Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS KIMIA

LINGKUNGAN

LIMBAH DOSMETIK ( Limbah Rumah Tangga)


DAN PENANGGULANGANNYA

Disusun Oleh : Sundari (51704091)

Dosen Pembimbing :Dr.dr.Ibrahim Edy Sapada M.Kes

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

PRODI S1 FARMASI

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Limbah Dosmetik ( Limbah Rumah Tangga)
dan Cara Penganggulagannya” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dr.dr.Ibrahim
Edy Sapada.M.Kes pada mata kuliah Farmasi Komunitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Limbah Dosmetik ( Limbah Rumah Tangga) dan Cara
Penganggulagannya “ bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr.dr.Ibrahim Edy Sapada.M.Kes yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang,Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6

2.1 Pengertian Limbah Domestik.................................................................................................6

2.2 Jenis Limbah Domestik..........................................................................................................6

2.3 Dampak Pembuangan Limbah Domestik...............................................................................9

2.4 Upaya Penanggulangan Limbah Dosmetik..........................................................................12

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13

1. Limbah Dosmetik...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah lingkungan hidup baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah masalah


bersama dan secara kolektif hal ini menjadi masalah nasional. Untuk dapat mewujudkan
penanganan hal tersebut diatas, diperlukan komitmen berbagai pihak untuk mengubah
pendekatan pembangunan yang selama ini terlalu berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
semata tanpa memperhitungan batasan toleransi daya dukung lingkungan ataupun ekologi.
Program ini memerlukan dukungan tidak hanya dari kalangan pemerintah atau
birokrat tetapi juga dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah memandang perlu untuk
melakukan intervensi terhadap penanganan masalah lingkungan mengingat situasi dan
kondisi yang ada tidak mengalami perbaikan justru mengalami penurunan kualitas
lingkungan. Hal ini makin dipercepat dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah dalam
bidang lingkungan. Tidak ada common platform yang jelas diantara daerah otronom dalam
menangani masalah lingkungan hidup. Demikian pula kurang ada law enforecement dalam
masalah lingkungan hidup secara transparan. Keberhasilan program ini akan sangat
tergantung dari sejauhmana pelaksanaan kepemerintahan dan pengelolaan pembangunan
yang baik (good governance and management) dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan
daerah, dunia usaha dan masyarakat secara bertanggung jawab.
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Jika mendengar istilah sampah,
pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma
busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikansebagai material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang cenderung merusak lingkungan di
sekitarnya. Dalam proses alam, sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam itu berlangsung.
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila
sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik,
maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah
yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, dan lai-lain)
yang membawa kuman penyakit.
Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa setiap hari pasti manusia
menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Limbah Dosmetik?


2. Apa saja jenis jenis Limbah Dosmetik?
3. Apa dampak pembuangan Limbah Dosmetik?
4. Bagaimana penanggulangan Limbah Dosmetik?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah Domestik

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah domestik adalah limbah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga tetapi tidak termasuk tinja. Kegiatan sehari-hari
yang dapat menghasilkan limbah adalah mencuci, memasak, mandi, kegiatan pertanian,
kegiatan peternakan.
Menurut Tchobanoglous (1979) dalam Suhartono (2009), limbah domestik adalah limbah
yang dibuang dari pemukiman penduduk, pasar, dan pertokoan serta perkantoran yang
merupakan sumber utama pencemaran di perairan pantai. Menurut Kodoatie dan Sjarief
(2005), air limbah domestik merupakan air bekas yang tidak dapat lagi dipergunakan untuk
tujuan semula, baik yang mengandung kotoran manusia atau dari aktivitas dapur, kamar
mandi, dan cuci dimana kuantitasnya 50-70% dari total rata-rata konsumsi air bersih yaitu
sekitar 120 – 140 liter/orang/hari. Jumlah pencemar domestik di negara-negara maju
merupakan 15% dari seluruh pencemar yang memasuki badan air (Suriawiria, 1996). Limbah
domestik memiliki sebaran areal yang sangat luas dan menyebar sehingga lebih sulit
dikendalikan daripada limbah industri.
    Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian,
limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau
sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan
kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi
kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya.
Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan
lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
2.2 Jenis Limbah Domestik

Limbah domestik menurut bentuk fisiknya dapatnya dibagi menjadi,


(1) limbah cair yaitu buangan dari toilet, air cucian, air kamar mandi,
(2) limbah padat atau sampah seperti sampah sisa makanan, bungkus atau kemasan,
kantong plastik, botol bekas, dan
(3) limbah gas seperti asap dari kompor minyak, asap dari tungku, asap dari pembakaran
sampah, dan bau dari kakus.

Limbah domestik mengandung sampah padat dan cair yang berasal dari limbah rumah
tangga dengan beberapa sifat utama yaitu, (1) mengandung bakteri, (2) mengandung bahan
organik dan padatan tersuspensi sehingga BOD (biological oxygen demand) biasanya tinggi,
(3) padatan organik dan anorganik yang mengendap di dasar dalam bentuk suspensi sehingga
mengurangi kenyamanan dan menghambat laju fotosintesis (Suhartono, 2009).
Secara garis besar limbah domestik dibagi dalam dua kelompok yaitu limbah organik dan
limbah anorganik. Limbah organik bersumber dari kotoran (tinja), sisa sayuran dan makanan,
sedangkan limbah anorganik dapat berupa plastik, kertas, bahan-bahan kimia yang
diakibatkan oleh penggunaan deterjen, sampo, sabun dan penggunaan bahan kimia lainnya.
Sasongko ( Limbah organik umumnya dapat didegradasi oleh mikroba dalam lingkungan.
Sebaliknya, limbah anorganik lebih sulit didegradasi sehingga sering menimbulkan
pencemaran di lingkungan. Pada daerah yang tidak mempunyai unit pengelolaan limbah
domestik, umumnya limbah dibuang langsung ke lingkungan khususnya perairan (sungai,
danau) yang kemudian terangkut dan terendapkan di sepanjang badan perairan.
A.Air Limbah Domestik

Air limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil dari adanya
berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air itu biasanya dibuang ke alam yaitu tanah atau
badan air. Air limbah domestik merupakan limbah cair yang berasal dari kegiatan rumah
tangga seperti kamar mandi, dapur, cucian. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Rumah Tangga yang dimaksud
dengan air limbah rumah tangga adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
permukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen, dan asrama. Mukhtasor (2007) membagi air limbah domestik
menjadi dua bagian yaitu : (1) air limbah domestik yang berasal dari cucian seperti sabun,
deterjen, minyak dan lemak, serta shampo, (2) air limbah domestik yang berasal dari kakus
seperti tinja dan air seni. Air limbah domestik mengandung lebih dari 90% cairan. Kodoatie,
et al. (2010) menyatakan zat-zat yang terdapat dalam air buangan di antaranya adalah unsur-
unsur organik tersuspensi maupun terlarut seperti protein, karbohidrat, dan lemak dan juga
unsur anorganik seperti butiran, garam, metal serta mikroorganisme.
Limbah domestik terdiri dari karakteristik fisika antara lain parameter kekeruhan dan
TSS, karakteristik kimia antara lain adalah parameter DO, BOD, COD, pH dan deterjen, dan
karakteristik biologi antara lain adalah parameter Coliform.

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka tingkat konsumsi air
dalam rumah tangga juga semakin tinggi dan volume air limbah rumah tangga juga akan
meningkat. Hasil survey yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta
Karya pada tahun 2006 menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata air adalah 144
liter/orang/hari. Konsumsi terbesar adalah untuk mandi yakni sekitar 65 liter/orang/hari atau
45% dari total konsumsi air. Air yang terpakai tersebut akan kembali ke lingkungan dalam
bentuk limbah yang biasanya mengandung zat-zat kimia yang sulit didegradasi di badan air
seperti deterjen, sabun, pengharum baju.
Sistem pembuangan air limbah yang umum digunakan masyarakat yakni air limbah yang
berasal dari toilet dialirkan ke dalam tangki septik dan air limpasan dari tangki septik
diresapkan ke dalam tanah atau dibuang ke saluran umum, sedangkan air limbah non toilet
yakni yang berasal dari mandi, cuci serta buangan dapur dibuang langsung ke saluran umum.
Banyaknya limbah cair toilet yang dibuang ke badan air akan menyebabkan pencemaran air
(Tato, 2004).
Air limbah domestik dapat berpengaruh buruk terhadap berbagai hal karena dapat
berperan sebagai media pembawa penyakit, dapat menimbulkan kerusakan pada bahan
bangunan dan tanaman, dapat merusak ekosistem perairan. Air limbah juga dapat
menurunkan nilai estetika (keindahan) karena akan mengakibatkan munculnya bau busuk dan
pemandangan yang kurang sedap (Sugiharto, 1987).
Akibat yang ditimbulkan oleh pembuangan limbah dapat bersifat langsung dan tidak
langsung. Bersifat langsung misalnya, penurunan atau peningkatan temperatur dan pH akan
menyebabkan terganggunya kehidupan biota air, sedangkan akibat tidak langsung adalah
defisiensi oksigen karena jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai limbah akan
semakin meningkat (Silalahi, 2010)
Menurut penelitian Komarawidjaja (2004), air limbah domestik yang masuk ke perairan
sungai Citarum mengganggu biota perairan baik dari segi kelimpahan maupun keragaman
jenisnya dan dari hasil identifikasi terhadap invertebrata perairan terungkap bahwa ada
kecenderungan penurunan jenis keragaman invertebrata yang hidup sesil seperti siput.
Penurunan itu dapat terjadi karena tingkat pencemaran organik yang tinggi, senyawa B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun) dan pestisida yang secara rutin masuk ke badan air sungai
tersebut.

2.3 Dampak Pembuangan Limbah Domestik

Dalam perkembangan globalisasi banyak bermunculan teknologi canggih yang


mendorong kehidupan manusia, namun dalam perkembangan teknologi memiliki dampak
terhadap lingkungan. Dampaknya adalah Pemcemaran lingkungan yang disebabkan oleh
limbah dan sampah sisa dari proses produksi tersebut. Di Kota Denpasar pencemaran
akibat limbah dan sampah salah satunya terjadi di sungai Badung. Sungai yang berada di
kawasan perkotaan ini tercemar akibat limbah dan sampah, hal tersebut terlihat dari
banyaknya sampah-sampah yang menumpuk di bantaran sungai dan airnya yang berwarna
keruh serta berbau amis. Dalam Undang- Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1 angka 14 yang merumuskan Pencemaran
lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku
mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Limbah dan sampah berpotensi besar dalam pencemaran lingkungan karena menyebabkan
menurunnya kualitas lingkungan hidup serta merusak ekosistem alaminya. Dampak negatif
dari menurunnya kualitas lingkungan hidup, baik karena terjadinya pencemaran atau
kerusakannya sumber daya alam adalah timbulnya ancaman atau dampak negatif terhadap
kesehatan, menurunnya nilai estetika, kerugian ekonomi (economic cost), dan terganggunya
sistem alami (natural system).6 Dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat akan
dirasakan dalam kurun waktu jangka panjang. Dengan tercemarnya lingkungan hidup oleh
limbah dan sampah nilai estetika dari lingkungan tersebut akan menurun, lingkungan yang
tercemar tersebut akan terlihat kumuh dan tidak dapat digunakan untuk kepentingan sehari-
hari. Tercemarnya lingkungan juga akan mengganggu sistem alami dari lingkungan tersebut,
komponen yang terdapat pada lingkungan tersebut akan menjadi rusak.

Keberadaan limbah membutuhkan perhatian dari berbagai pihak yang bersangkutan, karena
jika tidak diolah dengan baik maka dapat menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Tidak
hanya itu, pengolahan limbah yang tidak tepat juga memungkinkan munculnya berbagai
penyakit bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Kesehatan manusia bisa terganggu oleh
virus dan bakteri akibat limbah. Berikut dampak-dampak limbah yang perlu diperhatikan dan
dicari solusinya.

1. Dampak Limbah terhadap Lingkungan


Limbah menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit terhadap lingkungan. Apalagi jika
limbah tersebut mengandung bahan-bahan kimia sulit diurai dalam jumlah banyak. Pengurai
yang ada di dalam tanah tidak akan mampu lagi mengurainya, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan ekosistem.

2. Dampak Limbah terhadap Tanah


Limbah yang terlalu menumpuk di suatu tempat akan menyebabkan tanah kehilangan
produktivitasnya. Tanah yang produktif adalah tanah yang dapat menumbuhkan tanaman.
Namun jika sudah tercemar oleh limbah, kandungan nutrisi tanah akan dirusak oleh bahan
kimia limbah, sehingga tanah kehilangan unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman.
Jika tanah sudah kehilangan produktivitasnya, maka tanah tersebut akan rusak seiring
berjalannya waktu. Tanah tersebut akan gersang. Lebih parah lagi jika kandungan air dalam
tanah turut terganggu keseimbangannya, sehingga ikut tercemar. Apabila situasi ini terjadi,
tinggal menunggu waktu saja hingga tanah tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk kebutuhan
manusia.

3. Dampak Limbah terhadap Air


Saat ini dunia sedang mengalami darurat air akibat tercemar limbah. Beberapa perusahaan
tidak bertanggung jawab membuang limbahnya ke laut, menyebabkan laut kehilangan fungsi.
Limbah yang mencemari laut menghilangkan kejernihan airnya, sehingga membuat air keruh
dan terkontaminasi banyak bakteri berbahaya berasal dari limbah. Biota laut pun akan banyak
yang mati karena air penuh zat kimia.

