Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KENAIKAN


BERAT BADAN BAYI DI BPM OVARY
BABY SPA KOTA PALOPO
TAHUN 2020

RIZQI TRISUCIANI
B.17.09.026

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGA BUANA PALOPO
PALOPO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karuni-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan proposal
yang berjudul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Di BPM
Ovary Baby Spa Kota Palopo Tahun 2020”.

Dalam penyusunan proposal ini Saya banyak mendapat bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini Saya
menyampaikan rasa terimakasih yang tulus.

Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
teknis penulisan maupun bahasanya.Untuk itu peneliti mengharapkan adanya
masukan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya
proposal ini.Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan dan pengembangan praktik kebidanan.Terimaksih.

Palopo, 7 desember 2020

Risqi Trisuciani
DAFTAR ISI

JUDUL PROPOSAL .........................................................................1


DAFTAR ISI .........................................................................4
DAFTAR TABEL .........................................................................5
DAFTAR GAMBAR .........................................................................7
DAFTAR TABEL .........................................................................8
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................9
A.Latar Belakang .........................................................................9
B.Rumusan Masalah .......................................................................12
C.Tujuan penelitian .......................................................................12
D.Manfaat Penelitian .......................................................................12
E.Keaslian Penelitian .......................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................15
A.Tinjauan Umum Tentang Bayi.......................................................................15
B.Tinjauan Umum Tentang Pijat Bayi...............................................................18
C.Kerangka Teori .......................................................................38
D.Kerangka Konsep .......................................................................39
E.Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif....................................................40
E.Hipotesis .......................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................42
A.Desain Penelitian .......................................................................42
B.Lokasi Dan Waktu Penelitian .......................................................................44
C.Populasi dan Sampel .......................................................................44
D.Instrument Penelitian .......................................................................45
E.Pengumpulan Data .......................................................................46
F.Pengolahan Data .......................................................................46
G.Analisa Data .......................................................................47
H.Prosedur Penelitian .......................................................................49
I.Etika penelitian .......................................................................50

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

Tabel 2.1 PertumbuhanBalita

Tabel 2.2 DefenisiOperasional


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR JUDUL HALAMAN

Gambar 2.1 Pijat Kaki

Gambar 2.2 Pijat Perut

Gambar 2.3 Pijat Dada

Gambar 2.4 Pijat Tangan

Gambar 2.5 PijatWajah

Gambar 2.6 Pijat Punggung

Gambar 2.7 Kerangka teori

Gambar 2.8 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masa bayi merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan seseorang. masa kritis dimana pada masa itu bayi
sangat peka terhadap lingkungan dan sekelilingnya. Masa keemasan,
karena pada masa bayi tidak berlangsung lama dan tidak dapat diulang
kembali. (Ulfa & Munir, 2020)
Salah satu penyebab permasalahan berat badan adalah nafsu
makan anak yang turun.Dengan demikian, salah satu rangsangan atau
stimulasi yang dilakukan adalah pijat bayi.Pengalaman pijat pertama
yang dialami manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu
melalui jalan lahir ibu.Pijat bayi telah dilakukan sejak dahulu hampir
diseluruh dunia maupun di Indonesia (Harahap, 2019)
Manfaat piat bayi membantu perkembangan system imun
tubuh, merileksasikan tubuh bayi, membantu mengatasi masalah tidur
bayi, meningkatkan proses pertumbuhan bayi, menumbuhkan peran
positif terhadap bayi, mencegah gangguan resiko pencernaan, dan
serangan kronik pada bayi (Setiawan, 2015) Pertumbuhan dan
perkembangan anak merupakan hal yang sangat penting dan salah satu aspek
yang harus diperhatikan secara serius sejak usia dini. (Harahap, 2019)
Namun dalam rangka menurunkan angka kesakitan pada bayi
salah satu yang harus dipantau oleh orang tua adalah tumbuh kembang
bayi setiap bulannya dan perlu diamati berat badannya, panjang badan,
perkembangan gerakan motoric serta sensorik anak dari bulan ke bulan
agar orang tua mengetahui hal terbaik apa yang dilakukan selanjutnya.
(Fauziah et al., 2018)
Pijat bayi sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Seperti, penyerapan
makanan lebih meningkat sehingga bayi lebih sering lapar dan bayi
akan sering menyusu kepada ibunya sehingga bisa mempengaruhi
peningkatan berat badan bayi. (Marni., 2019)
mekanisme dasar pijat bayi adalah aktivitas Nervus Vagus
meningkatkan volume ASI yaitu penyerapan makanan menadi lebih
baik karena peningkatan akticvitas nervus vagus menyebabkan bayi
cepat lapar sehingga lebih sering menyusu pada ibunya. Seperti
diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak
diminta. Selain itu ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang
dan hal ini berdampak positif bagi peningkatan volume ASI (Harahap,
2019)
Kepmenkes 900/menkes/sk/vii//2002 tentang registrasi dan
praktiek bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau
tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh
kembang bayi. Salah satunya sudah dilakukan oleh masyarakat adalah
pijat bayi. (Fauziah et al., 2018)
Menurut World Healthy Organitation (WHO), 2017, secara
global sekitar 20-40% bayi usia 0-2 tahun mengalami masalah
keterlambatan dalam proses perkembangan. Prevalensi masalah
perkembangan anak diberbagai Negara maju dan berkembang
diantaranya Amerika sebesar 12-16%.Argentina sebesar 22% dan
Hongkong 23%. Beberapa penelitian yang telah dievaluasi berdampak
kegagalan bahkan memperpendek usia hidup (Bhandari, 2017).
Berdasarkan kementrian kesehatan 2017 masalah berat badan
bayi di Indonesia yang mengalami masalah pertumbuhan dan
perkembangan sebanyak 17 % sama dengan tahun sebelumnya 2016.
(Kementrian Kesehatan, 2018)
Prevalensi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) diperkirakan 15%
dari seluruh angka kelahiran dunia dengan batasan 3,3%-38% lebih
sering terjadi pada Negara berkembang. Secara statistic menunjukkan
90% kejadian BBLR di Negara berkembang dengan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dari bayi dengan berat badan lahir
lebih dari 2500 gram. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi
antara daerah satu dengan yang lain yaitu antara 9% - 30%. Hasil
study di 7 daerah multicenter terdapat BBLR dengan angka rentan
2,1%-17,2%. (Ulfa & Munir, 2020)
Kenaikan berat badan pada bayi dan balita dibawah usia lima
tahun merupakan masalah yang yang di alami oleh Provinsi Sulawesi
Selatan. Di tahun 2008 jumlah bayi dan balita sebesar 26.274 yang
ditimbang di Posyandu mengalami masalah dalam berat badan yang
tidak sesuai dengan usia bayi. Tahun 2009 kasus yang sama dilaporkan
bayi dan balita seumlah 81.837 dan tahun 2010, jumlahnya makin
bertambah menjadi 87.000 dari total bayi yang ada di provinsi
Sulawesi selatan sebanyak 497.557 bayi dan balita diperoleh dari data
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan,2010. (Kalsum, 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ulfa dan munir
pada Januari, 2019 di Kabupaten Bondowoso. Pijat bayi bermanfaat
meningkatkan hubungan batin orang tua dan bayinta, meningkatkan
produksi air susu ibu, mengembangkan komunikasi, memahami
isyarat bayi serta meningkatkan frekuensi asupan nutrisi yang
dibuktikan dengan bayi mengalami peningkatan berat badan dalam
waktu 15 hari pemijatan (Ulfa & Munir, 2020)
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan
bayi baru lahir di BPM ovary baby spa palopo tahun 2020.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah
yang penulis ajukan dalam peneltian ini adalah “Adakah Pengaruh
Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi di BPM Ovary Baby
Spa Palopo Tahun 2020?”.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi
di BPM ovary baby spa palopo tahun 2020.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi kenaikan berat badan bayi sebelum
dilakukan pemijatan di wilayah Kota Palopo tahun 2020.
b. Untuk mengetahui berat badan bayi baru lahir di wilayah Kota
Palopo tahun 2020.
c. Untuk menganalisis hubungan pengaruh pemijatan terhadap
kenaikan berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan di
wilayah kerja Kota Palopo tahun 2020.

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai metode pijat bayi terhadap
pertumbuhan berat badan bayi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai
gambaran serta masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang kesehatan neonatal.

2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
Agar peneliti dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
khususnya mengenai metode pijat bayi terhadap peningkatan
kenaikan berat badan bayi dan melatih penulis dalam penulisan
proposal dan skripsi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber pustaka bagi mahasiswa kebidanan
dalam meingkatkan pengetahuan mengenai pengaruh pijat bayi
terhadap kenaikan berat badan bayi baru lahir.
c. Bagi instansi kesehatan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan instansi kesehatan
setempat dapat membuat program sosialisasi mengenai pijat
bayi kepada masyarakat secara kontinue karena hubungan pijat
bayi terhadap kenaikan berat badan diharapkan dapat
mendapatkan hasil yang baik.
d. Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi petugas
kesehatan misalnya petugas kesehatan yang bertugas di ruang
fisioterapy dan perinatologi bahwa dengan melakukan stimulasi
sentuhan pijat bayi dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan
berat badan bayi.
e. Bagi ibu
Diharapkan dapat menjadikan bahan informasi penting bagi ibu-
ibu yang memiliki masalah pada perkembangan berat badan
bayinya dan agar ibu melakukan pijat bayi secara mandiri
dirumah.
f. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk keluarga
agar keluarga dapat mengontrol dan menjaga kestabilan
perkembangan dan pertumbuhan bayinya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Bayi

1. Definisi Bayi
Masa bayi dibagi menjadi dua periode yaitu masa neonatal dan masa
post neonatal.Masa neonatal dimulai dari umur 0-28 hari, sedangkan masa
post natal dimulai dari umur 29 hari-11 bulan (Departemen Kesehatan,
2019).
Bayi merupakan anak dengan rentan usia 0-12 bulan, pada masa ini
terjadi pertumbuhan yang sangat pesat (Rahmania, 2015)
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka
terhadap lingkungan dan dikatakan keemasan karena masa bayi
berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Marni, 2019)

2. Perkembangan Dan Pertumbuhan Bayi


Masa bayi baru lahir terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat.Gangguan gizi pada masa ini bersifat permanen, tidak dapat
dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa berikutnya terpenuhi.Masa
ini merupaka masa terbaik bagi orang tua untuk mengupayakan tumbuh
kembang bayi secara optimal.Upaya yang perlu diberikan dengan
memberikan pola asah, asih, dan asuh yang baik agar bayi dapat mencapai
status gizi yang optimal.Stimulasi berperan dalam meningkatkan hormone
pertumbuhan.Selain itu, stimulasi berupa pijat bayi dapat meningkatkan
kerja hormone dan sistem pencernaan. Hal ini menyebabkan nutrisi
terserap dengan baik sehingga tercapai pertumbuhan bayi yang optimal
(Rahmania, 2015)
masa bayi terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
termasuk tingkat kecerdasan anak. Faktor diantaranya adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain usia, jenis kelamin,
dan keturunan. Dan faktor eksternalnya adalah lingkungan, status ekonomi,
dan nutrisi.Lingkungan merupakan faktor yang penting karena dengan
lingkungan yang baik, bisa mendukung perumbuhan dan perkembangan
anak. Lingkungan yang nyaman bisa diterapkan orang tua yang mempunyai
anak balita dengan cara melakukan pijat bayi (Marni, 2019)
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh,
dll.Peningkatan berat badan bayi merupakan perbandingan secara langsung
dapat dilihat dari hasil penimbangan sebelumnya dibandingkan dengan
penimbangan anak terkini yang menunjukan peningkatan berat badan bayi
yang signifikan. Berat badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir
pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5
bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali
lipat berat badan lahir pada umur 2 tahun (Yunianti, 2018).
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus).Pada masa bayi-
balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan
fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,
adema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat
dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan
(Yunianti,2018).
Hidayat (2008) bahwa perlu dilakukan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan Pengukuran berat badan menurut semua
jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh
dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh
kembang anak (Yunianti,2018).

Tabel 2.1
Tabel Pertumbuhan Balita
Umur Berat (Gram) Panjang Badan
(Cm)
Standar 80% Standar 80% Standar
Atas
Lahir 3.400 2.700 50.5 40.5
0 –1 Bulan 4.300 3.400 55.0 43.5
2 Bulan 5.000 4.000 58.0 46.0
3 Bulan 5.700 4.500 60.0 48.0
4 Bulan 6.300 5.000 62.5 49.5
5 Bulan 6.900 5.500 64.5 51.0
6 Bulan 7.400 5.900 66.0 52.5
7 Bulan 8.000 6.300 67.5 54.0
8 Bulan 8.400 6.000 69.0 55.5
9 Bulan 8.900 7.100 70.5 56.5
10 Bulan 9.300 7.400 72.0 57.5
11 Bulan 9.600 7.700 73.5 58.5
12 Bulan 9.900 7.900 74.5 60.0
1 thn 3 Bulan 10.600 8.500 78.0 62.5
6 Bulan 11.300 9.000 81.5 65.0
9 Bulan 11.900 9.600 84.5 67.5
2 thn 0 Bulan 12.400 9.900 87.0 69.5
3 Bulan 12.900 10.500 89.5 71.5
6 Bulan 13.500 10.800 92.0 73.5
9 Bulan 14.000 11.200 94.0 75.0
3 thn 0 Bulan 14.500 11.600 96.0 77.0
3 Bulan 15.000 12.000 98.0 78.5
6 Bulan 13.500 12.400 99.5 79.5
9 Bulan 16.000 12.900 101.5 81.5
4 thn 0 Bulan 16.500 13.200 103.5 82.5
3 Bulan 17.000 13.600 105.0
6 Bulan 17.400 14.000 107.0 85.5
9 Bulan 17.900 14.400 108.0 86.5
5 thn 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0

B. Tinjauan Umum Tentang Pijat Bayi


1. Definisi pijat bayi
Menurut Dr.Frederick Leboyar, sentuhan, elusan, serta pijatan adalah
makanan bayi. Makanan ini sama pentingnya dengan mineral, vitamin dan
protein. Jadi sentuhan itu sangat penting apalagi dalam masa golen
age.Bayi sangat membutuhkan kehangatan dari ibunya, hanya dengan
sentuhan ibu bayi memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat (Juliani,
2017).
Pijat bayi dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa, tetapi lebih
banyak menekan pada sentuhan, karena itu pijat bayi bisa disebut dengan
stimulus fouch.Lapisan tubuh manusia yang paling peka adalah
kulit.selain berfungsi sebagai pelindung tubuh, kulit juga berfungsi
sebagai indera perasa selain lidah. Kulit manusia dapat merasakan tekanan
suhu udara dan sentuhan yang mengenalinya secara langsung karena itu,
sensasi sentuhan/raba adalah indra yang aktif berfungsi sejak dini, karena
bayi telah merasakannya sejak masa janin, yaitu ketika dikelilingi dan di
belai oleh cairan hangat ketuban. Sentuhan juga akan merangsang
peredaran darah dan akan menambah energi karena gelombang oksigen
yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan keseluruh tubuh.
Beberapa dengan teknik pijatan yang lain, pijatan pada bayi ini tidak
hanya memberi efek rileks dan membantu memperlancar peredaran darah
pada si kecil, tetapi juga salah satu cara untuk memberi stimulus pada
seluruh perkembangan indra bayi, meningkatkan berat badan dan
meningkatkan pertumbuhan (Prasetyono, 2017).
Pijat bayi merupakan salah satu teknik perawatan bayi yang sangat
khusus, biasanya untuk merawat bayi yang sakit perut, sembelit atau
kembung karena banyak minum, yang membuat bayi menangis terus
menerus karena merasa badannya tidak enak. Titik tekan pengobatan
(acupressure) pada bayi berbeda dengan orang dewasa yang membuat
pemijatan itu lebih efektif, jalinan ikatan batin antara ibu dan bayi
sangatlah penting mengingat semakin erat suatu jalinan terwujud semakin
tinggi pula pemahaman para ibu akan kebutuhan bayinya, sehingga
kesempatan bayi untuk tumbuh dengan lebih baik menjadi lebih besar pula
(Prasetyono, 2017).
Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi pelaksanaannya masih dipegang
oleh dukun bayi.
Pijat pertama yang dialami oleh bayi adalah pada saat bayi dilahirkan
yaitu ketika melalui jalan lahir ibu.Proses kelahiran adalah suatu
pengalaman traumatic bagi bayi, bayi harus meninggalkan rahim yang
hangat, aman, dan nyaman. Sentuhan tangan dari seorang ibu yang penuh
cinta dan kasih akan memberikan dampak yang besar akan membuat bayi
merasa nyaman karena efek skin to skin, keajaiban lain sentuhan menjalin
bounding ikatan cinta kasih semakin kuat.
Stimulasi pijat bayi mulai diperkenalkan oleh Dr. Tiffany Field dari
Touch Research Institute, Miami, Florida, AS, pada tahun1995. Saat
menyampaikan presentasinya dalam Kongres International Dokter
Spesialis Anak di Hong Kong pada menyatakan bahwa piat bayi harus
dibedakan dengan pijat orang dewasa yang lebih banyak memberi tenaga
yang besar untuk penekanan, piatan yang diberikan kepada si kecil lebih
adri usapan-usapan dan sentuhan-sentuhan, karena itu pijat bayi disebut
dengan stimulus touch dan dapat dilakukan setiap hari selama 15-20 menit
selama sebulan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur
maupun fungsi sel – sel di otak. Selain itu bayi-bayi yang dipijat selama 5
hari saja, daya tahan tubuhnya akan mengalami peningkatan besar 40%
disbanding bayi-bayi yang tidak dipijat (Prasetyono, 2017).

2. Mekanisme pijat bayi


Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas
yang dimiliki manusia. Sensasi sentuh atau raba adalah indra yang aktif
sejak dini. Oleh jarena itu sejak dalam kandungan, janin telah merasakan
bagian hangat cairan ketuban (Tyasnig et al., 2018)
Penelitia tentang pijat bayi sampai saat ini terus berkembang, ada
beberapa teori yang menerangkan mekanisme tentang pijat bayi, antara
lain:
a. Betha Endrosphins
Beta Endorsphin pijat bayi adalah trknik prmijatan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989,
schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian
pada bayi-bayi tikus dan ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat)
ibu tikus kepada bayinya terganggu akan menyebabkan penurunan
enzim ODC (ornithine decarboxylase) dimana enzim ini menjadi
petunuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan. Hal lain yang akan
teradi adalah penurunan pengeluaran hormone pertumbuhan.
Pengurangan sensai taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu
neurochemical betha-endoprhine, yang akan mengurangi pembentukan
hormone pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC
jaringan (Julianti, 2017).
b. Aktivitas Nervus Vagus
Aktivitas ini akan mempengaruhu mekanisme penyerapan makanan.
Penelitian Field dan Schanberg (1989) menunjukkan bahwa pada bayi
yang dipijat mengalami peningkatan nervus vagus yang menyebabkan
peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan
demikian, penyerapan makanan akan menadi lebih baik. Dengan rutin
dilakukan pemijatan maka berat badan bayi akan meningkat lebih
banyak dari pada yang tidak dipijat (Julianti, 2017).
c. Teori Perubahan Gelombang Otak
Pijat bayi yang baik akan membuat bayi tidur lebih lelap serta
meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Pijatan ini dapat
mengubah gelombang otak, perubahan ini terjadi dengan cara
menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta
serta tehta, perubahan gelombang ini dapat dibuktikan dengan
penggunaan EEG (electro encephalogram) (julianti, 2017)
d. Teori Immunitas
Aktivitas pemijatan akan meningkatkan aktivitas Neurotransmiter
Serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat
glucocorticoid (adrenalin suatu hormone stress). Proses ini sangat
membantu dalam penurunan kadar hormone stress yang efeknya dapat
meningkatkan daya tahan tubuh terutama lg M dan lg G (Julianti,
2017)

3. Manfaat Pijat Bayi


Para ahli berpendapat, pemijatan bayi yang dapat dilakukan sendiri
mungkin setelah bayi dilahirkan, lebih cepat mengawali pemijatan, bayi
akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan sejak
kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan (Syaukani, 2015). Brikut
beberapa manfaat pijat bayi (Julianti, 2017)

a. Manfaat untuk bayi


a) Meningkatkan daya tahan tubuh
b) Meningkatkan berat badan
c) Membuat bayi semakin tenang
d) Membuat bayi tertidur lelap
e) Meningkatkan pertumbuhan
f) Memperbaiki konsentrasi bayi
g) Membantu meringankan ketidaknyamanan (kolik, konstipasi,
tumbuh gigi)
h) Memacu perkembangan otak dan system saraf
i) Merangsang fungsi system pencernaan dan pembuangan
j) Memperkuat ikatan bounding bayi dengan ibu/orang tuanya.
k) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel
l) Quality time, bayi merasa aman
m) Komunikasi verbal dan non verbal
n) Mengurangi hormone stress
o) Kulit bayi lebih halus
p) Mengajar bayi sejak dini tentang pembagian tubuh
b. Manfaat untuk orang tua
a) Meningkatkan rasa kepercayaan diri ibu
b) Mewuudkan ikatan batin dan kedekatan yang lebih baik
(bounding)
c) Memudahkan orang tua mengenali bayinya
d) Membantu bahasa verbal dan non verbal
e) Menciptakan suasana yang menyenangkan
f) Mengurangi stress, depresi pasca melahirkan dan ketegangan

