkontinensia. Jadi
inkontinensia bukan  bagian normal proses menua. Pada wanita umumnya inkontinensia
merupakan inkontinensia stres, artinya keluarnya urine semata-mata karena batuk, bersin
dan segala gerakan lain dan jarang ditemukan adanya inkontinensia desakan, dimana
didapatkan keinginan miksi mendadak. Keinginan ini demikian mendesaknya sehingga
sebelum mencapai kamar  kecil penderita telah membasahkan celananya.Jenis
inkontinensia ini dikenal karena gangguan neuropatik pada kandung kemih. Sistitis yang
sering kambuh, juga kelainan anatomik yang dianggap sebagai penyebab inkontinensia
stres, dapat menyebabkan inkontinensia desakan. Sering didapati inkontinensia stres dan
desakan secara  bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai