Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RUTIN ELEKTRODINAMKA

Nama : Anesta Rynaldo Sembiring

Nim : 4183121040

Kelas : Fisika DIK A 2018

1) Arus pada kawat biru

Dari gambar diatas apabila ada lilitan kedua (sekunder) sehingga disebut sebagai
transformator - dengan jumlah yang sama dan pada inti yang sama, maka lilitan tersebut akan
mengalami fluks magnetik yang sama. Dengan demikian, gaya gerak listrik akan timbul pada
lilitan sekunder tersebut dengan fase yang sama dengan e.Jika tidak ada beban yang dipasang,
maka tidak ada arus pada lilitan sekunder.

Pada beban nol, tidak ada arus pada lilitan sekunder akan tetapi arus pada lilitan
primer tetap ada. Akan tetapi secara keseluruhan daya tidak dikonsumsi pada lilitan primer
karena rangkaian seperti pada rangkaian induktor murni dimana daya yang dihasilkan akan
dikembalikan lagi (diserap) oleh sumber tegangan. Oleh karena itu pada umumnya
transformator dinyatakan dalam VA dan bukan dalam Watt. Pada beban nol (hanya induktor)
tidak ada daya yang didisipasi akan tetapi tegangan dan arus tetap ada.

Tetapi kalau ada beban (resistansi) dihubungkan pada lilitan sekunder maka arus akan
timbul dengan fase yang sama dengan tegangan terinduksi karena reaktannya bukan
merupakan induktor tetapi merupakan resistor. Arus pada lilitan sekunder tidak menghasilkan
perubahan fluks magnetik (jika ya akan meningkatkan tegangan), akan tetapi menghasilkan
gaya gerak magnetik. Perubahan gaya gerak magnetik tanpa perubahan fluks magnetik hanya
dimungkinkan bila gaya gerak magnetik yang dihasilkan adalah sama dan berlawanan fase
dari gaya gerak magnetik primer. Ini berarti bahwa arus pada lilitan sekunder terlambat 180o
dari arus pada lilitan primer.

2) Cara lilitan kawat sekunder dan primer


Trafo biasa pada umumnya itu mempunyai jumlah gulungan lilitan primer lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah gulungan sekunder. Besar diameter kawat emailnya
juga lebih kecil pada lilitan primer dibanding sekundernya. Maka otomatis harusnya nilai
resistansi pada gulungan lilitan primer akan lebih besar dibanding gulungan lilitan sekunder.
Karena perbedaan jumlah gulugan dan besar diameter kawat emailnya tersebut. Untuk
mengetahui perbedaan lilitan primer dan sekunder, maka akan kita ukur nilai resistansinya
pakai avometer.Menggulung kawat pada kumparan trafo tidak dilakukan dengan
sembarangan, tetapi mengikuti aturan tertentu.

Kawat dengan bahan dasar aluminium memiliki berat jenis yang kecil, tetapi kawat
ini tidak tahan terhadap panas dan konduktivitasnya masih lebih kecil dibandingkan dengan
tembaga. Satu hal yang penting dalam menggulung kumparan trafo adalah arah gulungan
(orientasi titik).

Jenis material kawat yang banyak digunakan untuk membuat kumparan adalah kawat
tembaga. Kawat tembaga memiliki konduktivitas listrik yang bagus, tetapi memiliki berat
yang besar. Untuk mengurangi berat transformator, sering juga digunakan jenis kawat
aluminium.

Kumparan primer dan kumparan sekunder dapat digulung searah, tetapi dapat juga
digulung berlawanan arah. Hal ini akan berpengaruh ke fasa arus listrik. Apabila kumparan
primer dan kumparan sekunder digulung searah, maka fasa arus listrik pada kumparan primer
akan sama dengan fasa arus listrik pada kumparan sekunder. Sebaliknya apabila arah
gulungan kumparan primer dan sekunder berlawanan arah, maka fasa arus listrik pada
kumparan primer akan berlawanan dengan fasa arus listrik pada kumparan sekunder.

3) Cara membuat tegangan mirip dengan adaptor ( kumparan yang bisa lebih dari
1 output )

Transformer paling umum digunakan untuk meningkatkan tegangan AC rendah pada


arus tinggi (transformator step-up) atau mengurangi voltase AC tinggi pada arus rendah
(transformator step-down) dalam aplikasi tenaga listrik, dan untuk menyambungkan tahapan
sirkuit pemrosesan sinyal. Transformer juga dapat digunakan untuk isolasi, di mana tegangan
sama dengan tegangan keluar, dengan kumparan terpisah tidak terikat secara elektrik satu
sama lain.

Arus yang bervariasi dalam belitan primer transformator berupaya membuat fluks
magnet yang bervariasi dalam inti transformator, yang juga dikelilingi oleh belitan sekunder.
Fluks yang bervariasi ini pada belitan sekunder menginduksi gaya gerak listrik yang
bervariasi (EMF, tegangan) pada belitan sekunder karena induksi elektromagnetik dan arus
sekunder yang dihasilkan menghasilkan fluks yang sama dan berlawanan dengan yang
dihasilkan oleh belitan primerprimer. Dengan sumber tegangan yang terhubung ke belitan
primer dan beban yang terhubung ke belitan sekunder, arus transformator mengalir ke arah
yang ditunjukkan dan gaya magnetomotive inti dibatalkan ke nol.

4) Deskripsikan Transformator
Sebuah trafo adalah perangkat listrik pasif yang mentransfer energi listrik dari satu
rangkaian listrik ke yang lain, atau beberapa rangkaian. Arus yang bervariasi dalam setiap
kumparan transformator menghasilkan fluks magnet yang bervariasi dalam inti transformator,
yang menginduksi gaya gerak listrik yang bervariasi pada kumparan lain yang melilit pada
inti yang sama. Energi listrik dapat ditransfer antara kumparan yang terpisah tanpa koneksi
logam (konduktif) antara kedua sirkuit.

Secara umum transformator digunakan untuk mengubah energi listrik dari satu level
tegangan ke level tegangan yang lain. Salah satu bagian paling kritis pada transformator
adalah isolasi trafo tersebut dan salah satu isolasi tersebut adalah minyak transformator.
Kondisi isolasi minyak trafo juga belum tentu baik, karena dalam minyak trafo tersebut
banyak kotoran dan kandungan air yang terlalu banyak. Bila dalam kondisi tersebut minyak
trafo dimasukkan ke dalam trafo dan dioperasikan, maka akan terjadi kegagalan isolasi dan
penuaan isolasi trafo yang disebabkan minyak trafo yang buruk.

Trafo memiliki dua kumparan yaitu sebagai berikut :

Secara umum trafo memiliki dua kumparan

a) Kumparan primer berada di bagian input, tempat tegangan listrik masuk ke dalam trafo.

b) Kumparan sekunder berada di bagian output trafo, tempat tegangan listrik hasil
pengubahan keluar dari trafo.

Di dalam rongga kumparan primer dan kumparan sekunder diisi dengan teras besi
sebagai jembatan perambatan medan magnet. Tanpa adanya teras maka medan magnet yang
dihasilkan kuumparan primer akan menyebar ke mana-mana. Jika arus masuk ke dalam
kumparan primer maka dihasilkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan kumparan
primer diarahkan ke kumparan sekunder. Agar pengarahan tersebut berlangsung efektif maka
di dalam rongga trafo umumnya diisi teras besi atau bahan lain yang dapat bersifat magnetik.
Dengan penggunaan bahan tersebut maka seolah-olah medan magnet yang dihasilkan
kumparan primer mengalir ke dalam bahan tersebut dan seluruhnya mencapai kumparan
sekunder.

Anda mungkin juga menyukai