4. Hal-hal yang perlu dipersiapkan saat memijat


a. Persiapan diri
Jika ibu sudah yakin akan diri ibu untuk menyediakan waktu dan
jadikan momen yang selalu ditunggu bayi setiap hari. Santai,
nikmatilah dan bergembiralah.Silahkan anda cuci tangan, lepaskan
semua perhiasan ditangan, hangatkan tangan dan hiruplah beberapa
nafas dalam memusatkan diri anda dan rileks. Cobalah untuk tenang
dan focus lalu sambil ibu katakan kepada bayi ibu “nak, ibu akan
memberimu sedikit pijatan’. Katakan pada diri sendiri bahwa kasih
sayang dan cintaku mengalir melalui sentuhan ibu ke bayi”. Cobalah
untuk tidak terburu-buru karena akan membuat bayi sulit merespon
dengan baik. Jika hal ini terjadi maka bayi akan kesal, bunda harus
merespon bila bayi menangis segera berhenti atau memberi ASI dan
berilah pelukan. Setelah anda merasa siapmelakukan pijatan sebaiknya
lakukan stretching atau pemanasan.Gerakan tubuh kesamping kanan
dan kiri, rasakan cinta bersama bayi (Julianti, 2017).
b. Persiapan bayi
1. Tempat nyaman
Sebelum memulai memijat, ibu harus memperhatikan kondisi
lingkungan. Agar bisa membuat suasana yang tenang lingkungan
yang aman, banyak cara yang bisa dilakukan salah satunya
memperhatikan ruangan dengan suhu hangat sekitar 27%C, sunyi
dan penerangan redup. Jadi buat ruangan tidak berisik jika perlu
matikan handphone atau suara yang nanti mengganggu saat
pemijatan, tidak berangin, ruangan tertutup, tidak sumpek atau
panas, hindari angin masuk apalagi jika bayi dipijat tidak
menggunakan baju khawatir akan kedinginan. Bila perlu beri
music relaksasi atau bernyanyi yang lembut sebagai latar belakang
membantu menciptakan suasana yang terang.
2. Alat
Persiapan dari matras, handuk, lembut/selimut, minyak,
pakaian ganti dan mainan. Perlu disiapkan untuk sebotol susu
untuk persiapan selesai pemijatan, terkadang bayi suka lapar dan
duduklah senyaman mungkin, jika perlu gunakan bantal yang
dapat membuat membuat sandaran punggung ibu. Siapkan waktu
sekitar 15 menit tidak boleh diganggu hanya ibu dan bayi.
3. Permission/meminta izin untuk memijat kepada bayi
Sebaiknya tanyakan pada anak sebelum melakukan pemijatan
ia mau atau tidak. Walau pun bayi belum bisa bicara sekalipun,
jika respon anak baik maka pijat dapat dilakukan namun jika tidak
orang tua tidak bisa memaksakan anaknya untuk dipijat.
Cara meminta izin ini dinamakan “permission sequence”.Anda
menatap matanya mintalah izin darinya untuk memijatnya dan
sebut namanya.Contohnya “Nadia apakah kamu mau dipijat
sayang / ibu pijat kamu ya nak.Sambil ibu menggerak-gerakkan
tangan bunda di atas kepala bayi”.
Sebelum menyentuh kulitnya, ini merupakan suatu prosedur
pemanasan yang bagus.Kita memulai dari bagian kepala karena itu
ibu memperhatikan mata anak dan membangun komunikasi sambil
megamati respon yang diberikan.
Meskipun awalnya kelihatan aneh, tetapi mengkomunikasikan
melalui kintak mata dan suara ibunya penting sebelum
memulainya.Awalnya mungkin bayi tidak memahami permintaan
izin yang disampaikan. Namun seorang bayi yang masih sangat
kecil sudah dapat menangkap maksud ibu, jadi anak akan
mengetahui reaksi bayi anda dengan memperhatikan bahasa
tubuhnya.
Mengajukan permintaan izin kepada anak akan
memperlihatkan kepadanya rasa menghormati hal-hal yang
dirasakan ketika ia disentuh. Hal ini mengajarkan agar menghargai
tubuh dan perasaanya sendiri.Inilah konsep yang penting untuk
perkenalan.
Bagian kepala adalah bagian yang sangat peka.Jadi benar-
benar kita memberi sentuhan yang lembut.Saat memulai dari
bagian kepala bayi memperhatikan matanya dan membangun
komunikasi.Ada beberapa pendapat yang mengatakan dengan
menyentuh kepala dapat membuka cakra atau titik energy tubuh
(prtukaran energy kasih sayang antara ibu dan anak) atau di
anggap memijat aura atau lapangan listrik (Julianti, 2017).
4. Minyak pijat
Pemijatan dapat dilakukan dengan atau tanpa minyak.Namun
sebuah penelitian menunjukkan pemijatan sebaiknya dengan
minyak. Mengapa? karena minyak dapat memberikan ketenangan
dan relaksasi pada bayi. Bayi dipiat pakai minyak menjadi lebih
tenang dan memiliki hormone stress (cortisol) yang lebih rendah
dan menunjukkan tingkah laku stress lebih sedikit.
Pemijatan dapat meningkatkan aktivitas nervous vagus yang
disebut sebagai factor penyebab dibalik meningkatnya selera
makan dan pertumbuhan bayi akan lebih baik.
Minyak digunakan sebagai pelicin, minyak yang digunakan
sebaiknya minyak dasar atau minyak pelarut saja.Yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan biji-bijian atau minyak alamiah.sebaiknya
minyak yang digunakan membuat tangan ibu mudah bergerak dan
saat ibu menyentuh kulit bayi lebih dalam membuat bayi lebih
nyaman. Sebaiknya hindari penggunaan minyak pada bagian wajah
bayi anda, berhati-hati agar tidak mengenai mata bayi.Jangan
memberikan minyak langsung pada kulit, lebih baik tuangkan
sedikit minyak ke tangan anda, gosokkan diantara kedua telapak
tangan supaya hangat atau minyak di taruh dicawan agar tidak
tumpah. Ketika hendak memiat ibu celupkan jari kedalam minyak
dan gosokkan kedua tangan agar merata.Jangan menuangkan
kembali sisa minyak ke dalam botol karena bisa saja minyak
terkontaminasi, buang sisa minyak selesai digunakan.
Apabila ibu kuatir akan adanya reaksi alergi pada kulit bayi ibu
bisa gosokkan sedikit minyak ke satu titik di lengan ats bayi.
Tunggu satu jam untuk melihat reaksi alergi. Akan tampak bercak
merah dan akan hilang sendiri setelah 1-2 jam.
Hindari : minyak yang mengandung kimia, berbau parfum,
terlalu lengket, hindari baby oil yang mengandung mineral oil
yang dimaksud minyak oil yang tidak akan diserap kulit bayi.
Minyak atsiri juga tidak cocok untuk bayi karena konsentrasinya
terlalu pekat dan baunya terlalu menyengat (Julianti 2017).
5. Posisi memijat
Pemijatan ini berlangsung hanya sekitar 10-15 menit,
bagaimana caranya anda duduk, posisi memijatnya sangatlah
penting untuk anda rileks.Posisi ibu dan bayi yang benar adalah
ketika eye contact/ tatapan mata saling memandang dengan penuh
senyum dan bahagia dan kenali posisi yang disukai bayi misalnya
melakukan pemiatan sehingga tidak merasa bosan dan pemijatan
berjalan dengan baik dan bounding ikatan cinta kasih anda terjalin
kuat. Ada beberapa posisi dalam pemijatan bayi:
1) Duduklah dengan nyaman dengan kaki selonjor kedepan, kalau
perlu menggunakan bantal. Dengan posisi ini anda dapat
salingv pandang dengan bayi. Tarik nafas sejenak untuk
menciptakan harmoni .
2) Meletakkan tangan pada posisi yang diminta dan mendorong
tubuh ke depan lalu menggunakan seluruh berat badan untuk
memegang kendali (nyaman dipunggung) dan mencapai
sentuhan lebih indah. Diharapkan ketegangan di otot dapat
trhindar, jika ibu merasa tidak nyaman ganti posisi ibu.hindari
posisi berlutut, khususnya duduk dibagian belakang tumit, ini
berbahaya bagi ligament dibagian belakang lutut. Dan
menekuk tubuh kedepan dan mendorong tubuh kedepan maka
akan terasa lebih melelahkan dan dapat mengganggu punggung
anda misalnya anda mengambil handuk, posisi menekuk dan
memutar terus menerus adalah penyebab cidera punggung.
3) Duduklah di tepi bantal dengan kedua tungkain dan kaki
terbuka depan anda (Juliati, 2017).
6. Tekanan memijat
Bayi menyukai tekanan yang cukup mantap/tegas karena
tekanan tegas akan merangsang bagian tubuh yang dipijat. Namun
tekanan yang terlalu ringan cenderung membuat bayi
gelisah.Tekanan terlalu kuat juga menyebabkan bayi tidak
nyaman.Tekanan mantap yang diminta adalah dimana tangan harus
kontak dengan kulit.tangan ibu fleksible dengan control yang baik
agar tekanan yang dihasilkan sama dengan irama pemijatan
menjadi konstan ini sangat penting untuk memberikan relaksasi
pada jaringan.
Sebuah penelitian menunjukkan bayi preterm cenderung
menyukai sentuhan ringan karena akan membuat sang bayi merasa
geli. Sebaiknya tekanan memijat adalah cukup tegas / mantap agar
memberikan lebih banyak manfaat, bayi menjadi lebih rileks dan
tidur lebih lama disbanding dengan bayi yang dipijat dengan
sentuhan ringan.(Julianty, 2017)
7. Langkah-langkah sebelum memulai pemiatan
Lakukanlah
a. Meminta izin pijat
1. Mencuci tangan dan hangatkan tangan, melepas perhiasakn
dan kuku tidak panjang agar tidak menggores kulit.
2. Tersenyum dan menjaga kontak mata, pusatkan perhatian
memijat anda dengan bayi anda.
b. Bicaralah dan menyanyilah untuk sang bayi, memijat adalah
kegiatan menyenangkan yang anda lakukan bersama bayi,
bukan terhadap bayi anda.
Tidak boleh dilakukan:
1. Jika bayi sakit/demam, kecuali untuk teknik memijat
sebagai therapy penyakit misalnya kembung atau batuk
pilek
2. Jika bayi tidak ingin dipijat, tidak boleh memaksa
3. Jika kulitnya terkena eksim, konsultasi ke dokter terlebih
dulu
4. Jika bayi baru diimunisasi tunggu 48 jam untuk melihat
apakah ada efek samping
5. Hindari daerah yang memar, bengkak, meradang, atau
sensitive, konsultasi pada dokter
6. Hindari kuku panjang
7. Jika bayi sedang tidur, setelah minum atau makan, minimal
1 jam setelah bayi makan/minum dilakukan pemijatan
(Julianty, 2017)
5. Waktu yang tepat dilakukan pijat bayi
Banyak dari orang tua yang merasa ragu untuk memijatkan
bayinya.Keraguan ini cukup beralasan karena di samping masalah terlalu
kecil, juga tulang bayi belum cukup kuat untuk dilakukan
pemijatan.Keraguan ini hendaknya bisa ditepis karena pijat bayi sangatlah
berbeda dengan orang dewasa.Menurut para ahli di bidang tumbuh
kembang anak, pijat bayi dapat dilakukan melalui usapan halus tanpa
tekanan, dan dapat dimulai setelah bayi lahir sekalipun.Jadi, memijat bayi
dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan (Prasetyono, 2017).
Sejumlah ahli mengatakan pijat bayi sebaiknya dilakukan setelah bayi
melewati usia 3 bulan ketika fisik bayi tidak terlalu lemah untuk dipijat.
Namun beberapa para ahli mengatakan pijat bayi dapat dilakukan sejak
usia bayi beberapa minggu dengan alas an pijat bayi dapat membantu bayi
melewati masa transisi dari rahim keluar (Galenia, 2014).
Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan
setiap hari semenjak bayi lahir sampai usia 6-7 bulan. Sebaiknya pemijatan
dilakukan dipagi hari sebelum mandi, atau bisa malam hari sebelum tidur,
karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan tentunya bayi
juga perlu relaksasi agar otot-ototnya menjadi kendur kembali, sehingga
bayi dapat tidur dengan nyenyak (Prasetyono, 2017).
Pemijatan dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa keahlian khusus,
namun harus diingat bahwa yang dipijat adalah seorang bayi yang
tulangnya belum cukup kuat unruk dilakukan penekanan seperti dalam pijat
seorang dewasa.Sebelum memijat pastikan tangan anda bersih dan
hangat.Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit
bayi (Prasetyo, 2017).
Waktu yang digunakan dalam pemijatan tidak ada ketentuan baku.
Namun, berdasarkan pengalaman, palin lama pemijatan secara lengkap
dapat dilakukan sekitar 15 menit. Setelah selesai, segeralah bayi
dimandikan agar tubuhnya merasa bersih dan segar dari lumuran baby oil
(Prasetyono, 2017).
Pemijatan bisa dilakukan oleh siapapun, baik ayah, ibu, nenek, atau
anggota keluarga lain. Penelitian di Australia membuktikan, bayi yang
dipijat ayahnya berat badannya cenderung naik dan hubungan dengan ayah
makin baik. Bahkan bayi yang dipijat sejak usia 4 minggu, ketika mencapai
usia 12 minggu, akan lebih responsive (Prasetyono, 2017).