Dilihat dari pengertian limbah yang merupakan bahan sisa alias sampah, sudah pasti tidak
ideal jika mengenai air yang sarat akan kejernihan. Jika limbah mengenai perairan tawar di
darat, manusia akan kehilangan sumber kehidupannya. Limbah yang mengontaminasi sungai
atau pusat mata air dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air, sehingga siklus alam
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Dampak Limbah terhadap Udara


Limbah udara dapat berupa asap dari cerobong pabrik. Seperti diketahui bahwa pemanasan
global yang terjadi saat ini salah satunya disebabkan oleh semakin banyaknya zat karbon di
udara. Zat karbon ini berasal dari proses pembakaran pabrik yang berwujud asap. Jika pabrik
tidak menerapkan sistem filter pada cerobong udara, bisa dipastikan tidak lama lagi ozon di
atmosfer akan semakin menipis dan akan habis pada masanya.

5. Dampak Limbah terhadap Makhluk Hidup


Tidak hanya berdampak buruk pada segala komponen lingkungan, limbah juga menimbulkan
dampak tidak kalah mengerikan pada makhluk hidup. Binatang dan tumbuhan tidak bisa
bertahan hidup di lingkungan yang telah terkontaminasi oleh limbah.

Tidak hanya itu, manusia juga dapat terganggu kesehatannya akibat limbah. Penyakit seperti
diare, demam berdarah, tifus mengintai manusia. Keracunan dan sesak napas juga tidak jarang
dialami oleh masyarakat yang tempat tinggalnya tidak jauh dari pabrik, membuktikan betapa
berbahayanya limbah industri jika tidak diolah dengan baik.
2.4 Upaya Penanggulangan Limbah Dosmetik

Upaya-upaya pemerintah dalam hal peduli terhadap pencemaran lingkungan hidup


dilakukan melalui pencegahan dan perlindungan. Secara hukum pemerintah memiliki Undang-
Undang tentang lingkungan yaitu: Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya di Bali memiliki peraturan dalam bentuk
Peraturan Daerah yaitu Peraturan Daerah Provinsi Bali No 4 Tahun 2005 Tentang
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Upaya secara hukum dapat
dilaksanakan dengan lebih mengintensifkan penegakan dari Undang-Undang yang berlaku
tersebut. Secara non hukum dapat dilakukan melalui sosialisasi dan himbauan.

1. Mendaur Ulang Limbah


Daur ulang mempunyai pengertian mengolah kembali suatu bahan menjadi bentuk lain yang
mempunyai nilai guna. Limbah organik ataupun anorganik yang masih dapat dimanfaatkan
bisa didaur menjadi benda-benda bernilai guna. Selain mengurangi jumlah limbah dibuang,
kegiatan ini juga dapat menambah nilai ekonomis.

2. Membuat Kompos dari Limbah Pertanian


Limbah pertanian dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos yang sangat berguna dalam
mempercepat pertumbuhan tanaman. Pengomposan limbah pertanian bisa dilakukan secara
alami dengan bantuan mikrobakterial dalam tanah. Jika sudah selesai hasil kompos ini selain
dapat digunakan untuk pupuk, bisa juga sebagai bahan bakar ramah lingkungan.

3. Melakukan Penghancuran dan Pembakaran Sampah Anorganik


Metode ini tidak sepenuhnya disarankan karena proses pembakaran sampah tetap saja
menghasilkan asap yang bisa mengganggu kesehatan. Namun jika memang limbah sudah
sangat menggunung, bisa dilakukan penghancuran dan pembakaran. Prosesnya harus
dilakukan di tempat jauh dari pemukiman penduduk.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Limbah Dosmetik

          Limbah Domestik adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah
bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu
yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang
sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi
kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah
tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air
limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.

2. Upaya Penanggulangan Limbah Dosmetik

Mendaur Ulang Limbah


Membuat Kompos dari Limbah Pertanian
Melakukan Penghancuran dan Pembakaran Sampah Anorganik
DAFTAR PUSTAKA

Admin, Pencemaran Lingkungan.http://www.hukum.jogja.go.id.Tanggal Akses 23 Juni 2010

Anonim, Pencemaran Lingkungan.Universitas Indonesia.Depok

Dewi, Limbah Rumah Tangga Berbahaya Bagi Manusia.Lets Go Blue Indonesia

PP.No.20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Tiwow, C, D, Widjajanto., Darjamuni.., E .Hartman.E. Mahajeoni.E.Irwansyah.dan Nurhasanan


(2003). Pengelolaan Sampah Terpadu Sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi Problem Sampah
di Perkotaan,Makalah Pengantar Falsafah Sains,Program Pasca Sarjana-Doktor IPB-
Bogor,April.

Anda mungkin juga menyukai