6. Teknik memijat bayi


Teknik memijat sangat mudah dipelajari oleh siapapun, karena itu
untuk memberikan pijatan kepada sikecil, tak selalu harus dengan bantuan
tukang pijit bayi.Andapun bisa melalukan sendiri di rumah. Asal anda
memahami betul tata cara pemijatan serta kondisi bagaimana yang boleh
dipijat dan yang tidak boleh. Ada beberapa bagian tubuh bayi yang
dianjurkan untuk diberikan pijatan yaitu : wajah, dada, perut, tangan, dan
kaki, serta punggung. Sebelum memulai memijat, lakukan beberapa
langkah persiapan (Prasetyono, 2017) yaitu:
a. Mencuci tangan
b. Hindari kuku dan perhiasan yang menggores kulit
c. Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap
d. Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar
e. Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk
melakukan proses pemijatan
f. Baringkan bayi diatas kain yang rata dan lembut dan bersih
g. Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman
h. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai
wajahnya sambil mengaak bicara

7. Tata cara memijat sikecil


Untuk mendapatkan manfaat yang optimal pemijatan bayi tak bisa
dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang mesti
diperhatikan (Prasetyono, 2017).
a. Bayi Umur 0-1
untuk bayi umur 0-1 bulan, disarankan hanya diberi gerakan yang
lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu diingat bahwa sebelum tali
pusat bayi terlepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.
b. Bayi Umur 1-3
untuk bayi berumur 1-3 bulan, disarankan diberi gerakan halus
disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
c. Bayi Umur 3 bulan-3 Tahun
untuk bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan agar seluruh
gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang lebih meningkat.
Total waktu pemijatan sekitar 15 menit (Galenia, 2014)

8. langkah-langkah pemijatan bayi


langkah-langkah pemijatan bayi (Julianti, 2016)
memulai pijatan dari kaki karena kaki merupakan area yang paling
mudah diterima bayi, tidak mudah sensitive dan bayi memulai pemijatan
dari kaki lanjut ke badan dan anggota tubuh yang lainnya dan bayi merasa
aman dan menikmati pemijatanyya.
Kegiatan pemijatan sebaiknya dilakukan setiap hari dan teratur selama
15 menit atau sesuai kebutuhan bayi, tidak ada jumlah gerakan yang
dilakukan kuncinya adalah lakukan dengan sabar dan sentuhan penuh cinta.
a. Pijatan kaki
a) Relaxation touch
Usapan dan goyangan halus disertai dengan kata-kata lembut
“rilekskan kakimu sayang”.
b) Memerah susu india
Pegang pergelangan kaki di bagian atas mulai dari paha hingga
pergelangan kaki secara bergantian.
c) Memutar dan memeras
Memumat dan memeras kaki dengan kedua tangan mulai dari
pangkal paha sampai ujung kaki
d) Telapak kaki
Pijat telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari arah
tumit ke perbatasan ari kaki
e) Tekan titik telapak kaki
Tekan titik telapak kaki dengan ibu jari secara bergantian dari arah
bawah, tengah, atas, tengah, kembali ke bawah.
f) Memilin jari
Mulailah memilin dengan tarikan lembut dengan ibu jari dengan jari
telunjuk pada setiap ujung jari jari mulai dari ibu jari.
g) Punggung kaki
Gerakan mengurut dengan kedua ibu jari pada punggung kaki
dimulai dari jari kaki ke pergelangan kaki
h) Gerakan lingkaran
Buatlah lingkaran-lingkaran dipergelangan kaki
i) Gerakan V
Dilakukan dari pergelangan kaki kebawah menuju pangkal paha
secara bergantian berbentuk membentuk huruf V.
j) Gerakan menggulung
Gerakan menggulung dari pangkal paha kearah bawah
k) Gerakan akhir
Tepukkan kedua telapak kaki nayi dan biarkan lututnya tertekuk keluar
Gambar 2.1
Pijat kaki

b. Pijatan perut
a) Relaxation touch
Sentuhan lembut dan halus di perut bayi “usap perutnya ya sayang”
b) Mengusap perut
Mengusap perut bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
c) Mengusap perut dengan bagian kaki diangkat
Mengusap perut dengan kaki dengan satu tangan, kemudian tangan
yang lain mengusap perut sampai kaki
d) Ibu jari kesamping
Letakkan kedua ibu jari disamping perut kanan dan kiripusar perut
dan gerakan kearah samping kiri dan kanan
e) Matahari dan bulan
Matahari: lingkaran penuh searah jarum jam
Bulan: setengah lingkaran
Lakukan gerakan matahari dan bulan secara bersama-sama
f) I Love You
I : pijat dengan segitiga ujung jari tangan, dari perut kiri atas bayi lurus
kebawah seperti huruf I.
LOVE : piat dengan tiga ujung jari tangan, dari kanan atas ke kiri atas
perut bayi, kemudian ke bawah membentuk huruf L terbalik.
YOU : pijat dengan tiga ujung jari tangan, dari lanan atas kemudian
keperut kiri atas menuju bawah, memmbentuj huruf U terbalik.

gambar 2.2

pijat perut

c. Pijat dada
a) Relaxation touch
Sentuhan halus dan lembut di dada bayi.
b) Gerakan love
Letakkan uung jari kedua tangan di tengah dada, lalu gerakkan ke
atas bahu lalu kesamping hingga kebawah membentuk LOVE dan
kembali lagi keuluh hati.
c) Gerakkan kupu-kupu
Gerakan menyilang dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan
memijat, menyilang dari tengah dada kearah bahu kiri dan kembali ke
tengah dada.

gambar 2.3

pijat dada

d. Pijat tangan
a) Relaxation touch
Usapkan dan goyang halus disertai dengan kata “rilekskan tanganmu
sayang”.
b) Pijat ketiak
Gerakkan memiat pada daerah ketiak dari atas ke bawah jika terdapat
pembengkakan kelenjar dibawah ketiak sebaiknya tidak dilakukan.
c) Memeras susu india
Pegang pergelangan tangan dibawah pangkal tangan ke ujung tangan
secara bergantian.
d) Memutar dan memeras
Memutar dan memeras tangan dengan kedua tangan mulai dari
pangkal tangan sampai ujung tangan.
e) Jari-jari
Mulailah memilin dengan tarikan lembut dengan ibu jari dan jari
telunjuk pada setiap uung jari mulai dari ibu jari.
f) Punggung tangan
Pijat punggung tangan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian
mulai dari arah pergelangan ke jari-jari.
g) Gerakan lingkaran
Membentuk lingkaran kecil pada pergelangan tangan.
h) Gerakan V
Dilakukan dari pergelangan tangan bawah menuju pangkal tangan
atas secara bergantian membentuk huruf V.
i) Gerakan menggulung
Gerakan menggulung pergelangan pada tangan dari pangkal tangan
atas ke pergelangan tangan bawah.
j) Gerakan akhir
Tepuk kedua telapak tangan bayi
gambar 2.4

pijat tangan

e. Pijat muka dan wajah


a) Relaxtion touch
Sentuhan atau usapan lembut dan halus diwajah bayi.
b) Dahi
Letakkan jari kedua tangan pada pertengahan lalu tekan dengan
lembut mulai dari tengah hingga keluar.
c) Alis
Letakkan kedua ibu ari di atas alis pijat bagian alis mulai dari tengah
kesamping searah dengan bulu rambut alis.
d) Hidung
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis lalu turun ke tepi
hidung kearah pipi dengan membuat gerakan kesamping seolah-olah
membuat bayi tersenyum.
e) Bawah hidung
Letakkan kedua ibu jari dibwah hidung dari tengah kesamping
membentuk senyum.
f) Dagu
Letakkan kedua ibu jari ditengah dagu dan pijat kearah samping.
g) Lingkaran kecil di rahang
Buatlah lingkaran kecil dirahang dengan tekanan lembut sehingga
bayi tidak merasa sakit.
h) Belakang telinga, leher, dan dagu
Gerakkan jari-jari kedua tangan dari belakang telinga, leher, dan
dagu.
gambar 2.5pijat muka

f. Pijat punggung
a) Relaxation touch
Sentuhan lembut dan halus dipunggung bayi.
b) Maju mundur
Pijatlah punggung bayi dengan gerakan maju mundur dari bawah
leher sampai bokong.
c) Usapan punggung
Tahan bokong dengan tangan kiri lalu tangan kanan mengusap dari
leher sampai bokong.
d) Usapan punggung kaki diangkat
Tangan kiri memegang kaki bayi dan tangan kanan mengusap dari
punggung sampai tumit bayi.
e) Gerakan Circle
Gerakan menggaruk dari pangkal leher kearah bawah sampai pantat
bayi.
f) Gerakan menggaruk
Gerakan menggaruk dari pangkal leher kearah bawah sampai pantat
bayi.
g) Gerakan akhir
Sedikit tangkupkan kedua tangan, lalu tepuk punggung dan pundak
dari atas kebawah.Semua orang suka tepukan di punggung begitu uga
bayi.
Gambar 2.6 Pijat punggung

C. Kerangka Teori

Aktivitas Nervus
Vagus

Peningkatan Nervus
Vagus

Pijat Berat
Pengosongan
Bayi Badan
Lambung Cepat
Bayi

Peningkatan Produksi
ASI

Peningkatan Durasi
Menyusu

Gambar 2.7
Kerangka Teori

D. Kerangka Konsep

Peningkatan Berat Badan


Pijat Bayi
Gambar 2.8.kerangka konsep

KETERANGAN
: Variabel Independen (variabel bebas)

: Variabel Dependen (variabel terikat)

: Hasil dari variabel yang diteliti

E. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

Tabel 2.2
Definisi operasional Dan Kriteria Objektif

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur
Pijat Bayi Merupakan Lembar  Dipijat
bentuk Observasi
sentuhan
yang dapat
memberikan
kombinasi
efektif
rangsangan
fisik dan
curahan
perhatian
yang
penting bagi
kesehatan
Peningkatan Berat badan Timbangan  meningkat Rasio
Berat Badan bayi setelah bayi  tetap
Bayi dilakukan  menurun
pemijatan

Berat badan bayi setelah dilakukan upaya pemijatan.

Kriteria penilaian :Meningkat : Berat badan bayi meningkat >200 gram


setelahdilakukan pemijatan selama 15 menit/hari dalam waktu 10 hari.

Tidak meningkat :Berat badan bayi meningkat <200 gram setelah


dilakukan pemijatan selama 15 menit/hari dalam waktu 10 hari.

E. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya.Para ahli menyatakan bahwa hipotesis adalah sebagai dugaan
sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.Hipotesis
dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori
yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan
(Dr.Harnovinsah). Hipotesis pada penelitian ini adalah menggunakan
hipotesis Null:
a. Ho : Tidak ada hubungan pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi
b. Ha : ada hubungan pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk proposal ini adalah quasi


eksperimen (eksperimen semu). Penelitian quasi eksperimen (eksperimen
semu) adalah desain penyusunan di mana penulis melakukan
intervensi/perlakuan pada subjek (Sulistyaningsih, 2011).
Tujuan Penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) dalam
proposal ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan
bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen sebenarnya (Setiadi,
2013).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah
rancangan non equivalen kontrol group. Rancangan penelitian ini digunakan
untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kontrol
yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama. Penelitian
yang menggunakan desain penelitian eksperimental merupakan penelitian
dengan hasil yang mendekati kebenaran (Nasir, 2011).

Rancangan penelitian pada proposal ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Pre Test Eksperimen Post Test

Kel.perlakuan O X O
1 2
Kel. Kontrol
O1 O2
’ ’

Gambar 3.1: Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen


Keterangan kelompok eksperimen:

O1 = Pre-Test

X = Perlakuan

O2 = Post-test

Keterangan kelompok kontrol:

O1’ = Pre-Test

O2’ = Post-test (Sulistyaningsih, 2011).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Ovary Baby Spa kota palopo
tahun 2020.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2020.

C. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi dalam penelitianini adalah seluruh bayi usia 1-6 bulan di
wilayah Kota Palopo yang berjumlah 160 bayi.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 30 bayi yang berumur 1-6 bulan
yang tercatat di buku register Ovary Baby Spa. Dimana 15 sebagai
kelompok intervensi dan 15 sebagai kelompok kontrol. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik purposive sampling yaitu
dengan pengambilan sampel minimum 15 subyek pergroup dimana
penelitian eksperimental dengan kontrol eksperimen memiliki sampel
minimum antara 10-20 responeden pergroup. Rumus sampel yang
digunakan yaitu besar sampel pada dua populasi rata-rata didapat formula
rumus sebagai berikut (Susanto, 2010)

Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan kriteria


ekslusi. Rumus n =

2
2o2 (Z1—α+Z1—þ)

(µ0–µα)2

a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah karakteristik umum
subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan
diteliti (Setiadi, 2013). Kriteria sampel inklusi dalam penelitian ini
adalah :
1. Bayi sehat
2. Orang tua responden yang bersedia untuk dilakukan pemijatan
bayinya.
3. Bayi sehat
4. Bayi cukup bulan (kehamilan 37 minggu – 40 minggu)
5. Berat badan lahir 2500 gram – 400 gram
6. Bayi baru lahir (newborn)
7. Bayi belum pernah dipijat
8. Bayi tidak sedang mengalami kolik
9. Orang tua responden berdedia bayinya dilakukan pemijatan
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) adalah m
enghilangkan/mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi criteria
inklusi dan studi (Setiadi, 2013). Kriteria sampel ekslusi dalam
penelitian ini adalah:
1. Orang tua responden yang tidak bertempat tinggal tetap di wilayah
kerja Ovary Baby Spa Kota Palopo.
2. Bayi yang tiba-tiba mengalami sakit selama proses penelitan.
3. Bayi dengan kelainan bawaan
4. Bayi yang sedang dalam keadaan sakit

Dari hasil penarikan sampel ditetapkan responden penelitian berjumlah


30 bayi, yaitu 15 bayi sebagai kelompok intervensi yang diberikan pijat
bayi dan 15 bayi sebagai kelompok kontrol yang tidak diberikan pijat
bayi.

D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
timbangan bayi dan lembar observasi.

E. Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian digolongkan menjadi dua,
yaitu:

a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh / diambil oleh
peneliti.Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung
diambil dari orang tua responden.
Data ini sudah diperoleh dengan melakukan wawancara dan melakukan
penimbangan berat badan responden yang memenuhi kriteria dan sudah
diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian. Kemudian
responden sudah mengisi informed consent untuk ketersediaan menjadi
responden dalam penelitian secara online.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh / diambil
oleh peneliti akan tetapi diperoleh dari data yang sudah ada atau sudah
dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
jumlah bayi baru lahir di kota palopo dan sudah diperoleh dari dinas
kesehatan kota palopo usia 1-6 bulan.

F. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data agar dapat dilakukan
analisis sehingga menghasilkan informasi yang benar, ada 4 tahapan
pengolahan data yang harus dilalui yaitu :
a. Edit Data (Editing)
Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu memeriksa kelengkapan isian
kuisioner yang telah diisi responden. Jika ditemukan ada ketidak
lengkapan, maka peneliti perlu menanyakan pada pengumpul data, untuk
melengkapi data yang ada secepatnya, atau mencari responden lain dimana
karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan responden awal sebagai
pengganti.
b. Mengkode data (Coding)
Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada data-data
yang sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan pengelolaan data
selanjutnya.Contoh, untuk jenis kelamin diberi kode dengan pilihan laki-
laki (L) dan perempuan (P).
c. Proses (Processing)
Setelah semua kuisioner terisi dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah proses data agar data yang
sudah dientri dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara
memasukkan data dari kuisioner kepaket program komputer.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak, dengan cara:
1) Mengetahui kehilangan data
Cara mendeteksi adanya kehilangan data adalah dengan melakukan list
(distribusi frekuensi) dan variabel yang ada.
2) Mengetahui variasi data
Dengan mengetahui variasi data akan diketahui apakah data yang
dimasukkan benar atau salah, cara mendeteksi dengan cara mendeteksi
dengan mengeluarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel.
3) Mengetahui konsisten data
Dengan cara menghubungkan dua variabel maka dapat mengetahui atau
mendeteksi adanya ketidak konsistensi data (Dewi Sri, 2014).

G. Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan
analisis bivariat.
a. Analisa Univariat
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk
Tabel distribusi frekuensi dan diagram.Dalam penelitian ini dilakukan
analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa persentase.
b. Analisa Bivariat
Uji statistik dengan menggunakan Microsoft excel dan Paired Test untuk
menguji perbedaan dari data dependen (sampel terikat). Taraf kesalahan
atau tingkat signifikasi (a) yang digunakan adalah 0,05 dengan confidence
interval (CI) 95%.
Kriteria pengujian:

a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat
badan bayi di wilayah kerja Ovary Baby Spa Kota Palopo tahun2020.
b. Jika ρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha
ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan
berat badan bayi di wilayah kerja wilayah kerja Ovary Baby Spa Kota
Palopo tahun2020.

H. Prosedur Penelitian

Survey Pendahuluan Di BPM Klinik


Zam-Zam Kota Paolo

Mendapatkan Data Bayi Baru Lahir (Newborn)


Di Wilayah Kerja BPM Mandiri Kota Palopo

Bayi Dengan Kriteria Inklusi Bayi Dengan Kriteria Eksklusi

Dilakukan Pretest (Penimbangan Berat


Badan Awal

Dilakukan Pijat Bayi

Dilakukan Posttest (Penimbangan Berat


Badan Akhir

Melakukan Analisa
Gambar 3.2
prosedur penelitian

I. Etika penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan surat kelayakan etik
penelitian dari komite stikes mega buana palopo. Penelitian ini dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari responden dengan menandatangani atau
menyetujui lembar persetujuan penelitian yang dibagikan secara online.Segala
informasi yang diberikan oleh responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti
dan hanya kelimpok data tertentu yang sesuai dengan kebutuhan penelitian
yang dilaporkan oleh peneliti.kode dan subjek peneliti dirahasiakan untuk
umum.
DAFTAR PUSTAKA

Attitudes, M., Baby, A., In, M., Tamantirto, B., & Yogyakarta, B. (2018). Jurnal
Kebidanan Mother Attitudes About Baby Massage In Brajan Tamantirto -. X(01), 38–49.

Bhandari, N. (2017). Ongoing Research Project Overview. India Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI
Data dan Informasi Sulawesi Selatan, 2019. Angka Kelahiran Bayi dan Balita.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Fauziah, A., Wijayanti, H. N., Penelitian, M., & Populasi, Y. (2018). Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Kenaikan Berat Badan Jetis Yogyakarta. 6(2), 14–19.
https://doi.org/10.13057/placentum.v

Harahap, N. R. (2019). JURNAL KESEHATAN PRIMA http://jkp.poltekkes-


mataram.ac.id/index.php/home/index. 13(2), 99–107.

Julianti, (2017). Rahasia Baby Spa. Jakarta: Writepreneur Club


Kalsum, U. (2014). Pendahuluan Metode Hasil. 17(1), 25–29.

Marni. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi .
10(1), 12–18.

Prasetyono, D.S. (2017). Buku Pintar Pijat Bayi. Yogyakarta: Buku Biru
Rahmania, H. (2015). Pengaruh Pijat Bayi terhadap Berat Badan Bayi

Syaukani, Aulia. 2015. Petunjuk Praktis Pijat, Senam, dan Yoga Sehat untuk
Bayi agar Tumbuh Kembang Maksimal . Yogyakarta: Araska.
Ulfa, R. B., & Munir, Z. (2020). Efektifitas Stimulasi Pijat Bayi terhadap Peningkatan
Berat Badan Bayi Usia 0-4 Bulan dengan Riwayat BBLR. 3(2), 155–162.

Anda mungkin juga menyukai